PENDAHULUAN
Steroid termasuk dalam golongan triterpenoid
21 22 24 27
20
18
CH3 23 25
12
19 11 13 17 26
1 CH3
16
8
2 9 14 15
10
3 5
7
4 6
Perbedaan jenis steroid yang satu dengan steroid yang lain
terletak pada gugus fungsional yang diikat oleh keempat
cincin ini dan tahap oksidasi tiap-tiap cincin
Jumlah
Nama Jenis rantai samping R
Atom C
Androstran C19 –H
Pregnan C21 –CH2CH3
Kolan C24 –CH(CH3)(CH2)2CH3
Kolestan C27 –CH(CH3)(CH2)3CH(CH3)2
Ergostan C28 –CH(CH3)(CH2)2CH(CH3)CH(CH3)2
Stigmastan C29 –CH(CH3)(CH2)2CH(C2H5)CH(CH3)2
STEROID
Berdasarkan sumbernya, steroid dibagi mejadi:
ZOOSTEROID (dari hewan, terutama vertebrata)
FITOSTEROID (dari tumbuhan, contoh: sitosterol,
stigmasterol, kampesterol)
MYCOSTEROID (dari fungi)
MARINE STEROID
(dari invertebrata, organisme laut)
ZOOSTEROID
Kolesterol adalah jenis zoosterol yang terdapat
dalam jaringan hewan dalam jumlah antara 0,06%
Pada otak manusia, kolesterol sekitar 17% dari
benda padat
Kolesterol berasal dari lanosterol
Transformasi lanosterol menjadi kolesterol melalui
beberapa tahap
1. Hidrogenasi
2. Demetilasi
3. Isomerasi
4. Dehidrogenasi
5. Hidrogenasi
Fungsi: Penyusun hormon dan bahan penyusun
membran atau dinding sel dalam tubu h
FITOSTEROID
MYCOSTEROID
Senyawa ini sangat mungkin
diturunkan dari lanosterol karena
yeasts (ragi) juga menghasilkan
lanosterol
Ergosterol merupakan mycosteroid
yang banyak disintesis oleh yeasts
MARINE STEROID
Dimerisasi
Skualen
O2
STEROID
KLASIFIKASI STEROID
1. STEROL
Kolesterol Sitosterol
stigmasterol
ergosterol
AKTIVITAS
Pengatur hormon
Mencegah Aterosklerosis
Peran:
Berfungsi: Mengkontrol
menekan metabolisme
rasa nyeri kation
4. GLIKOSIDA JANTUNG
• Merupakan Glikosida Steroid yang terdapat pada tanaman (Bersifat toksik)
yang emiliki khasiat terhadap aktivitas jantung (menstimulasi kerja
jantung)
• Struktur inti : 10, 13-dimetilsiklopentanoperhidrofenantrena
• Memiliki 1 cincin lakton tidak jenuh yaitu : -lakton (kardenolida) dan -
lakton (bufadienolida) pada cincin C-17
(kardenolida) (bufadienolida)
• Molekul gula dari turunan deoksi dan atau gula termetilasi pada C-3
• Terikat dengan 2 sampai dengan 5 unit gula seperti D-glukosa, L-ramnosa
dan monosakarida jarang lainnya seperti digitokosa, digitalosa dan
cimarosa
PENYEBARAN
Bufotoksin
(Bufa vulgaris)
AKTIVITAS
Antitumor
Antifeedant
Antimikrobial
Insektisida
racun ternak
penolak serangga.
5. SAPOGENIN (SAPONIN STEROID)
Anemarrhena Asphodeloides
H H
O CH3
O CH3
klabet CH3 CH3
O CH3 O
CH3
sarsapogenin
diosgenin
HO HO
H
MANFAAT STEROID
/sulfat), saponin
Strategi Purifikasi Steroid
Sampel Tumbuhan Senyawa Steroid murni
Strategi purifikasi:
* Ekstraksi (pelarut organik polaritas, air atau CO2
superkritis)
Umumnya perbandingan 10% volume/bobot sampel
jika steroid polar banyak terdapat dalam sampel
ekstraksi dengan pelarut nonpolar terlebih dahulu
baru dengan pelarut polar
•Prepurifikasi, partisi dengan pelarut yang tak tercampur
memisahkan komponen non polar dan atau polar
• Pemurnian lanjut kromatografi kolom, KLT Preparatif
• Pemurnian akhir KLT, KCKT (cek kemurnian)
REAGEN-REANGEN PENAMPAK
Anisaldehid
H 2 SO 4
SbCl 3
H 2 SO 4 -vanilin
Kloramin-H 2 SO4
Karbazol-H 2 SO 4
dll
METODE ANALISIS
Fitosterol
Ekstraksi metanol/etanol, pengadukan (1 jam)
Purifikasi saponifikasi KLT
Fase diam : anasil B. fase gerak heksan-eter 97:3
Fase diam : silica gel diimpregnasi dengan AgNO 3 . Fase gerak:
kloroform; deteksi dengan H 2 SO 4 - Air (1:1)
Bufadienolida
Ekstraksi metanol (bufadienolida bebas maupun glikosidanya)
Purifikasi KK fase diam: silika gel; fase gerak CHCl 3 -MeOH
(aglikon) atau EtOAc-MeOH (glikosida)
KLT purifikasi akhir/uji kualitatif
fase diam: silika gel; fase gerak: EtOAc -MeOH-air
(81:11:8)
KCKT-fase terbalik lebih baik dalam memisahkan
Analisis Kuantitatif: Kolom C18; elusi isokratik ACN
dalam air (25%)
TERIMA KASIH