Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

BUDAYA KERJA MASYARAKAT MELAYU

Dosen Pembimbing : Tetty Kulmalasari, M.Sc, Ph.

DI SUSUN OLEH

WANDA MONIKA PUTRI ( 190388201023 )

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

2019/2020
Kata Pengantar

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang mana telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyusun makalah ini dengan tepat waktu dan dapat
memenuhi tugas mata kuliah Tamadun dan Tunjuk Ajar Melayu. Tidak lupa juga shalawat serta
salam kita haturkan kepada kekasih Allah, nabi Muhammad SAW yang mana telah membawa
kita dari zaman kegelapan menuju pada ke zaman yang terang benderang.

Saya juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen Pembimbing mata kuliah
Tamadun dan Tunjuk Ajar Melayu, Ibu Tetty Kulmalasari, M.Sc, Ph. yang telah bersedia terus
memberikan pelajaran dan pengarahan tentang mata kuliah dan penyusunan makalah ini.

Dengan segala bantuan yang akhirnya saya dapat menyusun makalah dengan judul

" BUDAYA KERJA MASYARAKAT MELAYU "

Saya selaku penyusun makalah ini, juga sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca dan juga saya mengharapkan banyak saran dan kritik dari pembaca yang
dapat membantu saya untuk penyusunan makalah dalam tugas-tugas selanjutnya.

Tanjung Pinang, 14 November 2019

Wanda Monika Putri

i
Daftar Isi

Kata Pengantar ........................................................................................................................... i

Daftar Isi .................................................................................................................................... ii

Bab I Pendahuluan ..................................................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ............................................................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1

1.3. Tujuan ......................................................................................................................... 1

Bab II Pembahasan ................................................................................................................... 2-11

2.1. Budaya Kerja Masyarakat Melayu ............................................................................. 2-4

2.2. Pandangan dalam Kerja Keras, Rajin, Tekun dan Tabah ........................................... 4-9

2.3. Pandangan dalam Pekerja Halal dan Bermanfaat ...................................................... 9-11

Bab III Penutup ......................................................................................................................... 12

3.1. Kesimpulan ................................................................................................................ 12

3.2. Saran .......................................................................................................................... 12

Daftar Pustaka .......................................................................................................................... 13

ii
Bab I

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Masyarakat Melayu dulunya memiliki budaya kerja yang disebut “semangat kerja” yang
tinggi, semangat yang mampu mangangkat hakikat dan martabat kaumnya “ untuk duduk sama
rendah tegak sama tinggi” dengan masyarakat dan bangsa lain. Sedangkan, budaya kerja
masyarakat Melayu yang lazim disebut dengan “pedoman kerja Melayu”, Dengan modal
“pedoman kerja Melayu”, tersebut masyarakat Melayu mampu membangun negeri dan kampung
halaman, mereka juga mampu mensejahterakan kehidupan masyarakat dan menghadapi
persaingan.

Orang-orang tua Melayu dulu mengatakan “berat tulang ringanlah perut”, maksudnya,
orang yang malas bekerja hidupnya akan melarat. Sebaliknya, “ringan tulang beratlah perut”
yang bearti barang siapa yang bekerja keras, hidupnya pasti akan tenang dan berkecukupan.

Oleh karena itu, penyusunan makalah ini agar kita dapat mengetahui budaya kerja
masyarakat melayu yang mencakup ungkapan masyarakat melayu dalam kerja keras, rajin,
tekun, tabah, dan ungkapan masyarakat melayu dalam pandangan pekerjaan yang halal dan
bermanfaat.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa itu budaya atau kebudayaan?

2. Apa yang dimaksud budaya kerja masyarakat melayu?

3.Bagaimana pandangan masyarakat melayu terhadap kerjas keras, rajin, tekun, tabah, dan
pekerjaan halal dan bermanfaat?

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui mengenai budaya atau kebudayaan kerja pada masyarakat melayu

1
2. Untuk mengetahui pandangan masyarakat melayu terhadap kerja keras, rajin, tekun, tabah, dan
pekerjaan halal dan bermanfaat

Bab II

Pembahasan

2.1. Budaya Kerja Masyarakat Melayu

Budaya kerja masyarakat Melayu adalah budaya atau adat istiadat atau kebiasaan kerja
atau pandangan terhadap pekerja masyarakat Melayu.

2.1.1. Pengertian Budaya dan Kebudayaan

Budaya secara harfiah berasal dari Bahasa Latin yaitu Colere yang memiliki arti
mengerjakan tanah, mengolah, memelihara ladang (menurutSoerjanto Poespowardojo 1993).

Menurut The American Herritage Dictionary mengartikan kebudayaan adalah sebagai


suatu keseluruhan dari pola perilaku yang dikirimkan melalui kehidupan sosial, seniagama,
kelembagaan, dan semua hasil kerja dan pemikiran manusia dari suatu kelompok manusia.

Menurut Koentjaraningrat budaya adalah keseluruhan sistem gagasan tindakan dan hasil
karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan miliki diri manusia dengan
cara belajar.

2.1.2. Pengertian Budaya Kerja

Budaya Kerja adalah suatu falsafah dengan didasari pandangan hidup sebagai nilai-nilai
yang menjadi sifat, kebiasaan dan juga pendorong yang dibudayakan dalam suatu kelompok dan
tercermin dalam sikap menjadi perilaku, cita-cita, pendapat, pandangan serta tindakan yang
terwujud sebagai kerja. (Sumber : Drs. Gering Supriyadi,MM dan Drs. Tri Guno, LLM )

2.1.3. Tujuan dan Manfaat Budaya Kerja

Budaya kerja memiliki tujuan untuk mengubah sikap dan juga perilaku SDM yang ada
agar dapat meningkatkan produktivitas kerja untuk menghadapi berbagai tantangan di masa yang
akan datang.

2
Manfaat dari penerapan Budaya Kerja yang baik :

1.meningkatkan jiwa gotong royong

2. meningkatkan kebersamaan

3. saling terbuka satu sama lain

4. meningkatkan jiwa kekeluargaan

5. meningkatkan rasa kekeluargaan

6. membangun komunikasi yang lebih baik

7. meningkatkan produktivitas kerja

8. tanggap dengan perkembangan dunia luar, dll.

2.1.4. Budaya Kerja Orang Melayu

Konsep budaya kerja sangat penting dalam masyarakat Melayu sekarang. Orang Melayu
dianjurkan untuk melihat dan meniru budaya kerja bangsa lain yang telah maju seperti Eropa,
Jepang, Korea dan Cina, tentu dengan catatan dengan nilai agama dan falsafah hidup masyarakat
Melayu.

Para ahli antropologi dan sosiologi yang telah melakukan kajian terhadap budaya kerja
orang Melayu, yang kemudian menarik suatu kesimpulan bahwa orang Melayu “pemalas” dalam
bekerja, baik kerja tani, buruh, pegawai, dan dunia perdagangan. Itulah kesimpulan yang telah
diambil oleh Cortesau, (1940), Raflfles (1935), dan Wheeler (1928). Sedangkan G.D. Ness
dalam buku nya yang berjudul Bureaucracy and Rulal Development in Malaysia (1967) yang
mengatakan orang Melayu dibandingkan dengan orang Cina kurang berorientasi pada hasil dan
kesuksesan hidup

Kajian Swift (1965), melakukan pengamatan bahwa orang Melayu banyak yang memiliki
tanah, supaya dapat hidup selasa dan sejahtera, tanpa bekerja keras. Hasil kajian Djamour (1959)
hampir senada dengan Swift yang berkesimpulan bahwa orang Melayu ingin hidup senang,
kenyang, dan tenang tanpa harus bekerja keras. Apalagi bagi orang Melayu di Malaysia dulu.

3
Kebanyakan masyarakat Melayu dulu tidak mau bekerja di perusahahaan timah, bauksit, dan
kebun karet, malah banyak kaum pendatang yang bekerja. Wilson (1967) mengatakan,
meskipunn orang melayu sadar bahwa mereka tidak dapat mengalahkan Cina dalam Berbisnis,
tapi mereka tidak tertarik untuk mengikuti cara kerja Orang Cina tersebut. Beberapa budaya
kerja Melayu dtempo dulu, dapat dipahami dari ungkapan dan pribahasa berikut ini:

a. Biar Lambat Asal Selamat.

b. Tidak Lari Gunung di Kejar.

c. Alang-alang Berdawat Biarlah Hitam.

d. Kerja Beragak-agak Tidak Menjadi, Kerja Berangsur-angsur tidak Bertahan.

e. Sifat Padi Semakin Berisi Semakin Tunduk.

f. Baru Berlatih Hendak Berjalan, Langsung Tersemban.

g. Selera Bagai Taji Tulang Bagai Kanji, Menanti Nasi Tersaji di Mulut.

h. Kerja Janganlah Berulah dan Degil.

i. Hemat dan Cermat Dalam Bekerja.

2.2. Pandangan dalam Kerja Keras, Rajin, Tekun, dan Tabah

2.2.1. Pandangan Kerja Keras

Kerja keras merupakan sebuah perbuatan yang mulia. Kerja keras bisa bermakna
seseorang melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh untuk bisa mendapatkan apa yang dia
inginkan. Tujuan yang ingin dicapai dari kerja keras bisa berbagai macam. Bisa dengan tujuan
mencari rejeki, belajar, berkarya, karir, dan lain sebagainya.

Jika kita melihat ke sekitar di kehidupan kita sehari-hari, begitu banyak kita melihat
orang yang bekerja sangat keras siang dan malam demi untuk mendapatkan rejeki. Lebih banyak
lagi orang yang terlihat seakan-akan mendedikasikan hidupnya hanya untuk mencari

4
kesejahteraan hidupnya di dunia, hingga melupakan ibadah dan ‘investasi’ untuk kehidupan
akhiratnya kelak.

Kerja keras seorang manusia dalam bekerja pun ternyata juga merupakan bentuk
keimanannya kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Kita harus ingat bahwa tujuan hidup kita di
dunia adalah untuk mencari ridha Allah subhanahu wa ta’ala. Maka, jika kita mengingat hal
tersebut, kita akan bisa meluruskan niat kita dalam bekerja dan melakukan kegiatan apapun
dengan niat ibadah mencari ridha-Nya.

Dengan kita bekerja keras dan terus berusaha, insyaa Allah kita akan bisa mendapatkan
apa yang kita inginkan. Selaras dengan ayat di atas, lagi-lagi Allah mengajarkan manusia untuk
bekerja keras karena apa yang kita usahakan, maka itulah yang akan kita dapatkan.

2.2.2. Pandangan Rajin

Orang beriman wajib berikhtiar mencari rezeki halal, juga dengan cara yang halal. Ia
mesti rajin bekerja sebagai wujud dari ikhtiar itu dan tidak boleh bersikap malas.

Nabi bersabda, "Pendapatan yang terbaik dari seseorang adalah dari hasil jerih payah
tangannya sendiri." (HR al-Bukhari dan Muslim). Pada hadis lain, beliau pernah melihat seorang
laki-laki yang kulit tangannya kasar karena rajin bekerja untuk menafkahi keluarganya.

Lalu beliau bersabda, "Tangan ini amat dicintai Allah dan Rasul-Nya." (HR al-Bukhari
dan Muslim). Nabi memuji orang yang rajin bekerja dan tidak menyukai orang malas, yang
hanya menunggu keajaiban dari langit. Nabi, manusia yang paling dekat dengan Allah dan
menjadi Rasul-Nya, pernah ditawari Malaikat Jibril bahwa dia akan mengubah Bukit Uhud
menjadi emas untuk beliau, tetapi beliau menolaknya (HR at-Tirmidzi).

Selain sederhana, beliau tidak ingin apa yang beliau dapatkan begitu saja, cuma-cuma, tanpa
usaha, tanpa capek, apalagi dengan cara meminta-minta. Dengan ini, beliau mengajarkan orang
beriman untuk tidak malas bekerja atau berusaha.

2.2.3. Pandangan Tekun

Tekun adalah seseorang yang berusaha sabar dengan apa yang dilakukannya tanpa rasa
pamrih, selalu berdo'a dan terus mencoba.
5
Syarat dan prinsip utama bekerja dengan baik adalah selalu menjaga hubungan dengan
Allah (muraqabatullah); bersungguh-sungguh, ikhlas dan tekun. Setelah itu tambahkan dengan
keterampilan yang telah diberikan, tidak meremehkan, tidak lalai, dan tidak sembrono, karena
efeknya akan dirasakan oleh masyarakat secara keseluruhan.

Jika Anda seorang guru, maka Anda harus memberikan informasi kepada para murid,
menyampaikannya kepada hati mereka, dan buatlah mereka paham dengan berusaha sekuat
tenaga dan mengerahkan seluruh kemampuan Anda sebagai imbalan atas uang yang Anda terima.
Selanjutnya pahala akan berlipat ganda di sisi Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Jangan lalai, jangan meremehkan, dan jangan menyibukkan diri Anda dengan pelajaran
privat, karena sikap kurang maksimal dalam bekerja adalah api neraka yang ada dalam perutmu
dan di dalam perut siapa saja yang menjadi tanggung jawabmu, baik istri maupun anakmu.

Harta haram yang Anda senangi di dunia yang membuat Anda kaya dan banyak hartanya,
sebaliknya neraka jahanam telah menunggu Anda di akhirat, dengan azabnya yang pedih.

Jika Anda, apa saja posisi Anda dalam bekerja, baik pekerjaan yang bersifat individual
maupun yang bersifat kelompok, baik untuk diri Anda sendiri maupun untuk orang lain, maka
bekerja dengan baik adalah sesuatu yang diharuskan, wajib hukumnya, dan harus ditekankan.
Dengan itu Anda akan dapat mencapai cita-cita yang Anda inginkan.

Tetapi apa cita-cita dan tujuan Anda? Yaitu reputasi yang baik sebagaimana disebutkan
secara baik oleh orang, dan hati yang tenang. Dengan hati yang tenang menyebabkan Anda akan
bahagia dan percaya diri dalam mengarungi hidup. Sedangkan harta dan rezeki, keduanya akan
datang menemui Anda, sehingga Anda juga dapat menggunakannya.

2.2.4. Pandangan Tabah

Tabah atau sabar adalah suatu bagian dari akhlak utama yang dibutuhkan seorang muslim
dan masalah dunia dan agama. Salah seorang ulama pernah berkata bahwa pada intinya sabar
dan ikhlas adalah inti dalam menjalankan agama.

Biasanya sabar kita tidak tertahan ketika kita sedang berada pada keramaian, atau
memang disaat kita sedang bad mood. Sehingga, keluarlah amarah yang ada pada diri kita.

6
Untuk itu, tidak ada gunanya bagi kita untuk marah-marah sendiri. Namun alangkah lebih
baik apabila kita selalu senantiasa untuk bersabar.

Ketika kita bisa berlaku tabah atau sabar dalam setiap pekerjaan yang kita lakukan, maka
kita akan merasa tenang dalam melakukan pekerjaan.

2.2.5. Ungkapan Melayu Terhadap Kerja Keras, Rajin, Tekun, dan Tabah

Bekerja keras, rajin, tekun, dan tabah menjadi kewajiban setiap anggota masyarakat.
Orang tua-tua mengatakan, bahwa kejayaan Melayu ditentukan oleh ketekunan dan kesungguhan
mereka dalam bekerja. Dalam ungkapan dikatakan "Kalau Melayu hendak berjaya, bekerja keras
dengan sungguhnya, siap rajin hidup terjamin, atau siap tekun berdaun rimbun".

Bagi orang Melayu, bekerja dan mencari nafkah amat diutamakan dan dijadikan tolak
ukur dalam menilai atau melihat kepribadian seseorang. Siapa yang mau bekerja keras, rajin, dan
bersungguh hati dianggap teladan dan bertanggungjawab, serta dihormati oleh anggota
masyarakat. Sebaliknya orang yang malas, berlalai-lalai, tidak tekun, dan mudah putus asa
dianggap sebagai orang yang tidak bertanggungjawab dan tidak tahu akan hak dan
kewajibannya. Orang seperti ini lazimnya, dipandang rendah bahkan dilecehkan oleh
masyarakatnya.

Beberapa contoh ungkapan Melayu dalam kerja keras, rajin, tekun, dan tabah, yaitu :

Apa tanda Melayu jati

Bekerja keras dimanapun jadi

Bekerja tekun sampai kemati

Bekerja dengan sepenuh hati

Bekerja tidak menanti-nanti

Bekerja tidak iri mengiri

Bekerja dengan budi pekerti

Tabah bekerja ketengah ketepi


7
Bekerja tidak membilang hari

Bekerja tidak dengki mendengki

Bekerja tekun dijalan ilahi

Mau bekerja ringan dan berat

Menjadikan kerja sebagai ibadat

Bekerja rajin beramalpun taat

Bijak bekerja pada yang bermanfaat

Bekerja tidak meninggalkan kiblat

Mau bekerja kelaut kedarat

Bekerja dengan penuh semangat

Bekerja dengan hemat dan cermat

Taat bekerja wajib dan sunnat

Bekerja tidak membuang martabat

Dalam bekerja beringat-ingat

Bekera tidak membuang tabiat

Dalam bekerja tiada jelat

Dalam bekerja pantang menjilat

Dalam bekerja pantang mengumpat

Dalam bekerja mencari sahabat

Menghadapi kerja hatinya bulat

Bekerja lurus patang mencelat

8
Bekerja menurut petuah amanat

Bekerja pantang sengat menyengat

Dalam bekerja pantang khianat

Pantang bekerja membawa mudharat

Mau mengikut kata nasehat

Bekerja menurut ajaran syariat

Dijalan Allah kerjanya lekat

2.3. Pandangan dalam Pekerjaan Halal dan Bermanfaat

2.3.1. Pengertian Halal

Halal (Arab: ‫ حللا‬ḥalāl; 'diperbolehkan') adalah segala objek atau kegiatan yang diizinkan
untuk digunakan atau dilaksanakan, dalam agama Islam. Istilah ini dalam kosakata sehari-hari
lebih sering digunakan untuk menunjukkan makanan dan minuman yang diizinkan untuk
dikonsumsi menurut Islam, menurut jenis makanan dan cara memperolehnya. Pasangan halal
adalah thayyib yang berarti 'baik'. Suatu makanan dan minuman tidak hanya halal, tetapi harus
thayyib; apakah layak dikonsumsi atau tidak, atau bermanfaatkah bagi kesehatan. Lawan halal
adalah haram.

Halal sebagai salah satu dari lima hukum, yaitu: fardhu (wajib), mustahab (disarankan),
halal (diperbolehkan), makruh (dibenci), haram (dilarang).

Secara umum, pekerjaan halal adalah profesi yang tidak melanggar aturan Allah SWT.
Pekerjaan halal adalah bekerja dengan tidak melanggar hal-hal yang diharamkan Islam.

Dagang, usaha, jual beli, atau bisnis, baik bisnis produk maupun jasa, merupakan salah
satu jenis pekerjaan.

9
Sebuah bisnis yang dilakukan dengan baik, jujur, tidak menipu, tidak berbohong, dan
bukan memperjualbelikan barang haram, maka itu termasuk pekerjaan halal.

Pekerjaan halal juga bisa dipahami sebagai pekerjaan yang tidak termasuk tindak
kejahatan yang diharamkan Islam.

Profesi atau pekerjaan yang diharamkan dalam Islam a.l.Mencuri, merampok,


menodong, menjambret, menipu, menjadi penadah barang curian, melacurkan diri (pelacur),
bisnis berbau pornografi, judi, dan jual beli makanan dan minuman haram.

Selain itu, pekulan, menimbun barang, rentenir, menerima suap, menyesatkan orang dari
ajaran yang benar, termasuk pekerjaan haram.

Salah satu penyebab ibadah tidak diterima dan doa tidak dikabulkan oleh Allah SWT
adalah karena memakan makanan haram, memakai pakaian hasil cara haram, dan menimum
minuman haram.

2.3.2. Ungkapan Pekerjaan Halal yang Bermanfaat bagi Masyarakat Melayu

Dalam melaksanakan sesuatu pekerjaan atau menentukan pilihan kerja, banyak pula
terdapat tunjuk ajar Melayu yang patut dan layak diangkat dan dipegang. Tunjuk ajar ini dengan
amat jelas memberikan beberapa pedoman yang sarat dengan nilai-nilai luhur agama, budaya,
dan norma-norma sosial masyarakatnya.

Macam-macam ungkapan, yaitu :

1. Kerja halal, maksudnya secara halal dan melakukan pekerjaan yang halal atau berfaedah pula.

2. Niat baik, maksudnya melakukan pekerjaan karena Lillah, tulus dan ikhlas, tidak
menggharapkan pujian dan sebagainya.

3. Kerja berfaedah, yakni melakukan pekerjaan yang bermanfaat bagi kehidupan didunia,
maupun diakhirat, baik bagi diri sendiri maupun orang lain.

4. Kerja berilmu, yakni melakukan pekerjaan hendaklah dengan ilmunya. Dalam ungkapan
dikatakan,”elok kerja karena ilmunya”.

10
5. Patut dan layak, yakni semua pekerjaan hendaklah dilakukan menurut patut dan layaknya,
menurut kemampuan dan segala aturannya. Dalam ungkapan dikatakan, “patut boleh diturut,
layak boleh dijamak, sesuai boleh dipakai, serasi boleh dicari”.

6. Memikul yang terpikul, yakni mengerjakan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dirinya,
tidak dipaksakan secara berlebihan.

7. Taat dan setia, yakni melakukan pekerjaan dengan penuh kesetiaan. Menjaga kepercayaan
yang diberikan kepadanya, tidak khianat, tidak melanggar sumpah dan janji.

8. Memegang amanah, yakni bekerja dengan kokoh, memegang amanah, menjaga kerahasiaan
pekerjaan dan sebagainya.

9. Menjaga waktu, yakni pandaimemanfaatkan waktu, sehingga bekerja selesai pada waktunya
dan tidak terbuang percuma. Dalam unggkapan dikatakan, “kalau kerja hendak bermanfaat,
gunakan waktu secara cermat”.

10. Kerja menyudah, maksudnya melakukan pekerjaan hendaklah sampai selesai, jangan
terbengkalai, atau bekerja dengan penuh rasa tanggung jawab.

11. Hemat dan cermat, maksudnya bekerja secara hemat dan cermat, hati-hati dan teliti.

Bab III

Penutup

11
3.1. Kesimpulan

Seperti yang telah tersusun dalam pembahasan makalah ini, maka dapat ditarik
kesimpulan, bahwa gambaran tentang Budaya kerja masyarakat Melayu, serbagian besar masih
terdapat dalam masyarakat Melayu, baik yang tinggal dikota maupun dikampung-kampung. Nilai
luhur budaya Melayu ini tentulah akan memberi manfaat apabila disimak, di cerna, dan dihayati
dengan baik dan benar. Mudah-mudahan dengan apa yang telah dipaparkan, kita semua dapat
mengenal dan mengetahui bahwa masyarakat Melayu memiliki budaya kerjanya sendiri.

Secara teoritis dan filosofis, orang Melayu memiliki budaya kerja yang hampir sempurna,
walaupun banyak anggapan bahwa orang Melayu serba ketinggalan, perajuk dan sebagainya.
Apalagi dalam era globalisasi sekarang ini, berbagai perubahan dan pergeseran nilai budaya terus
berlangsung dalam kehidupan masyarakat, terutama dalam masyarakat Melayu. Apabila kita
sebagai pewaris budaya tidak mau atau tidak memiliki keinginan untuk menggali dan menjaga
nilai budaya, maka tentulah kita tidak dapat membina dan mengembangkan budaya yang kita
miliki.

Bekerja adalah suatu kegiatan yang mulia dihadapan Allah SWT. Allah menyukai orang-
orang yang bekerja dengan kerja keras, rajin, tekun, dan tabah.

Masyarakat melayu adalah masyarakat yang berpegang teguh pada Al-Qur'an kitab Allah
SWT, sehingga nya masyarakat melayu beranggapan dan memegang beberapa ungkapan dalam
kerja keras, rajin, tekun, dan tabah, serta masyarakat melayu senantiasa mencari pekerjaan yang
baik dan halal, serta bermanfaat bagi dirinya dan orang lain.

3.2. Saran

Seperti yang sudah tertera dalam makalah ini bahwasanya secara teoritis dan filsofis,
masyarakat Melayu memiliki budaya kerja yang sempurna. Jadi, kita sebagai generasi Melayu
harus menjaga budaya kerja masyarakat Melayu, senantiasa bekerja keras, rajin, tekun, tabah,
serta dapat memilih pekerjaan yang halal dan bermanfaat bagi kita dan orang lain.

Daftar Pustaka

12
Irvan Maulana. 2011. Budaya Kerja Masyarakat Melayu.
http://vanvanlana.blogspot.com/2011/06/budaya-kerja-masyarakat-melayu.html?m=1. ( 03 Juni
2011 ).

Jun's Blg. 2014. Pengertian Tekun. http://walpaperhd99.blogspot.com/2016/01/pengertian-


tekun-dan-ulet-pengertian.html?m=1. ( 28 Mei 2014 ).

Islam Wiki. 2014. Pengertian Tabah. https://islamwiki.blogspot.com/2008/12/tabah-dan-


sabar.html?m=1.

Musri Indra Wijaya. 2016. Tunjuk Ajar Kerja Orang Melayu.


https://musriindrawijaya39.blogspot.com/2016/05/tunjuk-ajar-kerja-orang-melayu.html?m=1.
( 17 Mei 2016 ).

Hidayatulloh. 1996. Tekun dan Bijak dalam Bekerja.


https://m.hidayatullah.com/kajian/tazkiyatun-nafs/read/2017/12/07/129886/tekun-dan-bijak-
dalam-bekerja-surga-imbalannya.html.

Ryan Alkhoir. 2013. Tunjuk Ajar Melayu. http://pamalayubabel.blogspot.com/2013/03/tunjuk-


ajar-melayu-ii1-kerja-keras.html?m=1. ( 22 Maret 2013 ).

Ijhad Walataksaloke. 2015. Etos dan Budaya Kerja Orang Melayu.


http://ijhadwalataksaloke.blogspot.com/2015/06/etos-dan-budaya-kerja-orang-melayu.html?
m=1. ( 21 Juni 2015 ).

Fimela. 2017. Sabar dan Ikhlas. https://m.fimela.com/lifestyle-


relationship/read/3770921/catatan-untukmu-yang-berusaha-ikhlas-dan-sabar-dalam-bekerja.
( 04 Juni 2017).

13

Anda mungkin juga menyukai