A. Pendahuluan
Sejarah peradaban Islam hampir selalu ditandai oleh adanya penaklukkan
dan penguasaan satu kekuasaan oleh kekuasaan yang lainnya, tidak hanya antara
Islam dengan non-Islam namun juga oleh dinasti-dinasti dalam umat Islam
sendiri.3 Demikian halnya dengan sejarah peradaban Islam di Afrika Utara. Dalam
catatan sejarah Peradaban Islam, Afrika Utara memegang peran penting dalam
proses penyebaran Islam di kawasan tersebut dan juga daratan Eropa. Pada
kawasan ini pula Islam mengalami masa kejayaan dalam banyak bidang. Dua
dinasti yang sangat terkenal yakni Murabithun dan Muwahhidun merupakan
dinasti yang pernah berkuasa dalam kurun waktu cukup lama.
Dinasti Murabithun berkuasa antara tahun 1056-1147 M, sementara Dinasti
Muwahhidun berkuasa setelahnya yakni antara tahun 1130-1269 M. Paling tidak
empat negara dikuasai oleh dua dinasti tersebut, yakni Tunisia, Aljazair, Maroko,
dan Andalusia atau kini dikenal dengan nama Spanyol. Dinasti Murabithun
menguasai Maroko dan Spanyol, sementara dinasti Muwahhidun tidak hanya
Maroko dan Spanyol, namun juga Tunisia dan Aljazair.4
Dinasti Murabithun dan Muwahhidun bukanlah yang pertama kali
menaklukkan kawasan Afrika Utara dan Spanyol, namun penaklukan kawasan
Afrika Utara dan Spanyol sudah berlangsung pada tahun 600-an oleh bangsa
Arab.5 Mengecualikan Islam di Mesir, Libya takluk dalam kekuasaan Islam pada
tahun 634 M, kemudian berlanjut penaklukan Spanyol oleh Dinasti Umayyah
(756M). Di berbagai wilayah lain seperti Aljazair oleh dinasti Rustamiyah tahun
1
Disampaikan pada forum diskusi bulanan Program Studi Sejarah dan Kebudayaan Islam
STAIN Salatiga. 16 Oktober 2013.
2
Ketua Program Studi Sejarah dan Kebudayaan Islam STAIN Salatiga.
3
Catatan sejarah dalam lintas sejarah Islam khususnya pasca wafatnya Rasulullah menurut
Farag Fouda memang banyak diwarnai oleh pertikaian, bahakn tidak jarang pertikaian tersebut
melibatkan sesama umat Islam sendiri. Lebih lanjut Fouda menjelaskan bahwa kebencian tersebut
telah tertanam lama semenjak masa khalifat Usman. Lihat Farag Fouda, Kebenaran yang Hilang,
(Jakarta: Paramadia dan Dian Rakyat, 2003).
4
Ira M Lapidus, Sejarah Sosial Ummat Islam; Bagian ke Satu dan Dua, cet I. Terj. oleh
Gufron A Masadi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999), hlm. 564-565.
5
Lihat Ira M Lapidus, Sejarah Sosial.., hlm. 564. Dapat juga dilihat dalam sketsa kronologi
Islam di Afrika Utara dalam makalah ini, pada bab II. Lihat Juga Ajid Thohir, Perkembangan
Peradaban di Kawasan Dunia Islam; Melacak Akar-akar Sejarah, Sosial, Politik dan Budaya,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), hlm. 92. Harun Nasution menyatakan bahwa Islam
mulai memasuki Afrika Utara dan melakukan ekspansi kekuasaan di kawasan tersebut pada tahun
35 H semenjak masa khalifah Umar bin Khattab, dan kemudian pada Khalifah Usman bin Affan.
Lihat Harun Nasution, Ensiklopedi Islam Indonesia, (Jakarta: Djambatan, 1992), hlm. 777.
Chapter Book of Mozaik Sejarah Islam, Published by Nusantara Press Yogyakarta, 2011, p. 169-195
761 M, Maroko oleh dinasti Idrisiyah (Fez) tahun 789 M, Tunisia dan Aljazair
Timur oleh dinasti Aghlabiyah berlanjut ke dinasti Qayrawan (800 M), Dinasti
Fatimiyah (909 M), dan Zirids (972 M). Dinasti Fatimiyah berkuasa hingga ke
daratan Maroko pada tahun 921 M.6
Dinasti Hammadiyah juga pernah menguasai Aljazair pada tahun 1015
hingga 1152 M. Pada umumnya berbagai dinasti tersebut tidak lagi menguasai
kawasan Afrika Utara setelah kehancuran mereka. Penguasaan terus beralih ke
berbagai dinasti, termasuk Murabithun dan Muwahhidun. Bahkan Dinasti
Muwahhidun dapat dikategorikan satu dinasti yang cukup sukses menguasai
kawasan Afrika Utara karena berkuasa di tiga wilayah, yakni Tunisia, Aljazair,
dan Maroko.
Dinasti Murabithun menjadi catatan menarik dalam pandangan sejarawan
Islam, karena dinasti ini berawal dari gerakan keagamaan dan berkembang
menjadi gerakan politik. Demikian halnya dengan dinasti Muwahhidun yang juga
berkembang dari gerakan keagamaan. Kedua dinasti berkuasa pada masa yang
berbeda dalam kurun waktu yang cukup lama, berbagai kemajuan dicapai dan
dicatat dalam sejarah peradaban umat Islam khususnya di Afrika Utara, bahkan
hingga Spanyol.
Kajian dalam penelitian sederhana ini ingin mengetengahkan perkembangan
dalam sejarah pemikiran dan peradaban yang berlangsung pada dua dinasti
tersebut, yakni Murabithun dan Muwahhidun. Dua peradaban yang tidak banyak
atau kurang mendapatkan perhatian khusus dalam ranah penelitian sejarah Islam
klasik. Tentu sangat menarik membahas persoalan tersebut, karena kajian ini lebih
menfokuskan pada dua aspek utama yakni pemikiran Islam dan peradaban yang
berlangsung. Di sinilah letak urgensi kajian ini.
B. Dinasti Murabithun dan Muwahidun
Kekuasaan Dinasti Murabitun dan Muwahhidun menguasai daerah yang
sama, yakni daratan Afrika Utara dan daratan Andalusia atau lebih dikenal dengan
Spanyol. Keduanya berkuasa dalam kurun waktu yang berbeda secara beruntun.
Berikut peta kekuasaan Dinasti Murabithun dan Muwahhidun.
Menurut Ira M Lapidus dua dinasti ini menguasai kawasan Afrika Utara
pada tahun 1056 hingga 1226 M. Sebelum dua dinasti tersebut berjaya pada
masanya, dinasti yang lainnya pernah mengusai kawasan Afrika Utara dan
Andalusia. Di antaranya adalah dinasti Umayyah 756-1031 M berkuasa di
Andalusia (Spanyol), Dinasti Rustamiyah pada tahun 761-909 M di AlJazair,
Dinasti Idrisiyah di kawasan Fez, Maroko tahun789-926 M, Dinasti Aghlabiyah
yang menguasai Tunisia dan Aljazair Timur tahun 800-909 M, Dinasti Fatimiyah
yang menguasai Tunisia, Aljazair, dan Maroko pada tahun 909-921 M, Zirids
6
Lihat C.E Bosworth, Dinasti-Dinasti Islam, (Jakarta: Mizan, 1980), hlm. 42-49.
Chapter Book of Mozaik Sejarah Islam, Published by Nusantara Press Yogyakarta, 2011, p. 169-195
800
Aljazair
Rustamiyah
761-909
Aglabiyah
(Tunisia&Aljazai
r
Timur)
Qayrawan 800- Fatimiyah
909
Fatimiyah 909
Zirids 972-1148
Hammadiya
h 1015-1152
900
1000
Migrasi
Hilali 1052
1100
Muwahhidu
Muwa
n 1160hhidun 1147
Maroko
Spanyol
Penaklukan Arab
mulai
711,
Idrisiyah
Dinasti Umayyah
(fez) 789- 756-1031
926
Fatimiyah
921-
Khalifah I, Abdul
Rahman III 912996
Mamluk
Thawaif 10301090 partai rajaraja
Malaga,
Sevile, Cordova,
Toledo, Valencia,
Saragossa dst.
Murabithun Penaklukan
(Marakhes) Kristen terhadap
1056-1147
Toledo, 1085.
Penaklukan
Murabithun
1086-1106
Muwa
Penaklukan
hhidun
Muwahhidun
1130-1269
1145
Ira M Lapidus, Sejarah Sosial, hlm. 562. Lihat juga C.E Bosworth, Dinasti-Dinasti Islam,
hlm. 42-29.
8
Sumber: Ira M Lapidus, Sejarah Sosial, bagian satu dan dua, hlm. 562.
Chapter Book of Mozaik Sejarah Islam, Published by Nusantara Press Yogyakarta, 2011, p. 169-195
Peta 1:
Negara-negara Afrika Utara yang pernah dikuasai oleh Dinasti Murabithun dan
Muwahhidun. Peta Afrika Utara dan Andalusia, daerah kekuasaan Dinasti
Murabithun dan Muwahhidun ini diambil dari: www.picturehosting.com
C. Gerakan Awal Dinasti Murabithun dan Muwahiddun
1. Dinasti Murabithun
Dinasti Murabithun berawal dari gerakan keagamaan yang dipelopori oleh
suku Lamtunah, kelompok suku nomade9 barbar yang mendiami Gurun Sahara
antara Maroko bagian selatan, tepi sungai Sinegal hingga Sungai Niger. Suku
Lamtunah merupakan cabang dari suku Shanhajah merupakan suku Arab Himyar
yang pindah dari Yaman ke Syam. Orang-orang suku Lamtunah ini juga disebut
Al-Mulatsimun atau orang-orang bercadar. Hasan Ibrahim Hasan menyebut
dinasti Murabithun dengan istilah dinasti Mulatsimun.10
Dalam Ensiklopedi Islam Karya Cyril Glasse dinyatakan bahwa kelompok
Murabithun merujuk pada praktik lembaga masyarakat Islam yang berkembang
pada masa Khalifah Umar. Murabithun berarti orang-orang yang sedang dalam
keadaan berhenti atau antri. Orang-orang yang memasuki organisasi mileter
keagamaan untuk mempertahankan perbatasan Islam (dar al-Islam), mereka
biasanya mengasingkan diri di ribath (rubuth). Khalifah Umar pernah
mengeluarkan kebijakan mileter perbatasan ini, saat bangsa Arab tidak diizinkan
memiliki tanah-tanah di negeri yang ditaklukkan. Kebijakan ini pernah di
modifikasi oleh Khalifah Usman. Orang-orang Spanyol menyebut gerakan ini
dengan istilah Almoravids.11
Gerakan Murabithun berawal dari kegelisahan atas kondisi keagamaan di
Maroko bagian selatan. Yahya bin Ibrahim al-Jaddali, pimpinan suku Lamtunah,
merasa bahwa kondisi keagamaan pada masyarakatnya perlu diperbaiki. Hal ini
disadarinya setelah ia melakukan ibadah haji di Makkah. Sepulang dari ibadah
9
Masyarakat yang hidup berkelompok dan berpindah-pindah tempat, sesuai dengan musim
dan ketersediaan makanan.
10
Sebagaimana dikutip oleh Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban, hlm. 95.
11
Cyril Glasse, Ensiklopedi Islam (Ringkasan), terjemahan Ghufron A Masadi (Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 1999), hlm. 288.
Chapter Book of Mozaik Sejarah Islam, Published by Nusantara Press Yogyakarta, 2011, p. 169-195
Chapter Book of Mozaik Sejarah Islam, Published by Nusantara Press Yogyakarta, 2011, p. 169-195
Nama Pemimpin
Yahya bin Ibrahim
Yahya bin Umar
Abdullah bin Yasin
Abu Bakar al-Lamtuni
Yusuf bin Tasyfin
Ali bin Yusuf
Ibrahim bin Tasyfin
Ishaq bin Tasyfin
Keterangan
Pemimpin-pemimpin barbar
Shanhaja yang mengakui
otoritas spiritual Abdullah bin
Yasin
15
Chapter Book of Mozaik Sejarah Islam, Published by Nusantara Press Yogyakarta, 2011, p. 169-195
1147
Penaklukkan
Muwahhidun
2. Dinasti Muwahhidun
Gerakan Muwahhidun muncul semasa dinasti Murabithun mulai melemah,
secara politis dan keagamaan. Pemerintahan yang dipegang oleh Ishaq bin Tasyfin
mulai kurang mendapatkan tempat di kalangan masyarakat. Penolakan terhadap
pemerintahan Murabithun nampak saat mulai munculnya pemberontakanpemberontakan dari bawah. Pemberontakan juga disinyalir akibat ketidakpuasaan
pada sistem pemerintahan yang dibangun dan dominannya madzhab yang dianut
oleh pemerintahan. Gerakan keagamaan menjadi faktor yang cukup dominan
dalam melatarbelakangi munculnya gerakan Muwahhidun ini. Gerakan ini
dipelopori oleh Muhammad bin Tumart, yang menekankan ajaran ketauhidan.18
Gerakan Muwahhidun muncul sebagai protes atas dominasi madzhab resmi
Negara, yakni madzhab Maliki yang dianggap kaku. Muhammad bin Tumart (Ibn
Tumart) sendiri merupakan orang barbar yang berlaku zuhud serta menerima
kesetiaan dari suku Masmudah dan beribu kota di Marakesy yang didirikan oleh
Dinasti Murabithun. Para pengikut Ibn Tumart memanggilnya dengan sebutan alMahdi karena ia dianggap sebagai imam yang ditunggu-tunggu, menurut tradisi
Syiah dan menisbahkan keturunan Nabi Muhammad Saw. melalui dinasti
Idrisiyah yang telah berkuasa di wilayah itu sebelumnya.19 Dinamakan alMuwahhidun karena mereka menganggap yang paling mengesakan Allah di
antara umat Islam yang lain dan ajaran tauhid atau ke-esa-an Allah yang
diutamakan dan diajarkan kepada para pengikut Ibn Tumart.20
Stagnasi pemikiran keagamaan yang dialami dinasti Murabithun
melatarbelakangi kelahiran gerakan Muwahidun. Para pengikut Imam Malik, dari
Dinasti Murabithun, menganggap bahwa belajar tafsir Al-Quran dan Hadist
sudah tidak diperlukan lagi bagi setiap muslim karena hal tersebut telah dilakukan
oleh Imam Malik sendiri. Ibnu Tumart menyatakan bahwa umat Islam hendaknya
kembali pada Al-Quran, Hadis, dan Ijma sahabat, serta menolak rayu sebagai
dasar ajaran dan humum agama. Sebagai konsekuaensinya qiyas pun ditolak.21
18
Istilah Muwahhidun telah dipakai lama oleh kelompok wahabi untuk menamkan dirinya
sendiri. Demikian halnya kelompok Deuze. Nama lain dari Muwahhidun adalah Almohads. Lihat
Cyril Glasse, Ibid., hlm. 294.
19
Dinasti Idrisiyah menguasai daerah Afrika Utara, khususnya Maroko pada tahun 789
hingga 926 M. penguasa pertama dinasti ini adalah Idris, cicit putra khalifah Ali bin Abi Thalib,
Al-Hasan. Dinasti Idrisyah beraliran Syiah yang memiliki hubungan dengan imam-imam Syiah
diatasnya. C.E Bosworth, Dinasti-Dinasti, hlm. 42.
20
Dr Ali Mufrodi, Islam di Kawasan Kebudayaan Arab, (Jakarta: Logos, 1997), hlm. 112113.
21
Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban, hlm. 104-105.
Chapter Book of Mozaik Sejarah Islam, Published by Nusantara Press Yogyakarta, 2011, p. 169-195
Chapter Book of Mozaik Sejarah Islam, Published by Nusantara Press Yogyakarta, 2011, p. 169-195
Chapter Book of Mozaik Sejarah Islam, Published by Nusantara Press Yogyakarta, 2011, p. 169-195
1130
1163
1184
1199
1214
1224
1227
1229
1232
1242
1248
1266-1269
Chapter Book of Mozaik Sejarah Islam, Published by Nusantara Press Yogyakarta, 2011, p. 169-195
1. Dinasti Murabithun
Masa kejayaan Dinasti Murabithun berlangsung hanya pada dua
kepemimpinan, yakni Yusuf bin Tasyfin dan Ali bin Yusuf. Keduanya
merupakan pemimpin dinasti Murabithun yang cukup lama, Yusuf bin Tasyfin
berkuasa pada tahun 1061-1107 M atau selama 46 tahun. Sementara Ali bin
Yusuf, putra Yusuf bin Tasyfin juga berkuasa cukup lama yakni antara tahun
1107-1143 M atau sekitar 36 tahun. Yusuf Bin Tasyfin tergolong pemimpin yang
konsisten dalam perjuangan politiknya, kebijakan-kebijakannya banyak diterima
oleh masyarakat dinasti Murabithun saat itu. Yusuf bin Tasyfin merupakan satusatunya pemimpin Dinasti Murabithun yang mampu menguasai sebagian besar
daratan Afika Utara bagian barat. Tetapi pada yang sama, di Spanyol juga sedang
terjadi reconguista28 Kristen.
Yusuf bin Tasyfin pernah diminta oleh Al-Mutamid Ibnu Abbad, raja
Sevilla saat itu untuk membantunya menghadapi serangan Alfonso VI yang telah
menguasai Toledo dan hendak merebut kembali wilayah kekuasaan yang ada
ditangan umat Islam di Spanyol.29 Tahun 1086, Yusuf bin Tasyfin berangkat ke
Spanyol untuk memerangi Alfonso VI, setelah ia berunding dengan para ulama
dan pembesar dinasti Murabithun. Ia berangkat bersama pasukannya menelu-suri
Spanyol bagian selatan dan bertempur dengan Alfonso VI di Zallaga. Dalam
pertempuran tersebut Yusuf bin Tasyfin memenanginya dan Alfonso VI tewas.
Namun demikian, Yusuf bin Tasyfin tetap belum mampu menguasai Badajoz dan
Toledo karean masih dikuasai oleh orang-orang Kristen.
Hal terpenting dalam catatan kemenangan perang ini adalah titik awal
penaklukan Spanyol oleh Dinasti Murabithun pada masa kekuasaan Yusuf bin
Tasyfin. Meskipun Spanyol masih dalam kekuasaan Daulah Abassiyah, Yusuf bin
Tasyfin berani memakai gelar amirul mukminin. Yusuf bin Tasfyin kembali ke
Afrika Utara dan menempatkan tidak kurang dari 300 tentaranya untuk
mengawasi dan menjaga kawasan tersebut.
Tetapi 300 tentara yang ditinggalkan oleh Yusuf, pada akhirnya tidak dapat
berkutik saat tentara-tentara Kristen menyerbunya. Kekuatan Kristen ternyata
masih berjumlah sangat besar, mulai dari Valensia sampai Lorca dan Murcia serta
Aledo. Al-Mutamid kembali mengundang Yusuf bin Tasyfin kembali ke Spanyol
untuk membantu menahan serangkan kelompok Kristen. Yusuf bin Tasyfin
kembali ke Spanyol pada tahun 1090 M dan berhasil menaklukkan tentara
28
Reconguista adalah penaklukkan kembali. Spanyol dan Portugal pada abad pertengahan
dilakukan serangkaian kampanye oleh Negara-negara Kristen untuk mendapatkan kembali
wilayah-wilayah mereka dari kaum muslimin yang telah mendudukinya hampir di semua jazirah
pada awal abad VIII M. lihat, Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban, hal. 97. baca juga Ira M
Lapidus, Sejarah Sosial, hlm. 590-591.
29
Ibid.
Chapter Book of Mozaik Sejarah Islam, Published by Nusantara Press Yogyakarta, 2011, p. 169-195
Chapter Book of Mozaik Sejarah Islam, Published by Nusantara Press Yogyakarta, 2011, p. 169-195
Peta 2:
Wilayah kekuasaan Al-Muwahhidun di Andalusia (sekarang Spanyol) pada masa
kejayaan Al-Manshur33
E. Sejaran Pemikiran dan Peradaban Dua Dinasti
Dua dinasti yang berkuasa di Afrika Utara dan Spanyol pada abad sembilan
hingga sebelas ini memiliki karakteristik yang berberda. Dinasti Murabithun lebih
cenderung pada pengembangan model kepemerintahan. Namun demikian bukan
berarti tidak ada perkembangan peradaban lain yang menarik untuk disimak.
Di bawah kepemimpinan Yusuf bin Tasyfin selain perluasan wilayah,
perkembangan di bidang ekonomi, budaya, dan sastra mengalami kemajuan yang
laur biasa. Perekonomian berkembang pesat searah dengan perkembangan
kesusastraan di Maroko. Kota Marakesy menjadi kota yang sangat menarik bagi
kaum sastrawan dan pujangga. Demikian halnya para pedangan dari berbagai
penjuru banyak berdatangan di Marakesy.
Kegemilangan perekonomian dan sastra berlanjut hingga Spanyol, berapa
arsitektur bangunan di Spanyol berdiri kokoh hingga kini. Bangsa Barbar
tergolong bangsa yang memiliki kemampuan alamiah membangun peradaban
tinggi.34 Di ibu kota Marakesy dibangun masjid agung yang menjadi kebanggaan
bangsa Maroko pada masa Murabithun.
Di bidang ilmu pengetahuan muncullah Imam Al-Ghazali35 seorang ulama
besar dengan berbagai karya di bidang fiqh hingga tasawuf. Beberapa karya Al32
Lihat Ira M Lapidus, Sejarah Sosial, pada Bab 16, hlm. 562-581.
Al-Andalus diambil dari http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Al_Andalus-c.1000-id.gif.
Diakses pada 26 Oktober 2009.
34
Lihat Thohir Ajid, Perkembangan Peradaban.., hlm. 100-101.
35
Al-Ghazali termasuk pemikir besar yang berangkat dari pemikiran filsafat sebelum
kemudian banyak menulis kitab Fiqh dan Tasawuf. Pemikiran filsafat Al-Ghazali banyak
dipengaruhi oleh pemikiran filsafat Barat, yakni Yunani. Hal ini dapaty dimaklumi karena
pemikiran keilmuan di Andalusia ketika itu telah bersentuhan dengan filsafat Yunani. Al-Ghazali
sendiri sebenarnya ilmuan yang lahir di Khurasan, Iran pada tahun 450 H. Ia dijuluki Hujjatul
33
Chapter Book of Mozaik Sejarah Islam, Published by Nusantara Press Yogyakarta, 2011, p. 169-195
Ghazali bahkan hingga kini manjdi rujukan utama para ulama modern hingga di
Indonesia. Pemikiran filsafat pada masa Murabithun juga berkembang cukup
pesat. Al-Ghazali sebelum menjadi seorang fuqaha, juga di kenal sebagai seorang
filosof. Dua karya Al-Ghazali yang terkenal adalah Tahafut al-Falasifah dan
Munqidz min al-Adhlalal, atau kitab Fash al-Maqal yang membahas tentang
kesesuaian akal dan wahyu atau filsafat dan agama.
Dalam bidang Fiqh dan Kalam,di antara karya-karya Al-Ghazali adalah AlWajiz, Al-Wasith, Al-Basith, dan AlMusthafa, keempat tersebut dalam bidang Fiqh
dan Ushul Fiqh. Dalam bidang kalam terdapat Al-Iqtisad fi al-Itidal, dalam
bidang mantiq (logika) Miyarul Ilm. Dalam masa akhir hidupnya Al-Ghazali
masih sempat menulis beberapa karya yang cenderung sufistik, di antaranya Ihya
Ulumuddin, Kimiya al-Saadah, misykat al-Anwar, dan Al-Munqidz min alDhalal.36
Sementara kemajuan Dinasti Muwahhidun meliputi berbagai bidang di
antaranya adalah:
1. Bidang politik
Dinasti Muwahhidun tidak hanya menguasai Maroko namun juga mampu
menguasai wilayah kepualauan Atlantik sampai ke daerah teluk Gebes di Mesir
dan Andalusia (Spanyol). Kekuasaan Muwahhidun di Spanyol bahkan boleh jadi
cukup sukses. Pada masa dinasti Muwahhidun model kepemerintahan dan tata
hukum berjalan cukup baik. Persinggungan dengan peradaban Eropa membuat
sistem pemeritahan, hukum, dan berbagai kemajuan politik menjadi cukup berarti.
Dinasti Muwahhidun cukup di segani oleh masyarakat Eropa yang sebagian besar
Kristen.
2. Bidang ekonomi
Kesuksesan di bidang politik juga diikuti kesuksesan dalam bidang
ekonomi. Dinasti Muwahhidun berhasil menjalin hubungan perdagangan dengan
beberapa daerah di Itali, seperti perjanjian dengan Pisa pada tahun 1154 M,
Marseie, Voince, dan Sycilia pada tahun 1157 M yang berisi ketentuan tentang
perdagangan, izin mendirikan gedung, kantor, loji dan bentuk-bentuk pungutan
pajak.
3. Bidang Arsitektur
Karya-karya dalam bentuk monument juga banyak dihasilkan, seperti
Granada, menara pada masjid jami Sevilla, Bab Aguwnaou dan Al-Kutubiyah,
menara yang sangat megah di Marakiyah serta Hasan di Rabbath.
Islam dan banyak melalang buana dan pemikirannya banyak mempengaruhi dunia Islam saat itu.
Lihat Pradana Boy ZTF, Filsafat Islam; Sejarah, Aliran dan Tokoh, (Malang: UMM Press, 2003),
hlm. 166-173.
36
Ibid, hlm. 168.
Chapter Book of Mozaik Sejarah Islam, Published by Nusantara Press Yogyakarta, 2011, p. 169-195
Chapter Book of Mozaik Sejarah Islam, Published by Nusantara Press Yogyakarta, 2011, p. 169-195
42
Ibid.
Ibid, hlm. 576.
44
Ibid.
43
Chapter Book of Mozaik Sejarah Islam, Published by Nusantara Press Yogyakarta, 2011, p. 169-195
pemerintahan Ibrahim pada tahun 1144 dan 1145 M hingga akhirnya Dinasti
Murabithun berakhir pada tahun 1147 M.45
Sementara keruntuhan Dinasti Muwahhidun saat dinasti ini dipegang oleh
Muhammad Al-Nashir. Al-Nashir tidak memiliki pandangan dan wawasan politik
sebagaimana pendahulunya. Kelompok Kristen yang memamahi kelemahan
tersebut mulai menyusun kekuatan untuk menggulingkan kekuasaan
Muwahhidun. Alfonso VIII yang semakin aktif mengadakan penetrasi ke daerahdaerah kekuasaan Muslim khususnya di kawasan Andalusia mulai menggoyang
kekuatan Muwahhidun.
Pada tahun 1212 M kelompok Kristen yang merupakan gabungan dari Leon,
Castile, Navarre, dan Aragea melakukan kontak senjata dengan tentara
Muwahhidun. Kelompok Muwahhidun terpukul, dan memaksa Nashir
meninggalkan Spanyol. Spanyol ditinggalkan dan diserahkan putranya ynag baru
berusia 15 tahun, yakni Abu Yakub Yusuf II al-Muntashir.
Dinasti Muwahhidun semakin suram hingga tahun 1221 M Al-Muntashir
meninggal. Sepeninggal Al-Muntashir terjadi perebutan kekuasaan pada
kekhalifahan karena Al-Muntashir tidak memiliki putra. Perebutan ini
menimbulkan perpecahan dikalangan pembesar, hingga memunculkan daulahdaulah baru. Seperti Bani Nafs (1228 M) di Tunisia, Daulah Bani Ziyan (1235 M)
di Tlesman. Di Spanyol juga terbelah-belah, Abu Yakub di Sevilla, Tripoli
menjadi kekuasaan Bani Ayubiyyah pimpinan Shalahuddin Al-Ayyubi.
Perpecahan ini dimanfaatkan oleh kelompok Kristen untuk mengakhiri
kekuasaan Muwahhidun di Spanyol khususnya. Tahun 1269 M Dinasti
Muwahhidun di Maroko benar-benar habis dan keluar dari pentas sejarah.
G. Penutup
Berdasarkan penelitian sederhana ini, penulis dapat memberikan catatan
kesimpulan, sebagai berikut:
Dinasti Murabithun dan Muwahhidun memiliki catatan penting dalam
peradaban Islam di Afrika Utara, khusunya Maroko, Aljazair, Tunisia, dan
sekitarnya. Keunikan dari dua dinasti tersebut muncul bersadarkan gerakan
keagamaan dan menjelma menjadi gerakan politik yang cukup tangguh.
Dinasti Murabithun dibentuk oleh Abdullah Ibn Yasin yang beraliran
sufistik. Sementara dinasti Muwahhidun dibentuk oleh Muhammad Ibn Tumart.
Kedua dinasti tersebut hidup pada masa yang berbeda, Murabithun muncul
lebih awal dan disusul kemudian oleh kelompok Muwahhidun yang akhirnya
menjadi Dinasti Muwahhidun. Kedua Dinasti pernah memiliki masa kejayaannya
dengan berbagai perkembangan ekonomi, sosial, pilitik, arsitektur, dan sastra.
45
Chapter Book of Mozaik Sejarah Islam, Published by Nusantara Press Yogyakarta, 2011, p. 169-195
Dinasti Murabithun mengalami kejayaan pada masa Yusuf bin Tasyfin dan
Ali bin Yusuf. Keduanya merupakan pemimpin dinasti Murabithun yang cukup
lama, Yusuf bin Tasyfin berkuasa pada tahun 1061-1107 M atau selama 46 tahun.
Sementara Ali bin Yusuf, putra Yusuf bin Tasyfin juga berkuasa cukup lama
yakni antara tahun 1107-1143 M atau sekitar 36 tahun. Sementara kejayaan
Dinasti Muwahhidun cukup merata, artinya tidak banyak yang menonjol dari dari
masing-masing penguasa pada dinasti tersebut. Ibn Tumart lah yang mewarnai
dalam sejarah dinasti tersebut.
Berbagai kemajuan peradaban juga terjadi pada dua dinasti tersebut.
Peradaban politik, ekonomi, sosial, arsitektur, ilmu pengetahuan dan sastra cukup
mewarnai pada dua dinasti baik, Murabthun atau Muwahhidun. Dari dua
peradaban tersebut lahirlah pula tokoh-tokoh dunia baik dibidang agama; Filsafat,
Fiqh, dan Falaq, di bidang kesehatan seperti; kedokteran, dll.
Perebutan kekuasaan dan ketiakpedualian pemerintahan terhadap
masyarakatnya membuat dua dinasti tersebut diancam kehancuran. Murabithun
takluk karena terjadinya kejumudan berfikir kalangan ulama, sementara ulama
juga memanfaatkan situasi tersebut untuk memperkaya diri. Sementara Dinasti
Muwahhidun, hancur sebagai akibat ketidakcakapan pimpinan mereka dan saling
berebut kekuasaan di antara pembesar-pembesarnya. Dinasti ini kemudian pecahpecah dalam daulah kecil-kecil menduduki beberapa kawasan.
Chapter Book of Mozaik Sejarah Islam, Published by Nusantara Press Yogyakarta, 2011, p. 169-195