Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN TETAP SATUAN PROSES II

ISOLASI MINYAK ATSIRI

Disusun Oleh :
Duta Prima Putra (061540421938)
Febby Dwi Kania (061540421942)
Isma Uly Maranggi (061540421944)
Lastiko Whisnu Bramantyo (061540421945)
Novia Sundari (061540421946)
Nur Annisa Yuliasdini (061540421947)
Nuraldyla Suciaty Saputri (061540421948)
Ricki Noufal Hadi (061540421951)
Suci Utami Putri (061540421952)
Putu Yoga Andre S (061540422263)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI


JURUSAN TEKIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2017
ISOLASI MINYAK ATSIRI

I. TUJUAN PERCOBAAN
- Setelah melakukan praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat mengisolasi minyak
atsiri dari tumbuh tumbuhan
- Mengekstraksi minyak atsiri dengan menggunakan metode soxhlet.

II. ALAT DAN BAHAN


Alat yang digunakan :
- Gelas kimia
- Gelas ukur
- Pipet ukur
- Bola karet
- Mortar atau alu
- Cutter atau pisau
- Labu leher dua
- Peralatan ekstraksi soxhlet
- Peralatan distilasi

Bahan yang digunakan :


- Daun pandan
- Etanol 96%

III. DASAR TEORI


Minyak atsiri lazim juga dikenal dengan nama minyak mudah menguap atau minyak
terbang. Minyak atsiri merupakan senyawa, yang pada umumnya berwujud cairan, yang diperoleh
dari bagian tanaman, akar, kulit, batang, daun, buah, biji maupun dari bunga dengan cara
penyulingan dengan uap. Meskipun kenyataan untuk memperoleh minyak atsiri dapat juga
diperoleh dengan cara lain seperti dengan cara ekstraksi dengan menggunakan pelarut organik
maupun dengan cara dipres atau dikempa dan secara enzimatik (Sastrohamidjojo, 2004).
Minyak atsiri yang dihasilkan dari tanaman aromatik merupakan komoditas ekspor nonmigas yang
dibutuhkan di berbagai industri seperti dalam industri parfum, kosmetika, farmasi atau obat-
obatan, serta industri makanan dan minuman-minuman. Dalam dunia perdagangan, komoditas ini
dapat dipandang memiliki peran strategis dalam menghasilkan produk primer maupun sekunder,
baik untuk kebutuhan domestik maupun ekspor. Komoditas ini masih tetap eksis walaupun selalu
terjadi fluktuasi harga. Dengan begitu, petani maupun produsen masih tetap diuntungkan. Apalagi
saat ini dikembangkan jenis-jenis minyak atsiri baru yang harganya lumayan tinggi. Untuk minyak
dari bunga-bungaan, harga minyak dapat mencapai puluhan juta rupiah. Sementara minyak dari
tumbuhan terna (tumbuhan yang batangnya lunak karena tidak membentuk kayu), baik daun,
ranting, dan biji dihargai ratusan ribu rupiah per kilogramnya (Armando, 2009).
Setiap tahunnya konsumsi minyak atsiri atau minyak terbang dunia beserta turunannya naik
sekitar 8 10 %. Itu tak hanya terjadi di Indonesia, salah satu sumber minyak atsiri dunia, tetapi
berlaku pula di negara-negara produsen lain seperti India, Thailand, dan Haiti. Pemicu kenaikan
itu antara lain meningkatnya kebutuhan minyak asiri untuk industri parfum, kosmetik, dan
kesehatan. Selain itu kecendrungan konsumen untuk berpindah dari pola mengkonsumsi
bahanbahan mengandung senyawa sintetik ke bahan alami turut mendongkrak permintaan minyak
asiri. Apalagi produk-produk olahan minyak asiri belum dapat digantikan oleh bahan sintetis
(Trubus Info Kit, 2009).
Minyak atsiri ini selain memberikan aroma wangi yang sangat menyenangkan juga dapat
membantu pencernaan dengan merangsang sistem saraf, sehingga akan meningkatkan sekresi
getah lambung yang mengandung enzim hanya oleh stimulus aroma dan rasa bahan pangan. Selain
itu juga dapat merangsang keluar cairan getah sehingga rongga mulut dan lambung menjadi basah.
Beberapa jenis minyak atsiri digunakan sebagai bahan antiseptik internal atau eksternal, bahan
analgesik, haelitik atau sebagai antizimatik sebagai sedative dan stimulan untuk obat sakit perut.
Minyak atsiri mempunyai sifat membius, merangsang atau memuakkan (Guenther, 1987).
Aplikasi minyak atsiri dalam kehidupan sehari-hari salah satu contohnya yaitu menurut penelitian
Juniarti, dkk (2015) menyatakan bahwa minyak atsiri dapat digunakan sebagai krim pencegah
gigitan nyamuk Aedes Aegypty L dengan memanfaatkan minyak atsiri dari daun surian.
Minyak atsiri merupakan salah satu hasil akhir proses metabolisme sekunder dalam
tumbuhan. Tumbuhan penghasil minyak atsiri antara lain termasuk dalam family Pinaceae,
Labiatae, Myrataceae, rutaceae, Piperaceae, Zingiberaceae, Umbelliferae, dan Gramineae.
Minyak atsiri terdapat pada setiap bagian tumbuhan yaitu di daun, bunga, buah, biji, batang, kulit,
akar dan rhizome (Ketaren, 1985). Pada percobaan ini minyak atsiri yang akan diambil adalah
minyak atsiri dari daun sirih hijau.
Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan metode destilasi. Metode ini didasarkan pada
perbedaan titik didih dari berbagai komponen dalam campuran. Pada metode ini akan terjadi
penguapan dan pendinginan larutan hingga diperoleh destilat yang kemudian akan dipisahkan
melalui metode ekstraksi. Metode ekstraksi didasarkan pada perbedaan distribusi antara sampel
dan pelarut yang disebabkan oleh perbedaan kepolaran senyawa. Melalui dua metode ini maka
akan diperoleh minyak atsiri murni yang akan diukur massa, massa jenis dan indeks biasnya.

Sifat-sifat minyak atsiri

Sifat-sifat minyak atsiri tersusun bermacam-macam komponen senyawa yang memiliki bau khas,
umumnya bau ini mewakili bau tanaman asalnya. Bau minyak atsiri satu dengan yang lain berbeda-
beda, sangat tergantung dari macam dan intensitas bau dari masing-masing komponen
penyusunnya. Mempunyai rasa getir, kadang-kadang berasa tajam, menggigit, memberi kesan
hangat sampai panas, atau justru dingin ketika terasa di kulit, tergantung dari jenis komponen
penyusunnya.

Dalam keadaan murni (belum tercemar oleh senyawa lain) mudah menguap pada suhu kamar.
Bersifat tidak stabil terhadap pengaruh lingkungan, baik pengaruh oksigen udara, sinar matahari
(terutama gelombang ultra violet) dan panas, karena terdiri dari berbagai macam komponen
penyusun. Bersifat optis aktif dan memutar bidang polarisasi dengan rotasi yang spesifik karena
banyak komponen penyusunnya memiliki atom C asimetrik, juga mempunyai indeks bias yang
tinggi. Pada umumnya tidak dapat bercampur dengan air, dapat larut walaupun kelarutannya
sangat kecil, tetapi sangat mudah larut dalam pelarut organik.

Golongan Minyak atsiri

Komponen minyak atsiri adalah senyawa yang bersifat kimia, fisika serta mempunyai bau
dan aroma yang khas, demikian pula peranannya sangat besar sebagai obat. Komponen penyusun
minyak atsiri dibagi menjadi beberapa golongan sebagai berikut :
1. Minyak atsiri hidrokarbon
Minyak atsiri kelompok ini komponen penyusunnya sebagian besar terdiri dari senyawa-senyawa
hidrokarbon, misalnya minyak terpentin diperoleh dari tanaman-tanaman golongan pinus (famili
Pinaceae). Komponen terpentin sebagian besar berupa asam-asam resin (hingga 90%), ester-ester
dari asam-asam lemak, dan senyawa inert yang netral disebut resena. Terpentin larut dalam
alkohol, eter, kloroform, dan asam asetat glasial dan bersifat optis aktif. Kegunaannya dalam
farmasi adalah sebagai obat luar, melebarkan pembuluh darah kapiler, dan merangsang keluarnya
keringat. Terpentin jarang digunakan sebagai obat dalam.

2.Minyak atsiri alkohol


Minyak pipermin dihasilkan oleh daun tanaman poko atau Mentha piperita Linn. Daun poko segar
mengandung minyak atsiri sekitar 1%, juga mengandung resin dan tanin. Sementara daun yang
telah dikeringkan mengandung 2% minyak permen. Sebagai penyusun utamanya adalah mentol.
Pada bidang farmasi digunakan sebagai anti gatal, bahan pewangi dan pelega hidung tersumbat.
Sementara pada industri digunakan sebagai pewangi pasta gigi.

3. Minyak atsiri fenol


Minyak cengkeh merupakan minyak atsiri fenol. Minyak ini diperoleh dari tanaman cengkeh yang
memiliki nama latin yaitu Eugenia caryophyllata atau Syzigium caryophyllum (famili Myrtaceae).
Bagian yang dimanfaatkan bunga dan daun. Namun demikian bunga lebih utama dimanfaatkan
karena mengandung minyak atsiri sampai 20%. Minyak cengkeh tersusun eugenol yaitu sampai
95% dari jumlah minyak atsiri keseluruhan. Selain eugenol, juga mengandung aseton-eugenol,
beberapa senyawa dari kelompok seskuiterpen, serta bahan-bahan yang tidak mudah menguap
seperti tanin, lilin, dan bahan serupa damar. Kegunaan minyak cengkeh antara lain obat mulas,
menghilangkan rasa mual dan muntah.

4. Minyak atsiri eter fenol


Minyak adas merupakan minyak atsiri eter fenol. Minyak adas berasal dari hasil penyulingan buah
Pimpinella anisum atau dari Foeniculum vulgare (famili Apiaceae atau Umbelliferae). Minyak
yang dihasilkan, terutama tersusun oleh komponen-komponen terpenoid seperti anetol, sineol,
pinena dan felandrena. Miyak adas digunakan dalam pelengkap sediaan obat batuk, sebagai
korigen odoris untuk menutup bau tidak enak pada sediaan farmasi dan bahan farfum.

5. Minyak atsiri oksida


Minyak kayu putih merupakan minyak atsiri oksida. Diperoleh dari isolasi daun Melaleuca
leucadendon L (famili Myrtaceae). Komponen penyusun minyak atsiri kayu putih paling utama
adalah sineol (85%).

6. Minyak atsiri ester


Minyak gondopuro merupakan atsiri ester. Minyak atsiri ini diperoleh dari isolasi daun dan batang
Gaultheria procumbens L (famili Erycaceae). Komponen penyusun minyak ini adalah metil
salisilat yang merupakan bentuk ester. Minyak ini digunakan sebagai korigen odoris, bahan
farfum, dalam industri permen, dan minuman tidak beralkohol.

Fungsi Minyak Atsiri

Dalam industri farmasi minyak atsiri digunakan sebagai antibakteri, antifungi, antiseptik,
pengobatan lesi, antinyeri, dapat digunakan sangat luas dan spesifik, khususnya dalam berbagai
bidang industri. Banyak contoh kegunaan minyak atsiri, antara lain dalam industri kosmetik
(sabun, pasta gigi, sampo dan losion) dalam industri makanan digunakan sebagai bahan penyedap
atau penambah cita rasa dalam industri parfum sebagai pewangi dalam berbagai produk minyak
wangi, dalam industri bahan pengawet bahkan digunakan pula sebagai insektisida. Oleh karena
itu, tidak heran jika minyak atsiri banyak diburu berbagai Negara.
IV. LANGKAH KERJA
- Menimbang 10 gram daun pandan yang sudah dihaluskan/dihancurkan
- Membungkus sample tersebut dengan kertas saring dan memasukkannya ke dalam
soxhlet apparatus
- Mengisi labu soxhlet dengan pelarut etanol sebanyak 2/3 dari isi labu
- Memasang peralatan soxhlet
- Memanaskan di atas pemanas air pada suhu 80oC
- Ekstraksi dilakukan selama 6-8 kali ekstraksi
- Mengeluarkan ampas dalam soxhlet
- Larutan ekstrak dilakukan distilasi untuk memisahkan ekstrak dari pelarutnya
- Menimbang berat oleoresin di dalam labu
- Menghitung rendemen oleoresin

Anda mungkin juga menyukai