BAB I
PENDAHULUAN
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 2
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 3
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 4
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 6
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 7
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
produk yang rusak dan mencegah pemborosan biaya akibat kerugian yang
dapat ditimbulkan (Junais et al., 2010). Program pengawasan mutu yang
baik adalah mencakup pengawasan terhadap empat aspek, yaitu pengawasan
kualitas bahan baku (ingredient quality), kualitas produk akhir (finished feed
quality), kandungan zat anti nutrisi atau racun (control of toxic substances),
dan kontrol terhadap proses produksi (process control) (Khalil dan
Suryahadi, 1997)
II.4 Pengertian Limbah
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi
baik industri maupun domestik (rumah tangga). Di mana masyarakat
bermukim, di sanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah,
ada air kakus (black water), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas
domestik lainnya (grey water).
Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang seringkali tidak
dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila
ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia senyawa organik
dan senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu,
kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama
bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap
limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung
pada jenis dan karakteristik limbah. (Kontributor Wikipedia, 2017)
Berdasarkan dari wujud limbah yang dihasilkan, limbah dibagi
menjadi tiga yaitu limbah padat, limbah cair dan gas dengan penjelasan
sebagai berikut :
A. Limbah padat adalah limbah yang berwujud padat. Limbah padat bersifat
kering, tidak dapat berpindah kecuali ada yang memindahkannya.
Limbah padat ini misalnya, sisa makanan, sayuran, potongan kayu,
sobekan kertas, sampah, plastik, dan logam.
B. Limbah cair adalah limbah yang berwujud cair. Limbah cair terlarut
dalam air, selalu berpindah, dan tidak pernah diam. Contoh limbah cair
adalah air bekas mencuci pakaian, air bekas pencelupan warna pakaian,
dan sebagainya.
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 9
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
C. Limbah gas adalah limbah zat (zat buangan) yang berwujud gas. Limbah
gas dapat dilihat dalam bentuk asap. Limbah gas selalu bergerak
sehingga penyebarannya sangat luas. Contoh limbah gas adalah gas
pembuangan kendaraan bermotor. Pembuatan bahan bakar minyakjuga
menghasilkan gas buangan yang berbahaya bagi lingkungan.
Menurut A. K. Haghi, 2011 menyatakan bahwa berdasarkan sumber
yang menghasilkan limbah dapat dibedakan menjadi lima yaitu :
A. Limbah rumah tangga, biasa disebut juga limbah domestik.
B. Limbah industri merupakan limbah yang berasal dari industri pabrik.
C. Limbah pertanian merupakan limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan
pertanian, contohnya sisa daun-daunan, ranting, jerami, kayu dan lain-
lain.
D. Limbah konstruksi didefinisikan sebagai material yang sudah tidak
digunakan lagi dan yang dihasilkan dari proses konstruksi, perbaikan
atau perubahan. Jenis material limbah konstruksi yang dihasilkan dalam
setiap proyek konstruksi antara lain proyek pembangunan maupun
proyek pembongkaran (contruction and domolition). Yang termasuk
limbah construction antara lain pembangunan perubahan bentuk
(remodeling), perbaikan (baik itu rumah atau bangunan komersial).
Sedangkan limbah demolition antara lain limbah yang berasal dari
perobohan atau penghancuran bangunan.
E. Limbah radioaktif, limbah radioaktif berasal dari setiap pemanfaatan
tenaga nuklir, baik pemanfaatan untuk pembangkitan daya listrik
menggunakan reaktor nuklir, maupun pemanfaatan tenaga nuklir untuk
keperluan industri dan rumah sakit. Bahan atau peralatan terkena atau
menjadi radioaktif dapat disebabkan karena pengoperasian instalasi
nuklir atau instalasi yang memanfaatkan radiasi peng-ion.
Jenis limbah ada 5 berdasarkan sifatnya yaitu:
A. Limbah korosif adalah limbah yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit
dan dapat membuat logam berkarat
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 10
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 11
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
berarti mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau produk
baru yang bermanfaat.
A. Reduce
Reduce berarti kita mengurangi penggunaan bahan-bahan yang bisa
merusak lingkungan. Reduce juga berarti mengurangi belanja barang-
barang yang anda tidak “terlalu” butuhkan seperti baju baru, aksesoris
tambahan atau apa pun yang intinya adalah pengurangan kebutuhan.
Kurangi juga penggunaan kertas tisu dengan sapu tangan, kurangi
penggunaan kertas di kantor dengan print preview sebelum mencetak
agar tidak salah, baca koran online, dan lainnya.
B. Reuse
Reuse berarti menggunakan kembali sampah atau bahan-bahan
yang terbuang dan tidak terpakai agar tidak terjadi penumpukan sampah
di lingkungan sekitar kita. Banyak sampah-sampah yang dapat kita
gunakan kembali seperti kertas, botol bekas seperti bekas minum-
minuman, kaleng susu, semua itu dapat kita gunakan dan manfaatkan
seperti merubahnya menjadi pot tanaman, atau kerajinan tangan, dan
kreativitas lainnya.
C. Recylce
Recycle adalah mendaur ulang barang. Paling mudah adalah
mendaur ulang sampah organik di rumah anda, menggunakan bekas botol
plastik air minum atau apapun sebagai pot tanaman, sampai mendaur
ulang kertas bekas untuk menjadi kertas kembali. Daur ulang secara
besar-besaran belum menjadi kebiasaan di Indonesia. Tempat sampah
yang membedakan antara organik dan non-organik saja tidak jalan.
Malah akhirnya lebih banyak gerilyawan lingkungan yang melakukan
daur ulang secara kreatif dan menularkannya pada banyak orang
dibandingkan pemerintah.
II.7 Manajemen Lingkungan
Pengertian sistem manajemen lingkungan menurut ISO 14001 : 2004
merupakan suatu sistem manajemen pengelolaan lingkungan yang telah
diakui secara internasional dengan sertifikat yang dikeluarkan oleh Badan
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 12
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 13
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 14
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
BAB III
DESKRIPSI UMUM PERUSAHAAN
III.1 Sejarah dan Perkembangan
Lahirnya Teh Botol Sosro, berawal dari keluarga Sosrodjojo yang
memulai bisnisnya pada tahun 1940 di Kota Slawi, Kabupaten Tegal, Jawa
Tengah. Dengan memproduksi dan memasarkan teh seduh merek “Teh Cap
Botol”, seperti gambar berikut ini :
Tahap 2
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 16
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 17
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
Gambar 3.6 Perubahan Bentuk Botol dan Logo Teh Botol Sosro
(Sumber: Anonim, 2017)
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 18
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 20
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 21
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 22
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 23
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 24
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 25
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
D. Analis Mikrobiologi
Fungsi pokok jabatan analis mikrobiologi adalah melakukan
analisa mikrobiologi terhadap produk, proses produksi, incoming
material dan proses sanitasi. Melaksanakan sampling inkubasi produk
dan proses rilis produk jadi sebelum dijual.
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 26
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 27
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 28
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 29
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 30
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 31
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 32
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
BAB IV
PENGOLAHAN AIR MINUM
(WATER TREATMENT)
IV.1 Pengertian Water Treatment
Water treatment merupakan suatu unit pengolahan air mentah (air
tanah dengan kedalaman ± 250 m) menjadi air baku (air buffer) yang
merupakan syarat air minum (tidak berasa, tidak berwarna, tidak berbau,
kesadahan rendah, dan tidak mengandung mikroorganisme, zat kimia dan
benda asing) karena air yang mentah ini masih mengandung senyawa –
senyawa yang berbahaya bagi kesehatan, misalnya CaCO3 , ion logam,
mikroorganisme, ion-ion Cl, Fe2+ dan lain-lain. Air yang telah diolah ini
kemudian di gunakan untuk proses produksi, sanitasi, digunakan pada
bottle washer, toilet, kantin dan untuk air minum. Dimana air dari dalam
sumur dipompa dengan pompa tanam dan terjadi Dosing yang bekerja
segara otomatis, saat pengolahan air berlangsung, dosing akan aktif, dan
saat tidak ada air yang dipompa, maka dosing tidak bekerja dan akan
mengalirkan air sumur ke reservoar.
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 33
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
Reservoir Softener RO
Kitchen Buffer RO
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 34
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 35
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
C. Sand Filter
Sand Filter ini dilengkapi dengan pasir silica (pasir kuarsa).
Dimana pasir silika ini berfungsi untuk menyaring atau menahan
partikel-partikel yang terlarut dan belum terendapkan dari bak reservoir.
Sand Filter dapat menurunkan kadar Fe yang masih tinggi. Tiap awal
shift diambil sampel untuk diuji Cl2, Fe2+ dan turbiditas ke analis kimia.
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 36
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 37
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 38
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 39
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
BAB V
SISTEM PRODUKSI
Ampas Teh
Gambar 5.1 Diagram Alir Proses Pembuatan Teh Botol Sosro kemasan botol kaca
(Sumber: PT SINAR SOSRO KPB Mojokerto)
Proses ekstraksi merupakan proses penyeduhan teh atau yang biasa
disebut dengan proses pembuatan Teh Cair Pahit (TCP) yang berlangsung di
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 40
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
dalam tangki ekstraksi (Extract Tank). Bahan baku yang digunakan adalah
teh kering dengan jenis teh yang disesuaikan dengan produk yang ingin
dibuat. Proses penyeduhan dilakukan dengan cara memasukkan teh kering
kedalam tangki ekstraksi (Extract Tank). Setelah proses ekstraksi selesai
tangki ekstraksi teh akan langsung memisahkan ampas dari ekstrak teh
dengan saringan berbahan kasa yang terdapat di dalamnya (Armand, 2006).
Ampas teh kemudian dikumpulkan menjadi satu dan kemudian dilakukan
pengelolaan limbah padat sesuai prosedur yang ada.
V.2 Proses Pembotolan (Bottling Line)
Proses pengemasan teh botol sosro dilakukan melalui unit Bottling
Line. Dalam proses ini terjadi perjalanan botol kosong mulai dari gudang
yang diseleksi oleh petugas, proses pencucian botol, proses pengisian
produk hingga proses seleksi akhir yang dihasilkan produk the botol sosro
dengan kemasan kaca.
Tahapan pembotolan dalam industri, meliputi memasukkan botol
kosong dalam alat (bottle feeding), pembersihan botol (bottle cleaning),
pengisian (filling), penutupan (closing), pelabelan (labeling), penyusunan
dan pengemasan untuk transportasi. (Dwiari, 2008)
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 41
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
Air Bekas
Cucian
Air Bekas
Cucian
Botol Tidak
Standar
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 42
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 43
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
4. IR Residual
Mendeteksi air dalam botol.
5. Base
Mendeteksi benda asing yang terdapat pada dasar botol.
6. Neck Finish
Mendeteksi keadaan bibir (buram, gumpil, dan gelembung).
7. Side wall 2
Mengecek benar tidaknya logo, benda asing yang menempel
didinding, adanya sedotan, buram, dan sisi lain botol yang belum
terdeteksi pada side wall
Semua botol yang tidak sesuai standart akan ditendang keluar (di-
reject) dan kemudian akan dilakukan pengelolaan sampah padat sesuai
dengan prosedur yang ada.
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 44
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
BAB VI
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 45
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
Limbah Cair
Limbah Padat
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 46
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 47
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 48
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
Fisika
Kimia
Biologi
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 49
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 50
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 51
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
E. Bak Equalisasi
Bak Equalisasi merupakan bak penampungan sementara
untuk air limbah sebelum dilakukan pengolahan lebih lanjut. Bak
ini mempunyai waktu tinggal ± 20 jam.
Tujuan penggunaan bak ini adalah untuk menghomogenkan
konsentrasi air limbah yang masuk sehingga tidak terjadi fluktuasi
debit, pH, sifat fisik dan kimia limbah yang dapat mengakibatkan
terjadinya shock loading di Oxydation Ditch.
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 52
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 53
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 54
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 55
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 56
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
J. Kolam Penjernihan
Kolam penjernihan digunakan untuk menjernihkan air hasil
proses pengolahan limbah cair jika air tersebut masih belum
mencapai baku mutu air buangan. Disini terjadi proses koagulasi-
flokulasi dengan menggunakan Oxy Floc dan Nero Floc sebagai
koagulan, untuk mengurangi kandungan TSS yang masih tersisa
setelah pengolahan yang terjadi di Clarifier.
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 57
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
L. Titik Pelepasan
Titik pelepasan merupakan titik atau tempat membuang air
olahan limbah. Air yang ditampung tidak dibuang begitu saja,
melainkan digunakan untuk menyiram taman yang berada di
wilayah PT SINAR SOSRO KPB Mojokerto. Dimana titik
pelepasan ini sudah memiliki izin dari BLH Kabupaten Mojokerto.
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 58
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
BAB VII
11. Peliharalah tempat kerja agar selalu rapi, bersih dan indah sehingga saudara
dapat bekerja dengan nyaman dan aman
12. Apabila saudara mengoperasikan derek atau crane angkat, jangan biarkan
seseorang berdiri di bawah barang yang sedang terangkat dan ingat jangan
mengangkat barang melebihi batas muatan derek atau crane.
13. Biasakanlah berganti pakaian segera setelah saudara tiba dirumah, ingat
saudara dapat memindahkan debu atau kotoran dari tempat kerja ke
lingkungan keluarga anda.
14. Dengarkan dan bacalah semua instuksi dengan baik tentang cara-cara
menjalankan suatu pekerjaan
15. Jangan segan menanyakan langkah-langkah kerja yang belum saudara
mengerti. Bertanyalah tidak menunjukkan suatu kebodohan
16. Menegur siapa saja yang melakukan tindakan tidak aman adalah sangat
penting tanpa memandang apakah orang tersebut atasan saudara atau bukan
17. Bila saudara akan menggunakan Bahan Berbahaya dan Beracun atau bahan
kimia dalam proses produksi periksa kelengkapan dan kelayakan alat
pelindung diri yang akan saudara gunakan, lebih dan segel bahan baku,
kondisi pengemasan dan lingkungan penyimpanan.
18. Simpanlah sisa Bahan Berbahaya dan Beracun pada tempat yang khusus
untuk limbah (kaleng, drum/ tempat yang sudah disediakan)
19. Simpanlah bekas botol kaca yang telah rusak/pecah pada tempat khusus.
VII.2 Peraturan Umum K3LH
Selain itu, dalam PT SINAR SOSRO KPB Mojokerto terdapat
Peraturan Umum Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup
yaitu:
1. Setiap orang yang memasuki ruang operasi diharuskan memakai baju
kelengkapan kerja
2. Dilarang meludah demi kesehatan dan kesegaran bersama.
3. Dilarang merokok di daerah kerja & area bersifat sensitif kebakaran.
Merokok hanya diperbolehkan di tempat yang telah ditentukan oleh bagian
setempat (area merokok)
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 60
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 61
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 62
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
BAB VIII
TUGAS KHUSUS
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 63
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
DO (Dissolved Oxygen) yang baik adalah > 2 ppm dan minimal 1.5 ppm
D. SV (Sludge Volume)
Langkah – langkah pengukuran sludge volume
1. Ambil sampel pada bangunan aerasi setiap 4 jam sekali
2. Diamkan selama 30 menit
3. Catat volume endapan yang terjadi
Standar hasil :
Sludge volume = 300 – 400 ml/l
E. COD (Chemical Oxygen Demand)
Langkah – langkah pengecekan COD
1. Ambil sampel pada bangunan Equalisasi, Anaerob 1, Anaerob 2, dan
clarifier
2. Siapkan 5 buah erlenmeyer
3. Ambil 10 ml aquadest digunakan sebagai blanko
4. Ambil 10 ml sampel di clarifier
5. Ambil 0.5 ml sampel Equalisasi, Anaerob 1, Anaerob 2 dan
tambahkan 9.5 ml aquadest (untuk pengenceran) dan masukkan
kedalam erlenmeyer
6. Tambakan 6 ml K2Cr2O7 untuk setiap sampel dan blanko
7. Tambahkan 14 ml AgSO4 untuk setiap sampel dan blanko
8. Pasangkan erlenmeyer ke alat refluk dan panaskan selama 2 jam
9. Diamkan selama 15 menit
10. Tambahkan 2 tetes indikator feroin
11. Titrasi dengan larutan FAS 0.05 N, hingga beurbah warna hijau, biru
ke merah coklatan
12. Catat volume titrasi
F. TSS atau MLSS
Langkah – langkah pengecekan TSS atau MLSS
1. Siapkan oven hingga suhu 105°C
2. Masukkan kertas saring kedalam oven selama 1 jam
3. Dinginkan kertas saring dalam desikator selama 15 menit
4. Timbang kertas saring dengan timbangan analitik dan catat beratnya
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 64
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
Keterangan :
b = volume titrasi (FAS) yang dibutuhkan pada blanko
a = volume titrasi (FAS) yang dibutuhkan pada sampel
N = Normalitas FAS
B. BOD
mg
BOD ( ⁄lt ) = 0.6 x Hasil COD
Keterangan :
Analisi BOD cukup memerlukan waktu yang lama, 5 hari inkubasi adalah
kesepakatan umum dalam penentuan BOD. Menurut (Metcalf &
Eddy,1991) dalam waktu 5 hari bahan organik yang terdekomposisi
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 65
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
sekitar 60-70%. Perhitungan BOD pada WWTP PT. SINAR SOSRO KPB
Mojokerto menggunakan prakiraan sebesar 60%
C. TSS
𝑚𝑔 ( b−a )
𝑇𝑆𝑆 ( ⁄𝑙𝑡 ) = x 1.000.000
volume sampel (ml)
Keterangan :
b = hasil berat kertas saring setelah di oven (g)
a = hasil berat kertas saring sebelum di oven (g)
D. VFA (Volatile Fatty Acid)
Vol titrasi (ml)x N NaOH x 60
VFA = x 1000
Volume sampel (ml)
Keterangan :
N NaOH = Normalitas NaOH = 0.1020
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 66
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 67
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
4. Aerasi
Pada Aaerasi ini menggunakan COD loading, karena pada aerasi ini
air limbah yang masuk berasal dari Anaerob 1 dan Anaerob 2
Diketahui :
- Flow rate Anaerob 1 = 2 m3/jam
- Flow rate Anaerob 2 = 10 m3/jam
- COD Anaerob 1 = 1346.4 ppm
- COD Anaerob 2 = 396 ppm
COD loading atau COD Aaerasi
(Flow rate anaerob 1 x COD anaerob 1) + (Flow rate anaerob 1 x COD anaerob 1)
=
Total Flow rate
3 3
(2 𝑚 ⁄𝑗𝑎𝑚 x 1346, 4 ppm) + ( 10 𝑚 ⁄𝑗𝑎𝑚 x 396 ppm)
= 3
12 𝑚 ⁄𝑗𝑎𝑚
= 554.4 ppm
5. Clarifier
Pada Clarifier ini perhitungan COD dilakukan tanpa pengenceran,
karena hasil yang didapat tanpa pengenceran sudah sesuai dengan
baku mutu Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 72 Tahun 2013
Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Industri dan atau Kegiatan
Usaha Lainnya.
Diketahui :
- Hasil titrasi blanko = 10.5 ml
- Hasil titrasi sampel = 9.4 ml
- Volume sampel = 0.5 ml
- Aquadest = 9.5 ml
- N FAS = 0.0495 N
(b − a) x 8000 x NFAS
COD (ppm) =
(ml sampel)
(10.5 ml − 9.4 ml) x 8000 x 0.0495
COD (ppm) =
(0.5 ml + 9.5 ml)
= 43.56 ppm
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 68
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
6. Kolam Penjernihan
Diketahui :
- Hasil titrasi blanko = 10.5 ml
- Hasil titrasi sampel = 9.7 ml
- Volume sampel = 0.5 ml
- Aquadest = 9.5 ml
- N FAS = 0.0495 N
(b − a) x 8000 x NFAS
COD (ppm) =
(ml sampel)
(10.5 ml − 9.7 ml) x 8000 x 0.0495
COD (ppm) =
(0.5 ml + 9.5 ml)
= 31.68 ppm
B. Perhitungan BOD
1. Equalisasi
Diketahui :
- COD Equalisasi = 2930.4 ppm
BOD (ppm) = 0.6 x Hasil COD
BOD (ppm) = 0.6 x 2930.4 ppm
= 1758.24 ppm
2. Anaerob 1
Diketahui :
- COD Anaerob 1 = 1346.4 ppm
BOD (ppm) = 0.6 x Hasil COD
BOD (ppm) = 0.6 x 1346.4 ppm
= 8O7.84 ppm
3. Anaerob 2
Diketahui :
- COD Anaerob 2 = 396 ppm
BOD (ppm) = 0.6 x Hasil COD
BOD (ppm) = 0.6 x 396 ppm
= 237.6 ppm
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 69
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
4. Aerasi
Diketahui :
- COD Aerasi = 554.4 ppm
BOD (ppm) = 0.6 x Hasil COD
BOD (ppm) = 0.6 x 554.4 ppm
= 332.6 ppm
5. Clarifier
Diketahui :
- COD Anaerob 2 = 43.56 ppm
BOD (ppm) = 0.6 x Hasil COD
BOD (ppm) = 0.6 x 43.56
= 26.13 ppm
6. Titik penjernihan
Diketahui :
- COD Titik Penjernihan = 31.68 ppm
BOD (ppm) = 0.6 x Hasil COD
BOD (ppm) = 0.6 x 31.68
= 19.01 ppm
C. Perhitungan TSS/MLSS
Perhitungan TSS/MLSS meliputi bangunan aerasi dan clarifier
1. Aerasi
Diketahui :
- Berat kertas saring awal (a) = 0.5536 g
- Berat kertas saring akhir (b) = 0.5296 g
- Volume sampel = 10 ml
( b−a )
𝑀𝐿𝑆𝑆(𝑝𝑝𝑚) = x 1.000.000
volume sampel (ml)
( 0.5236 𝑔−0.5296 𝑔)
𝑀𝐿𝑆𝑆(𝑝𝑝𝑚) = x 1.000.000
10 ml
= 2400 ppm
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 70
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
Pada Aerasi ini juga menghitung MLSS ideal yang bertujuan untuk
mengetahui bakteri yang harusnya ada pada Aerasi, jika hasil MLSS
Aerasi > MLSS Ideal maka Bakteri harus di buang.
Diketahui :
- COD Aerasi = 554.4 ppm
- td (waktu tinggal) = 24 jam
- total flow rate = 12 m3/jam
- faktor pengenceran = 0.1
- volume Aerasi = 700 m3
𝑀𝐿𝑆𝑆 𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙
0.6 x COD Aerasi x 1000 x 24 jam x total flow rate
=
faktor pengenceran x volume aerasi
0.6 x 554.4 x 1000 x 24 jam x 12 𝑚3
=
0.1 x 700.000
= 1368.5 ppm
2. Clarifier
Diketahui :
- Berat kertas saring awal (a) = 0.5254 g
- Berat kertas saring akhir (b) = 0.5257 g
- Volume sampel = 10 ml
(b−a)
𝑇𝑆𝑆 (𝑝𝑝𝑚) = x 1.000.000
volume sampel (ml)
( 0.5257 𝑔 − 0.5254 𝑔)
𝑇𝑆𝑆 (𝑝𝑝𝑚) = x 1.000.000
10 ml
= 30 ppm
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 71
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 72
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 73
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 74
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 75
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 76
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
VIII.5 Pembahasan
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 77
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 78
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
BAB IX
V.6 Kesimpulan
A. Air limbah yang dihasilkan dari proses produksi berasal dari proses
pencucian botol dan krat, sisa produk yang tidak habis, dan produk
yang tidak memenuhi standar.
B. Debit influen limbah yang diolah oleh WWTP adalah 20 m3/jam.
C. Unit yang digunakan untuk proses pengolahan limbah cair, terdiri dari
bar screen, basket screen, grease trap, sump pit, bak equalisasi, bak
anaerob 1 dan 2, oxidation ditch, clarifier, dan kolam penjernihan.
D. Unit yang digunakan untuk proses pengolahan lumpur dari proses
pengolahan limbah cair, terdiri dari sludge collector dan filter
press/drying bed.
E. Air efluen dari proses pengolahan limbah cair sudah memenuhi standar
baku mutu industri minuman ringan yang mengacu pada PERGUB
JATIM No. 72 Tahun 2013.
F. Kualitas air limbah yang diolah dari influen hingga efluen, terus
dipantau oleh petugas WWTP setiap 2 jam sekali, kecuali COD dan
TSS, dikarenakan membutuhkan waktu lama, maka pengecekan
dilakukan setiap awal shift.
G. Penerapan K3 di PT. SINAR SOSRO KPB Mojokerto sudah memenuhi
standart dan masih terus dikembangkan.
V.7 Saran
A. Dikarenakan pengukuran COD yang membutuhkan waktu yang lama.
Maka untuk mempersingkat waktu pengukuran COD, sebaiknya
menggunakan alat COD meter.
B. Untuk memudahkan proses titrasi dan hasilnya akurat, sebaiknya perlu
ditambahkan alat magnetic stirer.
C. Untuk menghematbiaya, proses di kolam penjernihan yang
menggunakan koagulan dengan biaya mahal. Sebaiknya digantikan
dengan alat filtrasi dengan bahan-bahan alami, misalnya menggunakan
ijuk dan batu zeolit.
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 79
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 80