Disusun oleh :
An-nisaa Ajmal A.R (J3L217185)
1.2 Tujuan
Kegiatan Field trip ini bertujuan untuk menambah pengetahuan mahasiswa dalam
lingkungan kerja, memberi informasi tentang cara kerja dan tenaga kerja di setiap
perusahaan.
Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 21 Jul - 26 Juli 2017 di Kota Gresik, Kota
Mojokerto, dan Kota Pasuruan, Jawa Timur. Lokasi kunjungan ialah PT Envilab
Indonesia, PT Yakult Indonesia Persada, dan PT Nippon Indosari Corpindo Tbk.
2.2.2 Metode
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti merupakan penelitian deskriptif dan
penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Dalam penelitian ini
penulis berusaha untuk mengetahui adanya pengaruh lingkungan kerja dan disiplin
kerja terhadap kinerja karyawan, sehingga penulis menyusun rancangan peneliti yang
dapat digambarkan oleh peneliti adalah :
Lingkungan
Kerja (X1) Kinerja
(Y)
Disiplin Kerja
(X2)
Gambar 1 Rancangan Penelitian Hubungan Antar Variabel
Keterangan :
X1: Variabel bebas yaitu Lingkungan Kerja
X2: Variabel bebas yaitu Disiplin Kerja
Y : Variabel terikat yaitu Kinerja Karyawan
Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah karyawan di PT. Envilab
Indonesia sebanyak 41 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah karyawan di PT.
Envilab Indonesia. Jumlah sampel penelitian ini kurang dari seratus yaitu 41 orang,
maka penelitian ini merupakan penelitian populasi. Pengambilan sampel dilakukan
dengan cara nonprobability sampling yaitu sampling jenuh. Menurut Sugiyono
(2014:85) sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data primer yaitu data langsung diambil
dari sumber data primer yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pertanyaan yang tertulis kepada responden yang akan menjawabnya.
Skala pengukuran yang digunakan adalah menggunakan skala likers 1-5. Wawancara
yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan tanya-jawab secara langsung
kepada pihak-pihak terkait. Observasi merupakan teknik pengumpulan data primer
yaitu data yang diambil langsung dari hasil pengamatan, yang mempunyai ciri yang
spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu kuesioner dan dokumentasi.
2.2.3 Pelayanan
Envilab Indonesia adalah penyedia layanan laboratorium lingkungan
terakreditasi yang menyediakan layanan pengujian lingkungan yang komprehensif
untuk semua pelanggan perusahaan dan orang lain dalam mematuhi peraturan
lingkungan dan dalam menilai kinerja lingkungan mereka. Envilab telah melayani
pelanggan industri, perusahaan minyak, rumah sakit, hotel, konsultan dan lembaga
lingkungan pemerintah sejak 2006. Lingkup layanan kami terdiri dari:
1. Pengujian Kualitas Emisi Udara
2. Pengujian Kualitas Udara Ambien
3. Pengujian Kualitas Udara Dalam Ruangan
4. Pengujian Kualitas Air
5. Pengujian Kualitas Limbah Berbahaya
6. Pengujian Kualitas Padat (Lumpur, Tanah atau Sedimen)
7. Pengujian Higiene Industri
Envilab memberikan layanan pengujian lingkungan dengan keunggulan layanan
pelanggan dengan memberikan kualitas yang lebih baik, waktu penyelesaian lebih
cepat (TAT) dan data yang dapat diterima melalui penerapan SNI ISO / IEC 17025:
2008, Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 06/2009 persyaratan dan standar
terkait lainnya / peraturan. Moto envilab adalah layanan yang lebih cepat, lebih baik
dan dapat diandalkan untuk mendukung industri dalam mematuhi peraturan
lingkungan yang berlaku di Indonesia.
8. Pengujian Padat
- Pengujian lumpur
- Pengujian Sedimen
- Pengujian Tanah
9. Regulasi Pengujian Padat
- PerMenLHK P.55 / 2015 Tentang Tata Cara Uji Karakteristik Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun
- PPRI 101/2014 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
- KepBapedal 04/1995 tentang Tata Cara Kebutuhan Penimbunan Hasil
Pengolahan
- Persyaratan Lokasi Bekas dan Lokasi Bekas Penimbunan Penanganan Bahan
Berbahaya dan Beracun
- PerMenLHK P.63 / 2016 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Penimbunan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun di Fasilitas Penimbunan Akhir
10. Pengujian Higiene Industri
- Kebisingan
- ISBB
- Lux
- Getaran
- Medan Elektromagnetik
- Debu Pribadi
11. Peraturan Pengujian Higiene Industri
- KepMenLH 49/1996 Tentang Baku Tingkat Getaran
- Permenaker 05/2018 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan
Kerja
- Permenkes 48/2016 Tentang Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Perkantoran
- Permenkes 70/2016 Tentang Standar dan Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Kerja Industri
- Permenkes No 07/2019 Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
botol
Mesin
Tengki fermentasi Pembuatan Botol
Tengki pencampuran
Tengki penampung
Mesin pengisian
Mesin pengepakan
Ruang pendinginan
Distribusi
Gambar 2 Diagram Alir Proses Pembuatan Yakult
2.3.3 Produk
Pada tahap ini, dilakukan penerimaan bahan baku dari supplier, lalu
dilakukan pengecekan mutu setiap bahan baku oleh QC Raw Material.
Setelah itu dilakukan penyimpanan bahan baku sebelum bahan tersebut
mengalami proses penimbangan.
4. Fermentasi Awal
Pada tahap fermentasi gas yang terbentuk saat proses fermentasi akan tertahan
oleh jaringan gluten, hasilnya adonan roti akan mengembang besar dan empuk
teksturnya. Roti tidak akan mengembang tanpa menambahkan yeast atau ragi ke
dalam adonan. Jenis ragi yang digunakan adalah golongan khamir jenis
Saccaromyces cerevisiae. Mikroorganisme bersel satu
inilah yang berkerja selama proses fermentasi. Selama proses fermentasi
yeast merubah karbohidrat dan gula menjadi gas karbondioksida (CO 2) dan
alkohol. Hasil konversi proses fermentasi inilah (gas karbondioksida (CO 2)
dan alkohol) yang menjadikan adonan mengembang, terbentuk serat-serat
pada adonan, dan aroma harum khas roti. Kondisi lingkungan harus
disesuaikan agar fermentasi berjalan sempurna. Untuk idealnya (suhu dan
kelembaban) untuk berkembangnya ragi roti, adonan difermentasi pada suhu
27 °C dengan kelembaban 75 % selama ± 3 jam 15 menit.
Setelah waktu fermentasi terpenuhi selama kurang lebih tiga jam, adonan
sponge dimasukkan kembali ke dalam mixer dan dilanjutkan dengan proses
dough mixing. Pada proses ini sisa bahan baku, yaitu susu, garam, gula,
tepung, ragi, dan air dingin yang ditambahkan ke dalam adonan hingga
adonan menjadi kalis. Adonan roti yang kalis ditandai dengan adonan yang
elastis, halus, mengkilat dan tidak lengket di tangan. Cara mudah untuk
mengetahui adonan yang sudah kalis atau belum adalah dengan
merenggangkan sepotong adonan roti, bila adonan membentuk lapisan tipis
yang tidak mudah robek atau berlubang artinya adonan sudah kalis. Setelah
kalis, adonan dikeluarkan dari mixer dan dimasukkan kembali ke dalam
dough box untuk diistirahatkan dahulu selama ± 15 menit (proses floor time).
Suhu adonan dough yang normal adalah sebesar 26±0.50C. Waktu
pengadukan adonan harus tepat, karena jika terlalu lama diaduk (over
mixing) adonan akan menjadi rusak, pecah, lengket dan roti akan melebar
serta membuat kontrol fermentasi akan susah atau tidak merata.
6. Floor Time
7. Dividing
8. Rounding
Setelah melewati tahap dividing, adonan berjalan melalui belt conveyor lalu
12
dibulatkan membentuk bulatan yang halus dengan kulit yang relatif tebal
dengan menggunakan rounder datar. Pada tahap ini dilakukan penimbangan
dengan timbangan digital secara acak, untuk menyesuaikan berat aktual
adonan dengan standar yang berlaku. Dalam hal ini roti manis isi “Sari Roti”
memiliki standar berat (dough weight) sebesar 60 gram per pieces. Pada
prinsipnya, rounding bertujuan untuk menahan gas karbondioksida yang
terbentuk selama fermentasi serta memudahkan adonan menyerap udara luar
sehingga adonan dapat mencapai volume yang optimum. Gas CO 2 yang
terbentuk dapat tertahan karena pada proses ini struktur permukaan adonan
tertutup.
9. Intermediate Proofing
10. Pressing/Sheeting
Pada roti manis isi proses filling atau pengisian bahan pengisi (filler)
dilakukan secara manual dengan menggunakan paping bag yang berisi filler.
Jenis filler yang digunakan berbeda-beda tergantung pada macam roti yang
akan diisi. Adonan yang telah diisi dengan filler selanjutnya dibentuk sesuai
dengan bentuk yang diinginkan pada roti, untuk roti manis isi pembentukan
adonan (make-up) berbentuk bulat. Proses pembentukan adonan sangat
penting karena akan menentukan bentuk akhir dari roti. Pada tahap ini filler
tertutup rapat oleh adonan dan sambungan adonan berada pada bagian
bawah. Pembentukan adonan dilakukan dengan cara menarik kedua sisi
samping adonan ke bagian bawah adonan.
12. Panning
13
di bawah. Untuk roti manis isi, standar penempatan pada loyang yaitu dalam
satu loyang berisi delapan adonan dengan filler yang sama. Loyang yang
berisi adonan selanjutnya diletakkan pada rak fermentasi sesuai dengan
adonan yang terlebih dahulu telah dibentuk dan diisi.
Pada final fermentation, adonan roti manis isi yang telah dibentuk dan telah
diletakkan di atas loyang (panning) diletakkan di dalam rak dan
difermentasikan kembali di dalam ruang final proofing yang merupakan
proses fermentasi akhir selama satu jam dengan suhu 380C dan RH 82%.
Pembuatan roti sangat dipengaruhi oleh suhu dan kelembaban udara,
terutama pada saat fermentasi berlangsung.
Setelah adonan diletakkan di ruang fermentasi akhir selama satu jam, adonan
akan mengembang sempurna sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Proses selanjutnya adalah memasukkan adonan yang telah cukup
mengembang ke dalam oven untuk pematangan adonan. Pemanggangan
merupakan proses pematangan adonan menjadi roti yang dapat dicerna oleh
tubuh dan menimbulkan aroma yang khas. Suhu pemanggangan roti manis
isi, meliputi zone
top (depan=1700C, tengah=1950C, belakang=2050C), sedangkan zone bottom
(depan=2100C, tengah=2000C, belakang=2300C). Waktu untuk
pemanggangan (baking time) juga harus disesuaikan, yaitu selama 8 menit
30 detik.
15. Depanning
14
17. Pengemasan (Packaging)
3 PENUTUP
3.1.1 Simpulan
Simpulan yang dapat diambil dari kunjungan industri PT Envilab
Indonesia, PT Yakult Indonesia Persada, dan PT Nippon Indosari Corpindo Tbk
yakni pengetahuan baru didapatkan, antara lain mengetahui profil dan latar
belakang masing-masing perusahaan, memiliki gambaran tentang sistem produksi
pada masing-masing perusahaan, serta memperluas pandangan mengenai
gambaran pekerjaan yang akan dilakukan bagi seorang lulusan analisis kimia.
15
LAMPIRAN
16