Anda di halaman 1dari 4

UJIAN AKHIR SEMESTER

SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2023/2024


PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM JURUSAN PSIKOLOGI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI

UAS ISLAM DAN SAINS


Dosen Pengampu: Dr. Moch. Muwaffiqillh, SP.I, M. Fil. I

Nama : Nur Halimah Sah’diyah


NIM : 23104094
Prodi : Psikologi Islam (C)

SOAL:
Refleksikan relasi Islam dan program studi yang anda dalami dalam 700-1000 kata. Diketik
dalam format PDF dan diupload paling akhir hari Jum’at 15 Desember 2023 di e-learning.
Orisinalitas dan kematangan serta kedalaman argumentasi menjadi yang terpenting dalam
tugas ini!

JAWABAN:

Hubungan Ilmu Agama Islam dan Ilmu Psikologi

Ilmu psikologi di definisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang kejiwaan


seseorang. Ilmu psikologi mempunyai sebuah objek yaitu terdapat objek formal dan objek
material. Objek formal merupakan manusia dan objek material merupakan tingkah laku
manusia tersebut. Terdapat ilmu psikologi dalam perspektif islam yaitu, bisa di definisikan
sebagai pengetahuan islam yang berhubungan dengan perkembangan terhadap mental
manusia serta bisa dipergunakan untuk menata keimanannya terhadap Allah SWT. Ilmu
psikologi dan ilmu agama islam itu bisa disatukan serta di kembangkan untuk menghasilkan
kualitas pribadi yang sehat mental dan juga sehat rohaninya agar bisa meraih kebahagiaan
baik di dunia maupun di akhirat. Pendekatan yang digunakan untuk menyatukan serta
mengembangkan ilmu tersebut ialah menggunakan pendekatan yang memiliki sifat spekulatif
yaitu pendekatan yang membicarakn tentang mental dan juga kehidupan yang menggunakan
konsep dedukatif yaitu Al – Qur’an dan Al – Sunnah. Ilmu psikologi dan ilmu agama islam
tersebut jika di satukan menjadi ilmu psikologi islam.

Islam itu tidak membatasi untuk memberikan khazanah dalam ilmu psikologi. Ilmu
psikologi dalam perspektif islam itu mempunyai beberapa aspek – aspek penting yang
menyertainya. Aspek yang pertama yaitu secara ontologis, yang menyatakan bahwa islam
tersebut memiliki pemahaman terkait kejiwaan. Aspek yang kedua yaitu secara epistemologi,
yang menyatakan bahwa islam memberikan pengetahuan secara detail atau rinci mengenai
cara seseorang untuk memahami jiwa manusia. Aspek yang ketiga yaitu secara aksiologis,
menyatakan bahwa islam memberikan pengetahuan secara detail atau rinci mengenai cara
seseorang untuk memahami jiwa manusia dengan segudang manfaatnya serta keunikannya.
Ketiga aspek tersebut terdapat pada kandungan ayat – ayat yang berada di dalam Al – Qur’an
maupun Al – Hadist serta yang sudah ditafsirkan secara filosofis dari zaman klasik hingga
saat ini.

Psikologi islam memiliki pandangan bahwa manusia merupakan makhluk yang unik,
berbeda dengan pemikiran aliran – aliran psikologi barat. Ilmu psikologi dalam aliran barat
itu cuman sekedar tentang pengetahuan untuk mengetahui aspek jasmani dan juga psikis
manusia saja. Kalau dalam psikologi islam itu memberikan pengetahuan atau wawasan yang
lebih luas lagi, karena psikologi islam itu mampu akan merambah pada aspek ruhaniyah serta
pada dimensi esoteris yang terdapat pada manusia. Menurut salah satu tokoh periodesasi
psikologi yaitu Baharuddin menyatakan bahwa psikologi islam pada saat ini sangat patut dan
penting untuk dikaji serta dikembangkan.

Secara besar terdapat tiga pemikiran psikologi, yaitu tentang psikoanalisis,


behaviorisme, dan juga psikologi humanistik. Psikoanalisis itu menganggap bahwa manusia
adalah makhluk yang dikuasai oleh ketidaksadaran. Adapun behaviorisme merupakan aliran
pemikiran psikologi yang fokus pada perilaku, dan menekankan pada bagaimana peran
stimulus – stimulus yang ada diluar diri manusia membentuk perilaku melalui proses belajar.
Sedangkan humanistik itu menekankan pada kekuatan – kekuatan dan aspirasi positif
manusia, pengalaman, kesadaran dan kebebasan serta keyakinan dan pemenuhan potensi
manusia. Dalam perbedaan pandangan tersebut menimbulkan pemahaman yang berbeda
dalam elemen psikologis manusia. Berikut terdapat pandangan elemen psikologis menurut
psikologi islam yaitu:

1. Nafs (Jiwa)
Nafs merupakan sisi manusia yang melakukan sebuah tingkah laku yang bersifat
positif maupun negatif. Terdapat pandangan dari Baharuddin yang menjelaskan bahwa
nafs itu merupakan bagian dari aspek nafsiah yang ada pada manusia. Aspek nafsiah
adalah aspek yang meliputi daya psikis terhadap manusia diantaranya berupa pikiran,
perasaan, dan kebebasan.

2. Qalb (Hati)
Pengertian terkait qalb sampai saat ini masih di perdebatkan oleh banyak kalangan
karena masing – masing kalangan tersebut memiliki pandangan tersendiri yang berpegang
pada sumber – sumber yang jelas seperti Al – Qur’an dan Al – Hadis. Secara bahasa, qalb
memiliki fitrah yang bersifat bolak – balik dan mengarah kepada sifat hati manusia yang
tidak konsisten atau bolak – balik. Pada hal tersebut mengindikasikan adanya getaran
yang menggambarkan sebuah kehidupan.

3. Aql (Akal)
Orang yang bisa mengendalikan hawa nafsunya sehingga hawa nafsu tersebut
tidak bisa mendominasi diri nya ialah orang yang menggunakan akalnya. Akal berperan
sebagai suatu pemikiran manusia agar bisa membedakan antara haqq dan bathil. Sebab
itu, orang yang bisa memahami sebuah kebenaran tentang agama maka dia adalah orang
yang tidak dikuasi oleh nafsunya serta menggunakan akalnya, sebaliknya jika orang
tersebut tidak menggunakan akalnya maka ia akan dikuasai oleh hawa nafsunya tersebut.

4. Syahwat (Nafsu syahwat)


Syahwat merupakan sesuatu yang dijalankan mengikuti fitrah yang cenderung
mempunyai sifat universal yaitu seperti menyukai lawan jenis, menyayangi seorang anak
dan lain sebagainya yang dilakukan dengan benar (sah dan halal menurut syariat), dan
akan dinilai ibadah ataupun sekurang – kurangnya dianggap mubah. Syahwat tersebut
akan selalu mendorong seseorang untuk melakukan hal – hal yang negatif jika syahwat
itu terlalu mendominasi dirinya. Dengan hal itu mau tidak mau harus di perbaiki dengan
cara melakukan kebaikan secara terus – menerus atau konsisten.
5. Hawa (Hawa Nafsu)
Hawa nafsu merupakan sebuah dorongan atau syahwat yang mengarah kepada
sesuatu yang bersifat rendah, segera dan juga tidak menghargai nilai – nilai moral.
Contohnya jika terdapat seseorang memilih sesuatu yang dikuasai oleh hawa nafsunya
maka akan terjadi kenikmatan segera yang bersifat kenikmatan sesaat dan bukan sebagai
kenikmatan yang abadi.
Terdapat ciri – ciri seseorang yang menuruti hawa nafsunya, antara lain ialah:
orang yang mendustakan Nabi Muhammad SAW, yang kedua ialah tidak percaya pada
ketetapan Allah yang sudah diberikan untuk setiap urusan, yang ketiga yaitu selalu
menduga – duga, yang keempat yaitu berbicara hal yang sama sekali tidak berguna, yang
kelima yaitu memiliki pandangan baik terhadap keburukan, yang keenam yaitu mendustai
para Rasul karena ia berpandangan bahwa ajaran beliau tidak sesuai seperti hawa nafsu
mereka; hal ini sama seperti kaum Bani Israil, dan yang terakhir ialah menyia – nyiakan
shalat. Maka dari itu hawa nafsu tersebut harus bisa dikendalikan melalui mujahadah
yaitu berupaya keras untuk mengelurkan tenaganya untuk memerangi hawa nafsu
tersebut, selain itu juga jangan menghiraukan hawa nafsu itu.

6. Bashirah (Mata Hati)


Bashirah memiliki arti sebagai pandangan mata batin ataupun pandangan mata
hati yang berlawanan dengan pandangan mata kepala. Terdapat pandangan dari tokoh
bernama Sapuri, yang menegaskan bahwa hati (qalb) dan mata hati (bashirah) itu
memiliki perbedaan yang terdapat pada karakternya. Qalb itu memiliki karakter yang
bersifat tidak konsisten serta menipu diri yang berpura – pura tidak tahu. Sementara
bashirah itu memiliki karakter yang selalu konsisten, jujur dan juga peka.
Menurut tokoh Ibnu Qayyim Al – Jauziy dalam Saputri mengatakan bahwa
bashirah itu merupakan sebuah cahaya yang bertempat dalam hati manusia (nurun
yaqdziquhu Allah fi al-Qalb). Jadi pada dasarnya bashirah yang bertempat pada qalb itu
memiliki kecenderungan yang bersifat konsisten sebab ia berada dalam qalb. Maka dari
itu, kalau qalb seseorang sakit berarti ia penuh dengan dosa dan tentu tidak akan
memperoleh pandangan mata hati (bashirah) ini, dikarenakan ia terbatas dengan dosa.
Dan dalam pandangan mata hati (bashirah) ini jauh lebih akurat dari pada pandangan
mata kepala.

Anda mungkin juga menyukai