Anda di halaman 1dari 1

Nama : Prasetio Utomo

Nim : 200502110101

Kelas : Teosofi D

Resume

Kerohanian (Spiritual sebagai konsep kepemimpinan)

Artikel ini juga menyajikan ide-ide ini dengan referensi spiritual khusus untuk perkembangan di Eropa
Utara dan India. Telah dikemukakan bahwa perkembangan ini dapat memberikan dasar yang diperluas
untuk refleksi pada identitas, tujuan, tanggung jawab, dan keberhasilan organisasi kita dan para
pemimpinnya. Ini didasarkan pada pengakuan bahwa konteks yang mendasari semua aktivitas
terorganisir yang bertujuan adalah spiritual, bukan hanya utilitarianisme melalui pengejaran keuntungan
material. Secara khusus, telah dikemukakan bahwa perspektif "Timur" merupakan prasyarat bagi
keberhasilan pengembangan kepemimpinan "Barat".

Spiritualitas adalah kata benda yang cocok dengan kata sifat "roh". Ini adalah dasar dari kepercayaan
dan tradisi agama. Sementara suatu agama biasanya didasarkan pada seperangkat prinsip yang dianut
oleh anggotanya, Alkitab atau Alkitab, seperangkat aturan dan ritual yang ditetapkan, rumah ibadah,
dan umumnya, seorang pendeta yang menafsirkan teks dan aturan suci, spiritualitas hanya konteks
semua keyakinan agama. Tapi tidak hanya itu, karena seseorang bisa menjadi spiritual—mengikuti jalan
spiritual—tanpa harus berpegang pada agama tertentu. Juga, sebagai praktik sosial, orang yang
mengikuti aturan dan tradisi agama tertentu mungkin tampak religius, tetapi sebenarnya tidak spiritual.

Singkatnya, eksposisi menekankan di satu sisi hubungan antara teori kepemimpinan "Barat" modern dan
spiritualitas, dan di sisi lain hubungan antara gagasan "Timur" tentang kebajikan pemimpin yang baik
dan konsep spiritual "Timur" kuno. Keduanya memberikan dasar yang menantang untuk refleksi tentang
tujuan, tanggung jawab, dan keberhasilan organisasi kita dan para pemimpinnya. Keduanya berakar
pada kesadaran kebangkitan bahwa konteks yang mendasari untuk semua tujuan, aktivitas terorganisir
bersifat spiritual dan bukan hanya mengejar keuntungan material.

Kritik

1. Penjelasan materi dalam penulisan artikel tersebut sulit untuk dipahami, terlalu banyak penjelasan
yang bertele-tele (tidak pada intinya) sehingga sulit untuk dimengerti.

2. Dalam penulisan masih ada beberapa yang kurang, seperti ketidaksesuaian font, space yang tidak
teratur, dan ukuran huruf yang terlalu kecil.

3. Poin poin penting dari artikel ini tidak dideskripsikan secara berbeda sehingga agak sulit untuk
mencari poin poin penting dari penjelasan dalam artikel tersebut.

Anda mungkin juga menyukai