Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN KERJA PRAKTEK

ANALISA PENGARUH KEBOCORAN STERILIZER


TERHADAP KECEPATAN PEREBUSAN KELAPA SAWIT
PKS PT. JOHAN SENTOSA

MEI MORI PURNAMA HULU


1807113635

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2021

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Akhir Kerja Praktek dengan judul :

ANALISA PENGARUH KEBOCORAN STERILIZER TERHADAP

WAKTU PEREBUSAN KELAPA SAWIT PKS PT. JOHAN SENTOSA

Yang dipersiapkan dan disusun oleh :

MEI MORI PURNAMA HULU


NIM. 1807113635

Program Studi Sarjana Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Riau,


Telah disetujui oleh :

Dosen Pembimbing Kerja Praktek,

Asral, ST.,M.Eng.,Ph.D
NIP. 19720305 199802 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Teknik Mesin Koordinator Prodi Sarjana Teknik Mesin


Fakultas Teknik Universitas Riau Fakultas Teknik Universitas Riau

Feblil Huda, ST.,MT.,Ph.D Asral, ST.,M.Eng.,Ph.D


NIP. 19800219 200312 1 001 NIP. 19720305 199802 1 001

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Kerja Praktek (KP) selama 1
(satu) bulan hingga menyusun laporan Kerja Praktek (KP) dengan judul “Analisa
Pengaruh Kebocoran Sterilizer Terhadap Kecepatan Perebusan Kelapa
Sawit PKS PT. Johan Sentosa”.
Kerja Praktek merupakan program wajib bagi setiap mahasiswa Program
Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Riau sebagai salah satu
persyaratan dalam penyelesaian studi, dengan adanya kerja praktek ini diharapkan
penulis dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku perguruan
tinggi dengan situasi dan kondisi di lapangan sesungguhnya.
Penyusunan laporan ini penulis banyak dibantu dan dibimbing baik dari
pihak instansi maupun dari pihak dosen dari fakultas, untuk itu penulis banyak
mengucapkan terima kasih kepada yang penulis hormati, yaitu:
1. Bapak Prof. Dr. Eng., Azridjal Aziz, ST., MT.,IPU selaku Dekan
Fakultas Teknik Universitas Riau.
2. Bapak B. Perangin angin, selaku Mill Manager PKS PT. Johan
Sentosa.
3. Bapak Dr. Feblil Huda, ST.,MT.,Ph.D selaku Ketua Program Studi
Teknik Mesin Universitas Riau.
4. Bapak Fajar K. J. Ginting selaku pembimbing lapangan yang telah
banyak membantu dan memberi masukan dalam menyusun Laporan
Kerja Praktek.
5. Semua Staf PKS PT. Johan Sentosa dan semua karyawan/i PKS PT.
Johan Sentosa yang tidak bisa dituliskan satu per satu, yang telah
membantu dalam melaksanakan dan menyusun Laporan Kerja Praktek.
6. Semua dosen Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik,
Universitas Riau yang telah banyak membantu dalam pada
pelaksanaan Kerja Praktek.
7. Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan doa dan dukung baik
material maupun spiritual demi kelancaran menyusun laporan ini.

iii
8. Serta teman-teman seperjuangan Kerja Prakter di PKS PT. Johan
Sentosa yang telah bersedia diajak berdiskusi dalam penyelesaian
laporan ini.
Dalam penulisan laporan Kerja Praktek ini masih banyak kekurangan, baik
dalam isi maupun dalam penyajiannya, untuk itu penulis harapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun demi kesempurnaan Laporan Kerja Praktek ini. Penulis
telah menyanggupi untuk tidak mempublikasikan hasil laporan dalam bentuk
makalah tanpa seizin dan tanpa bersama pihak pembimbing dari PKS PT. Johan
Sentosa.
Harapan penulis semoga laporan ini bermanfaat untuk diri pribadi dan
masyarakat umumnya.

Pekanbaru, 12 Oktober 2021


Penulis

Mei Mori Purnama Hulu


NIM: 1807113635
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagai negara kepulauan dan memiliki wilayah yang luas, Indonesia
adalah negara yang dianugerahi oleh kekayaan alam yang tidak pernah ada
habisnya. Dari keindahan alam untuk wisata hingga kekayaan alam yang bisa
diproduksi menjadi sumber energi tersendiri, salah satunya berasal dari sektor
pertanian. Sejak dahulu, Indonesia selalu kaya dengan hasil dari pertanian, dengan
pertanian Indonesia yang semakin hari semakin besar, hal ini memberikan dampak
positif juga. Tidak hanya untuk urusan dalam negeri, tetapi juga luar negeri.
Sektor pertanian Indonesia di mata dunia mendapatkan respon positif yang patut
dibanggakan. Hasil pertanian yang umumnya banyak di Indonesia yaitu, seperti
padi, kedelai, jagung, kacang tanah, ketela pohon, dan ubi jalar. Selain itu, ada
juga hasil dari pertanian yang disebut sebagai hasil pertanian tanaman
perdagangan, salah satunya yaitu kelapa sawit.
Berdasarkan data dari Direktorat Pangan dan Pertanian, kelapa sawit
merupakan komoditas perkebunan unggulan dan utama. Bagi Indonesia, tanaman
kelapa sawit memiliki arti penting bagi pembangunan perkebunan nasional. Selain
mampu menciptakan kesempatan kerja yang mengarah pada kesejahteraan
masyarakat, juga sebagai sumber perolehan devisa negara. Berdasarkan data yang
dilansir dari Pusat Data dan Informasi Kementerian Pertanian (Kementan),
provinsi Riau merupakan penghasil kelapa sawit terbesar di Indonesia dengan luas
mencapai 2.430,51 ha dan produksi mencapai rata-rata 8.605,65 ribu ton. Dan
disusul masing-masing provinsi Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan
Tengan, dan Sumatera Selatan dengan rata-rata luas lahan hingga 1.400 ha per
provinsi.
Salah satu penopang dan pendukung bisnis di perkebunan kelapa sawit
adalah adanya pabrik kelapa sawit, yang merupakan salah satu industri hulu
pengolahan tandan buah segar yang produk olahannya adalah minyak mentah
kelapa sawit (Crude Palm Oil). Mengingat Riau merupakan wilayah yang
memiliki perkebunan kelapa sawit yang paling luas di Indonesia, maka dapat
dikatakan bahwa Riau juga merupakan daerah yang memiliki pabrik kelapa sawit
yang banyak, salah satunya adalah pabrik kelapa sawit PT. Johan Sentosa di
daerah Kampar, kecamatan Bangkinang.
PKS PT. Johan Sentosa merupakan salah satu pabrik yang bergerak di
bidang perkebunan kelapa sawit di bawah naungan Duta Palma Group. PT. Johan
Sentosa mengolah buah sawit menjadi bahan mentah, yaitu berupa minyak sawit
(CPO) dan inti sawit (kernel). PKS PT. Johan Sentosa mengolah kelapa sawit
secara bertahap dan terurut sesuai dengan standar prosedur pengolahan kelapa
sawit yang baik dan benar. Salah satu hal terpenting dalam pengolahan kelapa
sawit adalah proses perebusan kelapa sawit. Tujuan dari perebusan adalah untuk
menghentikan aktifitas enzim, melepas buah dari tandannya, menurunkan kadar
air, melunakkan buah sawit, melepaskan serat dan biji, dan membantu proses
pelepasan inti dari cangkang.
Sterilizer adalah alat untuk merebus kelapa sawit yang merupakan bejana
uap bertekanan yang berfungsi untuk merebus atau memasak tandan buah sawit
(TBS) dengan uap (steam). Keadaan fisik sterilizer yang kurang baik dapat
mempengaruhi proses perebusan kelapa sawit. Salah satu permasalahan yang
sering terjadi pada sterilizer di PT. Johan Sentosa adalah kebocoran pada plat
dinding tabung sterilizer yang dapat menyebabkan keluarnya Steam sehingga
dapat menghambat waktu perebusan dari kelapa sawit untuk mencapai suatu
tekanan yang diinginkan.
Oleh karena perihal di atas, penulis tertarik untuk menganalisa “Pengaruh
Kebocoran Sterilizer Terhadap Kecepatan Perebusan Kelapa Sawit PKS PT.
Johan Sentosa” untuk melihat hasil perbandingan kecepatan perebusan kelapa
sawit antara sebelum dan sesudah terjadinya kebocoran pada dinding sterilizer.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam laporan kerja praktek ini adalah sebagai
berikut:
1. Berapa kebutuhan uap yang diperlukan sterilizer untuk merebus
kelapa sawit?
2. Berapa kecepatan perebusan kelapa sawit pada saat dinding sterilizer
dalam keadaan bocor?

1.3 Batasan Masalah


Adapun batasan masalah dalam laporan kerja praktek ini adalah sebagai
berikut:

1.4 Tujuan Kerja Praktek


Adapun tujuan dalam penulisan laporan kerja praktek ini adalah sebagai
berikut:
1. Mahasiswa dapat mengetahui kebutuhan uap yang diperlukan
sterilizer untuk merebus kelapa sawit.
2. Mahasiswa dapat mengetahui kecepatan perebusan kelapa sawit pada
saat dinding sterilizer dalam keadaan bocor.

1.5 Metode Penulisan


Metode penulisan yang digunakan dalam pelaksanaan Kerja Praktek ini
adalah sebagai berikut :
1. Metode observasi
Metode observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan cara
mengadakan pengamatan langsung.
2. Metode wawancara
Metode wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara
melakukan wawancara atau diskusi dengan narasumber dari
perusahaan yang memiliki pengetahuan mengenai objek
permasalahan.
3. Metode studi literatur dan studi pustaka.
Metode studi pustaka ini penulis lakukan dengan membaca buku-buku
manual oprasional dan buku-buku pendukung yang telah tersedia di
perusahaan. Selain itu penulis juga mengambil referensi-referensi lain
yang berhubungan, baik itu di internet maupun buku-buku
perkuliahan. Data-data tersebut selanjutnya di bandingkan dengan
keadaan nyata yang ada di lapangan.
1.6 Sistematika Penulisan
Penulisan laporan kerja praktek ini terdiri dari 5 bab. Sistematika
pembahasan laporan kerja praktek dari masing-masing bab tersebut adalah sebagai
berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis akan menguraikan mengenai latar
belakang, batasan masalah, tujuan kerja praktek, serta metode
penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II : PROFIL PERUSAHAAN
Bab ini memuat tentang profil singkat PKS PT. Johan Sentosa.
BAB III : TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini membahas tentang teori dasar tentang sterilizer.
BAB IV : PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas tentang analisa pengaruh
kebocoran sterilizer terhadap waktu perebusan kelapa sawit PKS
PT. Johan Sentosa.
BAB V : PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran mengenai apa yang telah
dibahas dalam laporan kerja praktek ini.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi buku-buku rujukan dan referensi lainnya yang
dipergunakan dalam proses penulisan Laporan Kerja Praktek ini.
LAMPIRAN
Berisikan data-data yang perlu dilampirkan yang berhubungan
dengan pembahasan Laporan Kerja Praktek.
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Lokasi Tempat Perusahaan


Lokasi pembangunan perkebunan dan Pabrik Minyak Kelapa Sawit
(PMKS) Johan Sentosa seluas ± 5.000 Ha berada di Kecamatan Bangkinang
Seberang (Sungai Jemih, Kelurahan Pasir Sialang), dan Kecamatan Bangkinang
Barat, Desa Pulau Jambu, Kabupaten Kampar, Propinsi Riau. Berikut batas area
PT. Johan Sentosa:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan kebun masyarakat dan Perkebunan PTPN V
Batu gajah.
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Iahan masyarakat (kebun karet dan kebun
sawit), Kampung Sungai jemih Kel.Pasir Sialang.
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan lahan masyarakat (kebun karet dan kebun
sawit) Desa Pulau Jambu.
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Perkebunan Sawit PT. Kali Agung Perkasa
kebun plasma Johan Sentosa.

2.2 Sejarah Singkat Perusahaan


PMKS Johan Sentosa merupakan salah satu pabrik yang bergerak
dibidang perkebunan kelapa sawit dibawah naungan Duta Palma Group. PMKS
Johan Sentosa berdiri pada tahun 1995 berdasarkan peraturan pemerintah
No. 9683/09-01/PBNl/95, tanggal 21 juni 1995 yang terletak di desa Sei Jemih,
Kecamatan Bangkinang seberang, kabupaten Kampar, Provinsi Riau dan
berkantor pusat di pekanbaru dengan Iahan perkebunan seluas ± 5000 Ha dan
kapasitas pabrik 60 Ton/Jam. Sumber air baku untuk propinsi dari dua sumber,
yaitu sumber pertama berasal dari waduk dan sumber kedua dari sungai
Buriang. Pabrik ini beroperasi dengan kapasitas 45 ton/jam.Produk utama pada
PMKS Johan Sentosa ini adalah CPO (Crude Palm Oil) dan kemel (inti sawit).
2.3 Visi, Misi, dan Logo Perusahaan
1. Visi
Menjadi perusahaan perkebunan yang tangguh, mampu tumbuh, dan
berkembang dalam persaingan global.
2. Misi
Mengelolah kelapa sawit secara efisien, berwawasan lingkungan, unggul
dalam pengembangan sumber daya manusia dan teknologi.
3. Logo

Gambar 2.1 Logo Perusahaan

2.4 Ruang Lingkup dan Struktur Organisasi PT. Johan Sentosa


PKS PT. Johan Sentosa mengolah buah sawit dari kebun sekitar pabrik
sampai menjadi bahan mentah.hasil olah. PKS ini berupa minyak sawit (CPO) dan
inti sawit (kernel). CPO pada umum nya dikirim ke PT. Dumai Bulking,
sementara inti (kernel) umumnya dikirim ke PT.TaIuk Kuantan Perkasa untuk
diolah lebih lanjut.
Untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisiensi maka suatu perusahaan
tidak akan terlepas dengan susunan tenaga kerja. Perusahaan dipimpin oleh
seorang Manajer yang bertanggung jawab menjalankan tugas perusahaan serta
mengawasi jalannya perusahaan. Dalam tugas sehari-hari Manajer dibantu oleh
beberapa Staff yaitu : asisten, mandor dan karyawan.
Selain membantu Maneger, staff-staff tersebut juga memiliki tugas
mengawasi kegiatan yang berada dibawah pimpinan masing—masing. Staff
bertanggung jawab memimpin dan mengendalikan operasional yang ada di PKS
PT. Johan Sentosa. Struktur organisasi dapat dilihat pada Lampiran 2.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Sterilizer
Tahap pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) yang pertama adalah proses
perebusan atau sterilisasi yang dilakukan dalam bejana bertekanan (sterilizer)
dengan menggunakan uap air jenuh (saturated steam). Pada pabrik pengolahan
kelapa sawit, sterilizer adalah bejana uap bertekanan yang berfungsi untuk
merebus atau memasak tandan buah sawit (TBS) dengan uap (steam). Uap yang
digunakan adalah uap jenuh dengan tekanan 1,5 - 3 bar yang diinjeksikan dari
back pressure vessel (BPV), untuk mencapai suatu kondisi tertentu pada buah
yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan proses berikutnya. Penggunaan uap
jenuh memungkinkan terjadinya proses hidrolisasi /penguapan terhadap air
didalam buah, jika menggunakan uap kering akan dapat menyebabkan kulit buah
hangus sehingga menghambat penguapan air dalam daging buah dan dapat
mempersulit proses pengempaan. Oleh karena itu, pengontrolan kualitas uap yang
dijadikan sebagai sumber panas perebusan menjadi sangat penting agar diperoleh
hasil perebusan yang sempurna.

Gambar 3.1 Stasiun Sterilizer PKS PT. Johan Sentosa

3.2 Tujuan Perebusan


Keberhasilan dalam proses perebusan akan mendukung kemudahan-
kemudahan dalam proses selanjutnya, baik di stasiun Thressing, Press, Digester
dan lain-lain. Fungsi dari Sterilizer untuk melakukan proses perebusan buah TBS
sebelum di proses menjadi minyak, dengan tujuan adalah:
1. Menghentikan Aktifitas Enzim
Buah yang dipanen mengandung enzim lipase dan oksidase yang tetap
bekerja di dalam buah sebelum enzim tersebut dihentikan. Enzim Lipase
bertindak sebagai katalisator dalam pembentukan asam lemak bebas (ALB)
sedangkan enzim oksidasi berperan dalam pembentukan peroksida yang
kemudian berubah menjadi gugus aldehide dan kation. Senyawa tersebut bila
teroksidasi akan terbentuk asam lemak bebas. Jadi asam lemak bebas yang
terdapat dalam minyak sawit merupakan hasil kerja enzim lipase dan
oksidase. Aktifitas enzim semakin tinggi apabila buah TBS mengalami
kememaran (luka). Enzim umumnya tidak aktif lagi bila dipanaskan sampai
suhu >50 0 C. Maka perebusan dengan suhu >120 0 C sekaligus
menghentikan kegiatan enzim.
2. Melepaskan Buah dari Tandannya
Minyak dan inti sawit terdapat dalam buah, dan untuk mempermudah proses
ekstraksi minyak, buah perlu dipisahkan dari tandannya. Pelepasan buah dari
tandannya karena adanya hidrolisa pektin yang terjadi dipangkal buah. Jadi
Hidrolisa pektin ini telah terjadi secara alam dilapangan yang menyebabkan
buah membrondol. Hidrolisa pektin dapat terjadi pula didalam Sterilizer,
dengan adanya reaksi yang dipercepat oleh pemanasan. Panas dan uap
didalam sterilizer akan meresap ke dalam buah karena adanya tekanan.
Hidrolisa pektin dalam tangkai tidak seluruhnya menyebabkan pelepasan
buah, oleh karena itu perlu dilakukan proses perontokan buah didalam mesin
Tressing.
3. Menurunkan Kadar Air
Proses Sterilisasi buah dapat menyebabkan penurunan kadar air buah dan inti,
yaitu dengan cara penguapan baik dari dalam saat direbus maupun saat
sebelum dimasukkan ke Tressing. Interaksi penurunan kadar air dan panas
dalam buah akan menyebabkan minyak sawit dari antara sel dapat bersatu dan
mempunyai viskositas yang rendah sehingga mudah /dikeluarkan dalam
proses pengempaan (proses ekstraksi minyak.
4. Melunakkan Buah Sawit
Perikarp (kulit buah) yang mendapatkan perlakuan panas dan tekanan akan
menunjukkan sifat, dimana serat yang mudah lepas antara serat yang satu
dengan yang lain. Hal ini akan mempermudah proses didalam Digester dan
Depericarper/Polishing. Karena adanya panas dan tekanan tersebut maka air
yang terkandung dalam inti akan menguap lewat mata biji sehingga
proses pemecahan biji lebih mudah dalam Rippel Mill.
5. Melepaskan Serat dan Biji
Perebusan buah yang tidak sempurna dapat menimbulkan kesulitan pelepasan
serat dari biji dalam polishing drum, yang menyebabkan pemecahan biji lebih
sulit dalam alat pemecah biji. Penetrasi uap yang cukup baik akan membantu
proses pemisahan serat perikarp dan biji, yang dipercepat oleh proses
hidrolisis.
6. Membantu Proses Pelepasan Inti dari Cangkang
Perebusan yang sempurna akan menurunkan kadar air biji hingga 15 %.
Kadar biji yang turun hingga 15 % akan menyebabkan inti susut sedangkan
tempurung biji tetap, maka terjadi inti yang lekang dari cangkang. Hal ini
akan membantu proses fermentasi didalam Nut Silo, sehingga pemecahan biji
dapat berlangsung dengan baik, demikian juga pemisahan inti dan cangkang
dalam proses pemisahan kering atau basah dapat menghasilkan inti yang
mengandung kotoran yang lebih kecil.

3.3 Bagian-bagian Sterilizer


Gambar 3.2 Skema Sterilizer dan Bagiannya
1. Rail Track Pintu
2. Pintu Pemasukan Lory
3. Manometer
4. Lory
5. Pipa Pemasukan Uap
6. Pipa Pengeluaran Uap
7. Safety Valve : Berfungsi sebagai katup pengaman saat tekanan dalam
sterilizer berlebih (di atas tekanan kerja)
8. Ketel Rebusan
9. Pintu Keluar Lory
10. Rail Track didalam Rebusan
11. Pondasi (Kaki Rebusan)
12. Pipa Pembuangan Air Kondensat
BAB IV
PEMBAHASAN

Anda mungkin juga menyukai