Anda di halaman 1dari 16

Pengolahan Crude Palm Oil (CPO) menjadi Fatty

Alcohol Sulfate untuk Industri Pasta Gigi

Oleh :

Dinna khoiruummah
Dwi Okta Larassakti
Lastiko Whisnu Bramantyo

Kelas : 5. KI B

Dosen Pengampu : Ir. Erwana Dewi, M.Eng

Mata Kuliah : Pengembangan Industri Agro

JURUSAN TEKNIK KIMIA


PRODI TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI D IV
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

2017
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, Kami panjatkan rasa puji dan syukur atas kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan karunia kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Proses Pembuatan Fatty Alcohol Sulfate dari CPO
ini.
Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan terima kasih yang sebanyak banyaknya kepada semua
pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu,
kami menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima kritik dan
saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini sehingga dapat menjadi
lebih baik lagi.Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan manfaat bagi para pembaca, Terima kasih.

Palembang, September 2017

Penulis

ii
Daftar Isi

Kata Pengantar .............................................................................................................. ii


Daftar Isi ....................................................................................................................... iii
Daftar Gambar .............................................................................................................. iv
1. Bab I : PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang ....................................................................................................... 1
1.2. Rumusan masalah .................................................................................................. 2
1.3. Tujuan .................................................................................................................... 2
2. Bab II : PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Fatty Alcohol........................................................................................ 3
2.2 Pembuatan Fatty Alcohol ........................................................................................ 4
2.3 Metode Metode Pembuatan Fatty Alcohol dari Crude Palm Oil (CPO) ............. 5
2.3.1 Metode Hidrogenasi Asam Lemak ........................................................................ 5
2.3.2 Produksi Fatty AlcoholMelalui Jalur Fatty Acid ......................................... 7
2.4 Distributed Control System (DCS) ........................................................................ 7
2.5 Pembuatan Fatyl Alcohol yang digunakan (Tipe Fixed Bed) ................................ 8
2.6 Proses Pembuatan Fatty Alcohol Sulfate dari Fatty Alcohol sebagai Bahan Baku
Pembersih untuk Pasta Gigi .............................................................................................. 10
3 Bab III : PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 11

4 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 12

iii
Daftar Gambar

Sintesis Hidrogenasi Alkohol Lemak dari Lemak-Lurgi ................................................... 5


Pemisahan Alkohol Lemak ................................................................................................. 6
Jalur Fatty Acid ................................................................................................................... 7
Hidrogenisasi Metil Ester dengan Proses Fixed Bed ......................................................... 8

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pasta gigi adalah sejenis pasta yang digunakan untuk membersihkan gigi,
biasa digunakan dengan sikat gigi. Industri pasta gigi di Indonesia berkembang cukup
pesat seiring dengan perkembangan penduduk, daya beli masyarakat dan kesadaran
akan perawatan gigi yang meningkat sehingga permintaan terhadap pasta gigi pun
ikut meningkat. Salah satu bahan yang dapat digunakan sebagai bahan baku dalam
pembuatan pasta gigi yakni fatty alcohol(Alkohol Lemak) yang berguna sebagai zat
pembersih.
Alkohol lemak didefinisikan sebagai alkohol alifatik dengan panjang rantai
antara C6 dan C22. Mereka sebagian besar adalah linier dan monohidrat, dan dapat
jenuh atau memiliki satu atau lebih ikatan ganda. Alkohol dengan panjang rantai
karbon diatas C22 disebut sebagai alkohol lilin. Diol yang rantai panjang melebihi
C8dianggap sebagai pengganti alkohol lemak. Karakter dari alkohol lemak (primer
atausekunder, linier atau bercabang-rantai, jenuh atau tidak jenuh) ditentukan oleh
proses manufaktur dan bahan baku yang digunakan. Produk alami, seperti lemak,
minyak,dan lilin, dan proses alkohol Ziegler menyediakan alkohol linear, primer,
danalkohol genap, yang diperoleh dari sumber alami mungkin jenuh.
Sebaliknya,proses okso tradisional menghasilkan 20 - 60% dan dimodifikasi proses
approxokso. 10 % alkohol lemak bercabang, dan juga beberapa yang ganjil. Hasil
dimerisasiGuerbet -bercabang, alkohol primer, sedangkan oksidasi Bashkirov
menghasilkanalkohol sekunder (Noweck, 2011).
Alkohol lemak (RCH2OH) merupakan suatu dasar utama oleokimia
yangmemiliki laju pertumbuhan yang telah membantu meningkatkan
pertumbuhanekonomi dan kemajuan standar hidup masyarakat banyak. Alkohol
lemak terusmeningkat sebagai bahan baku surfaktan karena sifatnya yang dapat diurai
dan dapatdiperbaharui. Permintaan dunia akan alkohol lemak meningkat 4% tiap
tahun, padatahun 2000 saja mencapai 1.500.000 MT.
Alkohol lemak alami yang berbasis sumber daya terbarukan seperti lemak,
minyak, dan lilin nabati atau hewani, sedangkan alkohol lemak sintetis yang
diproduksi dari petrokimia seperti olefin dan parafin (Noweck, 2011). Dalam hal ini

1
kami membahas pembuatan fatty alcohol dari bahan alami yakni CPO (Crude Palm
Oil).

1.2. Rumusan Masalah


a. Apa saja metode yang bisa digunakan untuk mengolah CPO menjadi
fatty alkohol?
b. Apa saja alat yang digunakan dalam pengolahan CPO menjadi fatty
alkohol?
c. Bagaimana proses pengolahan CPO menjadi fatty alkohol?
d. Bagaimana proses pengolahan fatty alkohol menjadi fatty alkohol
sulfat yang selanjutnya digunakan sebagai bahan dalam pembuatan
pasta gigi?

1.3. Tujuan

a. Mengetahui apa saja metode yang dapat digunakan untuk mengolah


CPO menjadi fatty alkohol
b. Mengetahui apa saja alat yang digunakan dalam pengolahan CPO
menjadi fatty alcohol
c. Mengetahui bagaimana proses pengolahan CPO menjadi fatty alkohol
dan selanjutnya akan di gunakan sebagai bahan campuran dalam
pembuatan pasta gigi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Fatty Alcohol


Fatty alkohol (lemak alkohol) adalah alkohol alifatis yang merupakan turunan
darilemak alam ataupun minyak alam. Fatty alkohol merupakan bagian dari asam
lemak danfatty aldehid. Fatty alkohol biasanya mempunyai atom karbon dalam
jumlah genap.Molekul yang kecil digunakan dalam dunia kosmetik, makanan dan
pelarut dalamindustri. Molekul yang lebih besar penting sebagai bahan bakar. Karena
sifat amphiphaticmereka, fatty alkohol berkelakuan seperti nonionic surfaktan. Fatty
alkohol dapat digunakan sebagai emulsifier, emollients, dan thickeners dalam industri
kosmetik dan makanan
Fatty alcohol diperoleh dengan cara hidrogenasi metil ester atau asam lemak.

Dalam proses pembuatan fatty alcohol banyak dilakukan dengan bahan dasar metil ester,
karena dengan proses ini diperoleh persentase fatty alcohol yg tinggi. Dalam reaksi
hydrogenasi dapat terbentuk

Suhu tinggi menyebabkan reaksi sekunder yaitu dehydratasi

3
2.2 Pembuatan Fatty Alcohol

4
2.3 Metode Metode Pembuatan Fatty Alcohol dari Crude Palm Oil (CPO)

2.3.1 Metode Hidrogenasi Alkohol Lemak dari Asam Lemak

Proses terdiri dari dua tahap reaksi :


1. Reaksi pertama adalah esterifikasi dari asam lemak dengan alkohol lemak
menghasilkan ester dan air.
2. Reaksi kedua adalah hidrogenasi ester untukmenghasilkan dua mol alkohol.
Kedua reaksi memiliki persamaan di reaktor yang sama.Hidrogenasi
diletakkan dalam reaktor bertekanan tinggi dimana materialdipanaskan
terlebih dahulu, umpan asam lemak disirkulasi menjadi alkohollemakdengan
menggunakan katalis, dan gas hidrogen adalah fed continuously.Reaksi
iniberlangsung kira-kira 30.000 kPa dan 280 oC. Panas dari campuranproduk
yangmeninggalkan reaktor didapatkan lagi dengan recirculating gashidrogen
melaluiheat exchanger, setelah produk dipisahkan melalui sebuahtwo-
stagecoolingexpansion system.Fasa gas (pada dasarnya kelebihan gas
hidrogen, sedikit alkohol mendidih danreaksi air) dipisahkan dari larutan
alkohol di dalam separator panasn.Pencampuran inididinginkan selanjutnya di
cold separator, dimana the low boiling alkohol dan reaksiair dikondensasi dan
diseparasi. Gas hidrogen yang berlebih direcycle ke sistem.Larutan alkohol
dari hot separator dipompakan ke flash drum dimana penguraianhidrogen
dimulai dan direcycle dengan pemisahan hidrogen. Katalis dipisahkan

5
danalkohol lemak mentah menggunakan sebuah separator sentrifugal.Bagian
dari katalis diganti dengan katalis baru yang segar untuk mempertahankan
aktivitas dan disirkulasi kembali dengan alkohol lemak. Fasepenyelesaian dan
separator sentrifugal adalah melalui polishing filter untukmenghilangkan
semua sisa dari solid yang didapat. Penghasilan alkohol mentah
undergoes distilasi selanjutnya untuk menghilangkan hidrokarbon dan mungkin
mengalami fraksinasi bila diinginkan (Lubis, dkk., 2013).

6
2.3.2 Produksi Fatty Alcohol Melalui Jalur Fatty Acid

Gambar 2.3 Jalur Fatty Acid

Jalur fatty acid menggunakan asam lemak bebashasil pemurnian minyak dan
pemecahan asamlemak. Jalur ini menggunakan proses slurry Lurgi,dimana katalis
disuspensikan dalam satu siklus tipereaktor yang tersedia. Reaktor mengandung
alkohollemak berlebih dan fatty acid diumpankan secaraterpisah. Keuntungan dari
proses ini adalah aktivitaskatalisnya konstan.Alternatif lain adalah fatty acids di
pre-esterifikasi dan diumpankan ke sebuahfixed bed reaktor hidrogenasi. Telah
terbuktibahwa kombinasi pre-esterifikasi denganproses slurry dapat mengurangi
penggunaan proses slurry saja, sehingga biaya untuk katalis bisa dikurangi untuk
range yang sama (Noweck, 2011).

2.4 Distributed Control System (DCS)

Pada umumnya, konsep kontrol otomatis termasuk penyelesaian dua


operasiutama, transmisi sinyal (arus informasi) bolak-balik dan perhitungan
tindakankontrol (pengambilan keputusan). Untuk melaksanakan operasi ini secara
real plantmembutuhkan satu set perangkat keras dan instrumentasi yang berfungsi

7
sebagaiplatform untuk tugas ini. Distributed Control System (DCS) adalah platform
kontrolyang paling modern. Ia berfungsi sebagai infrastruktur tidak hanya untuk
semuasistem kontrol strategi maju tetapi juga untuk sistem kontrol yang
terendah.Dalam pilot plants yang lebih kompleks dan skala penuh, terdapat
ratusansiklus kontrol. Untuk proses sebesar itu, Distributed Control System
merupakanpilihan yang tepat. DCS merupakan peralatan yang ampuh untuk
commercial plantsebesar apapun. Para engineer atau operator dapat segera
memanfaatkan sistemtersebut untuk :
Mengakses sejumlah besar informasi saat ini dari data highway.
Melihat kecendrungan kondisi proses sebelumnya dari penyimpanan arsip
data.
Menginstall pengukuran online bersama dengan komputer lokal
danmenggunakan data baru untuk mengendalikan semua siklus proses.
Alternatif kontrol standar strategi dan penyesuaian parameter pengontrol
dalamperangkat lunak.
Menerapkan ide-ide desain kontrol terbaru dalam host komputer atau
padakomputer kontrol utama.
(Suliman, dkk., 2002).

2.5 Pembuatan Fattyl Alcohol dengan proses fixed bed

Proses pembuatan fatty alcohol yang ditawarkan dalam makalah ini adalah
dengan menggunakan proses fixed bed dimana reaksi terjadi dalam fasa uap. Adapun
alat yang digunakan:
a. Preheater : menaikan suhu umpan sebelum masuk ke reaktor.
b. Pompa : memompakan umpan ke dalam reaktor.
c. Reaktor : sebagai tempat terjadinya reaksi hidrogenasi dalam
proses.
d. Cooler : mendinginkan campuran reaksi yang keluar dari reaktor.
e. Separator : memisahkan campuran reaksi menjadi fasa gas dan cair.
f. Flash Tank : sebagai wadah untuk menampung fasa cair.
g. Gasometer : mengatur tekanan gas.
h. Pipa : sebagai saluran lewatnya umpan.

8
Umpanorganik diuapkan dalam gas hidrogen berlebih (20 25 mol) melalui
pemanassebelum melewati fixed catalyst bed. Hidrogenasi berlangsung pada takanan
20.000-30.000 kPa dan suhu 200o 250oC. Campuran reaksi yang meninggalkan
reaktordidinginkan dan dipisahkan menjadi fasa gas dan cair. Fase gas, kebanyakan
berupakelebihan hidrogen, direcycle, fasa cair diekspansi ke tangki untuk
menghilangkanmethanol dari alkohol lemak.
Pengoperasian kondisi termasuk mudah, oleh karena itulah produksi
alkohollemak tidak memerlukan proses selanjutnya. Hasil keseluruhannya adalah
99%dengan hidrokarbon dan ester yang tidak melebihi 1,0%. Penggunaan
katalisdiusahakan dibawah 0,3% (Priadinanta, dkk., 2010).

Gambar 2.4 Hidrogenisasi Metil Ester dengan Proses Fixed Bed (Priadinata,
dkk.,2010)

Dalam penggunaan bahan mentah, proses fixed bed memiliki hasil yangbanyak
dan penggunaan katalis hanya setengahnya. Alkohol lemak yang dihasilkandari proses
fixed bed memiliki kualitas yang tinggi. Meskipun begitu, kualitas darialkohol lemak
yang dihasilkan oleh prosess suspensi bisa juga ditingkatkan ketingkat yang sama
dengan distilasi selanjutnya.Proses fixed bed memerlukan sesuatuuntukmenaikkan
nilai karena itu dibutuhkan bejana reaksi yang besar, pompa gassirkulasi, dan pipa
yang tepat untuk volume yang tinggi dari penggunaan gashidrogen. Prosessuspensi
dilain sisi memerlukan penambahan peralatan untukpelepasan katalis, distilasi alkohol
lemak mentah dan mengolah lagi metil ester.(Priadinanta, dkk., 2010).

9
2.6 Proses Pembuatan Fatty Alcohol Sulfate dari Fatty Alcohol sebagai
Bahan Baku Pembersih untuk Pasta Gigi

Alat yang digunakan :

a. Melter : untuk melelehkan sulfur.


b. Burner : membakar sulfur menjadi SO2.

c. Converter : mengkonversi SO2 menjadi SO3.


d. Reaktor : sebagai tempat terjadinya reaksi sulfat dan netralisasi.

e. Pipa : sebagai saluran lewatnya umpan.


f. Pompa : memompakan umpan ke dalam alat selanjutnya.

g. Turbo Tube Dryer : mengeringkan slurry menjadi padatan berupa


needle.
h. Grinder : mengolah slurry menjadi padatan berupa powder.

Proses produksi fatty alcohol sulfate menggunakan proses continuous.


Prosescontinuous menghasilkan produk surfaktan seperti sodium lauryl sulfate
yangbiasanya digunakan sebagai bahan baku pembersih untuk pasta gigi.
Prosescontinuous yang dilaksanakan di SO3 plant memiliki urutan sebagai berikut :
a. Proses pelelehan sulfur di dalam alat pelelehan bernama melter.
b. Pembakaran sulfur menjadi SO2 dalam burner dengan udara kering.
c. Konversi SO2 menjadi SO3 dalam converter.
d. Reaksi sulfat bahan organik dengan SO3 menghasilkan acid ester.
e. Netralisasi acid ester dengan caustic soda dan air menghasilkan surfaktan
yangdisebut FAS (Fatty Alcohol Sulfate).

Produk yang dipasarkan kepada konsumen dapat diproduksi dalam bentuk


pasta maupun padatan berbentuk powder maupun needle. Pasta merupakan
hasilproses SO3 plant sedangkan powder dan needle merupakan bentuk pengolahan
slurrydari SO3 plant yang diolah lebih lanjut dalam unit-unit lain. Padatan
berbentukneedle diolah dengan cara dikeringkan di dalam unit TTD (Turbo Tube
Dryer)sedangkan padatan berbentuk powder diolah di grinder (Baroto, 2008).

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari isi makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Alkohol lemak didefinisikan sebagai alkohol alifatik dengan panjang rantai
antara C6 dan C22. Alkohol lemak dapat diproduksi dari minyak bahan
alami,atau sintetis dari petrokimia.
2. Di pasar dunia, produk oleokimia dasar yang paling banyak diperdagangkan
adalah fatty acid, disusul fatty alcohol. Prospek fatty alcohol alami
diperkirakanlebih baik dibandingkan dengan sintesisnya terutama karena
alasan pencemaran lingkungan dan keamanan.
3. Proses pembuatan fatty alcohol yang digunakan dalam makalah ini adalah
dengan menggunakan. Proses fixed bed dan kemudian fatty alcohol akan
dijadikan sebagai bahan bakuuntuk produksi fatty alcohol sulfate dalam
pembuatan bahan pembersih untukpasta gigi dengan menggunakan proses
continuous.

11
DAFTAR PUSTAKA

Nurul Aini dkk. 2013.Makalah Pembuatan Fatty Alcohol dari Crude Palm Oil.
Universitas Sumatera Utara: Medan.

Lubis, Apriadi., Astrina, Dian dan Amri, Muhammad. 2013. Fatty Alcohol.
MakalahProses Industri Petro & Oleokimia.Universitas Riau : Pekanbaru.

12

Anda mungkin juga menyukai