Anda di halaman 1dari 13

MASUKNYA ISLAM DI AFRIKA UTARA DAN DINASTI FATIMIYAH

Kelompok 5 :

1. Novia Aisah Asriati (1189210063)


2. Novin Meisha Syahidan (1189210064)
3. Peti Rahmajayanti (1189210069)
4. Sipa Nur Fadilah (1189210090)
Akuntansi Syariah B

Abstrak

Afrika utara merupakan wilayah strategis yang menjadi jalan menuju benua Eropa dari
benua Asia. Oleh karena itu, Islam yang telah berkembang pesat di semenanjung
Arabiah dan sekaligus sebagai kekuatan politik, menganggap penting penguasaan
wilayah Afrika Utara sebagai jembatan menuju eropa. Sebagai kekuatan politik yang
sangat kuat Islam memasuki daratan Afrika Utara dimulai sejak pemerintahan khalifah
Umar bin Khattab menguasai mesir, kemudian di lanjutkan pada pemerintahan Utsman
bin Affan tepatnya pada 35 H mencapai beberapa kawasan Tunisia. Selajutnya,
pemantapan penguasaan islam di Afrika Utara dilanjutkan oleh dinasti bani Umayyah.
Setelah penduduk asli Afrika Utara memohon kepada orang-orang Arab untuk
membebaskan mereka dari kekuasaan semena-mena Ajzaitun pada masa pemeritahan
Umayyah.. Selanjutnya setelah daulah Umayyah dan daulah Abbasiyah mengalami
kemunduran, maka wilayah Afrika Utara dikuasai oleh dinasti Fatimiyah, dinasti
Murabhitun, dan dinasti Muwahidun. Setelah runtuhnya dinasti Murabhitun dan dinasti
Muwahidun berdirilah dinasti Fathimiyah. Mengingat pentingnya wilayah Afrika Utara
ini bagi perkembangan peradaban islam, maka dalam jurnal ilmiah ini akan membahas
mengenai masuknya islam di Afrika Utara, berdirinya dinasti Fatimiyah, kemajuan
dinasti Fatimiyah, dan keruntuhan dinasti Fatimiyah.

Kata Kunci : Islam, Afrika Utara, Dinasti Fatimiyah

Pendahuluan

Afrika Utara adalah daerah dibenua Afrika di mana budaya dan penduduknya
berbeda dengan daerah Afrika lainnya. Penduduk Afrika Utara sebagian besar ras kulit
putih dan merupakan penutur Bahasa Afro-Asia mereka sebagian besar juga beragama

1
Islam. Dikawasan afrika utara di huni suku bangsa Barbar, akan tetapi para ahli masih
memperdebatkan bagaimana mengelompokkan bangsa arab dan bangsa Barbar di
Afrika Utara.

Islam yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW lahir di Mekah, perkembangan
islam pada masa nabi terbagi menjadi dua periode. Pertama, pada periode mekkah ciri
pokok dari periode mekah adalah pembinaan dan pendidikan tauhid. kedua, periode
Madinah ciri pokok dari periode ini adalah pendidikan sosial dan poilitik. Setelah
Rasulullah Saw wafat, kepemimpinan umat islam di gantikan oleh Khulafaur Rasyidin
yaitu di mulai dari Abu Bakar, Umar bin Khattab, Usman bin Affan dan Ali bin Abi
Thalib. Islam masuk ke Afrika Utara terjadi pada masas pemerintahan Umar bin
Khattab. Umar bin Khattab melanjutkan ekspansi pengembangan wilayah di antaranya
ke ibu kota Syria, Damaskus jatuh pada tahun 635 M dan setahun kemudian setelah
tentara bizantium kalah dalam perang Yarmuk, seluruh daerah Syria jatuh di bawah
kekuasaan islam. Ekspansi di teruskan ke mesir dibawah pimpinan Amr bin Ash.
Iskandaria, ibukota Mesir di taklukkan pada tahun 641M. Pada masa pemerintahan
Utsman bin Affan ia melanjutkan para penduhulunya terutama dalam perluasan wilayah
kekuasaan islam. Daerah strategis yang sudah di kuasai islam pada masa Umar bin
Khattab seperti Mesir dan Irak terus dilindungi dan di kembangkan dengan melakukan
serangkaian ekspedisi militer. Di Mesir pasukan muslim di instruksikan untuk
memasuki Afrika Utara.

Setelah perkembangan islam pada masa Khulafaur Rasyidin kemudian


dilanjutkan oleh dinasti Umayyah. Pada waktu dinasti Umayyah berkuasa, daerah islam
membentang ke berbagai negara yang berada di benua Asia dan Eropa. Dinasti
Umayyah juga terus memperluas kekuasaannya ke daerah Afrika Utara pada masa
Khalifah Walid bin Abdul Malik dengan di bawah pasukan Amir Maghribi (Musa) pada
tahun 711M berhasil menaklukkan kota lama Kartago, untuk selanjutnya memasuki
daerah suku Barbar. Berbeda dengan kebijakan sebelumnya pada masa Abbasiyah lebih
berkonsentrasi pada perkembangan peradaban serta kebudayaan islam terutama sejak
Khalifah Al Mahdi (775-785) sampai kepemimpinan Khalifah Al Wafiqh (824-847M)
dimana ada 7 Khalifah, di antaranya Khalifah Harun Al Rasyid (786-809M) dan
putranya Al Makmum (813-833M). Akibat kebijakan tersebut wilayah-wilayah di
pinggiran mulai terlepas dari kekuasaan mereka sehingga menimbulkan kekuasaan

2
politik Abbasiyah melemah dan memunculkan dinasti-dinasti baru di wilayah Afrika
Utara yaitu dinasti Murabitun, dinasti Muwahidun, dan dinasti Fatimiyah.

Masuknya Islam di Afrika Utara

Di Afrika Utara, mulai dari Maroko hingga ke Mesir pada mulanya masuk ke
wilayah Abbasiyah setelah jatuhnya kekuasaan Bani Umayah. Tetapi kemudian berdiri
dinasti-dinasti kecil dan besar yang memerdekakan diri dari Baghdad, dan ada yang
menjadi wilayah otonom yang masih mengakui pusat dan memberi upeti tahunan
kepada pusat pemerintahan karena lemahnya para khalifah Abbasiyah.1

A. Dinasti Murabhitun

Dinasti al Murabithun berasal dari kata ribath (semacam padepokan atau


pesantren).2 Nama murabithun juga berasal dari bahasa Arab r,b,t melambangakan
(reffering to) Teknik peperangan jarak dekat dengan formasi infantri didepan,
penunggang kuda dan unta di barisan belakang, tidak satu deret seperti biasanya
pasukan barbar yang lain. Ciri legitimasi regim murabithun adalah puritan. 3 Dinasti ini
berawal dari Yahya ibn Ibrahim, pemimpin suku Sanhaja yang melaksanakan ibadah
haji pada tahun 1035-1036. Sebelum pulang, ia berguru kepada abu Imran al Fasi di
Qairawan kemudian ia meminta kepada gurunya agar mengirim muridnya yang paling
pintar untuk menyertainya dalam menyebarkan islam pada sukunya. Akan tetapi, tidak
seorang pun murid abu Imran al Fasi yang berminat karena faktor alam yang tandus dan
jauh dari pusat kota. Akhirnya, Yahya ibn Ibrahim diperintahkan untuk belajar kepada
Wajjaj ibn Zalwi al Lamti di Malkus (wilayah Magrawa Sijil Masah). Wajjaj kemudian
menunjuk muridnya, abd Allah ibn Yasin untuk menyertai Yahya ibn Ibrahim dalam
usaha menyebarkan islam pada penduduk yang dipimpin oleh Yahya ibn Ibrahim.

Yahya ibn Ibrahim dan abd Allah bin Yasin menyebarkan islam kepada berbagai
suku di Afrika. Setelah Yahya ibn Ibrahim wafat, abd Allah bin Yasin dibantu oleh
Yahya ibn Umar (pemimpin suku Lemtuna) dan Abu Bakar ibn Umar (saudara Yahya
ibn Umar). Pengikut mereka semakin banyak termasuk yang berasal dari kalangan
militer (prajurit); para pengikutnya kemudian dikirim lagi ke berbagai wilayah untuk

1
Ali Mufrodi, Islam Di Kawasan Kebudayaan Arab, Jakarta: Perpustakaan Nasional (Katalog
Dalam Terbitan),1997, h.109
2
Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik, Jakarta: Prenada Media, 2003, h.131
3
Ibid, h.136

3
menyebarkan islam. Oleh karena itu, mereka melakukan gerakan ganda: gerakan
kultural penyebaran islam ke berbagai wilayah yang secara spiritual dipimpin oleh abd
Allah bin Yasin dan gerakan struktural perluasan wilayah yang dikoordinir oleh Abu
Bakar ibn Umar. Kekuasan Abu Bakar bin Umar dianggap sebagai awal dinasti
Murabithun

Abu bakar ibn umar (pemimpin militer) bekerjasama dengan Yusuf ibn Tasyfin
(ulama) untuk melakukan dakwah dan perluasan wilayah. Pada tahun 462 H (1070 M)
ia berhasil menaklukan Maroko. Selanjutnya ia menguasai Fas (Fez) , Tangier dan Al
Jazair (1082 M) setelah Abu Bakar meninggal di Saudan Yusuf ibn Tasyfin memimpin
Murabhitun. Di Baghdad khalifah yang sedang berkuasa adalah Al Mu’tamid (869 –
870 M). Pada tahun 500 H (1105 M ) , Yusuf ibn Tasyfin wafat dan digantikan oleh
putranya, Ali ibn Yusuf. Ia mewarisi wilayah yang sangat luas yang meliputi wilayah
Maghrib , Afrika, dan Spanyol. Atas bantuan tantara yang dipimpin Ibn Abu Bakar, Ali
ibn Yusuf berhasil menundukan wilayah Libson , Badajos, Oporto, Evora, dan Santarem
di Eropa.4

Penguasa-penguasa Afrika Utara ini menjadi pendukung para penulis, filosof, para
penyair dan arsitektur bangsa Spanyol. Masjid agung Themsen dibangun tahun 1936,
memperbaiki masjid Qairawan menurut desain andalus. Membangun kota Marakesy
menjadi ibukota kerajaan dan pusat keagamaan. Daulah Murabithun yang pertama
membuat dinar memakai huruf arab dengan tulisan amir al mukminin dibagian depan
mencontoh uang Abbasiyah dan bertuliskan kalimat iman dibagian belakang.
Pembuatan uang ini dicontoh oleh Alfonso (1158-1214 M) dengan kalimat amir al
qatuliqun dibagian depan dan imam Al Bi’ah Al Masihiyah pada bagian belakang. 5

B. Dinasti Muwahiddun

Muwahiddun berasal dari akar kata Al Wahid (esa). Dalam sejarah, Muwahiddun
adalah sebuah dinasti yang diawali oleh komunitas islam yang hendak mengesakan
Allah, menentang faham antropomorfism atau mujassimat, serta menyeru kepada
kebaikan dan mencegah munkar (al amr bi al-m’aruf wa al-nahy ‘an al-munkar).

4
Jaih Mubarok, Sejarah Peradaban Islam, Bandung: Anggota IKAPI,2004, h.156-158
5
Op.Cit. h.137

4
Pendirinya adalah Muhammad ibn Tumart yang berasal dari suku masmudah di
pedalaman Afrika Utara (Maghrib), belajar di madrasah Nizhamiyah (baghdad) dibawah
asuhan al Ghazali. Dari Baghdad, ia menuju Mekkah untuk melakukan ibadah haji
disana, ia belajar tasawuf kepada beberapa syekh, sehingga ia sendiri menjadi seorang
sufi. Ditengah perjalanan menuju daerah asalnya, ibn Tumart bertemu dengan Abdul al
Mukmin ibn Ali al Khawfi yang kemudian diajaknya bergabung untuk memurnikan
ajaran islam.

Menurut ibn Tumart paham Antropomorfism atau Mujassimat yang dianut oleh
Murabhitun adalah identik dengan syirik. Disamping itu, ia pun beranggapan bahwa
menegakkan kebenaran dan menolak kemungkaran harus dilakukan dengan kekerasan.
Gerakan dakwah yang dilakukan oleh ibn Tumart berubah menjadi gerakan politik
karena : pertama, ia sudah mendapat sambutan dan dukungan daripada pengikutnya :
dan kedua, Murabhitun dipandang telah syirik (paling tidak dalam pandangan ibn
Tumart, menjatuhkan Murabhitun tidak hanya merupakan tindakan politik tetapi juga
tindakan agama). Akhirnya, ia mendirikan dinasti Muwahiddun pada tahun 515 H (1121
M) dan dinobatkan oleh pengikutnya dengan gelar Al Mahdi. Setelah itu, ia segera
menyusun perangkat organisasi kenegaraan dilihat pada gambar berikut. 6

No Dewan Keterangan
1 Dewan 10 ( al Asyrat) Dewan Menteri
2 Ahl al Khamsin (al jama’at) Senat atau majelis pemuka suku-suku
3 Ahl al sab’in Dewan rakyat
4 Al halabat Dewan ahli yang terdiri atas ulama senior
5 alhuffazh Dewan ahli yang terdiri atas ulama junior
6 Ahl aldar Keluarga istana
7 Ahl al tainmal Pasukan inti yang mewakili suku-suku
8 Al girath Rakyat biasa

Kejayaan Muwahiddun berada ditangan Abu Ya’kub Yusuf ibn Abdu Al


Mukmin. Langkah-langkah yang dilakukan adalah memperluas wilayah dengan
menaklukan kota Toledo (565 H – 1169 M) , dan Syantarin – Andalusia (580 H/ 1984
M). Kemajuan-kemajuan yang dicapai adalah : pertama, kemajuan bidang militer
6
Op.Cit. h. 158-161

5
ditandai dengan kemampuan kerjasama Muwahiddun dengan tantara Salahudin Al
Ayyubi di Mesir untuk mengusir tentara salib; dan kedua Ilmu pengetahuan. Kemajuan
ilmu pengetahuan ditandai dengan munculnya ulama :

 Ibn Rusyd ( ahli filsafat)


 Ibn Tufail (ahli filsafat)
 Ibn Malik (ahli ilmu nahw)
 Hafidzh abu Bakar Al Jadd (ahli fikih)
 Abi Bakar ibn Zhuhr ( ahli ilmu kesehatan)

Pada tahun 595 H ‘/ 1198 M , Abu Ya’kub Yusuf al Manshur meninggal dunia
karena luka berat setelah perang melawan tantara Kristen di Lisabon dan digantikan
oleh putranya Muhammad ibn Ya’kub al Nasir (ketika berumur 17 tahun). Karena
khalifah lemah, pemerintahan dijalankan oleh para menterinya. Akan tetapi, terjadi
persaingan diantara para Menteri dan pemberontakan terjadi di wilayah-wilayah
taklukan. Kota-kota di Spanyol kembali dikuasai oleh tantara Kristen; dan pada tahun
667 H / 1269 M , bani Marin berhasil menguasai Marakesh, ibukota Muwahiddun,
berakhirlah dinasti Muwahiddun.

Berdirinya Dinasti Fatimiyah

Dinasti ini dinisabkan kepada Fatimah al Zahra (putri Rasulullah saw. Dan istri Ali
ibn Abi Tholib ra). Pendiri dinasti Fatimah (Ubaid Allah al Mahdi) mengaku sebagai
keturunan ali ra. Dan Fatimah ra. Melalui garis ismail, putra Jafar al Siddiq.

Ubaid Allah al Mahdi berpindah dari Suriah ke Afrika Utara karena propaganda
Syi’ah didaerah ini mendapat sambutan baik, terutama dari suku barbar Ketama.
Dengan dukungan suku Barbar Ketama, Ubaid Allah al Mahdi menumbangkan
gubernur Aglabiyah di Afrika, Rustamiyah Kharaj di Taharat dan Idrisyah Rez
dijadikan sebagai bawahan.

Setelah wafat pada tahun 934 M, al Mahdi digantikan oleh putranya, Abu al Qasim
dengan gelar al Qaim (323-335H/934-949M) al Qaim berhasil menguasai Genoa dan
Calabria ; dan beliau wafat pada tahun 949 M, al Qaim wafat ketika berusaha
menaklukan Mesir yang dipimpin oleh Abu Yazid Makad (Khawarij); dan beliau
digantikan oleh putranya, Al Mansur (335-341H). Al Mansur berhasil mengalahkan
pasukan Abu Yazid Makad di Mesir. Setelah meninggal, al Mansur diganti oleh Abu

6
Tamim Ma’ad (341-352H/956-975M) dengan gelar al Mu’yiz. Al Mu’yiz berhasil
menaklukan Maroko, Sisilia, Mesir hingga Fushat (kairo lama) yang dikuasai Ikhsidi
(tahun 969M), Palestina Suriah, dan Hijaz. Setelah meninggal, al Mu’yiz diganti oleh
putranya al Aziz (365H/975M) pada masa al Aziz, Fatimiyah mengalami puncak
kemajuan. 7

Gerakan yang membangkitkan negara baru ini merupakan gerakan bawah tanah
yang tidak bisa ditelusuri secara jelas. Gerakan ini merupakan cabang dari Syi’ah
Ismailiyah, yang mengakui enam imam pertama Syi’ah Imamiyah namun berselisih
mengenai imam yang ketujuh. Bagi kaum imamiyah, Musa al-Kazim putra Za’far al-
Sidiq adalah imam yang ketujuh. Sedangkan kaum Ismailiyah mengakui ismail putra
Za’far. Karena Ismail wafat lebih dulu daripada bapaknya maka yang dinobatkan adalah
Musa al-Kazim. Sementara menurut pengikut Ismail, hak atas Ismail sebagai imam
tidak dapat dipindahkan kepada yang lain walau sudah meninggal.

Sejak pemimpin ketujuh mereka, Ismail meninggal tahun 260 H / 873-874 M


aktivitas aliran Ismailiyah dimulai. Karena khalifah-khalifah Abbasiyah mengadakan
penyelidikan, golongan yang setia kepada Ismail ibn Za’far harus meninggalkan
Salamiyah, kota kecil di wilayah Hamah daerah Syria menuju ke Afrika Utara. Seorang
penganjur gerakan ini muncul pada akhir abad ke IX diantara suku Barbar Kutama di
Tunisia sekitar tahun 893. Abu Abdullah mengundang Ubaidillah yang diakui sebagai
pemimpin gerakan datang ke Afrika Utara bergabung dengan mereka dan
menempatkannya di bekas ibukota Aghlabi. Ia diakui sebagai imam Al-Mahdi pada
bulan Januari 910 M dan menjabat sebagai Amir al-Mu’minin.

Kedua gelar inilah yang membedakan antara kaum Fathimiyah dan dinasti lokal
lainnya. Golongan Fathimiyah tidak hanya menolak kekuasaan Abbasiyah tetapi
menyatakan bahwa merekalah yang sebenarnya paling berhak memerintah seluruh
kerajaan islam. Lagipula mereka mempunyai pendukung-pendukung di Suriah, Yaman,
dan bagian-bagian wilayah Abbasiyah lainnya, disamping golongan yang mempunyai
pandangan yang sama dengan mereka.

Khalifah-khalifah daulah Fathimiyah secara keseluruhan ada 14 orang, tetapi


yang berperan adalah :

7
Loc.Cit. h.160-161

7
1. Ubaidillah Al-Mahdi
2. Qo’im (322H/934M)
3. Mansur (334H/945M)
4. Mu’izz (341H/952M)
5. Aziz (364H/973M)
6. Hakim (386H/996M)
7. Zahir (411H/1020M)
8. Mustansir (427H/1035M)

Pekerjaan Fathimiyah yang pertama adalah mengambil kepercayaan ummat


Islam bahwa mereka adalah keturunan Fathimah putri Rasul dan istri dari Ali ibn
Abi Thalib. Tugas yang selanjutnya diperankan oleh Muizz yang mempunyai
seorang Jenderal bernama Jauhar Sicily yang dikirim untuk menguasai Mesir
sebagai pusat Dunia Islam zaman itu. Berkat perjuangan Jenderal Jauhar, Mesir
dapat direbut dalam masa yang pendek. Tugas utamanya adalah :

a. Mendirikan ibukota baru yaitu Kairo


b. Membina suatu universitas Islam yaitu Al-Azhar
c. Menyebarluaskan ideologi fathimiyah yaitu syi’ah, ke Palestina, Syria, dan Hijaz

Tiga tahun kemudian Muizz meninggal digantikan oleh Aziz. Sesudah itu
digantikan oleh Hakim yang melanjutkan pembanguan daulah-daulah Fathimiyah.
Hakim memerintah selama dua puluh lima tahun. Jasa nya yang besar adalah
mendirikan Darul Hikmah. Yang berfungsi sebagai akademi yang sejajar dengan
lembaga di Cordofa dan Baghdad. Dilengkapi dengan perpustakaan yang bernama
Daral-Ulum yang diisi dengan bermacam-macam buku tentang bermacam-macam ilmu.
Lahir sarjana-sarjana dalam bermacam-macam ilmu, diantaranya yang terkenal adalah
Ibnu Haitsam yang di barat disebut denga Al Hazen. Bukunya kitab Al-Manazhir
mengenai Ilmu cahaya di terjemahkan kedalam bahasa latin di masa Gerard of Cremona
dan disiarkan tahun 1572.

Kemajuan Pemerintahan Fatimiyah

Pengelolaan negara yang dilakukan dinasti Fathimiyah dengan mengangkat para


menteri. Dinasti Fathimiyah membagi kementrian menjadi dua kelompok : pertama,
kelompok militer yang terdiri atas tiga jabatan pokok : 1. Pejabat tinggi militer dan

8
pengawal khalifah 2. Petugas keamanan dan 3. Resiman-resiman dan kedua kelompok
civil yang terdiri atas : (1) Qadhi (hakim dan direktur percetakan uang) (2) Ketua
dakwah yang memimpin dar Al-Hikam atau (pengkajian) (3) Inspektur pasar
(pengawasan pasar, jalan, timbangan dan takaran) (4) Bendaharawan negara
(menangani Bayt al-Mal) (5) Kepala urusan rumah tangga raja (6) Petugas pembaca al-
quran (7) Sekretaris berbagai departemen. Selain pejabat pusat, disetiap daerah terdapat
pejabat setingkat gubernur yang diangkat oleh khalifah-khalifah untuk mengelola
daerahnya masing-masing. Administrasi pemerintahan dikelola oleh pejabat setempat.

Ketika al-Mu’iz berhasil menguasai Mesir, di tempat ini berkembang empat


madzhab fikih : Maliki, Hanafi, Syafi’i, dan Hambali. Sedangkan al-Mu’iz menganut
faham Syi’ah. Oleh karena itu, al-Mu’iz mengayomi dua kenyataan ini dengan
mengangkat hakim dari kalangan Sunni dan hakim dari kalangan Syi’ah. Akan tetapi,
jabatan-jabatan penting diserahkan kepada ulama Syi’ah; dan Sunni hanya menduduki
jabatan-jabatan yang rendahan. Pada tahun 379 M, semua jabatan diberbagai bidang
politik, agama, dan militer-dipegang oleh Syi’ah. Oleh karena itu, sebagian pejabat
Fathimiyah yang Sunni beralih ke Syi’ah supaya jabatannya meningkat.Di sisi lain, al-
Mu’iz membangun toleransi beragama sehingga pemeluk agama lain, seperti Kristen,
diperlakukan dengan baik dan di antara mereka diangkat menjadi pejabat istana.

Dinasti Fatimiyah memiliki perhatian besar terhadap ilmu pengetahuan.


Fatimiah membangun masjid al-Azhar yang didalamnya terdapat kegiatan
pengembangan ilmu pengetahuan sehingga berdirilah Jami’at (Universitas) al-Azhar,
salah satu perguruan islam tertua yang dibanggakan oleh ulama Suni.Al-Hakim berhasil
mendirikan Dar al-Hakim, perguruan (akademik) islam yang sejajar dengan Lembaga
Pendidikan di Cordova dan Bagdad. Perpustakaan Dar al-Ulum digabungkan dengan
Dar al-Hikmah yang berisi berbagai ilmu pengetahuan sehingga melahirkan sejumlah
ulama. Pada masa ini muncul sejumlah ulama sebagai berikut:

 Muhammad al-Tamimi (ahli fisika dan kedokteran)


 Al-Kindi (ahli sejarah dan filsafat)
 Al-Nu’man (ahli hokum dan menjabat sebagai hakim)
 Ali Ibn Yunus (ahli astronomi)
 Ali al-Hasan Ibn al-Khitami (ahli fisika dan optik)8
8
Loc.Cit. h. 162-164

9
Perdagangan juga berkembang kesegala arah, ke India, ke Italia, dan Laut
Tengah Barat, dan kadang-kadang ke Byzantium. Kota Kairo menjadi kota internasional
yang berkembang produksi-produksinya. Kemakmuran penduduknya juga merangsang
timbulnya pemikiran dari dari seluruh dunia islam karena semangat intelektualnya dan
semangat toleransinya. Ahli Zimah terutama umat Kristen dan Yahudi mendapat
perlakuan yang baik sehingga umat Kristen diperbolehkan membangun gereja.
Beberapa diantara mereka ada yang diangkat menjadi gubernur diantaranya Menasseh,
seorang yahudi, sebagai gubernur Syaria pada zaman Al-Aziz.

Pada masa Al-Aziz Masjid Al-Azhar mengalami perubahan dasar.


Keistimewaan masjid ini, ia dimulai sebagai sebuah masjid dan berkembang menjadi
sebuah universiatas. Al-Azhar yang dibangun tahun 970 M sebagai masjid yang baru,
lama kelamaan berkembang menjadi pusat Pendidikan tinggi islam yang terus berlanjut
sampai sekarang. Semula perguruan tinggi Al-Azhar dimaksudkan untuk
menyebarluaskan doktrin Syi’ah, namun kemudian oleh Shalahuddin al-Ayyubi diubah
menjadi pusat pendidikian Sunni sampai sekarang.9

Kemunduran dan Akhir Dinasti Fatimiyah

Setelah meninggal, al-Aziz diganti oleh al-Hakim yang banyak melakukan


kerusakan : membunuh sejumlah menteri, merusak gereja suci (holly sepulchre) di
Palestina pada tahun 1009 M, yang menjadi salah satu pemicu perang salib, dan ia
mengaku sebagai inkarnasi Tuhan dan akhirnya dibunuh atas konspirasi Sitt al-Mulk
dengan Muqattam. Setelah meninggal, al-Hakim diganti oleh putranya, Abu Hasan Ali
al-Zhahir (1021-1035 M), dan ia meninggal karena sakit (1035 M). Penggantinya adalah
Abu Tamim Ma’ad al-Muntasir (ketika berusia 7 tahun). Pada saat yang bersamaan,
palestina berontak, Saljuk berhasil menguasai Asia Barat, propinsi-propinsi di Afrika
menolak membayar pajak dan menyatakan lepas dari Fatimiyah atas dukungan Dinasti
Bani Abbas. Tripoli dan Tunisia dikuasai oleh suku Hilal dan Sulaiman (1052 M), dan
Sicilia dikuasai oleh bangsa Normandia (1071 M).

Keadaan Fatimiyah diperparah lagi oleh peristiwa alam. Wabah penyakit dan
kemarau Panjang sehingga sungai Nil kering, menjadi sebab perang saudara. Setelah
meninggal, Abu Tamim Ma’ad al-Muntasir diganti oleh anaknya, al-Musta’li . akan

9
Op.Cit. h. 148-149

10
tetapi, Nizaranak Abu Tamim Ma’ad al- Muntasir yang tertua melarikan diri ke
Iskandariyah dan menyatakan diri sebagai khalifah. Oleh karena itu, Fatimiyah terpecah
menjadi dua yaitu, Nizari dan Musta’li. Pada masa Al-Musta’li, pasukan salib
melakukan serangan sehingga menguasai Antokia hingga Bait al-Maqdis. Setelah wafat,
al-Musta’li diganti oleh al-Amir (ketika berusia 5 tahun). Al-Amir meninggal karena
dibunuh oleh kelompok Bathiniyah; dan diganti oleh al-Hafizh; dan setelah meninggal
dunia, al-Hafiz diganti oleh al-Zafir.

Karna tantara salib begitu tangguh, al-Zafir (gubernur Suriyah di bawah khalifah
Abbasiyah Bagdad). Nurudin al-Zanki mengirim pasukan di bawah pimpinan Syirkuh
dan Salahudin al-Ayubi. Setelah berhasil mengalahkan pasukan salib, pasukan Naruddin
al-Zanki kembai ke Suriyah. Akan tetapi, sepeninggal pasukan tersebut terdapat konflik
internal, yaitu Syawar mengundang tantara salib ke Mesir karena ia ingin memperoleh
jabatan Wazir. Akhirnya, pasukan Nuruddin al-Zanki yang dipimpin oleh Syirkuh
datang kembali ke Mesir. Syawara ditangkap dan kepalanya dipenggal atas perintah
Dinasti Fatimiah. Syirkuh akhirnya diangkat menjadi wazir oleh Fatimiah (564 H); tiga
bulan kemudian Syirkuh wafat, dan diganti oleh kemenakannya, Salahudin al-Ayubi.
Pada tanggal 10 muharam 567H/1171 M, khalifah al-Adid (Fatimiah) wafat dan
kekuasaannya berpindah ketangan Salahudin al-Ayubi.10

Kesimpulan

Afrika Utara adalah daerah dibenua Afrika di mana budaya dan penduduknya
berbeda dengan daerah Afrika lainnya. Penduduk Afrika Utara sebagian besar ras kulit
putih dan merupakan penutur Bahasa Afro-Asia mereka sebagian besar juga beragama
islam. Dikawasan Afrika Utara di huni suku bangsa barbar, akan tetapi para ahli masih
memperdebatkan bagaimana mengelompokkan bangsa Arab dan bangsa barbar di
Afrika Utara.

Islam masuk ke Afrika Utara terjadi pada masa pemerintahan Umar bin Khatab.
Kemudian Usman bin Affan melanjutkan para pendahulunya terutama dalam perluasan
wilayah kekuasaan islam. Setelah masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin kemudian
dilanjutkan oleh dinasti Umayyah pada masa Khalifah Walid bin Abdul Malik di bawah
pasukan amir maghribi (musa) pada tahun 711M. Pada masa dinasti Abbasiyah lebih

10
Op.Cit. h. 164-165

11
berkonsentrasi pada perkembangan peradaban serta kebudayaan islam terutama sejak
Khalifah Al Mahdi (775-785) sampai kepemimpinan Khalifah Al Wafiqh (824-847M)
dimana ada 7 Khalifah, di antaranya Khalifah Harun Al Rasyid (786-809M) dan
putranya Al Makmum (813-833M). Akibat kebijakan tersebut wilayah-wilayah di
pinggiran mulai terlepas dari kekuasaan mereka sehingga menimbulkan kekuasaan
politik abassiyah melemah dan memunculkan dinasti-dinasti baru di wilayah Afrika
Utara. Berkembangnya islam di Afrika Utara bermula pada kejayaan dinasti
Murabhitun, Dinasti al Murabithun berasal dari kata ribath (semacam padepokan atau
pesantren). Nama murabithun juga berasal dari bahasa Arab r,b,t melambangakan
(reffering to) Teknik peperangan jarak dekat dengan formasi infantri didepan,
penunggang kuda dan unta di barisan belakang, tidak satu deret seperti biasanya
pasukan barbar yang lain. Ciri legitimasi regim Murabithun adalah Puritan. Dinasti ini
berawal dari Yahya ibn Ibrahim, pemimpin suku Sanhaja yang melaksanakan ibadah
haji pada tahun 1035-1036.

Berlanjut pada masa pemerintahan dinasti Muwahiddun, Pendirinya adalah


Muhammad ibn Tumart yang berasal dari suku masmudah di pedalaman Afrika Utara
(Maghrib), belajar di madrasah Nizhamiyah (Baghdad) dibawah asuhan al Ghazali. Dari
Baghdad, ia menuju Mekkah untuk melakukan ibadah haji disana, ia belajar tasawuf
kepada beberapa syekh, sehingga ia sendiri menjadi seorang sufi. Ditengah perjalanan
menuju daerah asalnya, ibn Tumart bertemu dengan Abdul al Mukmin ibn Ali al
Khawfi yang kemudian diajaknya bergabung untuk memurnikan ajaran islam. Pada
masa dinasti ini pula muncullah bukti kejayaan dengan lahirnya ulama terkenal dari
berbagai kemajuan bidang ilmu yaitu Ibn Rusyd sebagai ahli filsafat, Ibn Tufail sebagai
ahli filsafat, Ibn Malik ahli ilmu nahw, dan Hafidz Abu Bakar Al Jadd sebagai ahli
fikih.

Dinasti Fatimiyah didirikan oleh Ubaid Allah al Mahdi. Dinasti Fatimiyah


membagi kementrian menjadi dua kelompok yaitu kelompok militer dan kelompok
sipil. Dinasti Fatimiyah juga memiliki perhatian besar terhadap ilmu pengetahuan.
Dinasti ini mulai mengalami kemunduran pada pemerintahan al Hakim dikarenakan
banyak melakukan kerusakan. Lalu keadaaan diperparah oleh peristiwa alam berupa
wabah penyakit dan kemarau panjang.

12
Daftar Pustaka

Mubarok, Jaih. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Anggota IKAPI,2004.


Mufrodi, Ali. Islam Di Kawasan Kebudayaan Arab. Jakarta: Perpustakaan Nasional
(Katalog Dalam Terbitan),1997
Sunanto, Musyrifah. Sejarah Islam Klasik. Jakarta: Prenada Media, 2003.

13

Anda mungkin juga menyukai