DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...............................................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL......................................................................................................................ii
1. PENDAHULUAN...............................................................................................................1
1.1. Tujuan.............................................................................................................1
1.2. Ruang Lingkup.................................................................................................1
1.3. Definisi............................................................................................................ 1
2. PENENTUAN LOKASI TITIK BOR...................................................................................2
3. PERSIAPAN PEKERJAAN...............................................................................................2
3.1. Persiapan Lokasi Pelaksanaan..........................................................................2
3.1.1. Pelaksanaan Geolistrik...........................................................................2
3.1.2. Jalan dan Lokasi....................................................................................2
3.2. Persiapan Pelaksanaan Pemboran....................................................................3
3.2.1. Pembuatan Bak Lumpur (Mud Pit)...........................................................3
3.2.2. Peralatan dan Kelengkapan....................................................................3
3.2.3. Bahan dan Material Pendukung..............................................................3
3.2.4. Mobilisasi..............................................................................................3
3.3. Tabel Persiapan Pekerjaan...............................................................................4
3.4. Pembuatan Berita Acara Tahap Persiapan Pemboran.........................................5
4. PELAKSANAAN PEMBORAN SUMUR...........................................................................5
4.1. Pemasangan dan Pencabutan Pipa Konduktor Sementara (Jika Diperlukan).........5
4.2. Pemboran Pilot Hole.........................................................................................6
4.3. Pengambilan Cutting........................................................................................ 6
4.4. Logging Test....................................................................................................7
4.4.1. Elektric Logging.....................................................................................7
4.4.2. Drilling Log............................................................................................8
4.4.3. Kesimpulan.........................................................................................12
4.5. Pembuatan Berita Acara Pelaksanaan Sumur Bor.............................................12
5. INSTALASI KONSTRUKSI SUMUR...............................................................................12
5.1. Reaming (pelebaran lubang bor)......................................................................12
5.2. Persiapan Instalasi Sumur...............................................................................12
5.3. Instalasi Sumur.............................................................................................. 13
5.3.1. Pemasangan Casing dan Screen..........................................................13
5.3.2. Vertical Test........................................................................................14
5.3.3. Pemasangan Gravel Pack....................................................................14
5.4. Development (Pencucian Sumur).....................................................................15
5.4.1. Pencatatan Saat Development:.............................................................15
5.5. Kesimpulan Instalasi Sumur............................................................................16
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Pengurutan dan Penyimpanan Kantong Sample Cutting di Kotak Sampel.........6
Gambar 4.2 Electric Logging (a. Alat Electric Logging; b. Hasil Rekaman Alat Electric
Logging)...............................................................................................................7
DAFTAR TABEL
Tabel 6.1. Interval Waktu Pengukuran Dan Pencatatan Muka Air Tanah - Step drawdown
Pumping test........................................................................................................19
Tabel 6.2. Interval Waktu Pengukuran dan Pencatatan Muka Air Tanah - Constant
Discharge Pumping Test......................................................................................21
1. PENDAHULUAN
Pada prinsipnya Kegiatan Pekerjaan Pemboran Sumur untuk pemompaan air tanah dapat
dikelompokkan dalam 6 tahapan :
Dalam Buku Panduan ini akan diuraikan untuk pekerjaan pelaksanaan pemboran, pekerjaan
konstruksi sumur hingga penyelesaian.
1.1. TUJUAN
Sebagai panduan Supervisor/Pengawas/Fasilitator dalam melaksanakan supervisi/
pengawasan/Fasilitasi dalam pekerjaan pemboran sumur bor di Program Pamsimas.
1.3. DEFINISI
Pekerjaan Pemboran Sumur Bor, selanjutnya di sini disebut sebagai Pemboran Sumur
adalah pekerjaan pembuatan sumur, dengan cara mekanis, untuk diambil air tanahnya pada
satu atau lebih akuifer atau di daerah Cekungan Air Tanah (CAT). Tahap penentuan lokasi
titik bor sampai tahap Pumping test adalah jenis sumur bor eksplorasi dan setelah tahap
Pumping test adalah tahap perubahan jenis sumur bor dari eksplorasi ke sumur bor
produksi, jika uji pemompaan sumur bor lulus pengujian.
Penentuan lokasi titik bor harus berdasarkan Cekungan Air Tanah (CAT). Cekungan Air
Tanah yang dimaksud telah di atur dalam Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral (ESDM) Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2017 tentang Cekungan Air Tanah di
Indonesia. Peta CAT telah tersedia di web pamsimas.org pada kolom Peta/Atlas ke Atlas
Cekungan Air Tanah.
Cara penentuan lokasi titik bor dengan CAT yang di-overlay di Google Earth Pro telah
dijelaskan pada “Panduan dan Langkah-langkah Overlay Peta CAT di Google Earth Pro Dan
Penentuan Lokasi Sumur Bor Potensi” yang telah tersedia di web pamsimas pada kolom
Perpustakaan Digital ke baris Unduh SOP/POB.
3. PERSIAPAN PEKERJAAN
Lokasi pemboran harus dibuat rata dan horisontal, bebas dari pepohonan, gundukan
tanah dan batu bisa dilakukan secara swadaya masyarakat. Lahan tersebut adalah
lahan hibah dari masyarakat.
Pembuatan tenda kerja atau tenda lapangan, harus dilakukan sebelum mobilisasi
peralatan pemboran. Kondisi harus cukup aman dan layak untuk menyimpan dokumen
lapangan, material dan tempat berteduh.
Pada tanah yang mudah runtuh, atau berpasir lepas, tanah organik atau lanau, dinding bak
diberi pasangan batu bata atau cara lain untuk mencegah keruntuhan dan menjamin
kebersihan lumpur pemboran karena runtuhan.
Daftar Peralatan Pemboran sesuai spesifikasi teknik yang telah menjadi syarat dan
ketentuan dalam kontrak.
Semua bahan dan material pendukutng jika sudah berada di lokasi pelaksanaan harus
ditempatkan dengan baik dan aman, antara lain bebas dari hujan, banjir dan terlindung dari
sinar matahari.
3.2.4. Mobilisasi
Mobilisasi Peralatan Pemboran dari tempat penyedia jasa (kontraktor)atau dari lokasi lain ke
site (lokasi titik pemboran). Kegiatan juga termasuk mobilisasi personil, setting rig dan
pompa lumpur, pemeriksaan dilakukan terhadap kesiapan atau kedatangan bahan dan
material di lokasi: volume, dimensi dan kualitas dari bahan dan material yang sesuai dengan
rencana dan desain.
Persiapan Pelaksanaan
No. Tanggal Keterangan
Pemboran
1. Mobilisasi Personil 12 Okt 2017
2. Mobilisasi Peralatan 12 Okt 2017
3. Setting Rig 12 Okt 2017
4. Setting Pompa Lumpur 12 Okt 2017
5. Bahan Material 12 Okt 2017
Dst
Pemboran akan dilakukan dengan metoda Direct Circulatian Mud Flush.Dengan demikian
metode ini memerlukan peralatan pompa lumpur atau dikenal dengan Mud Pump.
Mekanisme pemboran metode ini adalah Mata bor lengkap dengan stabilizer dan jika
diperlukan ditambah drill collar dimasukkan sambil diputar bersamaan dengan lumpur bor
dialirkan dengan cara dipompa dari mud pit (kolam lumpur) ke drill pipe, selanjutnya ke mata
bor, keluar, mengalir naik melalui rongga antara dinding sumur dan drill pipe (anulus) ke
permukaan menuju mud pit pertamauntuk mengendapkan cutting kemudian lumpur bor
mengalirke mud pit kedua untuk dipompa (sirkulasi) ke drill pipe lagi. Lumpur yang keluar
dari anulus membawa cutting (serbuk bor) yang diendapkan dalam mud pit pertama. Cutting
diambil tiap 1 meter, maka stang bor harus diberi tanda agar diketahui batas tiap 1 meter.
Kedalaman pemasangan pipa konduktor ditentukan berdasarkan keadaan lapangan atau soil
di tiap lokasi.
Setelah pekerjaan yang membutuhkan pipa konduktor selesai dilaksanakan, maka Penyedia
Jasa harus mencabut pipa tersebut, apabila tidak dapat dicabut dan tetap tertinggal, maka
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa (Pihak Kedua) tanpa ada penggantian biaya.
Bila kedalaman telah mencapai sesuai yangdirencanakan namun belum menembus batas
bawah akuifer, maka perlu diteruskan sampai batas bawah akuifer atau sampai diataslapisan
batuan yangkedap air (contoh: batulempung).
Gambar 4.1 Pengurutan dan Penyimpanan Kantong Sample Cutting di Kotak Sampel
a b
Gambar 4.2Electric Logging (a. Alat Electric Logging; b. Hasil Rekaman Alat Electric
Logging)
Saat sedang pekerjaan reaming dibuat segera intepretasi dan analisa tentang posisi akuifer
dan dibuat desain konstruksi sumur bor dari hasil dari electric logging.
Contoh:
Untuk pasir
Nama batuan; Warna dominan; Kecerahan; Tekstur: ukuran butir, derajat pemilahan,
dan derajat kebundaran; Tingkat Sementasi; Material semen; Porositas.
Contoh:
Pasir halus; Coklat sampai kecokelatan; Kadang-kadang hitam; Tekstur: halus sampai
sedang, terpilah baik, dan agak bulat sampai bulat; Padat; Berkapur; Porositas buruk.
Untuk gamping
Nama batuan; Warna dominan; Kecerahan; Kekerasan; Tekstur: ukuran butir, derajat
pemilahan, dan derajat kebundaran; Material penyerta; Tipe Porositas.
Contoh:
Gamping; Putih; Cerah; Keras; Pecahan; Tekstur: halus sampai sedang, terpilah baik,
dan agak bulat sampai bulat; Pasiran; Berongga.
1 0 – 10 m Soil, Abu-abu.
Pasir kasar; Kehitaman; Kadang-kadang hitam; Tekstur: sedang sampai
2 10 – 11 m kasar, terpilah buruk, dan runcing sampai agak bulat; Padat; Berkapur;
Porositas buruk.
Lempung; Kehitaman; Kadang-kadang hitam; Keras; Pecahan;
3 11 – 12 m
Karbonan
Lempung; Kehitaman; Kadang-kadang hitam; Keras; Pecahan;
4 12 – 13 m
Karbonan
Lempung; Kehitaman; Kadang-kadang hitam; Keras; Pecahan;
5 13 – 14 m
Karbonan
Pasir kasar; Coklat sampai kecokelatan; Kadang-kadang hitam; Tekstur:
6 14 – 15 m halus sampai sedang, terpilah baik, dan agak bulat sampai bulat; Padat;
Berkapur; Porositas baik.
Pasir kasar; Coklat sampai kecokelatan; Kadang-kadang hitam; Tekstur:
7 15 – 16 m halus sampai sedang, terpilah baik, dan agak bulat sampai bulat; Padat;
Berkapur; Porositas baik.
Lempung; Kehitaman; Kadang-kadang hitam; Keras; Pecahan;
8 16 – 17 m
Karbonan
Lempung; Kehitaman; Kadang-kadang hitam; Keras; Pecahan;
9 17 – 18 m
Karbonan
Pasir halus; Coklat sampai kecokelatan; Kadang-kadang hitam; Tekstur:
10 18 – 19 m halus sampai sedang, terpilah baik, dan agak bulat sampai bulat; Padat;
Silikaan; Porositas baik.
Pasir halus; Coklat sampai kecokelatan; Kadang-kadang hitam; Tekstur:
11 19 – 20 m halus sampai sedang, terpilah baik, dan agak bulat sampai bulat; Padat;
Silikaan; Porositas baik.
Pasir halus; Coklat sampai kecokelatan; Kadang-kadang hitam; Tekstur:
12 20 – 21 m halus sampai sedang, terpilah baik, dan agak bulat sampai bulat; Padat;
Silikaan; Porositas baik.
Pasir halus; Coklat sampai kecokelatan; Kadang-kadang hitam; Tekstur:
13 21 – 22 m halus sampai sedang, terpilah baik, dan agak bulat sampai bulat; Padat;
Silikaan; Porositas baik.
halus sampai sedang, terpilah baik, dan agak bulat sampai bulat; Padat;
Silikaan; Porositas baik.
Lempung; Kehitaman; Kadang-kadang hitam; Keras; Pecahan;
15 23 – 24 m
Karbonan
Lempung; Kehitaman; Kadang-kadang hitam; Keras; Pecahan;
16 24 – 25 m
Karbonan
Lempung; Kehitaman; Kadang-kadang hitam; Keras; Pecahan;
17 25 – 26 m
Karbonan
Pasir halus; Coklat sampai kecokelatan; Kadang-kadang hitam; Tekstur:
18 26 – 27 m halus sampai sedang, terpilah baik, dan agak bulat sampai bulat; Padat;
Silikaan; Porositas baik.
Pasir halus; Coklat sampai kecokelatan; Kadang-kadang hitam; Tekstur:
19 27 – 28 m halus sampai sedang, terpilah baik, dan agak bulat sampai bulat; Padat;
Silikaan; Porositas baik.
Pasir halus; Coklat sampai kecokelatan; Kadang-kadang hitam; Tekstur:
20 28 – 29 m halus sampai sedang, terpilah baik, dan agak bulat sampai bulat; Padat;
Silikaan; Porositas baik.
Lempung; Kehitaman; Kadang-kadang hitam; Keras; Pecahan;
21 29 – 30 m
Karbonan
Lempung; Kehitaman; Kadang-kadang hitam; Keras; Pecahan;
22 30 – 31 m
Karbonan
Lempung; Kehitaman; Kadang-kadang hitam; Keras; Pecahan;
23 31 – 32 m
Karbonan
Pasir kasar; Kehitaman; Kadang-kadang hitam; Tekstur: sedang sampai
24 32 – 33 m kasar, terpilah buruk, dan runcing sampai agak bulat; Padat; Berkapur;
Porositas buruk.
Pasir kasar; Kehitaman; Kadang-kadang hitam; Tekstur: sedang sampai
25 33 – 34 m kasar, terpilah buruk, dan runcing sampai agak bulat; Padat; Berkapur;
Porositas buruk.
Lempung; Kehitaman; Kadang-kadang hitam; Keras; Pecahan;
26 34 – 35 m
Karbonan
Lempung; Kehitaman; Kadang-kadang hitam; Keras; Pecahan;
27 35 – 36 m
Karbonan
Pasir halus; Coklat sampai kecokelatan; Kadang-kadang hitam; Tekstur:
28 36 – 37 m halus sampai sedang, terpilah baik, dan agak bulat sampai bulat; Padat;
Silikaan; Porositas baik.
Pasir halus; Coklat sampai kecokelatan; Kadang-kadang hitam; Tekstur:
29 37 – 38 m halus sampai sedang, terpilah baik, dan agak bulat sampai bulat; Padat;
Silikaan; Porositas baik.
Lempung; Kehitaman; Kadang-kadang hitam; Keras; Pecahan;
30 38 – 39 m
Karbonan
Lempung; Kehitaman; Kadang-kadang hitam; Keras; Pecahan;
31 39 – 40 m
Karbonan
Selama pekerjaan reaming segera dibuat Composite Log Well dan desain konstruksi sumur
bor dengan dasar dari Tabel Deskripsi Cutting.
Contoh:
meter
KONSTRUKSI LITOLOGI
(m)
0 +0.5
1 Soil, Abu-abu
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11 Pasir kasar; Kehitaman; Berkapur; Porositas buruk.
12
13 Lempung; Kehitaman; Keras; Pecahan; Karbonan
14
15
16 Pasir kasar; Coklat sampai kecokelatan; Berkapur; Porositas baik.
17
Lempung; Kehitaman; Keras; Pecahan; Karbonan
18
19
20
21 Pasir halus; Coklat sampai kecokelatan; Silikaan; Porositas baik.
22
23
24
25 Lempung; Kehitaman; Keras; Pecahan; Karbonan
26
27
28 Pasir halus; Coklat sampai kecokelatan; Silikaan; Porositas baik.
29
30
31 Lempung; Kehitaman; Keras; Pecahan; Karbonan
32
33
34 Pasir kasar; Kehitaman; Berkapur; Porositas buruk.
35
Lempung; Kehitaman; Keras; Pecahan; Karbonan
36
37
Pasir halus; Coklat sampai kecokelatan; Silikaan; Porositas baik.
38
39
Lempung; Kehitaman; Keras; Pecahan; Karbonan
40
41
42
43
44
45
4.4.3. Kesimpulan
1. Perkiraan lapisan akuifer pada kedalaman ... – ... m, ... – ... m, ... – ... m,
... – ... m.
3. Rencana pemasangan Gravel pack sesuai dengan desain sumur dari dasar sampai
bottom lapisan soil.
Kedalaman ... – ... m.
Setelah dilakukan logging test, segera dilakukan Proses Pemboran Reaming atau Pelebaran
Lubang Bor. Selama pelaksanaan Reaming tersebut desain konstruksi dibuat dilapangan.
Setelah target diameter dan kedalaman reaming dicapai, bersihkan sumur dari cutting untuk
pesiapan instalasi sumur.
3. Selalu menambah cairan lumpur pemboran bila selama sirkulasi lumpur menjadi
berkurang.
5. Menyusun pipa diluar lubang sumur sesuai urutan pemasangan bila perlu diberi notasi
nomor urut.
8. Pengangkatan dan penahan pipa supaya tidak terjatuh harus menggunakan klem yang
sesuai.
9. Pemasukan instalasi casing dan screen dilarang menggunakan tekanan atau pull
down.
10. Bila terjadi kesulitan atau gagal masuk ke lubang bor harus dilakukan pencabutan dan
dilakukan sirkulasi ulang atau reaming ulang.
11. Selalu melakukan cek dan pencatatan panjang total instalasi yang telah dimasukkan.
12. Untuk mengatasi bengkoknya instalasi, perlu dilakukan pemasangan centralizer pada
tiap sambungan pipa. Setelah seluruh pipa masuk, posisi pipa dalam keadaan
tergantung (bukan terletak).
13. Jika instalasi selesai, sirkulasi makin diencerkan dan dilakukan verticality(Vertical
Test).
Alat ukur dapat menggunakan Bobin. Alat waterpass dapat digunakan namun tidak
rekomendasikan. Deviasi yang disyaratkan adalah 25 mm/30 m atau lebih kecil.
Bila terjadi dog leg atau penyimpangan yang lebih besar dari yang disyaratkan, instalasi
dicabut dan diulang.
Bila tidak sesuai gravel pack harus diayak dan atau dicuci dengan air tawar lebih dahulu.
Gravel pack diisikan di annulus antara lubang bor dengan pipa konstruksi. Pemasukan
dilakukan dengan hati-hati sedikit demi sedikit.
Penyedia Jasa harus selalu membuat catatan dan perhitungan volume gravel pack yang
telah dimasukkan, tiap saat harus di check dengan mengukur posisi kedalaman gravel pack
dalam lubang anulus. Pipa konstruksi sumur harus terbungkus rata oleh gravel pack mulai
dari dasar lubang sumur sampai pada bottom soil yang diketahui berdasarkan hasil dari
data Logging Test. Setelah pengisian gravel dinyatakan cukup, maka Development sumur
dapat dimulai.
Untuk pembersihan sumur dari sisa lumpur bor, mud cake, pasir halus yang masuk
dari formasi batuan sekeliling sumur.
Untuk merestorasi dan memperbaiki kondisi formasi batuan selama pemboran
Meningkatkan permeabilitas formasi disekitar sumur.
Menstabilkan formasi pasir yang terdapat di sekitar screen dan gravel pack untuk
mendapatkan air yang jernih atau bersih.
Metode yang dilakukan adalah Air Jettingatau disebut juga Semburan tekanan udara. Air
jetting dilakukan sampai kandungan pasir yang diukur dengan alat sand content. Sumur
dianggap bersih bila kandungan pasirnya kurang dari 2% dan development minimal
dilakukan 40 jam (bisa dilakukan intermittent agar mesin tidak rusak).
Spesifikasi kompresor :
Tekanan … Psi
Kapasitas … CFM
Pipa Eduktor Ø …” (Jika diperlukan)
Pipa tiup Ø … “
Nozle tiup diujung bawah pipa (4 lubang)
Tackle dan tripot jika tanpa menara bor
*Jika ada penurunan gravel pack, penambahan gravel pack bisa dilakukan kembali
bersamaan dengan pekerjaan Development.
6. PUMPING TEST
Pekerjaan pumping test bertujuan untuk mengetahui kapasitas sumur atau produktivitas
sumur dan efisiensi instalasi sumur. Dalam Program Pamsimas, pekerjaan pumping test
bertujuan untuk menentukan jenis pengerjaan sumur bor tersebut dari sumur eksplorasi
menjadi sumur produksi dan hasil dari pumping test berfungsi sebagai penentu posisi head
pompa di kedalaman berapa agar saat sumur menjadi sumur produksi mendapat debit
aman, air bisa terus dipompa ke atas dan pompa tidak mati atau sampai terbakar karena
permukaan air yang turun di bawah bowl pump.
Pekerjaan Pumping Test terdiri dari 2 kegiatan, yaitu: saat pemompaan dan recovery. Saat
pemompaan mengambil data-data dari sumur, yaitu: SWL (Static water level) yaitu muka air
tanah dalam sumur sebelum dipompa, PWL (Pumping Water Level) yaitu muka air tanah
yang terus berubah selama pemompaan, Recovery. Untuk waktu bisa menggunakan jam
dinding atau stopwatch.
*Alternatif jika Electric Sounding tidak tersedia, bisa dibuat dengan alat sederhana. Alat
sederhana tersebut dibuat dari peralatan yang diperlukan: avo-meter, Kabel, Rol meter (pita
ukur sesuai dengan kedalaman sumur), isolasi, bantul besi (contoh: mur) dan alat-alat bantu
lain yang diperlukan.
Cara membuat:
1) Kupas kedua pangkal kabel dan hubungkan dengan kabel + (positive) dan – (negative)
di avo-meter. Dan ujung yang lain yang dikupas dan dililitkan ke bandul. Bandul
dibungkus dengan isolasi dan disisakan diujung agar jika kedua bandul berdempetan
tidak terbaca di avometer.
2) Kabel tadi disatukan dengan rol meter dengan tujuan agar tiap panjang kabel terbaca
ukuran panjangnya dengan awal nol meter dari pangkal bandul.
3) Jika sudah dilakukan langkah 1 dan 2. Bisa diuji coba dengan cara dicelupkan ujung
bandul tadi ke dalam air. Jika berhasil merakit, saat bandul dalam air maka jarum
avometer akan bergerak naik dan akan kembali ke posisi awal jika bandul diangkat ke
luar dari air.
Selama pelaksanaan Pumping Test, kedalaman gravel pak harus selalu dipantau. *Jika
selama pelaksanaan Pumping Test ada penurunan kedalaman gravel pack maka dapat
dilakukan pengisian gravel pack kembali sampai di kedalaman yang telah ditentukan
sebelumnya.
2) Mencatat Static Water Level (SWL), saat pompa belum dinyalakan adalah waktu
memulai kegiatan dan catat semua kejadian di Remarks.
3) Pengukuran berupa :
Pengukuran perubahan Pumping Water Level (PWL) dengan menggunakan electric
sounding. Pengukuran debit menggunakan 900 V-Notch dengan menggunakan
pita/penggaris skala cm. Setelah lebar air diukur dengan pita/penggaris kemudian
panjang dibagi 2 maka di dapat tinggi air, dicatat ke tabel Step drawdownPumping test
kolom H. H dikonversi ke dalam tabel 900 V-Notch (Lampiran 5) untuk mengetahui Debit
(Q).
4) Step 1 : Nyalakan pompa dan crank dibuka 1/3 putaran dalam 60 menit (Q1), Mulai
diukur PWL dan 900 V-Notch dan catat kejadian di Remarks.
Interval 0 – 10 menit, diukur setiap 1 menit.
Interval 10 – 25 menit, diukur setiap 3 menit.
Interval 25 – 60 menit, diukur setiap 5 menit.
6) Step 3 : Crank dibuka 3/3 putaran (penuh) dalam waktu 60 menit (Q3)
Interval 120 – 130 menit, diukur setiap 1 menit.
Interval 130 – 145 menit, diukur setiap 3 menit.
Interval 145 – 180 menit, diukur setiap 5 menit.
9) Jika selama 1 jam, Drawdown Water Level (DWL) sudah kembali ke SWL maka
SELESAI. Jika setelah 1 jam, DWL belum kembali ke SWL maka diukur lagi sampai
kembali pada SWL:
Interval 240 – 300 menit, diukur setiap 10 menit.
Interval 300 – 360 menit, diukur setiap 15 menit.
Sampai DWL kembali ke SWL.
Tabel 6.4. Interval Waktu Pengukuran Dan Pencatatan Muka Air Tanah - Step
drawdownPumping test
Waktu Pengukuran
Interval Waktu Pengukuran
dan Pencatatan
0 - 10 Menit Setiap 1 menit
10 - 25 Menit Setiap 3 menit
25 - 60 Menit Setiap 5 menit
1 - 2 Jam Setiap 10 menit
2 - 3 Jam Setiap 15 menit
Pada kedalaman tersebut pompa yang telah dipasang saklar masih berfungsi meski
telahdilakukan pemompaan 3x24 jam.
Besar debit saat dilakukan pemompaan 3x24 jam, debit selalu diatas target debit.
Setelah keriteria aman dipenuhi, maka dipakai sebagai dasar perubahan jenis sumur bor dari
Sumur Eksplorasi menjadi Sumur Produksi.
Perhatian !!! : Constant discharge pumping test baru boleh dilakukan setelah
terjadi recovery (atau mendekati recovery) dari step test; atau minimal 24 jam
setelah step draw down pumping test selesai.
2) Pengukuran berupa :
5) Jika selama 1 jam, Drawdown Water Level (DWL)sudah kembali ke SWL maka
SELESAI.
Jika setelah 1 jam, DWLbelum kembali ke SWL maka diukur lagi:
Interval 4380 – 4440 menit, diukur setiap 10 menit.
Interval 4440 – 4500 menit, diukur setiap 15 menit.
Sampai DWL kembali ke SWL.
Tabel 6.5. Interval Waktu Pengukuran dan Pencatatan Muka Air Tanah - Constant
DischargePumpingTest
Kolom remark digunakan untuk mencatat kejadian2 selama pemompaan uji, misalnya, pada
menit keberapa turun hujan, menit ke berapa warna/bau/ air berubah, keluar pasir, atau buih
dan sebagainya.
Jika selama pemompaan mesin tiba-tiba mati, maka pengujian harus diulangi dari awal
dengan ketentuan muka air tanah (dalam sumur) harus ditunggu dahulu sampai kambuh
dengan SWL sama (dalam hitungan centi meter) dengan kondisi awal.
Step drawdown
Step 1: HH/BB/TTTT, JJ.MM.DD (WIB/WITA/WIT)
Step 2: HH/BB/TTTT, JJ.MM.DD (WIB/WITA/WIT)
Step 3: HH/BB/TTTT, JJ.MM.DD (WIB/WITA/WIT)
Constant discharge: HH/BB/TTTT, JJ.MM.DD (WIB/WITA/WIT)
Debit rata-rata
Step drawdown : Step 1= ... ; Step 2 = ... ; Step 3 = ...
Constant discharge :
7.1. GROUTING
Setelah Pumping test sumur selesai, pipa konduktor sementara dicabut. Ruang anulus
antara lubang bor dengan pipa casing mulai permukaan gravel packsampai ke permukaan
tanah diisi semen.
LAMPIRAN
Lampiran 1 –RAB Sumur Bor Pamsimas
Lampiran 2 - Tabel Deskripsi Cutting
Lampiran 3 - Tabel Pencatatan Development
Lampiran 4 - Uji Pemompaan Bertingkat
Lampiran 5 - List Of Discharge Measurement 900 V-Notch
Lampiran 6 – Constant Discharge Pumping Test
Pekerjaan
Kegiatan
Satuan Kerja
Tahun Anggaran
Lokasi
1-2
No. Kuan- Harga
No. Uraian Pekerjaan Jenis Satuan titas Satuan Sub Jumlah Jumlah
Pek. ( Rp.) ( Rp) ( Rp)
1 2 3 4 5 6 7=5x6 8
I. PEKERJAAN PEMBORAN.
2-2
No. Kuan- Harga
No. Uraian Pekerjaan Jenis Satuan titas Satuan Sub Jumlah Jumlah
Pek. ( Rp.) ( Rp) ( Rp)
1 2 3 4 5 6 7=5x6 8
II PEKERJAAN BONGKAR PASANG POMPA :
1 Mobilisasi peralatan pasang pompa dari domisili ke lokasi. II.1 kali
2 Persiapan, pemasangan pompa submersible (berdasarkan
II.2 unit
hasil pumping test)
3 Persiapan, pengelasan pipa, flens, pemasangan pompa
II.3 unit
submersible.
4 Uji alir. II.4 jam
5 Pengadaan pipa GIP Ø 6" medium. II.5 m
6 Pengadaan pipa GIP Ø 4" medium. II.6 m
7 Pengadaan pipa GIP Ø 2" medium. II.7 m
8 Pengadaan flange las Ø 6". II.8 bh
9 Pengadaan kabel pompa. II.9 m
10 Pengadaan resin kabel pompa. II.10 bh
11 Pengadaan kabel thes. II.11 bh
12 Pengadaan karet packing pipa hantar. II.12 bh
13 Pengadaan mur baut pipa hantar. II.13 bh
14 Demobilisasi peralatan pasang pompa dari lokasi ke
II.14 kali
domisili termasuk bongkar muat.
SUB TOTAL II : -
JUMLAH HARGA ( I + II ) = Rp.
PPN 10% = Rp.
JUMLAH = Rp.
DIBULATKAN = Rp.
TERBILANG =
Tanggal: ………………
Ttd :
Tanggal: ………………
Ttd :
Tanggal: ………………
Ttd :
Tanggal: ………………
Ttd :
Time
PWL S H Q
Tanggal Jam Pumping Remarks
(m) (PWL-SWL) (cm) (l/s)
(menit)
120
135
150
165
180
210
240
270
300
330
360
420
480
540
600
660
720
780
840
900
960
1020
1080
1140
1200
1260
1320
1380
1440
1560
1680
1800
1920
2040
2160
2280
2400
2520
2640
2760
2880
Time
PWL S H Q
Tanggal Jam Pumping Remarks
(m) (PWL-SWL) (cm) (l/s)
(menit)
3060
3240
3420
3600
3780
3960
4140
Pengambilan Sample
4320 dan
MESIN MATI
Tanggal: ………………
Ttd :
Tanggal: ………………
Ttd :