Oleh
Yoga Riyanto
135055
SEKRETARIAT JENDERAL
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INDUSTRI
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SMTI
BANDAR LAMPUNG
2015
LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)
2
Oleh
Yoga Riyanto
135055
SEKRETARIAT JENDERAL
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INDUSTRI
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SMTI
BANDAR LAMPUNG
2015
3
BAB I
PENDAHULUAN
keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora
dari komponen abiotik dan biotik.Komponen abiotik adalah segala yang tidak
bisa terjadi karena ulah manusia yang menjadikan ekosistem serta kehidupan
manusia bisa berupa adanya pembuangan limbah dari industri ke aliran sungai,
ujung ion sulfat atau sulfonat.Sifat dari deterjen adalah memperkecil tegangan
kulit dan iritasi kulit lainnya. Kelebihan alkali dapat disebabkan karena
metode yang sering digunakan dalam analisis surfaktan yang ada di dalam
penuh tanggung jawab sesuai prinsip tata kelola perusahaan yang baik (good
Dokumen AMDAL.
Lingkungan, PT. Karsa Buana Lestari juga telah mendapat rekomendasi dari
Lingkungan.
mitra usaha/mitra kerja dengan berpegang teguh pada prinsip pelestarian fungsi
bersama.
PT. Karsa Buana Lestari memiliki dua lokasi yang pertama terletak di
Perkantoran bintaro 8, Jl. Bintaro Permai Raya Kav. 8/III , Bintaro Jakarta
Website www.karsabuanalestari.com.
1. Dewan Komisaris
2. Direktur Utama
3. Sekretaris Direksi
4. Direktur Operasional
7
8. Manajer Teknis
9. Manajer Mutu
1. Ruang Preparasi
NO2, SO2, NH3, dan CO), dan udara emisi (NOx, SO 2, H2S, NH3, HCl, HF, Cl2,
permukaan, air bersih, dan air tanah.Parameter yang dianalisis meliputi: Total
Padatan Tersuspensi, Total Padatan Terlarut, pH, Suhu, DHL, Fluorida, Klorida,
Nitrat, Nitrit, Sulfat, Fosfat Terlarut dan Total, Klorin, Sulfida, Amoniak, Besi,
Cara uji ini digunakan untuk penentuan kadar surfaktan anionik dalam air
kisaran kadar 0,025 mg/L sampai 2,0 mg/L pada panjang gelombang 652nm.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
Air adalah suatu senyawa kimia yang termasuk zat anorganik, air dapat
dijumpai dalam tiga fase, yaitu gas, padat, dan cair. Pada ketiga fase tersebut
secara kimiawi air tidak berubah dan mempunyai rumus H2O (Alaerts,1984).Air
maupun tumbuh-tumbuhan. Oleh karena itu, air merupakan bahan yang sangat
penting bagi kehidupan makhluk hidup dan juga sumber dasar bagi
perhatian khusus.Sumber air yang dapat kita manfaatkan pada dasarnya dapat
a. Air hujan, yaitu air yang berasal dari proses awal daur hidrologi.
b. Air tanah, yaitu air yang keluar dari tanah akibat adanya tekanan
dari bumi.
mata rantai yang tidak putus-putusnya, sehingga merupakan suatu siklus yang
penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas
manusia.Danau, sungai, lautan dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus
Pemanfaatan terbesar danau, sungai, lautan dan air tanah adalah untuk irigasi
dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan komponen lain ke dalam air
13
oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air menurun sampai ke tingkat tertentu
karakteristik yang berbeda-beda salah satu pencemaran air yaitu oleh deterjen.
Limbah rumah tangga seperti sabun dan detergen sepertinya menjadi salah satu
sumber utama dan penyebab pencemaran air yang memberikan dampak paling
(rumah tangga) yang menjadi salah satu penyebab pencemaran air. Masyarakat
bersih oleh zat ini semakin hari semakin mengkawatirkan. Detergen atau
dapat menimbulkan kanker jika terakumulasi dalam jangka waktu lama di dalam
Limbah atau bahan buangan yang dihasilkan dari semua aktivitas kehidupan
manusia, baik dari rumah tangga, kegiatan pertanian, serta industri tidak dapat
anorganik yang dapat didaur ulang kembali dengan sampah organik yang dapat
dijadikan kompos.
b.Memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) pada pabrik atau kegiatan
industri
2.2.1 DETERJEN
mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak terpengaruh oleh kesadahan
air. Detergen merupakan garam Natrium dari asam sulfonat (Ratna dkk, 2010).
tambahan karena secara relatif bersifat asam kuat, oleh karena itu tidak
biasa. Pertama karena merupakan garam dari asam lemah, sabun menghasilkan
larutan yang agak basa dalam air ini karena hidrolisis parsial dari garam
air.Konsep ini dapat dipahami dengan mengingat kedua sifat dari ion
adanya minyak, lemak dan bahan organik tidak larut dalam air lainnya,
sedangkan bagian kepala tetap tinggal dalam larutan air (Lutfi, 2010)
masuk ke dalam lemak, sedangkan ujung yang bermuatan negatif ada pada
bagian luar. Oleh karena adanya gayatolak muatan listrik negatif ini maka
Dengan demikian kotoran mudah terlepas dari kain maupaun benda lain
(Poedjiadi, 2007).
1.Surfaktan
(suka air) sedangkan gugus yang lainnya lipofilik (suka lemak) (Mulia dkk,
2008).
17
antara air dengan gas (udara), padatan-padatan (debu) dan cairan-cairan yang
Amphiphilic yang berarti bagian yang satu dari molekul adalah suatu yang
bersifat polar atau gugus ionik (sebagai kepala) dengan afinitas yang kuat untuk
air dan bagian lainnya suatu hidrokarbon (sebagai ekor) yang tidak suka air
(Lutfi, 2009).
Katonik, Non ionic dan Amfoter. LAS termasuk kedalam kategori surfaktan
yaitu rantai bercabang (alkil benzen sulfanat atau ABS) dan rantai lurus (Linear
digunakan secara luas sebagai bahan pembersih yag berasal dari minyak bumi.
Jenis ini mempunyai sifat yang tidak diuraikan oleh bahan-bahan alami seperti
Sedangkan untuk deterjen LAS merupakan jenis surfaktan yang lebih murah
bahan organic aktif.LAS juga dapat menghilangkan busa yang dapat hilang
2.Buildier (Pembetuk)
Tetraasetat (EDTA)
19
selulosa (CMC).
2.2.3Bahaya Detergen
pabrik/industri dapat mengurangi kadar oksigen dalam air yang dibutuhkan oleh
akan terurai dan menghasilkan gas-gas NH 3 dan H2S dengan bau busuknya.
Detergen tidak dapat diuraikan oleh organisme lain kecuali oleh ganggang
hijau dansisa detergen yang tidak terurai oleh gangganf hijau tersebut akan
(DDT, dikhloro difenol trikhlor metana), juga merupakan bahan pencemar air.
pertanian dan akan masuk ke dalam rantai makanan dan masuk dalam jaringan
manusia hanya mampu memiliki toleransi kontak dengan bahan kimia dengan
kandungan 1% LAS dan AOS dengan akibat iritasi sedang pada kulit.Sulfaktan
bersifat toksik jika tertelan. Sisa bahan sulfaktan yang terdapat dalam detergen
dapat membentuk kloro benzena pada proses klorinasi pengolahan air minum
berbahaya bagi kesehatan. Kandungan detergen yang cukup tinggi dalam air
dan kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya.
monokromator, sel pengabsorbsi untuk larutan sampel atau blanko dan suatu
alat untuk mengukur perbedaan absorbsi antara sampel dan blanko ataupun
BAB III
a. Prinsip Kerja
ion berwarna biru yang larut dalam pelarut organik intensitas warna biru yang
b. Peralatan:
o Spektrofotometer
o Corong pisah 250 ml
o Labu ukur 100 ml; 500ml; dan 1000ml
o Beaker glass 200ml
o Pipet volumetrik 1,0 ml; 2,0 ml; 3,0 ml; dan 5,0ml
o Pipet ukur 5ml dan 10ml
c. Bahan:
a) serbuk Alkil Sulfonat Linier (LAS) atau natrium lauril sulfat (C12H25OS3Na);
gelas piala 250 mL. Kemudian ditambahkan 50mL aquadest danbeberapa tetes
homogenkan.
homogenkan
H2SO4 pekat 20mL dimasukkan ke dalam gelas piala 200 mL yang berisi 120
Sebanyak 100 mg biru metilen dilarutkan dengan 100 mL air suling dan
h) larutan pencuci;
H2SO4 6N 41mL dimasukkan ke dalam labu ukur 1000 mL yang berisi 500 mL
d. Persiapan pengujian
Larutkan 1,000 g LAS 100% aktif atau natrium lauril sulfat (C12H25OSO3Na)
dengan 100 mL
air suling dalam labu ukur 1000 mL kemudian tambahkan air suling hingga
untuk mengurangi biodegradasi. Bila terbentuk endapan, larutan ini tidak dapat
dipergunakan.
dalam labu ukur 100 mL, kemudian tambahkan air suling hingga tepat tanda
a) pipet 1,0 mL; 2,0 mL; 3,0 mL dan 5,0 mL larutan baku surfaktan anionik 100
b) tambahkan air suling sampai tepat pada tanda tera sehingga diperoleh kadar
CATATAN Larutan kerja dapat di buat dari larutan baku surfaktan siap pakai
yang diperdagangkan.
b) ambil masing-masing 100 mL larutan blanko dan larutan kerja dengan kadar
surfaktan anionik 0,4 mg/L; 0,8 mg/L; 1,2 mg/L dan 2,0 mg/L kemudian
emulsinya hilang
f) pisahkan lapisan bawah (fasa kloroform) dan tampung dalam corong pemisah
yang lain;
g) ekstraksi kembali fasa air dalam corong pisah dengan mengulangi langkah
n) ekstraksi kembali fasa air dalam corong pisah dengan mengulangi langkah
3.4.4 k) sampai m) dan satukan semua fasa kloroform dalam labu ukur pada
langkah j);
p) tepatkan isi labu ukur pada langkah j) hingga tanda tera dengan kloroform;
serapannya.
r) buat kurva kalibrasi dari butir q) di atas atau tentukan persamaan garis
lurusnya.
e. Prosedur uji
a) ukur contoh uji sebanyak 100 mL secara duplo dan masukkan ke dalam
NaOH 1N tetes demi tetes ke dalam contoh uji sampai timbul warna merah
CATATAN Bila kadar surfaktan anionik dalam contoh 0,08 mg/L - 0,4 mg/L,
maka volume contoh uji yang diambil 250 mL dan bila kadar surfaktan anionik
dalam contoh 0,025 mg/L - 0,08 mg/L, maka volume contoh uji yang diambil
400 mL.
28
BAB IV
4.1 Hasil
grafik yang menyatakan hubungan kadar larutan baku dengan hasil pembacaan
kurva kalibrasi standar MBAS yang harus dilakukan adalah membuat beberapa
larutan standar yang telah diketahui konsentrasinya dari analit yang akan
ditentukan konsentrasinya dalam sampel. Fungsi dari larutan standar ini adalah
sebagai standar dalam pengukur analit yang nantinya hasilnya akan diplotkan
0,00 0,000
0,40 0,094
0,80 0,185
1,20 0,269
2,00 0,433
29
kalibrasi pada gambar 4.1. Larutan standar MBAS yang telah diukur
sebesar 0,9989.
Absorbansi
0.500
0.100
0.000
0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50
Absorbance
Dari hasil pengujian kadar surfaktan anionik dalam air limbah, didapatkan data
hasil yaitu berupa absorbansi dan konsentrasi dari sampel air, sebagai berikut:
30
ya konsentrasi (x) =
B
PEMBAHASAN
Air limbah adalah air yang telah mengalami penurunan kualitas karena
kombinasi atau saluran sanitasi, dan diolah di fasilitas pengolahan air limbah
atau septic tank. Air limbah yang telah diolah dilepaskan ke badan air penerima
deterjen ialah surfaktan (surface active agent) yang dalam jumlah besar dapat
yang dapat mengangkat sisa-sisa bahan yang tertinggal pada alat seperti biru
mengetahui kondisi sampel dalam kondisi asam atau basa. Apabila sampel
1. Ekstraksi metilen biru dengan surfaktan anion dari media larutan air ke
tidak larut dalam kloroform, tetapi larut dalam air, sedangkan garamnya
adalah kadar surfaktan anion pada sampel limbah yang berikatan dengan
metilen biru sebesar 0,026 mg/L, dengan rata-rata persen perolehan kembali
phosfat, fenol, dan zat organic seperti tiosianat, klorida, nitrat membentuk
ikatan kompleks dengan metilen blue serta memberkan kesalahan analisa positif
BAB V
5.1.1 KESIMPULAN
5.1.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Alaerts.G, dan Sri Sumestri Santika. 1984. Metoda Penelitian Air. Surabaya:
Penerbit Usaha Nasional.
Anonim. 2010. Instruksi Kerja Cara Uji Kadar Fosfat Terlarut dan Fosfat Total
dengan Spektrofotometer secara Asam Askorbat. Jakarta: PT. Karsa
Buana Lestari.
Aprilia, Lia. 2006. Penentuan Limit Deteksi Alat Pada Senyawa Amonia, Nitrat,
Nitrit, dan Sulfida. Tangerang: PUSARPEDAL
Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelola Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Jakarta: Kanisius.
Fajar, Syafarianto. 2010. Verifikasi Metode Fosfat Total dan Fluorida di Air.
Bogor: Sekolah Menengah Analis Kimia Bogor.
37
Hutagalung dan Abdul Rozak. 1997. Metode Analisis Air Laut, Sedimen, dan
Biota. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Petrucci, H. Ralph dan Suminar. Tanpa Tahun. Kimia Dasar, Prinsip dan
Terapan Modern Edisi Keempat-Jilid 2.