Anda di halaman 1dari 80

LAPORAN

KERJA PRAKTEK 2018


PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Kerja Praktek (KP) adalah kegiatan instrakulikuler yang bersifat wajib


bagi mahasiswa jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik UPN Veteran
Jatim. Kerja Praktek mempunyai bobot 2 SKS yang mencakup beberapa
kegiatan, mulai pengajuan tempat, pelaksanaan, pembuatan laporan, dan
penjilidan laporan. Kerja Praktek juga merupakan syarat wajib untuk
menempuh Sarjana Teknik Lingkungan.
Pada masa sekarang ini, seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi, pertumbuhan dan perkembangan perekonomian telah
memasuki era globalisasi. Hal ini menyebabkan kompetisi dalam dunia
bisnis menjadi semakin tajam seperti indutri teh. Salah satu industri yang
memproduksi minuman teh dalam kemasan botol adalah PT SINAR
SOSRO. PT SINAR SOSRO didirikan oleh Keluarga Sosrodjojo pada
tanggal 17 Juli 1974. Keluarga Sosrodjojo mulai bergelut dalam industri teh
pada tahun 1940 di Kota Slawi, Jawa Tengah. Saat ini PT SINAR SOSRO
menjadi market leader di Indonesia untuk produk minuman teh siap saji
yaitu Teh Botol.
Setiap industri, termasuk PT SINAR SOSRO pasti menerapkan
kebijakan – kebijakan yang harus dijalankan seperti sistem K3 dan sistem
pengolahan air dan air limbah, untuk meningkatkan kualitas air limbah
sebelum dibuang ke badan air. PT SINAR SOSRO KPB Mojokerto
melakukan upaya dengan bangunan pengolahan air limbah dalam proses
pengolahan limbahnya, agar air limbah yang dihasilkan memenuhi baku
mutu effluent saat dibuang ke badan air sesuai yang telah ditetapkan dalam
Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 72 Tahun 2013 Tentang Baku Mutu
Air Limbah Bagi Industri dan Kegiatan Usaha Lainnya. Dengan demikian
perlu diadakan evaluasi terhadap setiap banguanan pengolahan air limbah
yang ada, disertai pengujian secara rutin terhadap kualitas effluent, sehingga
air limbah tersebut dapat dibuang kebadan air dengan aman tanpa
mengganggu ekosistem lingkungan.
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 1
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

I.2 Maksud dan Tujuan


I.2.1. Maksud
Maksud dari pelaksanaan kerja praktek ini adalah untuk
mengimplementasikan ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperoleh dari
perkuliahan, sehingga dapat mengetahui sejauh mana korelasi antara teori
dan praktek di lapangan.
I.2.2. Tujuan
Tujuan Umum :
1. Mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama masa perkuliahan.
2. Memenuhi matakuliah yang diwajibkan bagi mahasiswa untuk
menyelesaikan studi.
3. Mempelajari dan membandingkan secara langsung antara teori yang
diterima dibangku kuliah dengan kegiatan dilapangan.
4. Memperluas pengetahuan, pengalaman dan wawasan sebelum terjun
kedunia kerja yang sarat dengan persaingan.
5. Memperdalam dan meningkatkan kualitas, keterampilan dan
kreatifitas pribadi praktikan.
6. Melatih diri agar tanggap dan peka dalam menghadapi situasi dan
kondisi lingkungan kerja.
7. Mengatur kemampuan mahasiswa dalam bersosialisasi dan bekerja
dalam suatu perusahaan.
8. Menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman sebagai generasi
terdidik untuk terjun dalam masyarakat terutama dilingkungan
industri.
Tujuan Khusus :
1. Untuk memenuhi beban satuan kredit semester (SKS) yang harus
ditempuh sebagai persyaratan akademis di Program Studi Teknik
Lingkungan.
2. Sebagai sarana untuk mendapatkan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan yang lebih luas yang belum di dapatkan di perkuliahan,
sehingga memudahkan kami dalam mengerjakan tugas akhir nanti.

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 2
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

3. Mengetahui dan mempelajari tentang Quality Control di PT. SINAR


SOSRO KPB Mojokerto.
4. Mengetahui dan mempelajari tentang sumber timbulan limbah di PT.
SINAR SOSRO KPB Mojokerto.
5. Mengetahui dan mempelajari tentang prosedur / SOP tata cara
penyimpanan dan sistem pengelolaan limbah sesuai perundang –
undangan yang berlaku.
6. Mengetahui dan mempelajari tentang pengelolaan limbah yang
menggunakan IPAL di PT SINAR SOSRO KPB Mojokerto.
7. Mengetahui dan mempelajari implementasi program keselamatan
kerja dibandingkan dengan teori yang di peroleh dalam mata kuliah
yang telah disampaikan.
8. Mengetahui dan mempelajari implementasi pengelolaan limbah di
lapangan dibandingkan dengan teori yang diperoleh dalam mata
kuliah yang telah disampaikan.
I.3 Ruang Lingkup
Ruang Lingkup yang dibahas dalam penulisan laporan kerja praktek
adalah Quality Control yang ada di PT SINAR SOSRO KPB Mojokerto
yang meliputi bagian seperti: Field Inspector, Incoming material, Analisis
Kimia, Analisis Mikrobiologi, Wastewater Treatment Plant (WWTP),
Gudang Karangtina.
I.4 Pelaksanaan Kerja Praktek
Kerja Praktek dilaksanakan mulai tanggal 2 Juli 2018 sampai dengan
2 Agustus 2018, dengan perincian jadwal kerja praktek sebagai berikut:
1. Jam Kerja:
- Senin s/d Jumat : 08.00 – 16.00 WIB
- Sabtu : 08.00 – 13.00 WIB
2. Jam Istirahat:
- Senin s/d Kamis : 12.00 – 13.00 WIB
- Jumat : 11.30 – 13.00 WIB
3. Hari Libur:
- Minggu

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 3
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Proses Produksi


Proses diartikan sebagai suatu cara, metode dan teknik bagaimana
sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan dan dana) yang
ada diubah untuk memperoleh suatu hasil. Produksi adalah kegiatan untuk
menciptakan atau menambah kegunaan barang atau jasa (Assauri, 1995).

Gambar 2.1 Proses Produksi PT SINAR SOSRO KPB Mojokerto


(Sumber: http://thesis.binus.ac.id/)
Proses juga diartikan sebagai cara, metode ataupun teknik bagaimana
produksi itu dilaksanakan. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan
danan menambah kegunaan (Utility) suatu barang dan jasa. Menurut Ahyari
(2002) proses produksi adalah suatu cara, metode ataupun teknik menambah
keguanaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan faktor produksi yang
ada.
Melihat kedua definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa proses
produksi merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan
suatu barang atau jasa dengan menggunakan faktor-faktor yang ada seperti
tenaga kerja, mesin, bahan baku dan dana agar lebih bermanfaat bagi
kebutuhan manusia.

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 4
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

II.2 Bahan Baku


II.2.1 Teh
Teh adalah tumbuhan yang selalu sepanjang musim, artinya
tidak pernah menggugurkan daun-daunnya. Daun yang tersusun
selang-seling dan tulang daun yang longitudinal, memiliki ujung
runcing dan bergerigi halus. Bunganya putih dan memiliki lima
kelopak bunga dengan aroma yang menyenangkan. Buahnya
berbentuk segitiga dan berkayu. Teh bisa tumbuh dengan baik di
daerah hutan hujan tropis atau subtropis dan berada di ketinggian
2.100 meter dari permukaan laut. Semakin tinggi daerahnya, semakin
kecil rimbunan pohon teh dan konsekuensinya semakin kecil hasil
panennya (Fulder, 2004).
Teh dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu teh hijau, teh
hitam dan teh oolong. Secara umum teh hijau merupakan teh yang
tidak difermentasikan, berbeda dengan teh hitam yang mengalami
fermentasi penuh. Sedangkan teh oolong mengalami setengah proses
fermentasi. Pengolahan teh hijau telah dikenal sejak lama namun
dilaksanakan dengan pengolahan dan teknologi yang sederhana. Teh
hijau merupakan pucuk daun muda tanaman teh yang diolah tanpa
melalui proses fermentasi. Untuk memperoleh produk yang sesuai
dengan permintaan pasar maka pengolahan teh hijau dilaksanakan
dengan teknologi yang lebih maju (Djoehana, 2000).
Untuk memanfaatkan komponen bioaktif dalam teh dan
memperluas aplikasinya, maka diperlukan suatu bentuk produk yang
mudah digunakan. Adapun bentuk teh yang praktis tersebut adalah
ekstrak teh. Ekstrak teh ini didapat dengan mengekstrak pucuk daun
teh segar maupun teh yang sudah jadi dengan menggunakan air panas
(Arif Hartoyo, 2003).
II.2.2 Air
Air merupakan bahan yang sangat penting bagi kehidupan umat
manusia dan fungsinya tidak pernah dapat digantikan oleh senyawa
lain. Air juga merupakan komponen penting dalam bahan makanan
karena air dapat mempengaruhi kenampakan, tekstur serta cita rasa
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 5
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

(Anonim, 2009). Air berfungsi sebagai bahan yang dapat


mendispersikan berbagai senyawa yang ada dalam bahan makanan.
Untuk beberapa bahan malah berfungsi sebagai pelarut. Air dapat
melarutkan berbagai bahan seperti garam, vitamin yang larut air,
mineral, dan senyawa-senyawa cita rasa seperti yang terkandung
dalam teh dan kopi (Winarno, 2004).
Air yang diminum dapat diartikan sebagai air yang bebas dari
bakteri yang berbahaya dan ketidakmurnian secara kimiawi. Air
minum harus bersih dan jernih, tidak berwarna dan tidak berbau dan
tidak mengandung bahan tersuspensi (kekeruhan). Terlebih lagi, air
minum harus tampak menarik dan menyenangkan untuk diminum
(Soejoeti, 1998).
II.2.3 Gula
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber
energi dan komoditi perdagangan utama. Gula paling banyak
diperdagangkan dalam bentuk kristal sukrosa padat. Gula digunakan
untuk mengubah rasa menjadi manis. Gula sederhana, seperti glukosa,
menyimpan energi yang digunakan oleh sel. Gula sebagai sukrosa
diperoleh dari nira, tebu, bit gula, atau aren. Gula merupakan hal
paling banyak digunakan dan memegang peranan penting dalam
kehidupan manusia. Berbagai makanan dan minuman menggunakan
bahan dari gula untuk pemanis misalnya dari makanan kue, biskuit,
roti, dan sebagainya. Karena kebutuhan gula semakin bertambah
hampir 95%, maka produksi gula semakin meningkat (Wahyudi,
2003).
Gula mempunyai beberapa jenis, diantaranya adalah sebagai
berikut :
A. Refined Sugar (Gula Kristal Rafinasi)
Gula kristal rafinasi merupakan gula sukrosa yang diproduksi
melalui tahapan pengolahan gula kristal mentah meliputi: afinasi –
pelarutan kembali (remelting) – klarifikasi – dekolorisasi –
kristalisasi – fugalisasi – pengeringan – pengemasan. Gula kristal

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 6
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

rafinasi digunakan sebagai bahan baku industri makanan dan


minuman (Anonim, 2009).
Gula rafinasi merupakan gula yang diproduksi dari bahan
baku raw sugar melalui proses rafinasi untuk memenuhi kebutuhan
industry makanan dan minuman serta kebutuhan di bidang farmasi.
Kata rafinasi diambil dari kata refinery artinya menyuling,
menyaring, dan membersihkan. Jadi bisa dikatakan bahwa gula
rafinasi adalah gula yang mempunyai kualitas kemurnian yang
tinggi. (Anonim, 2009)
B. Sukrosa
Gula kristal yang kita konsumsi diproses dari sukrosa yang
terbentuk di batang tebu. Kadar sukrosa yang ada dalam batang
tebu bervariasi antara 8-13 % pada tebu segar yang mencapai
kemasakan optimal. Sukrosa adalah senyawa disakarida dengan
rumus molekul C12H22O11. Sukrosa terbentuk melalui proses
fotosintesis yang ada pada tumbuh-tumbuhan. Pada proses tersebut
terjadi interaksi antara karbon dioksida dengan air didalam sel yang
mengandung klorofil (Kuswurj, 2011).
Sukrosa adalah disakarida yang mempunyai peranan penting
dalam pengolahan makanan dan banyak terdapat pada tebu, bit,
siwalan, dan kelapa kopyor. Untuk industri-industri makanan biasa
digunakan sukrosa dalam bentuk kristal halus atau kasar dan dalam
jumlah yang banyak dipergunakan dalam bentuk cairan sukrosa
(sirup). Pada pembuatan sirup, gula pasir (sukrosa) dilarutkan
dalam air dan dipanaskan, sebagian sukrosa akan terurai menjadi
glukosa dan fruktosa, yang disebut gula invert. Inversi sukrosa
terjadi dalam suasana asam. Gula invert ini tidak dapat berbentuk
kristal karena kelarutan sukrosa sangat tinggi (Winarno, 2010).
Sukrosa dalam pembuatan produk makanan berfungsi untuk
memberi rasa manis dan dapat pula sebagai pengawet yaitu dalam
konsentrasi yang tinggi dapat menghambat pertumbuhan

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 7
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

mikroorganisme, dapat menurunkan aktifitas air dari bahan pangan


(Buckel et al., 1987).
C. Fruktosa
Fruktosa adalah jenis karbohidrat sederhana (gula) yang
terdapat di dalam gula meja. Selain fruktosa, gula meja yang Anda
gunakan sehari-hari mengandung glukosa, yang merupakan sumber
energi dalam tubuh.
Selain terdapat di dalam gula meja yang kita pakai sehari-
hari, sebenarnya fruktosa juga terkandung di dalam buah-buahan.
Ya, gula fruktosa adalah gula alami dari buah yang jumlahnya tak
terlalu banyak, sehingga aman bagi kesehatan.
Fruktosa juga dapat ditemukan di berbagai pemanis seperti
sirup jagung fruktosa tinggi dan sirup agave. Jika suatu produk
mencantumkan tambahan gula sebagai salah satu bahan utamanya,
biasanya produk tersebut mengandung fruktosa yang tinggi.
(Andisa, 2018)
II.3 Quality Control (QC)
Pengawasan dan pengendalian mutu merupakan faktor penting bagi
suatu perusahaan untuk menjaga konsistensi mutu produk yang akan
dihasilkan pada suatu pabrik pakan (Junais et al., 2010). Quality control
merupakan bagian yang penting dalam suatu pabrik makanan dan minuman,
karena nantinya akan berpengaruh pada makanan dan minuman yang
dihasilkan. Quality control bertugas untuk menjamin mutu selama
penerimaan bahan baku hingga pengendalian mutu pada bagian produksi
(Muhandri dan Kardarisman, 2008).
Citra mutu bahan maupun produk dari suatu industri yang sesuai
dengan standar mutu dapat ditegakkan melalui pengawasan atau
pemeriksaan mutu yaitu dengan memeriksa apakah segala sesuatu telah
berjalan sesuai dengan rencana, intruksi-instruksi yang dikeluarkan dan
prinsip yang dianut (Mukodingsih et al., 2015)
Pengawasan dan pengendalian mutu harus dilakukan sejak awal
proses produksi sampai saluran distribusi untuk meningkatkan kepercayaan
konsumen, meningkatkan jaminan keamanan produk, mencegah banyaknya
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 8
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

produk yang rusak dan mencegah pemborosan biaya akibat kerugian yang
dapat ditimbulkan (Junais et al., 2010). Program pengawasan mutu yang
baik adalah mencakup pengawasan terhadap empat aspek, yaitu pengawasan
kualitas bahan baku (ingredient quality), kualitas produk akhir (finished feed
quality), kandungan zat anti nutrisi atau racun (control of toxic substances),
dan kontrol terhadap proses produksi (process control) (Khalil dan
Suryahadi, 1997)
II.4 Pengertian Limbah
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi
baik industri maupun domestik (rumah tangga). Di mana masyarakat
bermukim, di sanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah,
ada air kakus (black water), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas
domestik lainnya (grey water).
Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang seringkali tidak
dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila
ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia senyawa organik
dan senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu,
kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama
bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap
limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung
pada jenis dan karakteristik limbah. (Kontributor Wikipedia, 2017)
Berdasarkan dari wujud limbah yang dihasilkan, limbah dibagi
menjadi tiga yaitu limbah padat, limbah cair dan gas dengan penjelasan
sebagai berikut :
A. Limbah padat adalah limbah yang berwujud padat. Limbah padat bersifat
kering, tidak dapat berpindah kecuali ada yang memindahkannya.
Limbah padat ini misalnya, sisa makanan, sayuran, potongan kayu,
sobekan kertas, sampah, plastik, dan logam.
B. Limbah cair adalah limbah yang berwujud cair. Limbah cair terlarut
dalam air, selalu berpindah, dan tidak pernah diam. Contoh limbah cair
adalah air bekas mencuci pakaian, air bekas pencelupan warna pakaian,
dan sebagainya.

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 9
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

C. Limbah gas adalah limbah zat (zat buangan) yang berwujud gas. Limbah
gas dapat dilihat dalam bentuk asap. Limbah gas selalu bergerak
sehingga penyebarannya sangat luas. Contoh limbah gas adalah gas
pembuangan kendaraan bermotor. Pembuatan bahan bakar minyakjuga
menghasilkan gas buangan yang berbahaya bagi lingkungan.
Menurut A. K. Haghi, 2011 menyatakan bahwa berdasarkan sumber
yang menghasilkan limbah dapat dibedakan menjadi lima yaitu :
A. Limbah rumah tangga, biasa disebut juga limbah domestik.
B. Limbah industri merupakan limbah yang berasal dari industri pabrik.
C. Limbah pertanian merupakan limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan
pertanian, contohnya sisa daun-daunan, ranting, jerami, kayu dan lain-
lain.
D. Limbah konstruksi didefinisikan sebagai material yang sudah tidak
digunakan lagi dan yang dihasilkan dari proses konstruksi, perbaikan
atau perubahan. Jenis material limbah konstruksi yang dihasilkan dalam
setiap proyek konstruksi antara lain proyek pembangunan maupun
proyek pembongkaran (contruction and domolition). Yang termasuk
limbah construction antara lain pembangunan perubahan bentuk
(remodeling), perbaikan (baik itu rumah atau bangunan komersial).
Sedangkan limbah demolition antara lain limbah yang berasal dari
perobohan atau penghancuran bangunan.
E. Limbah radioaktif, limbah radioaktif berasal dari setiap pemanfaatan
tenaga nuklir, baik pemanfaatan untuk pembangkitan daya listrik
menggunakan reaktor nuklir, maupun pemanfaatan tenaga nuklir untuk
keperluan industri dan rumah sakit. Bahan atau peralatan terkena atau
menjadi radioaktif dapat disebabkan karena pengoperasian instalasi
nuklir atau instalasi yang memanfaatkan radiasi peng-ion.
Jenis limbah ada 5 berdasarkan sifatnya yaitu:
A. Limbah korosif adalah limbah yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit
dan dapat membuat logam berkarat

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 10
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

B. Limbah beracun adalah limbah yang mengandung racun berbahaya bagi


manusia dan lingkungan. Limbah ini mengakibatkan kematian jika
masuk ke dalam laut.
C. Limbah reaktif adalah limbah yang memiliki sifat mudah bereaksi
dengan oksigen atau limbah organik peroksida yang tidak stabil dalam
suhu tinggi dan dapat menyebabkan kebakaran.
D. Limbah mudah meledak adalah limbah yang melalui proses kimia dapat
menghasilkan gas dengan suhu tekanan tinggi serta dapat merusak
lingkungan.
E. Limbah mudah terbakar adalah limbah yang mengandung bahan yang
menghasilkan gesekan atau percikan api jika berdekatan dengan api.
Limbah yang dihasilkan dari proses atau kegiatan industri antara lain :
A. Limbah padat: sisa spare part, tong bekas, kain bekas, besi, dll.
B. Limbah cair: bahan kimia, hasil pelarut, air bekas produksi, oli bekas, dll.
C. Limbah gas: gas buangan kendaraan bermotor, gas buangan boiler, gas
hasil pembakaran dll.
II.5 Baku Mutu
Baku Mutu Lingkungan adalah ukuran batas bahan, zat atau energi
yang berada pada tempat dan kondisi tertentu. Dengan kata lain, Baku Mutu
Lingkungan adalah ambang batas kadar maksimum suatu zat atau bahan
yang diperbolehkan berada di lingkungan agar tidak menimbulkan dampak
negatif.
II.6 Prinsip Pengelolaan Limbah (3R)
Penerapan sistem 3R (Reuse, Reduce, dan Recycle) menjadi salah satu
solusi dalam menjaga lingkungan di sekitar kita yang murah dan mudah
untuk dilakukan di samping mengolah sampah menjadi kompos atau
meanfaatkan sampah menjadi sumber listrik (Pembangkit Listrik Tenaga
Sampah). Selain itu, penerapan 3R ini juga dapat dilakukan oleh setiap
orang dalam kegiatan sehari-hari. 3R terdiri dari Reuse, Reduce, dan
Recycle. Reuse berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat
digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya. Reduce berarti
mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah. Dan Recycle

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 11
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

berarti mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau produk
baru yang bermanfaat.
A. Reduce
Reduce berarti kita mengurangi penggunaan bahan-bahan yang bisa
merusak lingkungan. Reduce juga berarti mengurangi belanja barang-
barang yang anda tidak “terlalu” butuhkan seperti baju baru, aksesoris
tambahan atau apa pun yang intinya adalah pengurangan kebutuhan.
Kurangi juga penggunaan kertas tisu dengan sapu tangan, kurangi
penggunaan kertas di kantor dengan print preview sebelum mencetak
agar tidak salah, baca koran online, dan lainnya.
B. Reuse
Reuse berarti menggunakan kembali sampah atau bahan-bahan
yang terbuang dan tidak terpakai agar tidak terjadi penumpukan sampah
di lingkungan sekitar kita. Banyak sampah-sampah yang dapat kita
gunakan kembali seperti kertas, botol bekas seperti bekas minum-
minuman, kaleng susu, semua itu dapat kita gunakan dan manfaatkan
seperti merubahnya menjadi pot tanaman, atau kerajinan tangan, dan
kreativitas lainnya.
C. Recylce
Recycle adalah mendaur ulang barang. Paling mudah adalah
mendaur ulang sampah organik di rumah anda, menggunakan bekas botol
plastik air minum atau apapun sebagai pot tanaman, sampai mendaur
ulang kertas bekas untuk menjadi kertas kembali. Daur ulang secara
besar-besaran belum menjadi kebiasaan di Indonesia. Tempat sampah
yang membedakan antara organik dan non-organik saja tidak jalan.
Malah akhirnya lebih banyak gerilyawan lingkungan yang melakukan
daur ulang secara kreatif dan menularkannya pada banyak orang
dibandingkan pemerintah.
II.7 Manajemen Lingkungan
Pengertian sistem manajemen lingkungan menurut ISO 14001 : 2004
merupakan suatu sistem manajemen pengelolaan lingkungan yang telah
diakui secara internasional dengan sertifikat yang dikeluarkan oleh Badan

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 12
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

Sertifikat di bawah koordinasi Organisasi Standar Internasional/ISO


(International Organization for Standardization). Sistem Manajemen
Lingkungan atau Environment Management System (EMS) adalah bagian
dari keseluruhan sistem manajemen yang meliputi struktur organisasi,
rencana kegiatan, tanggung jawab, latihan atau praktek, prosedur, proses
dan sumber daya untuk pengembangan, penerapan, evaluasi dan
pemeliharaan kebijakan lingkungan. (ISO 14001, 1996).
Sistem manajemen lingkungan menurut Tibor dan Feldman
merupakan “bagian dari sistem manajemen yang meliputi struktur
organisasi, perencanaan kegiatan, tanggung jawab, praktek, prosedur,
proses, dan sumber daya untuk mengembangkan, melaksanakan, mencapai,
mengkaji dan memelihara kebijakan lingkungan". Dengan kata lain, sistem
manajemen lingkungan adalah sistem manajemen yang berencana,
menjadwalkan, menerapkan dan memantau kegiatan-kegiatan yang
bertujuan untuk meningkatkan kinerja lingkungan. Yang mendasari definisi
ini adalah asumsi implisit korelasi positif antara kinerja lingkungan dan
perusahaan (Tibor dan Feldman, 1996).

Gambar 2.2 Logo ISO 14001


(Sumber: environment-indonesia.com)
Pada prinsipnya, ISO 14001 mengandung syarat-syarat atau aturan
komprehensif bagi suatu organisasi dalam pengembangan sistem
pengelolaan dampak lingkungan yang baik dan menyeimbangkan dengan
prioritas para pelaku usaha (uang), sehingga upaya perbaikan performance
yang dilakukan akan disesuaikan dengan sumber daya yang dimiliki

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 13
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

perusahaan. Dalam implementasinya ISO 14001 bersifat tidak memaksa,


tidak ada hukum yang mengikat yang mengharuskan dalam
implementasinya. (ISO 14001, 2004).
Manajemen Lingkungan merupakan sistem pengelolaan yang dinamis,
sehingga perlu adaptasi bila terjadi perusahaan di perusahaan yang
mencakup sumber daya, proses dan kegiatan perusahaan. Diperlukan pula
adaptasi bila terjadi perubahan di luar perusahaan, misalnya perubahan
peraturan perundang-undangan dan pengetahuan yang disebabkan oleh
perkembangan teknologi.
Berbagai manfaat dapat diperoleh bila menerapkan ISO 14001, yang
sekaligus dapat dianggap sebagai keuntungan dari manajemen lingkungan
adalah sebagai berikut :
A. Perlindungan lingkungan. adalah manfaat yang paling penting karena
dengan mengikuti persyaratan yang ada akan membantu pula dalam
mematuhi regulasi dan sistem manajemen yang efektif.
B. Keuntungan ekonomi dapat diperoleh dari penerapan Sistem Manajemen
Lingkungan. Keuntungan ini sebaiknya diidentifikasi agar dapat
menunjukkan kepada pihak terkait, khususnya pemegang saham, nilai
perusahaan yang memiliki manajemen lingkungan yang baik.
C. Perbaikan lingkungan yang berkesinambungan mempunyai kesamaan
konsep dengan manajemen lingkungan total. Hal tersebut menyajikan
konsep bahwa sistem selalu bisa dikendalikan dan selalu ada cara yang
lebih efektif dari segi biaya untuk mengurangi dampak terhadap
lingkungan lebih jauh selama ada indikator-indikator yang kreatif dalam
perusahaan yang diperbolehkan menyatakan ide-ide mereka (Kuhre,
1996).

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 14
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

BAB III
DESKRIPSI UMUM PERUSAHAAN
III.1 Sejarah dan Perkembangan
Lahirnya Teh Botol Sosro, berawal dari keluarga Sosrodjojo yang
memulai bisnisnya pada tahun 1940 di Kota Slawi, Kabupaten Tegal, Jawa
Tengah. Dengan memproduksi dan memasarkan teh seduh merek “Teh Cap
Botol”, seperti gambar berikut ini :

Gambar 3.1 Teh Cap Botol


(Sumber: Anonim, 2017)
Pada tahun Tahun 1965, Keluarga Sosrodjojo mulai memperluas
bisnisnya dengan merambah ke Jakarta dengan melakukan strategi CICIP
RASA (product sampling) ke beberapa pasar di Jakarta, dengan 3 tahapan
sebagai berikut :
Tahap 1

Gambar 3.2 Demo pembuatan teh


(Sumber: Anonim, 2017)
Awalnya, demo pembuatan teh (masak, seduh, maupun pembagian
teh) dengan datang ke pasar - pasar dengan cara memasak dan menyeduh
teh langsung di tempat. Setelah siap, seduhan teh tersebut langsung
dibagikan kepada orang - orang yang ada di pasar. Namun cara ini kurang
berhasil karena teh yang telah diseduh terlalu panas dan proses penyajiannya
terlalu lama sehingga pengunjung di pasar yang ingin mencicipinya tidak
sabar menunggu.
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 15
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

Tahap 2

Gambar 3.3 Proses penjualan teh dengan mobil


(Sumber: Anonim, 2017)
Cara kedua, teh tidak lagi diseduh langsung di pasar, tetapi teh
dimasukkan kedalam panci - panci besar untuk selanjutnya dibawa ke pasar
dengan menggunakan mobil bak terbuka. Lagi - lagi cara ini kurang berhasil
karena teh yang dibawa tumpah selama perjalanan dari kantor ke pasar
karena pada saat tersebut jalanan di Jakarta masih berlubang dan belum
sebagus sekarang.
Tahap 3

Gambar 3.4 Penyeduhan teh


(Sumber: Anonim, 2017)
Akhirnya muncul ide untuk membawa teh yang telah diseduh dan
dikemas kedalam botol yang sudah dibersihkan. Ternyata cara ini cukup
menarik minat pengunjung karena selain praktis juga bisa langsung
dikonsumsi tanpa perlu menunggu tehnya dimasak seperti cara sebelumnya.
Sehingga pada tahun 1969 timbul ide untuk menjual teh dalam kemasan
botol dengan nama Teh Botol Sosro. Nama “Teh botol” diambil dari teh
seduh merek ”Teh Cap Botol”, sedangkan nama ”Sosro” diambil dari nama
keluarga pendirinya yakni ”Sosrodjojo” , yang saat itu sudah mulai terkenal
di Jakarta.

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 16
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

III.1.1. Berdirinya PT SINAR SOSRO


Agar bisa melayani pasar dengan lebih baik, Soegiharto Sosrodjojo
dan saudara -saudaranya memutuskan untuk memisahkan usaha teh siap
minum dalam kemasan dari usaha teh seduh keluarga Sosrodjojo yakni
dengan mendirikan sebuah perusahaan baru. Perusahaan baru ini diharapkan
akan bisa lebih fokus dalam melayani dan mengembangkan pasar minuman
teh siap minum dalam kemasan botol beling / kaca.
Pada tangal 17 Juli 1974, Soegiharto Sosrodjojo dan saudara -
saudaranya resmi mendaftarkan perusahaan baru tersebut dengan nama PT
SINAR SOSRO , yang berdomisili di Jalan Raya Sultan Agung Km. 28,
Medan Satria, Bekasi, yang juga merupakan lokasi pabrik pertama Teh
Botol Sosro sekaligus merupakan Pabrik teh siap minum dalam kemasan
yang pertama di Indonesia dan di dunia. Para pendiri PT SINAR SOSRO
terdiri dari :

Gambar 3.5 Para Pendiri PT SINAR SOSRO


(Sumber: Anonim, 2017)
1. Soemarsono Sosrodjojo (Alm.)
2. Soegiharto Sosrodjojo
3. Soejipto Sosrodjojo (Alm.)
4. Surjanto Sosrodjojo

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 17
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

III.1.2. Perubahan Bentuk Botol dan Logo Teh Botol Sosro


Tahun 1969, seiring dengan semakin diminatinya Teh Botol Sosro
oleh masyarakat Jakarta, Teh Botol Sosro kemudian diproduksi dengan
lebih massal tetapi masih dalam skala industri rumahan dan menggunakan
botol dengan desain umum / generic. Dengan merek Teh Cap Botol Soft
Drink.
Tahun 1972, logo Teh Botol Sosro berganti design dan mulai
mencantumkan logo Sosro di leher botol. Dengan merek Teh Cap Botol dan
penulisan “Cap” lebih kecil, sehingga orang lebih membaca Teh Botol
selain itu penulisan soft drink dihilangkan, dan tulisan teh botol diganti
dengan warna merah putih yang menggambarkan produk asli indonesia.
Penulisan Sosrodjojo juga disingkat menjadi sosro dalam logo bulat merah
di leher botol.
Tahun 1974, logo Teh Botol Sosro kembali mengalami perubahan
design dan pada saat yang bersamaan botol Teh Botol Sosro dirubah
bentuknya menjadi lebih unik dan menonjolkan logo serta bentuk botol
tersebut masih digunakan sampai saat ini. Dengan produksinya sudah mulai
menggunakan mesin berteknologi tinggi yang di impor dari Jerman. Berikut
ini adalah gambar perubahan bentuk botol dan logo teh botol sosro.

Gambar 3.6 Perubahan Bentuk Botol dan Logo Teh Botol Sosro
(Sumber: Anonim, 2017)

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 18
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

“Apapun makannya, minumnya teh botol sosro” di munculkan.


Slogan ini tidak saja mengguncang sesama produk teh namun juga produk
minuman secara keseluruhan. Teh dalam kemasan botol yang sudah tidak
asing lagi bagi masyarakat umum. Karena Teh Botol minuman untuk semua
orang. Dalam era globalisasi ini, pembangunan ekonomi Indonesia sangat
dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi Negara lain. Kerjasama negara -
negara baik bilateral maupun multilateral semakin marak dan terus
berkembang dari segala bidang. PT. SINAR SORO adalah perusahaan yang
mempromosikan minuman ringan dengan ciri khas teh asli. PT SINAR
SOSRO mengembangkan produk minuman teh rasa asli yaitu Teh Botol
Sosro. Karena produk teh ini merupakan salah satu produk yang
menawarkan kualitas produknya dalam menarik minat beli konsumen,
karena sebagai minuman the tanpa bahan pengawet. Dasar atau Filosofi PT
SINAR SOSRO adalah Niat Baik yang di jabarkan dalam 3K dan RL yakni
:

Gambar 3.7 Filosofi dari PT SINAR SOSRO


(Sumber: Anonim, 2017)
Mayoritas Indonesia memiliki dataran tinggi cocok ditanami teh dan
itu semua sebagai peluang bisnis industri minuman yang dikembangkan
oleh anak negeri hingga saat ini maju dan pesat. PT SINAR SOSRO
merupakan perusahaan pertama Indonesia dan di dunia yang berani
mengolah dan menjual teh dalam kemasan untuk dijual kepada masyarakat.
Dengan Iklan “Apapun Makananya Minumnya Teh Botol Sosro”, telah
merebut hati masyarakat. Produk - produk Sosro berhasil menjangkau
konsumen diseluruh pelosok propinsi di Indonesia.
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 19
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

III.2 Profil Perusahaan dan Lokasi PT SINAR SOSRO KPB Mojokerto


Pada tahun 2008, PT SINAR SOSRO membeli tanah di Mojokerto
untuk membangun perusahaan dengan persetujuan beberapa pihak termasuk
masyarakat yang tinggal di Mojokerto. Pemerintah juga membantu PT
SINAR SOSRO dengan menyediakan air bersih untuk kualitas teh terbaik.
Sebenarnya PT SINAR SOSRO juga membantu masyarakat sekitar dengan
mempekerjakan 70% pekerja yang di ambil dari Mojokerto. Program ini
menciptakan peluang bagi tenaga kerja untuk mendapatkan pekerjaan.
Perusahaan ini juga meningkatkan sirkulasi ekonomi nasional atau devisa.
Selain itu menyediakan pupuk untuk Mojokerto dan juga beasiswa untuk
beberapa sekolah di Indonesia. Karena itu, orang-orang di Mojokerto tidak
pernah mengeluh kepada PT SINAR SOSRO. PT SINAR SOSRO cabang
Mojokerto merupakan salah satu cabang perusahaan yang diresmikan oleh
Bupati Mojokerto, Bapak H. Achmady, pada tanggal 08 maret 2008.
PT SINAR SOSRO KPB Mojokerto berlokasi di Jalan Ir. Sutami
Lingkar Awang-awang, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto. Pabrik
ini berdiri di atas lahan dengan
 Luas tanah : 70.490 m
 Luas bangunan : 29.409 m
 Ruang terbuka hijau : 41.081 m
Lokasi perusahaan berada cukup dekat dengan kota-kota besar di
Jawa Timur seperti Surabaya, Pasuruan dan Malang. Pabrik Sinar Sosro
Mojokerto berjarak kurang lebih 1 jam dari kota Surabaya, 1 jam dari kota
Pasuruan dan kurang lebih 1,5 jam dari kota Malang.
Berikut adalah denah lokasi PT SINAR SOSRO KPB Mojokerto
beserta batas - batasnya :

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 20
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

Gambar 3.8 Lokasi PT SINAR SOSRO KPB Mojokerto


(Sumber: Google Maps)
Keterangan
 Utara : Jalan Raya Ir. Sutami
 Selatan : Pemukiman penduduk
 Barat : Pemukiman penduduk
 Timur : Pemukiman penduduk
Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih
lokasi perusahaan. Faktor - faktor yang menjadi dasar pertimbangan PT
SINAR SOSRO dalam pemilihan lokasi produksi adalah sebagai berikut :
1. Ketersediaan Air
Pada proses produksinya PT SINAR SOSRO membutuhkan air dalam
jumlah yang banyak. Air ini dugunakan untuk pencucuan botol serta
digunakan sebagai bahan baku utama pembuatan Teh Botol Sosro, Fruit
Tea, S-Tee dan Tebs. Perusahaan memiliki empat sumber mata air baik
yang diperoleh dari sumur dalam dengan kedalaman 150 meter. Banyaknya
sumber mata air ini menjamin ketersediaan air bagi kebutuhan proses
produksi.
2. Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan salah satu unsur utama dalam kegiatan
perusahaan. Ketersediaan tenaga kerja merupakan faktor pertimbangan

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 21
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

utama dalam pemilihan lokasi. Hal-hal yang dipertimbangkan dalam


pemilihan lokasi pabrik mencakup tingkat kecakapan yang diperlukan dan
tinggi rendahnya upah. Sebagian besar kegiatan dilakukan dengan
menggunakan mesin otomatis sehingga tidak membutuhkan banyak tenaga
kerja. Tenaga kerja berasal dari warga sekitar Kabupaten Mojokerto dan
luar Kota Mojokerto.
3. Sarana Transportasi
Produk Teh Botol Sosro, Fruit Tea, S-Tee dan Tebs dipasarkan ke
kota-kota di berbagai pulau di Indonesia. Oleh karena transportasi menjadi
salah satu faktor penting yang dipertimbangkan dalam memilih lokasi.
III.3 Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan bentuk dari struktur organisasi
fungsional. Struktur organisasi fungsional banyak ditemukan pada
organisasi atau perusahaan yang mempunyai area spesialisasi sebagai dasar
ekstensi sebuah departemen. Prinsip dasar dari pengorganisasian adalah
pembagian tugas-tugas diantara anggota organisasi sehingga mempermudah
pelaksanaan pekerjaan dan pencapaian tujuan organisasi.
Struktur Organisasi PT SINAR SOSRO KPB Mojokerto

Gambar 3.9 Struktur Organisasi PT


(Sumber: PT SINAR SOSRO KPB Mojokerto)

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 22
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

Struktur Organisasi Quality Control

Gambar 3.10 Struktur Organisasi QC


(Sumber : PT SINAR SOSRO KPB Mojokerto)
A. Incoming Material
Melakukan inspeksi dan menguji terhadap incoming material setiap
kedatangan serta memberikan status inspeksi dan pengujian barang yang
baru datang tersebut berdasarkan hasil analisa sesuai SOP incoming
material. Kegiatan Inspector incoming materials meliputi pengambilan
sample incoming material, melakukan analisa sample dan memutuskan
material tersebut deiterima atau ditolak. Adapun tugas-tugas pokok
incoming material adalah :
1. Melaksanakan pemeriksaan kualitas barang yang baru datang
melakukan sampling untuk men tahap berikutnya bila secara visual
sedah memenuhi syarat.
2. Melaksanakan analisa kimia, fisika atau organoleptik atas barang
yang baru datang dari supplyer sesuai SOP incoming material.
3. Melakukan uji organoleptik pada produk jadi sesuai sample yang
diberikan oleh petugas Field Inspector.
4. Mencatatat hasil analisa kedalam formulir yang tersedia dilanjutkan
dengan pemberian status inspeksi dan pengujian terhadap barang
yang di sampling dengan pengarahan dari supervisor manager QC
serta memberikan laporan hasil keputusan supervisor/manager QC
tersebut kepada petugas logistik

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 23
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

5. Melaksanakan sampling botol non standart hasil inspeksi pencucian


manual dan bottle washer sesuai permintaan petugas PIPB sesuai
prosedur yang telah ditetapkan.
6. Melalui atas sampel botol non standart hasil prosedur yang telah
ditetapkan
7. Sesuai hasil pemeriksaan dan arahan supervisor dan manager QC
membuat status inspeksi atas botol standart yang disampling.
8. Melaporkan setiap penggunaan bahan kimia dalam jurnal kegiatan.
9. Memelihara dan merawat peralatan fasilitas kerja.
10. Memelihara kebersihan dan kerapian.
11. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh perusahaan.
B. Field Inspector
Fungsi utama field inspector adalah melakukan inspeksi proses
produksi (pembotolan) dan proses sanitasi. Memastikan bahwa produk
yang di hasilkan oleh unit produksi telah sesuai dengan spesifikasi dan
standar mutu yang telah di tentukan dengan melaksanakan pengawasan,
pendataan dan membuat laporan harian sesuai instruksi atasan dan SOP.
Melaksanakan karantina problem sesuai wewenang dan tanggung jawab,
serta ada tugas-tugas pokok jabatan field inspector, yaitu :
1. Inspeksi saat start produksi hot filling (TBS,STB,FTB)
a Mengecek suhu botol keluar mesin bottle washer
b Kemudian inspeksi kadar gula, aroma, kenampakan produk antara
lain coding, brix, volume, aroma, head space, kejernihan.
2. Inspeksi in proses (saat produksi berlangsung) yang di inspeksi
antara lain
a Inspeksi kode produksi
b Inspeksi kadar gula aroma dan penampakan produk setelah unit filler
Crowner.
3. Inspeksi saat finish produk
Saat alarm di kitchen berbunyi menandakan TCM telah habis,
setelah itu petugas filler siap-siap didepan pasteurizer, setelah ada
bunyi alarm, kitchen mendorong air panas dan petugas filler di

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 24
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

pasteurizer bersiap siap menutup valve trasfer keproduk pasturizer ke


ring bowl dan kita mengambil produk yang keluar dari filler untuk di
cek inspeksi gula, aroma, dan penampakan, untuk sampel mikro,
sampel inkubasi.
4. Cleaning dan Sanitasi
Cleaning adalah suatu kegiatan pembersihan sarana dan
prasarana serta jalur produksi yang bertujuan untuk menghilangkan
kotoran atau kerak yang menempel pada alat ataupun mesin yang
digunakan dalam proses produksi yang bersifat organik maupun
anorganik dari sisa - sia kerak air. Proses cleaning dilakukan setiap
seminggu sekali selesai akhir produksi yaitu dengan menggunakan
bahan pembersih. Sanitasi adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk
menghilangkan atau minimalisir tumbuhnya mikroorganisme dengan
air panas atau bahan seperti sanitizer seperti klorin yang
konsentrasinya sesuai standart dengan pembilasan akhir menggunakan
air panas dengan suhu 280°C hingga netral dan terbebas dari sisa
residu bahan sanitizer.
C. Analis Kimia
1. Analis kimia melaksanakan tugas analisis kimia, fisika dan
organoleptik terhadap seluruh sampel produksi dan utilitasnya
berdasarkan SOP analis.
2. Mencatat hasil analisa ke dalam formulir yang tersedia dan segera
meneruskan laporan terhadap petugas yang terkait. Berdasarkan hasil
analisisnya memberikan suatu tindakan lanjutan sesuai pengarahan
dari supervisor dan manager QC.
3. Memelihara dan merawat peralatan atau perlengkapan fasilitas kerja.
4. Melakukan analisis sampling inkubasi yang di ambil dari proses
produksi oleh field Inspektor setiap per-10 menit sekali. Pada awal
dan akhir produksi. Sampel akan di analisa sesuai dengan parameter
yang sudah ditetepkan oleh perusahaan.

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 25
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

Tabel 3.1 Parameter Sampel Inkubasi


No Analisa Parameter Analisis
1 Fisika Warna
Volume
Tinggi / Jarak Head Space
Crown Crimp
Diameter
Kejernihan
2 Kimia pH
Kadar Gula
Tanin
Acidity
3 Organoleptik Aroma
Rasa
Kesepatan Teh
Penampakan
(Sumber: data internal)

D. Analis Mikrobiologi
Fungsi pokok jabatan analis mikrobiologi adalah melakukan
analisa mikrobiologi terhadap produk, proses produksi, incoming
material dan proses sanitasi. Melaksanakan sampling inkubasi produk
dan proses rilis produk jadi sebelum dijual.

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 26
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

Tabel 3.2 Penggunaan Media berdasarkan Sampel


No Sampel Media
Uji Bakteri (Nutrien Agar)
1 Gula Rafinasi
Uji Jamur (Yeast Agar)
Teh Kering (SPRR, Uji Bakteri (Nutrien Agar)
2
BLACK TEA, A2KMN) Uji Jamur (Yeast Agar)
Uji Bakteri (Nutrien Agar)
3 Crown Cork dan Screw Cap
Uji Jamur (Yeast Agar)
Teh Botol Ori, Teh Botol
Uji Bakteri (Nutrien Agar)
4 Less Sugar, Teh Botol
Uji Jamur (Yeast Agar)
Greentea, dan S-Tee
Uji Bakteri (Orange Serum
5 Fruit Tea dan Tebs Agar)
Uji Jamur (Yeast Agar)
6 Uji Coliform KMnO4
(Sumber: data internal)

E. Operator Wastewater Treatment Plant (WWTP)


Fungsi pokok Operator Wastewater Treatment Plant (WWTP)
Membantu supervisor QC mengoperasikan WWTP atau unit pengolahan
limbah cair yang dihasilkan oleh pabrik, baik oleh kegiatan proses
produksi maupun domestik. bertanggung jawab atas pemeliharaan,
kebersihan serta kerapian seluruh area, bangunan, mesin, dan perawatan
yang ada di WWTP. Serta ada tugas-tugas pokok jabatan operator
Wastewater Treatment Plant (WWTP), yaitu sebagai berikut :
1. Pengelolahan air limbah melalui WWTP yang ada sehingga
menghasilkan limbah cair yang memenuhi baku mutu lingkungan.
2. Mencatat kondisi operasi setiap peralatan utama pada formulir atau
buku catatan harian operasional harian.
3. Melakukan perawatan pada semua peralatan (sipil, mekanik, dan
elektrik), pengelolahan limbah cair, sesuai dengan manual perawatan
masing-masing.

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 27
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

4. Melakukan inspeksi dan pengujian terhadap parameter standart proses


pengolahanair limbah yang sudah ditetapkan seperti DO, COD, pH,
SV (Sludge Volume), MLSS atau TSS, dan lain-lain.
5. Melakukan serah terima tugas dan tanggung jawab dengan anggota
lain shift sebelum dan sesudah.
6. Menyiapkan bahan kimia yang diperlukan dalam proses pengolahan
air limbah.
7. Melaporkan setiap penggunaan bahan kimia, kWh listrik dan jam
operasi mesin yang digunakan untuk WWTP pada formulir catatan
harian buku WWTP.
8. Melakukan penanganan sludge yang dibuang, sehingga tidak
mengakibatkan timbulnya pencemaran lain.
9. Melakukan pembersihan pada seluruh area, bangunan dan peralatan
WWTP.
III.4 Visi dan Misi PT SINAR SOSRO
Visi
“Menjadi perusahaan minuman kelas dunia yang dapat memenuhi
kebutuhan konsumen kapan saja,dimana saja serta memberikan nilai tambah
untuk semua pihak terkait”
Misi
1. Membangun merek sosro sebagai merek teh yang alami,berkualitas,dan
unggul.
2. Melahirkan merek dan poduk baru yang berbasis teh maupun non-teh dan
menjadikannya pemimpin pasar pada kategorinya masing-masing.
3. Memimpin jaringan distribusi nasional dan membangun jaringan
distribusi internasional.
4. Menciptakan dan melihara komitmen terhadap pertumbuhan jangka
panjang,baik dalam volume penjualan maupun jumlah pelanggan.
5. Membangun sumber daya manusia dan melahirkan pemimpin yang
sesuai dengan nilai-nilai utama perusahaan.
6. Memberikan kepuasan kepada para konsumen dan pelanggan.
7. Memberikan kontribusi terhadap penerimaan devisi Negara.

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 28
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

III.5 Kebijakan Mutu


1. Memproduksi minuman yang berkualitas, unggul, aman, dan halal sesuai
kebutuhan dan keinginan pelanggan.
2. Pimpinan dan seluruh karyawan PT SINAR SOSRO secara konsisten
menerapkan sistem manajemen mutu, sistem keamanan pangan, dan
sistem jaminan halal, melalui pengendalian mutu terpadu disemua lini
perusahaan sesuai standar yang ditetapkan.
III.6 Produk PT SINAR SOSRO KPB Mojokerto
a) Teh Botol Sosro (TBS)

Gambar 3.11 Kemasan Teh Botol Sosro


(Sumber: www.sinarsosro.id)
Produk unggulan PT SINAR SOSRO adalah The Botol Sosro
kemasan botol beling yang disebut RGB (Returnable Glass Bottle)
merupakan produk teh siap minum yang pertama di Indonesia dan di Dunia
yang sudah diluncurkan sejak tahun 1969.
PT SINAR SOSRO KPB Mojokerto untuk sekarang ini sedang
memproduksi :
- TBS (Teh Botol Sosro) dengan kemasan botol kaca volume 200 ml
- TBE (Teh Botol Pet) dengan kemasan botol prefom volume 450 ml
dengan macam varian TBE seperti: Reguler, Less Sugar, dan Green tea
b) Tebs Sosro Botol (TSB)

Gambar 3.12 Kemasan TEBS


(Sumber: www.sinarsosro.id)

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 29
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

Sejak tahun 2004, PT SINAR SOSRO berinovasi dengan


mengeluarkan produk minuman berkarbonasi dengan merek TEBS. TEBS
menyasar target konsumen anak muda yang berjiwa modern, dinamis,
senang bersosialisasi, trendy, ekspresif dan easy going.
Pada PT SINAR SOSRO KPB Mojokerto untuk sekarang ini sedang
memproduksi:
- TSB (Tebs Sosro Botol) dengan kemasan botol kaca volume 230 ml
dengan macam varian TSE seperti: Reguler dan Maroon
- TSE (Tebs Sosro Pet) dengan kemasan botol prefom/plastik volume
500 ml dengan macam varian TSE seperti: Reguler dan Maroon
c) Fruit Tea Botol (FTB)

Gambar 3.13 Kemasan Fruit Tea


(Sumber: www.sinarsosro.id)
Dengan bertujuan untuk pengembangan produk, maka PT SINAR
SOSRO pada tahun 1997 mengeluarkan produk minuman Teh dengan
aneka rasa buah yaitu Fruit Tea Sosro dengan target segmen Remaja. Pada
PT SINAR SOSRO KPB Mojokerto untuk sekarang ini sedang
memproduksi Fruit Tea Botol (FTB) dengan kemasan botol kaca volume
235 ml dengan macam varian seperti: Apple dan Blackurant
d) S-tee Botol (STB)

Gambar 3.14 Kemasan S-tee


(Sumber: www.sinarsosro.id)

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 30
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

Pada tahun 90-an, untuk memenuhi kebutuhan konsumen terhadap


produk teh dengan volume yang lebih banyak dan harga lebih terjangkau,
maka PT SINAR SOSRO meluncurkan produk teh siap minum dalam
kemasan botol kaca. PT SINAR SOSRO KPB Mojokerto untuk sekarang ini
sedang memproduksi STB (S-Tee Botol) dengan kemasan botol kaca
dengan volume 318 ml dan 234 ml
III.7 Sertifikasi PT SINAR SOSRO KPB Mojokerto
a) SERTIFIKAT ISO 9001:2008 yaitu sertifikasi sistem managemen mutu
untuk menjamin kualitas pengolahan dan hasil produksi.
b) SERTIFIKAT ISO 14001:2004 yaitu sertifikat sistem managemen
lingkungan untuk menjamin keamanan lingkungan.
c) SERTIFIKAT HALAL yang dikeluarkan oleh LPPOM MUI (Lembaga
Pengkajian Pangan, Obat-obatan & Kosmetika MUI) bekerja sama
dengan Departemen Agama, BPOM dan Balai POM Daerah untuk
menjamin kehalalan bahan baku, proses dan produknya.
d) SERTIFIKAT SNI (Standar Nasional Indonesia) dikeluarkan oleh
Lembaga Sertifikasi Produk Departemen Perindustrian.
e) SERTIFIKAT HACCP yaitu sertifikat sistem managemen keamanan
makanan untuk menjamin produk yang aman bagi konsumen.
f) SERTIFIKAT HIGIENE dan SANYTARY sebagai salah satu
persyaratan untuk eksport yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Obat
dan Makanan.

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 31
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

III.8 Baku Mutu


Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 72 Tahun 2013 Tentang Baku Mutu
Air Limbah Bagi Industri dan/atau Kegiatan Usaha Lainnya.
BAKU MUTU AIR LIMBAH
UNTUK INDUSTI MINUMAN RINGAN
Volume Limbah Cair Maximum per satuan produk
Dengan Pencucian Botol dan Pembuatan Sirup : 3.5 M3/M3 produk
Dengan Pencucian Botol tanpa Pembuatan Sirup : 2.8 M3/M3 produk
Tanpa Pencucian Botol tetapi Pembuatan Sirup : 1.7 M3/M3 produk
Tanpa Pencucian Botol tetapi Pembuatan Sirup : 1.2 M3/M3 produk
Kadar maximum
Parameter
(mg/L)
BOD5 30
COD 90
TSS 30
Minyak dan lemak 6
pH 6–9
(Sumber :Baku Mutu Industri Minuman Ringan Lampiran Nomer 25 Halaman 15)

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 32
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

BAB IV
PENGOLAHAN AIR MINUM
(WATER TREATMENT)
IV.1 Pengertian Water Treatment
Water treatment merupakan suatu unit pengolahan air mentah (air
tanah dengan kedalaman ± 250 m) menjadi air baku (air buffer) yang
merupakan syarat air minum (tidak berasa, tidak berwarna, tidak berbau,
kesadahan rendah, dan tidak mengandung mikroorganisme, zat kimia dan
benda asing) karena air yang mentah ini masih mengandung senyawa –
senyawa yang berbahaya bagi kesehatan, misalnya CaCO3 , ion logam,
mikroorganisme, ion-ion Cl, Fe2+ dan lain-lain. Air yang telah diolah ini
kemudian di gunakan untuk proses produksi, sanitasi, digunakan pada
bottle washer, toilet, kantin dan untuk air minum. Dimana air dari dalam
sumur dipompa dengan pompa tanam dan terjadi Dosing yang bekerja
segara otomatis, saat pengolahan air berlangsung, dosing akan aktif, dan
saat tidak ada air yang dipompa, maka dosing tidak bekerja dan akan
mengalirkan air sumur ke reservoar.

Untuk kebutuhan air diperoleh dari sumur PT SINAR SOSRO


KPB Mojokerto yang memiliki 6 sumur. Sumur 2 dan 3 digunakan
untuk pembuatan produk Tebs Botol Pet (TSE) dan Tebs Botol (TSB)
dan Green Tea Pet (GTE) Sumur 4 dan 5 digunakan untuk pembuatan
produk Teh Botol Sosro (TBS), Fruit Tea Botol (FTB), S-tee Botol
(STB), Teh Botol Pet (TBE REG), Teh Botol Pet Less Sugar (TBE LS).
Sumur 1 dan 6 digunakan untuk maintenance. Pembagian sumur
tersebut berpengaruh terhadap kualitas air yang digunakan karena setiap
sumur memiliki kadar yang berbeda – beda. Pengambilan volume air
sumur juga telah di atur sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No 43 Tahun 2008 tentang Air.

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 33
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

IV.2 Diagram Alir Water Treatment PT SINAR SOSRO KPB


Mojokerto
IV.1.1. Diagram Alir untuk Produk TBS, FTB, STB, TBE Reguler,
TBE LS (Sumur 2 dan 3)

Gambar 4.1 Diagram Alir Sumur 2 dan 3


(Sumber: PT SINAR SOSRO KPB Mojokerto)
IV.1.2. Diagram Alir untuk Produk TSE dan TSB (Sumur 4 dan 5)

Gambar 4.2 Diagram Alir Sumur 4 dan 5


(Sumber: PT SINAR SOSRO KPB Mojokerto)
IV.1.3. Diagram Alir untuk Produk (GTE Sumur 2 dan 3)

Reservoir Softener RO

Kitchen Buffer RO

Gambar 4.3 Diagram Alir Sumur 2 dan 3 untuk GTE


(Sumber: PT SINAR SOSRO KPB Mojokerto)

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 34
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

IV.3 Kegunaan dari bagian-bagian Water Treatment


A. Air Sumur
Air Baku yang digunakan PT SINAR SOSRO KPB Mojokerto berasal
dari mata air terletak di lingkungan pabrik. Bahan Baku air di pompa dari
sumur dan di alirkan melalui pipa menuju bak penampung (reservoir) yang
berada dalam pengolahan air.
B. Bak Pengendap (Reservoir)
Air dalam sumur dialirkan menuju bak reservoir dimana bahan baku
air mengalamai proses pengolahan pertama yaitu proses pengendapan
kotoran atau lumpur serta pemberian desinfektan berupa kaporit cair yang
berfungsi untuk membunuh mikroorganisme dalam air sumur. Proses
pengendapan menggunakan klorin atau PAC (Poly Aluminium Chloride)
yang berfungsi sebagai koagulan yang akan membantu dalam
mengendapkan ion-ion besi menjadi flok yang kemudian akan mengendap
dan akan memudahkan penyaringan. Bak reservoir ini dibuat tertutup dan
dasar bak reservoir ini berbentuk cekungan untuk menampung kotoran atau
endapan sehingga mudah membersihkannya. Dalam air reservoir ini di
analisis kadar klorida (Cl2), pH, hardness (kesadahan), kadar besi (Fe),
kekeruhan (turbidity), konduktifitas, alkalinitas, nitrit (NO2).

Gambar 4.4 Bak Penampung (Reservoir)


(Sumber: dokumentasi pribadi, 2018)

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 35
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

C. Sand Filter
Sand Filter ini dilengkapi dengan pasir silica (pasir kuarsa).
Dimana pasir silika ini berfungsi untuk menyaring atau menahan
partikel-partikel yang terlarut dan belum terendapkan dari bak reservoir.
Sand Filter dapat menurunkan kadar Fe yang masih tinggi. Tiap awal
shift diambil sampel untuk diuji Cl2, Fe2+ dan turbiditas ke analis kimia.

Gambar 4.5 Tangki Sand Filter


(Sumber: dokumentasi pribadi, 2018)
D. Carbon Filter
Tangki Carbon Filter ini berisi tempurung kelapa yang berfungsi
menyerap, bau, warna dan rasa yang tidak baik untuk air yang telah
melewati sand filter. Pada saat tertentu pori-pori karbon akan tersumbat,
untuk mengatasinya dilakukan proses steaming atau perendaman dengan
air panas agar pori-pori pada karbon terbuka dan melepaskan klorin,
pencucian kembali (backwash) dan pembilasan (rinsing) untuk
membersihkan tangki dari klorin. Air yang keluar dari tangki carbon
filter harus bebas klorin yang awalnya di tambahkan dari bak reservoir.
Setelah melalui proses penyerapan klorin, bau, warna air dialirkan
melalui pipa menuju tangki softener.

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 36
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

Gambar 4.6 Tangki Carbon Filter


(Sumber: dokumentasi pribadi, 2018)
E. Softener
Tangki Softener digunakan untuk mengurangi kesadahan
(hardness) dengan Resin (HCRS) sebagai media penyaring. Kesadahan
maksimal 1 dh (2,8 dH = 50 ppm, 1 dH = 17,9 ppm). Jika kesadahan
terlalu tinggi, dapat menimbulkan kerak pada alat penukar panas dan
dapat menimbulkan kekeruhan pada produk. Adanya kerak
mengakibatkan efisiensi penghantaran panas rendah sehingga biaya
produksi meningkat. Tangki softener berisi resin yang berfungsi untuk
menurunkan kesadahan hingga <0,5 dH, karena dalam tangki ini terjadi
pengikatan ion-ion positif dari Mg2+ dan Ca2+. Ion posistif tersebut
ditukar dengan ion Na+ yang dikandung oleh resin. Resin ini berbentuk
granular Kristal berwarna kuning keemasan dan seperti halnya pasir
kuarsa dan arang aktif, resin ini juga mengalami kejenuhan jika lama
dipakai (menjadi putih), sehingga tidak ada lagi ion Na+ yang ditukar
dengan ion positif dalam air. Maka dari itu, resin harus diregenerasi.
Cara regenerasinya adalah dengan menggunakan NaCl dengan
konsentrasi tertentu. Resin (R-Na) akan menukar ion Na+ dengan Ca2+
atau Mg2+ sampai resin jenuh. Dengan adanya regenerasi ini, berarti
terjadi pertukaran ion kembali sehingga resin kembali mengikat Na +
sedangkan Ca2+ dilepas untuk dibuang. Setelah itu, dilakukan proses
pembilasan (rinsing) hingga air terasa asin akibat penambahan NaCl.

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 37
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

Gambar 4.7 Tangki Softener


(Sumber: dokumentasi pribadi, 2018)
F. Buffer Softener
Tangki buffer softener adalah tangki untuk menampung air yang
telah mengalami pengolahan dan memenuhi standar. Setelah proses
pengolahan air kemudian diuji mutunya meliputi alkalinitas, pH, Cl -,
Cl2, dan kadar Fe2+ di laboratorium analis kimia. Air dalam tangki Buffer
Softener nantinya digunakan untuk produksi lini 1, lini 3 dan lini 4 serta
digunakan untuk unit kitchen dan mesin pencuci botol kaca (bottle
washer)

Gambar 4.8 Tangki Buffer Softener


(Sumber: dokumentasi pribadi, 2018)

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 38
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

G. Reverse Osmosis (RO)


Unit RO mampu untuk menyaring sebagian besar bahan kimia non
organik seperti garam, metal, dan mineral dari softener. RO efektif
untuk menyingkirkan kontaminan yang menyangkut kesehatan seperti
arsenic, asbestos, atrazine (herbisida/pesticida), fluoride, lead, mercury,
nitrate, dan radium, dan lain-lain. Dengan kemampuannya tersebut,
Reverse Osmosis merupakan teknologi pengolahan air yang sangat
umum digunakan guna menghasilkan air yang berkualitas tinggi.

Gambar 4.9 Alat Reverse Osmosis


(Sumber: dokumentasi pribadi, 2018)

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 39
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

BAB V

SISTEM PRODUKSI

V.1 Proses Pemasakan


PT SINAR SOSRO KPB Mojokerto adalah salah satu perusahaan
dengan yang mengolah produk teh menjadi produk minuman ringan atau
minuman teh dalam kemasan yang siap untuk dikonsumsi. Prinsip
pembuatan miuman teh itu sendiri adalah dengan cara teh diseduh dengan
air panas. Proses produksi minuman teh dalam kemasan (Teh Botol Sosro)
di bagi menjadi beberapa tahap yaitu tahap pembuatan sirup gula, ekstraksi
teh cair pahit (TCP), mixing atau tahap pencampuran dengan sirup gula
menjadi teh cair manis (TCM), dan proses pasteurisasi. Berikut adalah
diagram alir proses pembuatan teh botol sosro kemasan botol kaca :

Ampas Teh

Gambar 5.1 Diagram Alir Proses Pembuatan Teh Botol Sosro kemasan botol kaca
(Sumber: PT SINAR SOSRO KPB Mojokerto)
Proses ekstraksi merupakan proses penyeduhan teh atau yang biasa
disebut dengan proses pembuatan Teh Cair Pahit (TCP) yang berlangsung di

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 40
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

dalam tangki ekstraksi (Extract Tank). Bahan baku yang digunakan adalah
teh kering dengan jenis teh yang disesuaikan dengan produk yang ingin
dibuat. Proses penyeduhan dilakukan dengan cara memasukkan teh kering
kedalam tangki ekstraksi (Extract Tank). Setelah proses ekstraksi selesai
tangki ekstraksi teh akan langsung memisahkan ampas dari ekstrak teh
dengan saringan berbahan kasa yang terdapat di dalamnya (Armand, 2006).
Ampas teh kemudian dikumpulkan menjadi satu dan kemudian dilakukan
pengelolaan limbah padat sesuai prosedur yang ada.
V.2 Proses Pembotolan (Bottling Line)
Proses pengemasan teh botol sosro dilakukan melalui unit Bottling
Line. Dalam proses ini terjadi perjalanan botol kosong mulai dari gudang
yang diseleksi oleh petugas, proses pencucian botol, proses pengisian
produk hingga proses seleksi akhir yang dihasilkan produk the botol sosro
dengan kemasan kaca.
Tahapan pembotolan dalam industri, meliputi memasukkan botol
kosong dalam alat (bottle feeding), pembersihan botol (bottle cleaning),
pengisian (filling), penutupan (closing), pelabelan (labeling), penyusunan
dan pengemasan untuk transportasi. (Dwiari, 2008)

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 41
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

Air Bekas
Cucian
Air Bekas
Cucian

Botol Tidak
Standar

Gambar 5.2 Diagram Alir proses Pengemasan di Unit Bottling Line


(Sumber: PT SINAR SOSRO KPB Mojokerto)
A. Pencucian Botol dan Crate
 Pencucian Botol
Proses ini merupakan unit pencucian botol yang terdiri dari
beberapa tahapan yaitu :
1. Presoaking, pada tahap ini terjadi pembuangan isi botol baik
berupa teh maupun cairan lainnya. Pada bak presoaking, botol-
botol akan direndam dengan air bersuhu 60ºC yang bertujuan
sebagai pemanasan awal atau proses adaptasi agar pada tahap
selanjutnya botol tidak pecah.
2. Lye 1, pada tahap ini botol direndam dengan air yang mengandung
kaustik (NaOH) dengan konsentrasi yang sesuai standar.
Penambahan kaustik berfungsi sebagai detergent dan sebagai

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 42
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

desinfektan. Suhu air yang digunakan adalah ≥80ºC. Setelah itu


dilakukan jetting dengan air lye 1.
3. Lye 2 (Post Cautic), Didalam lye 2 botol dengan posisi terbalik
kemudian disemprotkan air yang bercampur kaustik dari bawah
yang merupakan air yang berasal dari lye 1 yang bersuhu ≥80ºC.
4. Hot water I dan II, Air yang digunakan pada hot water I
merupakan air bilasan botol dari hot water 2. Sedangkan, hot
water II merupakan air bilasan dari cold water yang di sirkulasi
dengan air bersuhu ≥80ºC yang berfungsi untuk membilas botol
dari sisa kaustik.
5. Cold water, air yang digunakan merupakan air bilasan botol dari
fresh water dengan suhu ≥80ºC.yang berfungsi sebagai pembilas.
 Pencucian Crate
Crater Washer adalah pencuci crate secara otomatis. Didalam
mesin ini crate kotor akan dicuci dengan air bersuhu tinggi.
Setelah proses pencucian botol dan crate selesai, air bekas cucian
yang keluar dari bagian tersebut kemudian dialirkan melalui saluran
drainase yang nantinya akan diolah bagian WWTP.
B. Empty Bottle Inspection (EBI)
Proses penyeleksian botol bersih dengan menggunakan mesin EBI.
Mesin ini dilengkapi kamera dan sensor cahaya infrared untuk
memeriksa masing-masing bagian botol meliputi sentral, intermediate,
outer, comer, comer large object dan liquid. Pada mesin ini terdapat
beberapa bagian yang berfungsi sebagai berikut :
1. Too tall too short
Sensor untuk tinggi dan pendek botol.
2. HF Kaustik
Mendeteksi ada tidaknya sisa-sisa kaustik pada botol
3. Side wall 1
Mengecek benar tidaknya logo, benda asing yang menempel di
dinding, adanya sedotan dan buram.

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 43
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

4. IR Residual
Mendeteksi air dalam botol.
5. Base
Mendeteksi benda asing yang terdapat pada dasar botol.
6. Neck Finish
Mendeteksi keadaan bibir (buram, gumpil, dan gelembung).
7. Side wall 2
Mengecek benar tidaknya logo, benda asing yang menempel
didinding, adanya sedotan, buram, dan sisi lain botol yang belum
terdeteksi pada side wall
Semua botol yang tidak sesuai standart akan ditendang keluar (di-
reject) dan kemudian akan dilakukan pengelolaan sampah padat sesuai
dengan prosedur yang ada.

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 44
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

BAB VI

PROSES PENGOLAHAN LIMBAH

II.7 Sumber dan Jenis Limbah


Jenis limbah yang dihasilkan oleh PT SINAR SOSRO KPB
Mojokerto di bedakan menjadi 2, yaitu limbah padat dan limbah cair.
Limbah padat yang dihasilkan dibedakan menjadi 2 yaitu limbah padat
organik dan limbah padat anorganik. Limbah padat organik yaitu ampas teh
sedangkan limbah padat anorganik berupa pecahan botol dan krat yang
sudah rusak. Limbah cair yang dihasilkan yaitu air bekas cucian botol dan
krat yang mengandung detergen, sisa produk yang tidak habis, dan produk
yang tidak memenuhi standar. Parameter yang diukur pada limbah cair teh,
yaitu Biologycal Oxygen Demand (BOD), kadar padatan yang tersuspensi,
dan Chemical Oxygen Demand (COD).
PT SINAR SOSRO KPB Mojokerto tidak menghasilkan limbah gas.
Limbah gas yang mungkin ada hanya berupa debu dan tidak tergolong
limbah yang mengharuskan penanganan khusus. Oleh karena itu tidak ada
proses pengolahan limbah gas di PT SINAR SOSRO KPB Mojokerto.
V.3 Sumber Limbah
Industri minuman ringan merupakan industri yang
pertumbuhannya di Indonesia cukup pesat. Oleh sebab itu jika
penanganan limbahnya tidak dilakukan dengan baik maka
kemungkinan untuk terjadinya pencemaran lingkungan khususnya
perairan cukup besar. Limbah yang dihasilkan oleh PT SINAR
SOSRO KPB Mojokerto sebagian besar merupakan hasil samping dari
proses kegiatan produksi. Berikut ini adalah gambaran mengenai
proses produksi di PT SINAR SOSRO KPB Mojokerto yang
menghasilkan limbah.

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 45
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

 Limbah Cair
 Limbah Padat

Gambar 5.1 Layout Proses Produksi yang Menghasilkan Limbah


(Sumber: data internal, 2018)

V.4 Limbah Cair


Limbah Cair yang diahasilkan PT SINAR SOSRO KPB
Mojokerto akan diolah di Wastewater Treatment Plant (WWTP).
Limbah ini bersal dari kegiatan produksi yaitu pencucian botol dan
crate, serta berasal dari proses cleaning dan sanitasi peralatan
produksi. Volume limbah cair yang masuk ke WWTP ± 20 m3/jam.
Jumlah ini fluktuatif, bergantung pada kegiatan produksi atau faktor
lainnya, seperti ketika musim hujan atau musim kemarau.

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 46
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

Kualitas limbah cair yang masuk ke WWTP belum dapat


dinyatakan aman untuk dibuang ke lingkungan ataupun dimanfaatkan
kembali karena diatas baku mutu limbah. Kualitas limbah yang masuk
dari WWTP dapat dilihat dari tabel berikut.
Tabel 5.1 Kualitas Influen
Parameter Kualitas Influen Unit
Debit 12 m3/jam
pH 7-10
BOD 1600 ppm
COD 2500 ppm
TSS Max 300 ppm
Oil & Grease Max 5 ppm
(Sumber: PT SINAR SOSRO KPB Mojokerto)

Jika dibandingkan dengan baku mutu industri minuman ringan


PERGUB JATIM No. 72 Th. 2013 influen masih memiliki kadar pH
berkisar 7-10 serta kadar BOD dan COD pada influen juga masih
tinggi, yaitu 1600 ppm untuk BOD dan untuk COD 2500 ppm. Perlu
dilakukan pengolahan lebih lanjut untuk agar efluen mencapai kualitas
aman untuk dibuang atau dimanfaatkan kembali. Menurut Prihandana
(2007), BOD dan COD yang tinggi akan berdampak pada defisit
oksigen yang dibutuhkan untuk kehidupan biota dalam air sungai
sehingga bisa mengakibatkan kematian pada ikan dan tumbuhan air.
V.5 Limbah Padat
Sumber limbah padat PT SINAR SOSRO KPB Mojokerto
dibagi menjadi limbah padat kemasan produk dan ampas teh. Limbah
padat ampas teh berasal dari kegiatan produksi, kegiatan produksi
yang dimaksud adalah proses ekstraksi teh (PT SINAR SOSRO KPB
Mojokerto, 2017).
Proses ekstraksi teh merupakan proses yang dilakukan dengan
perendaman daun teh kering dengan air panas (pemanasan dengan
bantuan PHE-Steam Boiler), dimana air untuk produksi ini

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 47
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

sebelumnya telah diolah di Water Treatment secara konstan dengan


sirkulasi waktu tertentu. Proses ini menghasilkan ekstrak daun teh
yang kemudian disaring melalui mesin saring, dan hasilnya ditampung
di tangki penampungan. Akhir dari proses tersebut akan menghasilkan
ampas teh. Ampas teh akan disalurkan ke crew conveyor (alat
pengangkut ampas teh)
II.8 Proses Pengolahan Limbah
VI.2.1 Pengolahan Limbah Cair
Diperlukan proses pengolahan lebih lanjut pada influen untuk
mencapai kualitas efluen yang sesuai dengan PERGUB JATIM No. 72
Th. 2013 tentang industri minuman ringan. Limbah cair yang masuk
pada WWTP mengalami pengolahan secara fisika, kimia, biologi.
Pengolahan air limbah di PT SINAR SOSRO KPB Mojokerto
secara fisik terjadi di Sump Pit, Bar Screen, Basket Screen, Grease
Trap, Clarifier, Sludge Colector, Filter Press, dan Sand-Carbon
Filter. Pengolahan secara kimia terjadi di Bak Equalisasi, Netralisasi,
dan Kolam Penjernihan. Pengolahan secara biologi terjadi di Methane
Up Flow Reactor (MUR) dan Oxydation Ditch.

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 48
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

 Fisika
 Kimia
 Biologi

Gambar 5.2 Layout Pengolahan Limbah PT SINAR SOSRO KPB Mojokerto


(Sumber: data internal, 2018)
A. Bar Screen
Bar screen digunakan untuk menyaring semua sampah dan
kotoran seperti segel botol, plastik, sedotan plastik dan lain lain
agar tidak terbawa aliran limbah yang masuk ke unit pengolahan.
Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah tersumbatnya pipa, valve
dan pompa atau tersangkut pada media dan unit lainnya. Setelah
melewati bar screen air limbah akan mengalir melalui saringan
kedua yang lebih halus.

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 49
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

Gambar 5.3 Bar Screen


(Sumber: dokumentasi pribadi, 2018)
B. Basket Screen
Slot Width dari basket screen lebih kecil dari bar screen
sehingga diharapkan kotoran atau sampah yang lolos dari bar
screen dapat disaring dengan basket screen. Setelah melewati
basket screen air limbah akan mengalir melewati grease trap dan
masuk ke sump pit untuk selanjutnya dipompa ke Bak Equalisasi.

Gambar 5.4 Basket Screen


(Sumber: dokumentasi pribadi, 2018)
C. Grease Trap
Grease Trap dibuat dengan volume tertentu sehingga aliran
air diperlambat untuk memberi kesempatan minyak yang
terkandung dalam air limbah untuk memisahkan diri dari air. Hal
ini terjadi karena berat jenis minyak lebih kecil dari berat jenis air.
Sekat sekat yang dibuat dalam bak ini menunjang pemisahan air
dan minyak

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 50
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

Gambar 5.5 Grease Trap


(Sumber: dokumentasi pribadi, 2018)
D. Sump Pit
Sump Pit merupakan penampungan awal limbah sebelum
masuk ke proses selanjutnya. Dari sump pit limbah di pompa
menuju bak equalisasi dengan menggunakan dua buah pompa
transfer yang dapat bekerja bergantian secara otomatis maupun
manual.
Pompa Transfer-I dilengkapi dengan sensor Water Level
Control (WLC) dengan prinsip kerja sebagai berikut:
 LWL (Low Water Level) maka pompa akan berhenti bekerja.
 MWL (Medium Water Level) maka salah satu pompa akan
bekerja.
 HWL (High Water Level) maka dua pompa akan bekerja.
 HHWL (High High Water Level) maka alarm akan hidup dan
mengisyaratkan ada sesuatu yang tidak normal

Gambar 5.6 Sump Pit


(Sumber: dokumentasi pribadi, 2018)

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 51
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

E. Bak Equalisasi
Bak Equalisasi merupakan bak penampungan sementara
untuk air limbah sebelum dilakukan pengolahan lebih lanjut. Bak
ini mempunyai waktu tinggal ± 20 jam.
Tujuan penggunaan bak ini adalah untuk menghomogenkan
konsentrasi air limbah yang masuk sehingga tidak terjadi fluktuasi
debit, pH, sifat fisik dan kimia limbah yang dapat mengakibatkan
terjadinya shock loading di Oxydation Ditch.

Gambar 5.7 Bak Equalisasi


(Sumber: dokumentasi pribadi, 2018)
F. MUR 1 & 2
Methane Up Flow Reactor (MUR) merupakan tempat
berlangsungnya proses mikrobiologi secara anaerobik dengan
menggunakan mikroba anaerob. Limbah cair teh mengandung
selulosa yang tinggi, dipecah secara anaerob untuk menghasilkan
partikel yang lebih halus. Proses anaerob ini dibutuhkan karena
ketika berada di bak equalisasi, kadar COD masih tinggi. Sehingga
kadar COD diturunkan terlebih dahulu agar tidak terjadi shock
loading ketika memasuki bangunan oxidation ditch.

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 52
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

Gambar 5.8 MUR 1


(Sumber: dokumentasi pribadi, 2018)

Gambar 5.9 MUR 2


(Sumber: dokumentasi pribadi, 2018)
G. Netralisasi
Pengolahan limbah yang menggunakan proses Biologi
(Proses Lumpur Aktif) akan berjalan optimal pada pH 7-8.5,
sebelum masuk oxydation ditch, jika pH air limbah belum netral,
maka dinetralkan terlebih dahulu di bak netralisasi. Namun jik pH
sudah netral, tidak diperlukan proses netralisasi karena pH biasanya
sudah turun ketika memasuki bak equalisasi. Proses pengaturan pH
ini dilakukan dengan memasukkan asam (HCl) secara manual.

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 53
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

Gambar 5.10 Netralisasi


(Sumber: dokumentasi pribadi, 2018)
H. Oxidation Ditch
Oxydation Ditch merupakan tempat utama berlangsungnya
proses mikrobiologi secara aerobik dengan menggunakan lumpur
aktif (activated sludge). Kandungan senyawa organik (BOD) yang
terkandung dalam aliran air limbah akan terdegradasi ±90% dengan
bantuan bakteri. Oxydation Dicth dilengkapi dengan aerator yang
mensuplai kebutuhan oksigen untuk bakteri. Kebutuhan nutrisi
untuk bakteri harus dipenuhi agar pertumbuhan bakteri berlangsung
optimal. Dalam Oxydation Ditch terjadi proses aerasi yang akan
menurunkan BOD sekitar ±90% dari nilai permulaan, selain itu
juga akan terjadi proses nitrifikasi dan atau denitrifikasi.
Dissloved Oxygen (DO) di Oxydation Ditch harus dijaga
kurang dari 2 ppm. Jika harga DO turun hingga nol dalam waktu
yang lama, dapat menyebabkan lumpur menjadi terapung dan tidak
dapat terendapkan. Kondisi optimal terjadi apabila oksigen yang
disuplai dari aerator dikonsumsi oleh bakteri sehingga bakteri dapat
tumbuh dengan baik. Hal ini akan membuat sludge volume akan
terjaga pada harga yang diisyaratkan (300-400 ml/L). Cara yang
digunakan untuk memantau perkembangan dan pertumbuhan
bakteri adalah dengan cara pengukuran Sludge Volume yang dapat
dilakukan dengan menggunakan beaker glass atau imhoff cone.
Untuk pengukuran yang lebih akurat dilakukan pengukuran MLSS.

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 54
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

Gambar 5.11 Oxidation Ditch


(Sumber: dokumentasi pribadi, 2018)
I. Clarifier
Massa bakteri / lumpur yang berasal dari Oxydation Ditch
akan dipisah dari air limbah dengan pengendapan secara gravitasi
di clarifier. Lumpur akan terendapkan pada bagian bawah bak
dengan mengalir secara gravitasi ke sludge collector dan sebagian
akan di daur ulang (recycle) sesuai kebutuhan (tergantung dari
nilai MLVSS di Oxydation Ditch). Over flow air limbah akan
mengalir secara gravitasi ke bak penjernih selanjutnya akan ke
sand-carbon filter. Outlet sand-carbon filter akan dilairkan ke
kolam indikator yang berisikan bioindikator (ikan) dan selanjutnya
dialirkan ke titik pelepasan.

Gambar 5.12 Clarifier


(Sumber: dokumentasi pribadi, 2018)

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 55
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 56
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

J. Kolam Penjernihan
Kolam penjernihan digunakan untuk menjernihkan air hasil
proses pengolahan limbah cair jika air tersebut masih belum
mencapai baku mutu air buangan. Disini terjadi proses koagulasi-
flokulasi dengan menggunakan Oxy Floc dan Nero Floc sebagai
koagulan, untuk mengurangi kandungan TSS yang masih tersisa
setelah pengolahan yang terjadi di Clarifier.

Gambar 5.13 Kolam Penjernihan


(Sumber: dokumentasi pribadi, 2018)
K. Kolam Indikator
Kolam indikator berfungsi sebagai indikator hasil akhir
pengolahan air limbah. Dalam kolam indikator terdapat organisme
yang berperan sebagai indikator tersebut, seperti ikan.

Gambar 5.14 Kolam Indikator


(Sumber: dokumentasi pribadi, 2018)

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 57
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

L. Titik Pelepasan
Titik pelepasan merupakan titik atau tempat membuang air
olahan limbah. Air yang ditampung tidak dibuang begitu saja,
melainkan digunakan untuk menyiram taman yang berada di
wilayah PT SINAR SOSRO KPB Mojokerto. Dimana titik
pelepasan ini sudah memiliki izin dari BLH Kabupaten Mojokerto.

Gambar 5.15 Titik Pelepasan


(Sumber: dokumentasi pribadi, 2018)
M. Sludge Collector
Sludge Collector merupakan tempat penampungan sementara
lumpur cair yang berasal dari clarifier. Sludge collector dilengkapi
dengan dua pompa yang dapat bekerja bergantian secara otomatis
maupun manual untuk memompa lumpur cair yang dialirkan ke
sistem pengering lumpur. Pompa sludge collector dilengkapi
dengan sensor water level control (WLC) dan bekerja secara
otomatis.

Gambar 5.16 Sludge Collector


(Sumber: dokumentasi pribadi, 2018)

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 58
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

BAB VII

KESEHATAN KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN HIDUP


(K3)

Sistem K3 yang diterapkan dalam PT SINAR SOSRO KPB Mojokerto telah


sesuai dengan petunjuk dan prosedur yang ada pada sistem K3 Lingkungan Hidup
(K3LH). Berikut merupakan petunjuk umum dan peraturan umum sistem K3LH
yang ada di PT SINAR SOSRO KPB Mojokerto meliputi :

VII.1 Petunjuk Umum K3LH


Dalam PT SINAR SOSRO KPB Mojokerto terdapat petunjuk umum
Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup yaitu :
1. Taatilah prosedur dan peraturan keselamatan kesehatan kerja serta
lingkungan hidup
2. Beristirahat cukup di rumah untuk mencegah terjadinya kecelakaan yang
disebabkan oleh faktor kelelahan
3. Berangkatlah lebih awal karena terburu-buru dapat mengakibatkan
kecelakaan di jalan
4. Sebelum melakukan suatu pekerjaan, pikirlah cara aman yang akan
dilakukan dan telitilah bahwa semua peralatan kerja ataupun alat
perlindungan diri yang akan saudara lakukan
5. Setiap kecelakaan yang menimpa diri saudara, senantiasa akan
menyebabkan keluarga saudara, senantiasa akan menyebabkan keluara
saudara menderita. Ingat anak isteri menunggu anda di rumah, karena itu
berhati-hatilah dalam melaksanakan tugas
6. Pada saat bekerja, konsentrasi harus dipusatkan penuh pada pekerjaan
7. Apabila anda melakukan suatu pekerjaan, pikirlah keselamatan orang lain
selain keselamatan diri sendiri
8. Hindarilah sikap atau posisi kerja yang tidak mencerminkan keselamatan.
Ambillah posisi kerja yang tidak menyebabkan saudara cepat lelah dan
aman bila sedang bekerja
9. Jangan lupa mencuci tangan setiap selesai melakukan pekerjaan dan mulai
makan dan minum
10. Berpakaianlah yang rapi dan bersih
Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 59
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

11. Peliharalah tempat kerja agar selalu rapi, bersih dan indah sehingga saudara
dapat bekerja dengan nyaman dan aman
12. Apabila saudara mengoperasikan derek atau crane angkat, jangan biarkan
seseorang berdiri di bawah barang yang sedang terangkat dan ingat jangan
mengangkat barang melebihi batas muatan derek atau crane.
13. Biasakanlah berganti pakaian segera setelah saudara tiba dirumah, ingat
saudara dapat memindahkan debu atau kotoran dari tempat kerja ke
lingkungan keluarga anda.
14. Dengarkan dan bacalah semua instuksi dengan baik tentang cara-cara
menjalankan suatu pekerjaan
15. Jangan segan menanyakan langkah-langkah kerja yang belum saudara
mengerti. Bertanyalah tidak menunjukkan suatu kebodohan
16. Menegur siapa saja yang melakukan tindakan tidak aman adalah sangat
penting tanpa memandang apakah orang tersebut atasan saudara atau bukan
17. Bila saudara akan menggunakan Bahan Berbahaya dan Beracun atau bahan
kimia dalam proses produksi periksa kelengkapan dan kelayakan alat
pelindung diri yang akan saudara gunakan, lebih dan segel bahan baku,
kondisi pengemasan dan lingkungan penyimpanan.
18. Simpanlah sisa Bahan Berbahaya dan Beracun pada tempat yang khusus
untuk limbah (kaleng, drum/ tempat yang sudah disediakan)
19. Simpanlah bekas botol kaca yang telah rusak/pecah pada tempat khusus.
VII.2 Peraturan Umum K3LH
Selain itu, dalam PT SINAR SOSRO KPB Mojokerto terdapat
Peraturan Umum Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup
yaitu:
1. Setiap orang yang memasuki ruang operasi diharuskan memakai baju
kelengkapan kerja
2. Dilarang meludah demi kesehatan dan kesegaran bersama.
3. Dilarang merokok di daerah kerja & area bersifat sensitif kebakaran.
Merokok hanya diperbolehkan di tempat yang telah ditentukan oleh bagian
setempat (area merokok)

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 60
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

4. Dilarang membuang sampah sembarangan. Buanglah semua jenis sampah


kotoran lainnya ke tempat yang telah disediakan
5. Dilarang makan dan minum saat bekerja
6. Dilarang menggunakan jam tangan dan perhiasan saat bekerja
7. Dilarang berambut gondrong dan berkuku panjang saat memasuki ruang
operasi
8. Dilarang menggunakan HP saat bekerja
9. Dilarang membanting, menendang, menduduki, dan menginjak Krat
10. Pakaialah alat pelindung diri yang sesuai sebagaimana telah disediakan oleh
perusahaan demi keselamtan dan kesehatan
11. Jangan menjalankan mesin, alat-alat lainnya apabila tidak mengetahui cara-
caranya dan buka wewenangnya
12. Pakailah sarung tangan apabila saudara bekerja dengan benda tajam, kasar
ataupun kabel-kabel bertengan lsitrik
13. Dilarang mengendarai forklif lebih dari satu orang
14. Jagalah kebersihan untuk menjaga kenyamanan saat bekerja
VII.3 Penerapan K3LH di PT SINAR SOSRO KPB Mojokerto
1. Pelaporan Kecelakaan kerja dan pertolongan pertama
2. Penanggulangan Kebakaran
Untuk mengantisipasi kebakaran yang ada PT SINAR SOSRO KPB
Mojokerto menyediakan APAR seperti: alarm kebakaran, hydrant, dan
menyediakaan titik kumpul untuk mengantisipasi adanya kebakaran.
3. Kebersihan Lingkungan Kerja
Kebersihan Lingkungan Kerja yang ada di PT SINAR SOSRO KPB
Mojokerto dengan menyediakan alat kebersihan, tempat sampah organik,
non organik, serta B3
4. Alat Pelindung Diri
Alat Pelindung Diri untuk menjaga keselamatan para pekerja di PT SINAR
SOSRO KPB Mojokerto seperti :
- Topi keselamatan (safety helmet)
- Kacamata pengaman (goggle)
- Sarung tangan kain

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 61
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

- Sarung tangan Karet


- Safety shoes
- Body Harness
- Pelindung telinga (Ear Plug dan Ear muff)
- Masker
- Respirator untuk ruang aseptik
5. Kotak P3K
Kotak P3K telah diediakan di setiap divisi yang ada di PT SINAR SOSRO
KPB Mojokerto
6. Pengecekan Kondisi mesin sesuai SOP PT SINAR SOSRO KPB Mojokerto
7. Penanganan Limbah
Penanganan Limbah yang ada pada PT SINAR SOSRO KPB Mojokerto
meliputi :
a. Limbah Padat (ampas teh, botol pecah, plastik, botol kaca bekas, karton,
botol plastik bekas, sampah dapur, dan sampah Kebun) di letakkan pada
bak sampah sesuai dengan jenisnya
b. Limbah cair (air bekas/sisa produksi, air toilet, sanitasi) masuk ke
WWTP (Waste Water Treatment Plant)
c. Limbah B3 (oli bekas, baterai bekas, aki bekas, kemasan cat bekas,
lampu bekas, tinta printer bekas, majun terkontaminasi, filter oli, sisa
barang elektronik, dan sisa hasil analisa laboratorium) dikumpulkan di
TPS limbah B3 dan PT SINAR SOSRO KPB Mojokerto bekerja sama
dengan pihak ketiga (pengumpul dan pemanfaat/pemusnah limbah) yang
telah mendapatkan izin dari KLHK (Kementrian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan).
Selalu berpanduan pada buku manual semua peralatan tentang segala hal
yang berhubungan dengan peralatan tersebut dan selalu tanyakan kepada
supervisor terkait jika ada hal-hal yang tidak dimengerti.

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 62
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

BAB VIII

TUGAS KHUSUS

Tugas Khusus yang kami lakukan di PT SINAR SOSRO KPB Mojokerto


yaitu dengan melakukan pengamatan terhadap parameter limbah dari buangan
hasil olahan produksi teh. Parameter limbah yang kami uji meliputi: pH, Suhu,
COD (Chemical Oxygen Demand), BOD (Biological Oxygen Demand), TSS
(Total Suspended Solid), dan VFA (Volatile Fatty Acid).

VIII.1 Pengukuran Parameter


A. pH
Langkah – langkah pengukuran pH :
1. Ambil Sampel pada setiap bangunan seperti :
Sump pit, Equalisasi, Mur 1 ( Anaerob 1), Mur 2 (Anaerob 2), Aerasi,
Clarifier, Kolam Penjernihan, Titik Pelepasan
2. Cek satu persatu menggunakan alat pH meter atau kertas pH
3. Catat hasil yang diperoleh
Standar hasil :
pH Aerasi = 7 – 8.5
pH titik pelepasan (Control tank) = 6 - 9
B. Suhu
Langkah – langkah pengukuran suhu :
1. Ambil Sampel pada setiap bangunan seperti :
Sump pit, Equalisasi, Mur 1 ( Anaerob 1), Mur 2 (Anaerob 2), Aerasi,
Clarifier, Kolam Penjernihan, Titik Pelepasan
2. Cek satu persatu menggunakan alat DO meter
3. Catat hasil yang diperoleh
C. DO (Dissolved Oxygen)
Langkah – langkah pengukuran DO :
1. Ambil Sampel pada bangunan aerasi dan clarifier
2. Cek satu persatu menggunakan alat DO meter
3. Catat hasil yang diperoleh
Standar hasil :

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 63
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

DO (Dissolved Oxygen) yang baik adalah > 2 ppm dan minimal 1.5 ppm
D. SV (Sludge Volume)
Langkah – langkah pengukuran sludge volume
1. Ambil sampel pada bangunan aerasi setiap 4 jam sekali
2. Diamkan selama 30 menit
3. Catat volume endapan yang terjadi
Standar hasil :
Sludge volume = 300 – 400 ml/l
E. COD (Chemical Oxygen Demand)
Langkah – langkah pengecekan COD
1. Ambil sampel pada bangunan Equalisasi, Anaerob 1, Anaerob 2, dan
clarifier
2. Siapkan 5 buah erlenmeyer
3. Ambil 10 ml aquadest digunakan sebagai blanko
4. Ambil 10 ml sampel di clarifier
5. Ambil 0.5 ml sampel Equalisasi, Anaerob 1, Anaerob 2 dan
tambahkan 9.5 ml aquadest (untuk pengenceran) dan masukkan
kedalam erlenmeyer
6. Tambakan 6 ml K2Cr2O7 untuk setiap sampel dan blanko
7. Tambahkan 14 ml AgSO4 untuk setiap sampel dan blanko
8. Pasangkan erlenmeyer ke alat refluk dan panaskan selama 2 jam
9. Diamkan selama 15 menit
10. Tambahkan 2 tetes indikator feroin
11. Titrasi dengan larutan FAS 0.05 N, hingga beurbah warna hijau, biru
ke merah coklatan
12. Catat volume titrasi
F. TSS atau MLSS
Langkah – langkah pengecekan TSS atau MLSS
1. Siapkan oven hingga suhu 105°C
2. Masukkan kertas saring kedalam oven selama 1 jam
3. Dinginkan kertas saring dalam desikator selama 15 menit
4. Timbang kertas saring dengan timbangan analitik dan catat beratnya

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 64
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

5. Siapkan sampel dari aerasi dan clarifier


6. Letakkan kertas saring di dalam corong bucher yang akan disaring
dengan pompa vacum, kemudian air akan masuk kedalam erlenmeyer
bucher flask
7. Tuangkan 10 ml sampel aerasi dan clarifier secara bergantian kedalam
corong yang sudah berisi kertas saring, kemudian nyalakan pompa
vacuum, saring sampel sampai kering atau airnya habis
8. Masukkan kertas saring kedalam oven selama 2 jam
9. Timbang berat hasil kertas saring setelah di oven dan catat hasilnya
G. VFA (Volatile Fatty Acid)
1. Ambil 100 ml sampel pada Anaerob 1 dan Anaerob 2 masukkan
kedalam Erlenmeyer
2. Tambahkan 100 ml aquadest
3. Tambahkan 10 ml asam
4. Lakukan proses destilasi hingga 150 ml
5. Panaskan hingga mendidih selama 10 menit
6. Tambahkan 5 tetes indikator pp
7. Titrasi dengan larutan NaOH 0.1N hingga berubah warna merah muda
VIII.2 Rumus yang digunakan
A. COD
mg (b−a)x 8000 x NFAS
COD ( ⁄lt) = x faktor pengenceran
(ml sampel)

Keterangan :
b = volume titrasi (FAS) yang dibutuhkan pada blanko
a = volume titrasi (FAS) yang dibutuhkan pada sampel
N = Normalitas FAS
B. BOD
mg
BOD ( ⁄lt ) = 0.6 x Hasil COD

Keterangan :
Analisi BOD cukup memerlukan waktu yang lama, 5 hari inkubasi adalah
kesepakatan umum dalam penentuan BOD. Menurut (Metcalf &
Eddy,1991) dalam waktu 5 hari bahan organik yang terdekomposisi

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 65
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

sekitar 60-70%. Perhitungan BOD pada WWTP PT. SINAR SOSRO KPB
Mojokerto menggunakan prakiraan sebesar 60%
C. TSS
𝑚𝑔 ( b−a )
𝑇𝑆𝑆 ( ⁄𝑙𝑡 ) = x 1.000.000
volume sampel (ml)

Keterangan :
b = hasil berat kertas saring setelah di oven (g)
a = hasil berat kertas saring sebelum di oven (g)
D. VFA (Volatile Fatty Acid)
Vol titrasi (ml)x N NaOH x 60
VFA = x 1000
Volume sampel (ml)
Keterangan :
N NaOH = Normalitas NaOH = 0.1020

VIII.3 Contoh Perhitungan


Contoh perhitungan ini sesuai dengan data hari Senin, 16 Juli 2018
meliputi COD pada bangunan : Equalisasi, Anaerob 1, Anaerob 2, Aerasi,
Clarifier, dan Kolam Penjernihan.
A. Perhitungan COD
1. Equalisasi
Diketahui :
- Hasil titrasi blanko (b) = 10.5 ml
- Hasil titrasi sampel (a) = 6.8 ml
- Volume sampel = 0.5 ml
- Aquadest = 9.5 ml
- N FAS = 0.0495 N
- Faktor Pengenceran = 20 kali
(b − a) x 8000 x NFAS
COD (ppm) = x faktor pengenceran
(ml sampel)
(10.5 ml − 6.8 ml) x 8000 x 0.0495
COD (ppm) = x 20
(0.5 ml + 9.5 ml)
= 2930.4 ppm

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 66
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

2. Anaerob 1 (Kolam Mur 1)


Diketahui :
- Hasil titrasi blanko (b) = 10.5 ml
- Hasil titrasi sampel (a) = 8.8 ml
- Volume sampel = 0.5 ml
- Aquadest = 9.5 ml
- N FAS = 0.0495 N
- Faktor Pengenceran = 20 kali
(b − a) x 8000 x NFAS
COD (ppm) = x faktor pengenceran
(ml sampel)
(10.5 ml − 8.8 ml) x 8000 x 0.0495
COD (ppm) = x 20
(0.5 ml + 9.5 ml)
= 1346.4 ppm

3. Anaerob 2 (Kolam Mur 2)


Diketahui :
- Hasil titrasi blanko (b) = 10.5 ml
- Hasil titrasi sampel (a) = 10 ml
- Volume sampel = 0.5 ml
- Aquadest = 9.5 ml
- N FAS = 0.0495 N
- Faktor Pengenceran = 20 kali
(b − a) x 8000 x NFAS
COD (ppm) = x faktor pengenceran
(ml sampel)
(10.5 ml − 10 ml) x 8000 x 0.0495
COD (ppm) = x 20
(0.5 ml + 9.5 ml)
= 396 ppm

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 67
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

4. Aerasi
Pada Aaerasi ini menggunakan COD loading, karena pada aerasi ini
air limbah yang masuk berasal dari Anaerob 1 dan Anaerob 2
Diketahui :
- Flow rate Anaerob 1 = 2 m3/jam
- Flow rate Anaerob 2 = 10 m3/jam
- COD Anaerob 1 = 1346.4 ppm
- COD Anaerob 2 = 396 ppm
COD loading atau COD Aaerasi
(Flow rate anaerob 1 x COD anaerob 1) + (Flow rate anaerob 1 x COD anaerob 1)
=
Total Flow rate
3 3
(2 𝑚 ⁄𝑗𝑎𝑚 x 1346, 4 ppm) + ( 10 𝑚 ⁄𝑗𝑎𝑚 x 396 ppm)
= 3
12 𝑚 ⁄𝑗𝑎𝑚

= 554.4 ppm

5. Clarifier
Pada Clarifier ini perhitungan COD dilakukan tanpa pengenceran,
karena hasil yang didapat tanpa pengenceran sudah sesuai dengan
baku mutu Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 72 Tahun 2013
Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Industri dan atau Kegiatan
Usaha Lainnya.
Diketahui :
- Hasil titrasi blanko = 10.5 ml
- Hasil titrasi sampel = 9.4 ml
- Volume sampel = 0.5 ml
- Aquadest = 9.5 ml
- N FAS = 0.0495 N
(b − a) x 8000 x NFAS
COD (ppm) =
(ml sampel)
(10.5 ml − 9.4 ml) x 8000 x 0.0495
COD (ppm) =
(0.5 ml + 9.5 ml)
= 43.56 ppm

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 68
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

6. Kolam Penjernihan
Diketahui :
- Hasil titrasi blanko = 10.5 ml
- Hasil titrasi sampel = 9.7 ml
- Volume sampel = 0.5 ml
- Aquadest = 9.5 ml
- N FAS = 0.0495 N
(b − a) x 8000 x NFAS
COD (ppm) =
(ml sampel)
(10.5 ml − 9.7 ml) x 8000 x 0.0495
COD (ppm) =
(0.5 ml + 9.5 ml)
= 31.68 ppm
B. Perhitungan BOD
1. Equalisasi
Diketahui :
- COD Equalisasi = 2930.4 ppm
BOD (ppm) = 0.6 x Hasil COD
BOD (ppm) = 0.6 x 2930.4 ppm
= 1758.24 ppm
2. Anaerob 1
Diketahui :
- COD Anaerob 1 = 1346.4 ppm
BOD (ppm) = 0.6 x Hasil COD
BOD (ppm) = 0.6 x 1346.4 ppm
= 8O7.84 ppm
3. Anaerob 2
Diketahui :
- COD Anaerob 2 = 396 ppm
BOD (ppm) = 0.6 x Hasil COD
BOD (ppm) = 0.6 x 396 ppm
= 237.6 ppm

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 69
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

4. Aerasi
Diketahui :
- COD Aerasi = 554.4 ppm
BOD (ppm) = 0.6 x Hasil COD
BOD (ppm) = 0.6 x 554.4 ppm
= 332.6 ppm
5. Clarifier
Diketahui :
- COD Anaerob 2 = 43.56 ppm
BOD (ppm) = 0.6 x Hasil COD
BOD (ppm) = 0.6 x 43.56
= 26.13 ppm
6. Titik penjernihan
Diketahui :
- COD Titik Penjernihan = 31.68 ppm
BOD (ppm) = 0.6 x Hasil COD
BOD (ppm) = 0.6 x 31.68
= 19.01 ppm

C. Perhitungan TSS/MLSS
Perhitungan TSS/MLSS meliputi bangunan aerasi dan clarifier
1. Aerasi
Diketahui :
- Berat kertas saring awal (a) = 0.5536 g
- Berat kertas saring akhir (b) = 0.5296 g
- Volume sampel = 10 ml
( b−a )
𝑀𝐿𝑆𝑆(𝑝𝑝𝑚) = x 1.000.000
volume sampel (ml)
( 0.5236 𝑔−0.5296 𝑔)
𝑀𝐿𝑆𝑆(𝑝𝑝𝑚) = x 1.000.000
10 ml

= 2400 ppm

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 70
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

Pada Aerasi ini juga menghitung MLSS ideal yang bertujuan untuk
mengetahui bakteri yang harusnya ada pada Aerasi, jika hasil MLSS
Aerasi > MLSS Ideal maka Bakteri harus di buang.
Diketahui :
- COD Aerasi = 554.4 ppm
- td (waktu tinggal) = 24 jam
- total flow rate = 12 m3/jam
- faktor pengenceran = 0.1
- volume Aerasi = 700 m3
𝑀𝐿𝑆𝑆 𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙
0.6 x COD Aerasi x 1000 x 24 jam x total flow rate
=
faktor pengenceran x volume aerasi
0.6 x 554.4 x 1000 x 24 jam x 12 𝑚3
=
0.1 x 700.000
= 1368.5 ppm

2. Clarifier
Diketahui :
- Berat kertas saring awal (a) = 0.5254 g
- Berat kertas saring akhir (b) = 0.5257 g
- Volume sampel = 10 ml
(b−a)
𝑇𝑆𝑆 (𝑝𝑝𝑚) = x 1.000.000
volume sampel (ml)
( 0.5257 𝑔 − 0.5254 𝑔)
𝑇𝑆𝑆 (𝑝𝑝𝑚) = x 1.000.000
10 ml
= 30 ppm

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 71
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

D. Perhitungan VFA (Volatile Fatty Acid)


VFA adalah elemen penting dalam mengandalikan proses anaerobic yang
digunakan untuk menguraikan organik dan menghasilkan gas metana dan
karbon dioksida. Perhitungan VFA ini di lakukan di Anaerob 2 karena
hasil yang diperoleh lebih akurat.
Diketahui :
- Volume titrasi = 0.8 ml
- Volume sampel = 100 ml
- Titran NaOH = 0.1 N
0.8 x 0.1020 x 60
𝑉𝐹𝐴 = 𝑥 1000
100
0.8 x 0.1020 x 60
𝑉𝐹𝐴 = 𝑥 1000
100
𝑉𝐹𝐴 = 48.96 ppm

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 72
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

VIII.4 Data Hasil Pengamatan

Berikut adalah data hasil pengamatan yang kami lakukan di


WWTP (Waste Water Treatment Plant) PT. SINAR SOSRO KPB
Mojokerto selama 2 minggu.

Tabel 4.1 Data Hasil Pengamatan 16 – 18 Juli 2018


Hasil per 2 jam pengecekan Pengecekan di awal shift
Hari, baku Kekeruhan COD (ppm) BOD (ppm) TSS (ppm)
Bangunan Parameter VFA
Tanggal 08.00 10.00 12.00 14.00 mutu (NTU) baku baku baku
hasil hasil hasil (ppm)
pH mutu mutu mutu
pH 5.4 6.7 6.8 6.9
Sump Pit - - - - -
Suhu (°C) 28.5 28.2 29.6 29.7
pH 4.96 5.16 5.35 5
Equalisasi - 2930.4 1758.2 - -
Suhu (°C) 28.4 30.8 30.6 30.6
Anaerob 1 (Kolam pH 5.05 5.18 5 5.1
- 1346.4 807.8 - -
MUR 1) Suhu (°C) 29.7 33.1 34.1 34.3
Anaerob 2 (Kolam pH 7.2 7.2 7.18 6.9
- 396.0 237.6 - 48.96
Senin, 16 MUR 2) Suhu (°C) 31.6 31.6 33.4 33.5
6-9 90 30 30
Juli 2018 pH 8.39 7.1 8.4 8.6
Suhu (°C) 26.8 28.2 28.4 28
Aerasi - 554.4 332.6 1368.5 -
DO (mg/l) 2.1 2.1 2.2 2.2
SV (ml) 55/42 - 45/38 -
pH 8.4 7.78 8.7 8.6
Clarifier Suhu (°C) 26.2 28.1 29.6 28.8 1.5 NTU 43.6 26.1 30 -
DO (mg/l) 2 2.01 2.7 2.7

Hasil per 2 jam pengecekan Pengecekan di awal shift


Hari, baku Kekeruhan COD (ppm) BOD (ppm) TSS (ppm)
Bangunan Parameter VFA
Tanggal 08.00 10.00 12.00 14.00 mutu (NTU) baku baku baku
hasil hasil hasil (ppm)
pH mutu mutu mutu
pH 10.1 11.1 10.6 9.7
Sump Pit - - - - -
Suhu (°C) 29.6 31.9 32.1 32.3
pH 5.4 5.7 6 5.8
Equalisasi - 2900.8 1740.5 - -
Suhu (°C) 29.4 31.1 31.2 32.3
Anaerob 1 (Kolam pH 5.08 4.9 5.2 5.2
- 940.8 564.5 - -
MUR 1) Suhu (°C) 30.8 30.6 30.7 30.8
Anaerob 2 (Kolam pH 6.9 7 7 7
Selasa, 17 - 392 235.2 - 45.6
MUR 2) Suhu (°C) 29.5 31.3 31.2 31.2 6-9 90 30 30
Juli 2018
pH 9 8.3 8.4 8.1
Suhu (°C) 26.3 26.6 27.8 27.8
Aerasi - 483.467 290.1 1350 -
DO (mg/l) 2.8 2.89 2.2 2.43
SV (ml) 55/45 - 40/38 -
pH 8.4 8.3 8.3 8.4
Clarifier Suhu (°C) 28.4 27.3 27.8 27.9 1.9 NTU 35.28 21.2 29 -
DO (mg/l) 2.5 2.4 2.1 2.3

Hasil per 2 jam pengecekan Pengecekan di awal shift


Hari, baku Kekeruhan COD (ppm) BOD (ppm) TSS (ppm)
Bangunan Parameter VFA
Tanggal 08.00 10.00 12.00 14.00 mutu (NTU) baku baku baku
hasil hasil hasil (ppm)
pH mutu mutu mutu
pH 10.4 11.4 9.5 9.9
Sump Pit - - - - -
Suhu (°C) 32.5 32.4 33.2 33. 1
pH 5.3 5.8 5.6 5.6
Equalisasi - 2970.24 1782.1 - -
Suhu (°C) 31.4 31.5 31.6 31.4
Anaerob 1 (Kolam pH 5 5.2 5.3 5.3
- 990.08 594.0 - -
MUR 1) Suhu (°C) 31.3 31.3 31.3 31.2
Anaerob 2 (Kolam pH 6.8 6.9 6.9 6.8
Rabu, 18 - 456.96 274.2 - 47.5
MUR 2) Suhu (°C) 30.5 30.6 30.8 30.5 6-9 90 30 30
Juli 2018 pH 8.3 8.3 8.3 8.4
Suhu (°C) 26.9 28.1 28.1 28.8
Aerasi - 545.813 327.5 2340 -
DO (mg/l) 2.3 2.1 2.1 2.9
SV (ml) 55/38 45/33
pH 8.4 8.2 8.3 8.4
Clarifier Suhu (°C) 27.1 28.4 29.9 28.3 2.1 NTU 34.27 20.6 27 -
DO (mg/l) 2.2 2.4 2.4 2.2

(Sumber: Data Hasil Pengamatan)

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 73
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

Tabel 4.2 Data Hasil Pengamatan 19 – 21 Juli 2018


Hasil per 2 jam pengecekan Pengecekan di awal shift
Hari, baku Kekeruhan COD (ppm) BOD (ppm) TSS (ppm)
Bangunan Parameter VFA
Tanggal 08.00 10.00 12.00 14.00 mutu (NTU) baku baku baku
hasil hasil hasil (ppm)
pH mutu mutu mutu
pH 11.5 10.6 11.1 11
Sump Pit - - - - -
Suhu (°C) 32.2 32.2 33.4 33.2
pH 5.9 6.2 6.1 6
Equalisasi - 3057.6 1834.6 - -
Suhu (°C) 31.3 31.4 31.6 31.6
Anaerob 1 (Kolam pH 5.2 5.2 5.4 5.4
- 1097.6 658.6 - -
MUR 1) Suhu (°C) 32.3 33.4 33.5 33.3
Anaerob 2 (Kolam pH 6.8 6.7 2.71 6.7
Kamis, 19 - 470.4 282.2 - 47.58
MUR 2) Suhu (°C) 30.1 30.1 30.2 30.2 6-9 90 30 30
Juli 2018
pH 6.06 8.2 8.4 8.2
Suhu (°C) 26.6 28.3 28.7 29.6
Aerasi - 574.933 345.0 2100 -
DO (mg/l) 0.67 1.6 1.6 0.4
SV (ml) 45/35 43/30
pH 8.2 8.3 8.3 8.3
Clarifier Suhu (°C) 26.7 28.7 29.1 28.9 2.3 NTU 39.2 23.5 29 -
DO (mg/l) 2.09 2.3 2.4 2.4

Hasil per 2 jam pengecekan Pengecekan di awal shift


Hari, baku Kekeruhan COD (ppm) BOD (ppm) TSS (ppm)
Bangunan Parameter VFA
Tanggal 08.00 10.00 12.00 14.00 mutu (NTU) baku baku baku
hasil hasil hasil (ppm)
pH mutu mutu mutu
pH 11.9 9.7 9.8 10.2
Sump Pit - - - - -
Suhu (°C) 35.9 35.5 35.7 35.3
pH 5.9 5.8 5.6 5.5
Equalisasi - 2793.6 1676.2 - -
Suhu (°C) 33.8 33.8 33.9 33.8
Anaerob 1 (Kolam pH 5.9 5.8 5.7 5.4
- 931.2 558.7 - -
MUR 1) Suhu (°C) 32.7 32.8 33.4 33.2
Anaerob 2 (Kolam pH 7 6.9 6.7 6.8
Jum'at, 20 - 385 231.0 - 45.87
MUR 2) Suhu (°C) 30.4 30.5 30.6 30.5 6-9 90 30 30
Juli 2018
pH 8.4 8.1 8.3 8.2
Suhu (°C) 27.1 27.9 28 28.6
Aerasi - 476.033 285.6 2490 -
DO (mg/l) 2.4 2.4 2.5 2.5
SV (ml) 45/38 - 44/30
pH 8.3 8.1 8.2 8.1
Clarifier Suhu (°C) 27.6 28.7 28.7 28.6 1.9 NTU 38.8 23.3 25 -
DO (mg/l) 2.7 2.6 2.6 2.4

Hasil per 2 jam pengecekan Pengecekan di awal shift


Hari, baku Kekeruhan COD (ppm) BOD (ppm) TSS (ppm)
Bangunan Parameter VFA
Tanggal 08.00 10.00 12.00 14.00 mutu (NTU) baku baku baku
hasil hasil hasil (ppm)
pH mutu mutu mutu
pH 4.8 4.8 4.9 4.8
Sump Pit - - - - -
Suhu (°C) 32.4 32.5 33.5 33.2
pH 5.1 5.1 5 5.1
Equalisasi - 3026.4 1815.8 - -
Suhu (°C) 32.6 32.5 34.3 33.2
Anaerob 1 (Kolam pH 5.3 5.2 5.4 5.3
- 1086.4 651.8 - -
MUR 1) Suhu (°C) 32.3 32.4 33.3 32.3
Anaerob 2 (Kolam pH 6.8 6.9 6.7 6.8
Sabtu, 21 - 465.6 279.4 - 46.34
MUR 2) Suhu (°C) 30.4 30.4 31.2 31 6-9 90 30 30
Juli 2018
pH 8.1 8.2 8 8
Suhu (°C) 30.4 27.8 28.9 28.8
Aerasi - 569.067 341.4 2450 -
DO (mg/l) 1.4 2.6 2.9 2.7
SV (ml) 50/45 48/35
pH 8.1 8.2 8 7.9
Clarifier Suhu (°C) 27.8 28.3 30.5 30.7 2.3 NTU 34.92 21.0 29 -
DO (mg/l) 2.2 2.3 1.9 1.9

(Sumber: Data Hasil Pengamatan)

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 74
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

Tabel 4.3 Data Hasil Pengamatan 22 – 24 Juli 2018


Hasil per 2 jam pengecekan Pengecekan di awal shift
Hari, Kekeruhan COD (ppm) BOD (ppm) TSS (ppm)
Bangunan Parameter baku VFA
Tanggal 08.00 10.00 12.00 14.00 (NTU) baku baku baku
mutu pH hasil hasil hasil (ppm)
mutu mutu mutu
pH 10.3 6.9 7.1 7.9
Sump Pit - - - - -
Suhu (°C) 28.2 28.4 29.2 29
pH 6.2 6.3 6.3 6.3
Equalisasi - 2240.7 1344.4 - -
Suhu (°C) 28.8 28.8 29 29
Anaerob 1 (Kolam pH 5.1 5.1 5.1 5.2
- 768.8 461.3 - -
MUR 1) Suhu (°C) 27.9 27.5 28.3 28.5
Anaerob 2 (Kolam pH 6.8 6.8 6.8 6.9
- 512.4 307.4 - 47.56
Senin, 22 MUR 2) Suhu (°C) 28.2 28.3 29 28.5
6-9 90 30 30
Juli 2018 pH 8.5 8.3 8.4 8.5
Suhu (°C) 27.3 27.9 29.7 30
Aerasi - 555.133 333.1 1456 -
DO (mg/l) 3.6 3.7 4.3 4.2
SV (ml) 50/30 48/33
pH 8.5 8.4 8.4 8.4
Clarifier Suhu (°C) 26.9 28.9 29.9 31.7 1.7 NTU 48.2 28.9 29 -
DO (mg/l) 1.9 2.3 1.6 1.9

Hasil per 2 jam pengecekan Pengecekan di awal shift


Hari, Kekeruhan COD (ppm) BOD (ppm) TSS (ppm)
Bangunan Parameter baku VFA
Tanggal 08.00 10.00 12.00 14.00 (NTU) baku baku baku
mutu pH hasil hasil hasil (ppm)
mutu mutu mutu
pH 9.3 7.5 8.2 6.9
Sump Pit - - - - -
Suhu (°C) 28.9 29 29.2 29.1
pH 6.2 6.2 6 5.9
Equalisasi - 1600.8 960.5 - -
Suhu (°C) 29 30 30.2 30.1
Anaerob 1 (Kolam pH 6.2 6.3 6.5 5.6
- 832.4 499.4 - -
MUR 1) Suhu (°C) 30.7 30.6 30.8 30.7
Anaerob 2 (Kolam pH 6.8 6.8 6.9 6.9
Selasa, 23 - 576.2 345.7 - 49.6
MUR 2) Suhu (°C) 29.8 30.1 30.3 30.1 6-9 90 30 30
Juli 2018
pH 8.4 8.4 8.4 8.4
Suhu (°C) 26.2 28.5 28 29
Aerasi - 618.9 371.3 2059 -
DO (mg/l) 5.03 5.4 4.7 2.9
SV (ml) 53/40 50/45
pH 8.4 8.4 8.4 8.4
Clarifier Suhu (°C) 26.4 29.6 30.3 29.2 1.5 NTU 35.2 21.1 28 -
DO (mg/l) 1.8 1.5 1.8 2.08

Hasil per 2 jam pengecekan Pengecekan di awal shift


Hari, Kekeruhan COD (ppm) BOD (ppm) TSS (ppm)
Bangunan Parameter baku VFA
Tanggal 08.00 10.00 12.00 14.00 (NTU) baku baku baku
mutu pH hasil hasil hasil (ppm)
mutu mutu mutu
pH 9.9 9.1 9.2 9.7
Sump Pit - - - - -
Suhu (°C) 32.4 32.2 32.8 32.7
pH 5.1 5.3 5.2 5.2
Equalisasi - 1920.2 1152.1 - -
Suhu (°C) 30.5 30.8 31.4 31.5
Anaerob 1 (Kolam pH 5.5 5.4 5.4 5.4
- 896.2 537.7 - -
MUR 1) Suhu (°C) 30.7 31.3 32 32.1
Anaerob 2 (Kolam pH 6.8 6.7 5.4 6.7
Rabu, 24 - 512.4 307.4 - 48.7
MUR 2) Suhu (°C) 30.2 30.2 30.6 30.9 6-9 90 30 30
Juli 2018 pH 8.4 8.4 8.5 8.5
Suhu (°C) 26.2 27.7 27.5 29.1
Aerasi - 576.367 345.8 2410 -
DO (mg/l) 5.3 4.3 4 4.5
SV (ml) 47/38 38/30
pH 8.4 8.4 8.4 8.4
Clarifier Suhu (°C) 26.4 30.6 31 29.8 2 NTU 41.6 25.0 26 -
DO (mg/l) 2.9 2.2 2.4 2.5

(Sumber: Data Hasil Pengamatan)

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 75
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

Tabel 4.4 Data Hasil Pengamatan 25 – 27 Juli 2018


Hasil per 2 jam pengecekan Pengecekan di awal shift
Hari, Kekeruhan COD (ppm) BOD (ppm) TSS (ppm)
Bangunan Parameter baku VFA
Tanggal 08.00 10.00 12.00 14.00 (NTU) baku baku baku
mutu pH hasil hasil hasil (ppm)
mutu mutu mutu
pH 8.6 9.8 9.5 9.5
Sump Pit - - - - -
Suhu (°C) 29.7 29.8 30.1 29.9
pH 5.1 4.9 5.1 5
Equalisasi - 1472.6 883.6 - -
Suhu (°C) 30.4 30.6 31 31.5
Anaerob 1 (Kolam pH 4.8 4.8 4.8 4.8
- 704.2 422.5 - -
MUR 1) Suhu (°C) 31.8 31.8 32.5 32.8
Anaerob 2 (Kolam pH 6.8 6.8 6.9 6.8
Kamis, 25 - 448.4 269.0 - 46.8
MUR 2) Suhu (°C) 29 29.4 32.2 33 6-9 90 30 30
Juli 2018
pH 8.2 8.2 8.4 8.3
Suhu (°C) 27.9 26.3 28.1 28.7
Aerasi - 491.033 294.6 2500 -
DO (mg/l) 2.7 2.6 2.04 1.6
SV (ml) 45/34 45/35
pH 8.2 8.3 8.3 8.4
Clarifier Suhu (°C) 26.3 27.4 27.4 28 2.5 NTU 32.6 19.6 25 -
DO (mg/l) 2.9 2 2 1.8

Hasil per 2 jam pengecekan Pengecekan di awal shift


Hari, Kekeruhan COD (ppm) BOD (ppm) TSS (ppm)
Bangunan Parameter baku VFA
Tanggal 08.00 10.00 12.00 14.00 (NTU) baku baku baku
mutu pH hasil hasil hasil (ppm)
mutu mutu mutu
pH 9.7 9.2 10.2 10
Sump Pit - - - - -
Suhu (°C) 26.5 26.8 27.1 27.4
pH 4.6 4.6 4.7 4.7
Equalisasi - 2892 1735.2 - -
Suhu (°C) 32.4 32.5 33.5 33.2
Anaerob 1 (Kolam pH 4.7 4.7 4.7 4.6
- 1045 627.0 - -
MUR 1) Suhu (°C) 29.8 30.1 32.2 32.4
Anaerob 2 (Kolam pH 6.7 6.7 6.8 6.9
Jum'at, 26 - 438 262.8 - 47.33
MUR 2) Suhu (°C) 29.9 39.9 30.6 30.9 6-9 90 30 30
Juli 2018
pH 8.1 8.2 8.4 8.4
Suhu (°C) 25.6 26.9 28.2 28.5
Aerasi - 586 351.6 2300 -
DO (mg/l) 2.5 2.8 2 28
SV (ml) 46/38 40/30
pH 8.1 8.2 8.3 8.3
Clarifier Suhu (°C) 28.4 28.1 29.1 29 2.3 NTU 34 20.4 27 -
DO (mg/l) 2.4 2.4 2.5 2.6

Hasil per 2 jam pengecekan Pengecekan di awal shift


Hari, Kekeruhan COD (ppm) BOD (ppm) TSS (ppm)
Bangunan Parameter baku VFA
Tanggal 08.00 10.00 12.00 14.00 (NTU) baku baku baku
mutu pH hasil hasil hasil (ppm)
mutu mutu mutu
pH 5.3 5.6 12 12.2
Sump Pit - - - - -
Suhu (°C) 29.8 29.8 30.2 30.1
pH 4.8 4.9 5 5.4
Equalisasi - 3000 1800.0 - -
Suhu (°C) 20.2 20.3 22.5 22.5
Anaerob 1 (Kolam pH 4.7 4.8 4.8 5.9
- 1067 640.2 - -
MUR 1) Suhu (°C) 38.4 38.4 35.7 34.8
Anaerob 2 (Kolam pH 7 6.9 6.9 6.7
Sabtu, 27 - 466 279.6 - 48.12
MUR 2) Suhu (°C) 27.5 28.1 28.8 27.9 6-9 90 30 30
Juli 2018
pH 8.2 8 8.3 8.2
Suhu (°C) 25.7 28.3 27.4 27.6
Aerasi - 566.167 339.7 2354 -
DO (mg/l) 2.5 2.1 2.6 2.1
SV (ml) 33/24 34/24
pH 8.1 8.1 8.2 8.3
Clarifier Suhu (°C) 27.1 27.3 27.2 27.2 1.9 NTU 35 21.0 26 -
DO (mg/l) 2.2 2.2 2.8 2.2

(Sumber: Data Hasil Pengamatan)

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 76
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

VIII.5 Pembahasan

Pengamatan yang kami lakukan di (Waste Water Treatment Plant)


WWTP PT SINAR SOSRO KPB Mojokerto yaitu menguji kualitas limbah
yang dihasilkan oleh beberapa bangunan untuk menurunkan kadar
parameter yang masih tinggi/berbahaya dalam limbah tersebut. Kualitas
limbah yang kami uji meliputi parameter BOD, COD, TSS, pH yang
mengacu pada PERGUB JATIM No 72 Tahun 2013 Tentang Baku Mutu
Air Limbah Bagi Industri dan atau Kegiatan Usaha Lainnya.

Berdasarkan data hasil pengamatan pada tanggal 16 Juli 2018 (Tabel


4.1), untuk pengukuran BOD pada bangunan : equalisasi (1758.2 ppm),
anaerob 1 (807.8 ppm), anaerob 2 (237.6 ppm), aerasi (332.6 ppm), kadar
BOD yang dihasilkan itu masih tinggi dan belum memenuhi baku mutu,
namun dari proses ke proses pengolahan limbah kadar BOD akan
semakain turun, bisa dilihat dari hasil bangunan clarifier (26.1 ppm)
artinya BOD yang dihasilkan sudah memenuhi baku mutu, pengamatan
BOD juga kita lakukan pada kolam penjernihan (19.01 ppm) hasilnya pun
telah memenuhi baku mutu. Sama dengan BOD untuk pengukuran COD
pada bangunan: equalisasi (2930.4 ppm), anaerob 1 (1346.4 ppm),
anaerob 2 (396 ppm), aerasi (554.4 ppm) kadar COD yang dihasilkan juga
masih tinggi dan belum memenuhi baku mutu, sedangkan pada bangunan
clarifier (43.6 ppm), COD yang di hasilkan telah memenuhi baku mutu
dan untuk lebih akurat dari hasil pengamatan kita juga menguji COD
kolam penjernihan (31.68 ppm) hasilnya pun telah memenuhi baku mutu.

Pengukuran TSS hanya dilakukan pada bangunan aerasi (1368.5 ppm)


ini hasil TSS pada aerasi ini tergolong masih tinggi karena air limbah dari
bangunan anaerob 1 dan anaerob 2 yang tercampur pada bak aerasi ini.
Hasil TSS pada bangunan clarifier (30 ppm) sudah memenuhi baku mutu.
Pengukuran pH yang dilkukan pada bangunan sump pit, equalisasi,
anaerob 1, anaerob 2, aerasi dan clarifier setiap 2 jam sekali jika dilihat
hasil pengukuran pH pada banguan clarifier telah memenuhi baku mutu
dan dapat dikatakan netral.

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 77
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

Pembuangan limbah PT SINAR SOSRO KPB Mojokerto ke badan air


dengan melewati kolam penjernihan karena dalam kolam penjernihan
kandungan limbah yang dihasilkan telah memenuhi baku mutu, namun
patokan yang kita amati yaitu bangunan clarifier, karena hasil pengamatan
membuktikan pada bangunan clarifier secara efisien kadar limbah juga
telah memenuhi baku mutu sesuai dengan PERGUB JATIM No. 72
Tahun 2013. Hal ini dikarenakan pada bangunan clarifier ini sudah
memenuhi kriteria desain, waktu tinggal pengolahan yang cukup efisien
dan adanya predator (ikan) yang membantu menurunkan kadar limbah
tersebut.

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 78
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

BAB IX

KESIMPULAN DAN SARAN

V.6 Kesimpulan
A. Air limbah yang dihasilkan dari proses produksi berasal dari proses
pencucian botol dan krat, sisa produk yang tidak habis, dan produk
yang tidak memenuhi standar.
B. Debit influen limbah yang diolah oleh WWTP adalah 20 m3/jam.
C. Unit yang digunakan untuk proses pengolahan limbah cair, terdiri dari
bar screen, basket screen, grease trap, sump pit, bak equalisasi, bak
anaerob 1 dan 2, oxidation ditch, clarifier, dan kolam penjernihan.
D. Unit yang digunakan untuk proses pengolahan lumpur dari proses
pengolahan limbah cair, terdiri dari sludge collector dan filter
press/drying bed.
E. Air efluen dari proses pengolahan limbah cair sudah memenuhi standar
baku mutu industri minuman ringan yang mengacu pada PERGUB
JATIM No. 72 Tahun 2013.
F. Kualitas air limbah yang diolah dari influen hingga efluen, terus
dipantau oleh petugas WWTP setiap 2 jam sekali, kecuali COD dan
TSS, dikarenakan membutuhkan waktu lama, maka pengecekan
dilakukan setiap awal shift.
G. Penerapan K3 di PT. SINAR SOSRO KPB Mojokerto sudah memenuhi
standart dan masih terus dikembangkan.
V.7 Saran
A. Dikarenakan pengukuran COD yang membutuhkan waktu yang lama.
Maka untuk mempersingkat waktu pengukuran COD, sebaiknya
menggunakan alat COD meter.
B. Untuk memudahkan proses titrasi dan hasilnya akurat, sebaiknya perlu
ditambahkan alat magnetic stirer.
C. Untuk menghematbiaya, proses di kolam penjernihan yang
menggunakan koagulan dengan biaya mahal. Sebaiknya digantikan
dengan alat filtrasi dengan bahan-bahan alami, misalnya menggunakan
ijuk dan batu zeolit.

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 79
LAPORAN
KERJA PRAKTEK 2018
PT. SINAR SOSRO KPB MOJOKERTO

Teknik Lingkungan |
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur | 80

Anda mungkin juga menyukai