Anda di halaman 1dari 12

TEORI KEPRIBADIAN DALAM

PERSPEKTIF ISLAM
PSIKOLOGI
KEPRIBADIAN
ANGGOTA KELOMPOK

• Riyandi A. R. _ 200401110164
• M. Aqiel Alfansyah _ 200401110303
• Zia Ijtihadi El-Hakim _ 200401110233
• Muhammad Fatih Anugerah Gusti _ 17410232
PENDAHULUAN

 Psikologi Islam adalah psikologi yang berlandaskan Islam.


Psikologi Islam berasal dari ilmu nafs (dalam bahasa Arab berarti
“jiwa”) merupakan salah satu ilmu kajian kejiwaan yang
berkembang pada zaman keemasan Islam dan mempunyai
kemiripan kemudian dikembangkan juga berdasarkan psikologi
modern yang sesuai dengan nilai-nilai Islam.
HAKIKAT MANUSIA

Menurut bahasa, hakikat berarti kebenaran atau sesuatu yang sebenar-benarnya atau asal segala
sesuatu. Dapat juga dikatakan hakikat itu adalah inti dari segala sesuatu atau yang menjadi jiwa
sesuatu.
Secara terminologis, ungkapan yang dipergunakan Al-Qur’an untuk menunjukan konsep manusia
dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu :
1. Al-insan
2. Al-basyar
3. Banu Adam / Dzurriyat Adam
MAKNA KEPRIBADIAN
Nilai-nilai fundamental Islam tentang kepribadian lebih banyak merujuk pada substansi
manusia yang terdiri dari substansi Jasmani, substansi ruhani dan substansi nafsani.
Ketiga substansi ini secara tegas dapat dibedakan, namun secara pasti tidak dapat
dipisahkan.
• Substansi Jasmani adalah salah satu aspek dalam diri manusia yang bersifat material.
Bentuk dan keberadaannya dapat diindera oleh manusia, seperti tubuh dan anggota-
anggotanya seperti tangan, kaki, mata, telinga dan lain-lain
• Substansi Ruhani adalah substansi psikis manusia yang menjadi esensi kehidupan.
• Substansi Nafsani, dalam konteks ini “nafs” yang dimaksud adalah substansi
psikofisik (jasadi-ruhani) manusia, dimana komponen yang ber- sifat jasadi (jismiyah)
bergabung dengan komponen ruh sehingga menciptakan potensi-potensi yang
potensial, tetapi dapat aktual jika manusia mengupayakannya.
DINAMIKA KEPRIBADIAN

• Kepribadian menurut psikologi islami adalah integrasi sistem kalbu, akal,


dan nafsu manusia yang menimbulkan tingkah laku. Aspek nafsani manusia
memiliki tiga daya, yaitu:
 Qalbu (fitrah ilahiyah) sebagai aspek supra- kesadaran manusia yang
memiliki daya emosi (rasa);
 Akal (fitrah insaniah) sebagai aspek kesadaran manusia yang memiliki
daya kognisi (cipta);
 Nafsu (fitrah hayawaniyah) sebagai aspek pra atau bawah kesadaran
manusia yang memiliki daya konasi (karsa).
Ketiga komponen nafsani ini berintegrasi untuk mewujudkan suatu tingkah
laku.
• Dari sudut fungsinya, kepribadian merupakan integrasi dari daya-daya emosi, kognisi
dan konasi, yang terwujud dalam tingkah laku luar (berjalan, berbicara, dan
sebagainya) maupun tingkah laku dalam (pikiran, perasaan, dan sebagainya)
• Kepribadian sesungguhnya merupakan produk dari interaksi di antara ketiga
komponen tersebut, hanya saja ada salah satu yang lebih mendominasi dari
komponen yang lain.
• Akal prinsip kerjanya adalah mengejar hal-hal yang realistik dan rasionalistik. Oleh
sebab itu, maka tugas utama akal adalah mengikat dan menahan hawa nafsu.
TIPE KEPRIBADIAN
• Kepribadian Ammarah (nafsal-ammarah)
adalah kepribadian yang cenderung pada tabiat jasad dan mengejar prinsip-prinsip kenikmatan (pleasure
principle). Kepribadian ammarah mendominasi peran kalbu untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang
rendah sesuai dengan naluri primitifnya, sehingga merupakan tempat dan sumber kejelekan dan tingkah
laku yang tercela.
• Kepribadian Lawwamah (nafsal-lawwamah)
adalah kepribadian yang telah memperolah cahaya kalbu, lalu ia bangkit untuk memperbaiki
kebimbangan antara dua hal. Dalam upaya yaitu kadang-kadang tumbuh perbuatan yang buruk yang
disebutkan oleh watak gelapnya, namun kemudian ia diingatkan oleh nurilahi, sehingga ia mencela
perbuatannya dan selanjutnya ia bertaubat dan beristighfar. Hal itu dapat dipahami bahwa kepribadian
lawwamah berada dalam kebimbangan antara kepribadian ammarah dan kepribadian muthmainnah.
• Kepribadian Mthmainnah (nafsal-muthmainnah)
adalah kepribadian yang telah diberi kesempurnaan nur kalbu, sehingga dapat meninggalkan sifat-sifat
yang baik. Kepribadian ini selalu berorientasi pada komponen kalbu untuk mendapatkan kesucian dan
menghilangkan segala kotoran, sehingga dirinya menjadi tenang. Kepribadian muthmainnah bersumber
dari qalbu manusia, sebab hanya qalbu yang mampu merasakan thuma’ninah (QS. Al-Ra’d, [13]: 28).
PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN

 Fase perkembangan manusia yang terdapat dalam ayat QS. Ar-rum:54 mencakup
beberapa fase diantaranya:
1. fase kanak-kanak (thifl) atau fase dimana kondisi mereka masih lemah disebabkan
karena mereka masih bayi.
2. Fase baligh, dimana pada fase ini seseorang sudah menjadi kuat dan memasuki usia
dewasa.
3. Fase usia lanjut, secara psikologis ditandai dengan mulai tidak berfungsinya
elemen psikis seseorang seperti mulai pikun, sedangkan secara biologis ditandai
dengan semakin lemahnya kondisi tubuh.
 Faktor yang yang mempengaruhi perkembangan manusia perspektif al-Qur’an meliputi:
1. Faktor Hereditas.
2. Faktor Lingkungan
IMPLIKASI DAN APLIKASI TEORI
KEPRIBADIAN ISLAM

 Praktek-praktek terapi dan pembangunan mental dan psikologi yang


mengakar pada kultur Islam dalam dunia Islam kontemporer lebih
banyak diambil alih oleh tasawuf. Sehingga praktek tasawuf kemudian
berkembang bahkan sampai pada belahan dunia yang maju dan non
Islam seperti Amerika. Fenomena ini kemudian melahirkan kajian-
kajian psikologis dalam dunia tasawuf.
EVALUASI

Dari pemaparan tentang Psikologi kepribadian dilihat dari kacamata perspektif islam,
dapat diambil kesimpulan bahwa seperti halnya pada psikologi modern, psikologi
Islam juga membahas berbagai aspek perkembangan manusia yang meliputi aspek
perkembangan fisik, kognitif, emosional, sosial, moral dan lain-lain. Yang tak kalah
hebatnya, bahkan hal ini telah lama tertulis dalam Al- Quran sebelum banyak para
.ilmuan yang mengkajinya
SYUKRON KATSIRON

Anda mungkin juga menyukai