Anda di halaman 1dari 2

NOTULENSI

RAPAT RENSTRA OPD DPMPTSP


Hari, Tanggal : Kamis, 23 September 2021
Waktu : 09.00 WIB - Selesai
Tempat : Aula Pangripta BAPPEDA Kota Magelang
Peserta : Pegawai BAPPEDA, DPMPTSP, Tim Smart id, dan Mahasiswa Magang
Acara : Rapat Renstra dalam hal membahas pohon masalah dan pohon kinerja dari
DPMPTSP

RINCIAN
Masalah pokok yang terjadi di dalam pohon masalah DPMPTSP adalah rendahnya nilai
realisasi investasi. Yang dimana dari satu masalah pokok tersebut bercabang menjadi beberapa
masalah dan penyebab masalah yang terbagi ke dalam 2 level.
DPMPTSP menggunakan beberapa sistem aplikasi untuk menunjang kegiatannya yaitu dengan
OSS (aplikasi untuk perizinan usaha atau investasi) yang saat ini telah diperbarui menjadi OSS
RBA dan MPP (sistem aplikasi yang digunakan untuk pelayanan publik atau non usaha).
Terdapat beberapa perubahan dalam hal pembentukan pohon masalah dari DPMPTSP yaitu :
 Kurang validnya data terbaru penanaman modal merupakan masalah dari rendahnya nilai
realisasi investasi sehingga menyebabkan kurangnya kepatuhan pengusaha terhadap
kewajiban pelaporan LKPM serta pemahaman masyarakat dalam menggunakan sistem
OSS untuk LKPM kurang.
 Pelayanan perizinan Penanaman modal kepada masyarakat masih belum optimal sehingga
mengakibatkan belum optimalnya dilayani secara terpadu di DPMPTSP serta OPD
pengampu masih enggan untuk menyerahkan izin yang diampu.
 Masih rendahnya minat investor untuk berinvestasi di Kota Magelang mengakibatkan
strategi promosi kurang optimal serta pelaksanaan promosi penanaman modal masih
konvensional.
Pohon Kinerja disajikan dengan menggunakan bahasa aktivitas bukan dengan bahasa
Kemendagri.
Dalam pohon kinerja tingkat atas diisi oleh masalah pokok lalu diikuti dengan masalah dan
dalam tingkat masalah dibagi menjadi penyebab masalah level 1 dan 2. Pohon kinerja juga
memuat indikator-indikator yang mendasari dari masalah-masalah itu sendiri.
Dalam pohon kinerja DPMPTSP dapat diketahui bahwa terdapat 3 poin masalah yang telah
difokuskan dalam masalah pokok yakni rendahnya nilai realisasi investasi. 3 masalah itu yaitu
terdiri dari masih rendahnya minat investor untuk berinvestasi di Kota Magelang, kurang
validnya data terbaru penanaman modal, dan pelayanan perizinan kepada masyarakat belum
optimal. Meningkatnya jumlah investor yang diukur melalui persentase pertumbuhan investor
PMA dan PMDN diharapkan mampu untuk mengatasi rendahnya minat investor untuk
berinvestasi di Kota Magelang. Lalu melalui meningkatnya validitas data penanaman modal
dengan menggunakan indikator persentase pengusaha yang melakukan update LKPM
diharapkan mampu mengatasi masalah kurang validnya data terbaru penanaman modal.
Sedangkan, dengan meningkatnya kualitas pelayanan perizinan yang diukur melalui indeks
kepuasan masyarakat diharapkan mampu untuk mengatasi pelayanan perizinan kepada
masyarakat belum optimal.
Penyebab permasalahan dari rendahnya minat investor untuk berinvestasi di Kota Magelang
pada level 1 diantaranya yaitu strategi promosi penanaman modal yang kurang optimal, masih
rendahnya pemahaman investor perihal adanya pemberian insentif dan kemudahan penanaman
modal, kurangnya pemahaman investor terhadap peluang investasi, serta kurang adaptif
terhadap perubahan peraturan perundang-undangan. Dengan meningkatnya kualitas strategi
promosi penanaman modal yang diukur melalui persentase LOI yang ditindak lanjuti mampu
untuk mengatasi strategi promosi penanaman modal yang kurang optimal. Lalu, meningkatnya
pemahaman investor tentang insentif penanaman modal yang diukur melalui persentase pelaku
usaha yang memahami insentif penanaman modal mampu untuk mengatasi masih rendahnya
pemahaman investor perihal adanya pemberian insentif dan kemudahan penanaman modal.
Kemudian, meningkatnya pemahaman investor tentang peluang investasi yang diukur melalui
persentase ketersediaan informasi peluang penanaman modal mampu untuk mengatasi masalah
kurangnya pemahaman investor terhadap peluang investasi.

Anda mungkin juga menyukai