Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

ILMU KEPERAWATAN
PERKEMBANGAN PERILAKU INDIVIDU
BERDASARKAN TOKOH SULLIVAN

Disusun Oleh Kelompok 3


Faisal Amin 16.IK.469
Hardiyanti 16.IK.470
Isnaniah 16.IK.475
Masliani 16.IK.481
Mellysa 16.IK.482
Risma 16.IK.491
Salivahana Adhitya 16.IK.492
Silviyanti 16.IK.493
Siti Hotijah 16.IK.495
Siti Muhibbah 16.IK.496
Syiva Hermawinda 16.IK.499
Yumi Baida Rahmah 16.IK.501
Yunita 16.IK.502
Zelin Resiana Putri 16.IK.503

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SARI MULIA BANJARMASIN
2017
Kata Pengantar / Prakata

Dengan menyebut nama ALLAH SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyanyang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
melimpahkan rahmat, hidayat, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Perkembangan Perilaku Individu berdasarkan tokoh
Sullivan
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Perkembangan Perilaku
Individu berdasarkan tokoh Sullivan ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
terhadap pembaca.

Banjarmasin, 24 Oktober 2017

Kelompok 3

i
Daftar Isi

Kata Pengantar / Prakata ........................................................................................................... i


Daftar Isi .................................................................................................................................... ii
BAB I .......................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 3
A. Latar Belakang (Dimensi Umum Kepribadian) .............................................................. 3
A. Tujuan ........................................................................................................................... 4
B. Manfaat ......................................................................................................................... 4
BAB II ......................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ........................................................................................................................... 5
A. Struktur Kepribadian ..................................................................................................... 5
B. Dinamika Kepribadian ................................................................................................... 9
C. Perkembangan Kepribadian ........................................................................................ 11
D. Aplikasi ........................................................................................................................ 19
BAB III ...................................................................................................................................... 20
PENUTUP ................................................................................................................................. 20
A. Kesimpulan .................................................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 21

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang (Dimensi Umum Kepribadian)


Sullivan lahir di sebuah kota pertanian di Norwich, New York pada 21
Februari 1892 dan meninggal pada 14 Januari 1949 di Paris, Perancis. Sullivan
adalah orang Amerika pertama yang membangun teori kepribadian yang
komprehensif.
Harry Stack Sulivan adalah pencipta segi pandangan baru yang dikenal
dengan nama interpersonal theory of psychiatry. Ajaran pokok teori ini dalam
hubungannya dengan teori kepribadian ialah bahwa kepribadian adalah pola yang
relative menetap dari situasi-situasi antarpribadi yang berulang yang menjadi ciri
kehiupan manusia (1953, hlm 111). Sebuah kepribadian tidak pernah bisa
diisolasikan dalam kompleks relasi-relasi antar pribadi yang didalamnya dia
tinggal dan membuat keberadaannya jadi demikian
Kepribadian merupakan suatu entitas hipotesis yang tidak dapat dipisahkan
dari situasi-situasi antarpribadi, dan tingkah laku antarpribadi merupakan satu-
satunya segi yang dapat diamati sebagai kepribadian. Karena itu Sullivan
berpendapat bahwa sama sekali tidak ada gunanya berbicara tentang individu
sebagai objek penelitian karena individu sama sekali tidak terpisah dari
hubungannya dengan orang lain (Calvin S. Hall & Gardner Lindzey, Teori-Teori
Psikodinamik. 2005).
Sullivan menegaskan bahwa pengetahuan tentang kepribadian manusia bisa
dicapai hanya melalui studi ilmiah tentang hubungan-hubungan antarpribadi (Jess
Feist & Gregory J. Feist, Theories of Personality 2008 hlm 186).
Teori Interpersonal Sullivan menekankan pentingnya beragam tahap
perkembangan masa bayi, masa kanak-kanak, masa anak muda, masa praremaja,
masa remaja awal, masa remaja akhir, dan masa dewasa. Menurut Sullivan, tahap
perkembangan kepribadian yang paling krusial sesungguhnya bukan pada masa
kanak-kanak awal, melainkan pada masa praremaja, sebuah periode ketika anak-

3
anak pertama kali memiliki kemampuan untuk menjalin persahabatan yang intim
dan belum sepenuhnya terganggu oleh ketertarikan-ketertarikan hawa nafsu.

A. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi dalam Keperawatan
2. Mengetahui Struktur kepribadian menurut Sullivan
3. Mengetahui Bagaimana dinamika kepribadian menurut Sulliva
4. Mengetahui Perkembangan Kepribadian menurut Sullivan
5. Mengetahui Pengaplikasian menurt Sullivan

B. Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui Struktur kepribadian menurut Sullivan
2. Mahasiswa dapat mengetahui Bagaimana dinamika kepribadian menurut
Sulliva
3. Mahasiswa dapat mengetahui Perkembangan Kepribadian menurut Sullivan
6. Mahasiswa dapat mengetahui Pengaplikasian menurt Sullivan

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Struktur Kepribadian
Sullivan memberi tempat penting dalam teorinya beberapa aspek
kepribadian yang nyata-nyata stabil dalam waktu yang lama: dinamisme,
personifikasi, system self, dan proses kognitif.
1. Dinamisme
Dinamisme didefinisikan sebagai pola transformasi energy yang relatis
menetap, yang secara berulang memberi ciri kepada organisme selama
keberadaannya sebagai organisme hidup. Karena dinamisme merupakan pola
tingkah laku yang menetap dan berulang, maka dinamisme sama dengan
kebiasaan. Dinamisme-dinamisme yang khas manusiawi adalah dinamisme-
dinamisme yang memberi ciri kepada hubungan hubungan antarpribadi
seseorang. Misalnya, orang mungkin biasa bertingkah laku bermusuhan
dengan seseorang atau sekelompok orang tertentu yang merupakan suatu
ungkapan dinamisme kedengkian.
Dinamisme yang menjadi pembeda antar manusia tidak berhubungan
dengan bagian tubuh, tetapi menjadi ciri khas hubungan antar pribadi.
Dinamisme dengki (memusuhi orang atau kelompok orang tertentu);
dinamisme nafsu (kecenderungan mencari hubungan birahi); dinamisme
ketakutan (anak yang bersembunyi dibelakang ibunya setiap menghadapi
orang asing); dan dinamisme system self (Alwisol, Psikologi Kepribadian,
2012, hlm 147). Suatu dinamisme biasanya memakai daerah atau bagian
tertentu dalam badan seperti mulut, tangan, anus dan alat kelamin untuk
berinteraksi dengan lingkungan. Kebanyakan dinamisme bertujuan
memuaskan kebutuhan-kebutuhan dasar organisme. Akan tetapi ada suatu
dinamisme yang penting yang berkembang sebagai akibat dari kecemasan.
Dinamisme itu disebut dengan dinamisme diri atau sistem diri.

5
2. Sistem Diri (Self System)
Sistem self merupakan bagian dinamisme paling kompleks. Suatu pola
tingkah laku yang konsisten mempertahankan keamanan interpersonal dengan
menghindari atau mengecilkan kecemasan. Sistem ini mulai berkembang pada
usia 12-18 bulan, usia ketika anak mulai belajar tingkah laku mana yang
berhubungan, meningkatkan atau menurunkan kecemasan.
Kecemasan adalah suatu produk dari hubungan-hubungan antarpribadi
yang berasal dari ibu dan diteruskan kepada bayi dan dalam kehidupan
selanjutnya oleh ancaman-ancaman terhadap keamanannya. Sistem diri
sebagai penjaga keamanan seseorang cenderung menjadi terpisah dari aspek-
aspek lain dalam kepribadian, sistem diri tersebut tidak akan membiarkan
masuknya informasi yang tidak sesuai dengan organisasinya sekarang dan
karena itu tidak dapat mengambil pelajaran dari pengalaman.
Ketika sistem self mulai berkembang, orang mulai membentuk
gambaran diri atau personifikasi diri yang konsisten. Setiap pengalaman
interpersonal yang dipandang bertentangan dengan sistem dirinya berarti
mengancam keamanan diri. Dampaknya, orang berusaha mempertahankan
diri melawan tegangan interpersonal itu memakai operasi keamanan (security
operation); suatu proses yang bertujuan untuk mereduksi perasaan tidak aman
atau perasaan akibat dari ancaman terhadap sistem self. Beberapa macam
sistem keamanan yang dipakai sejak usia bayi antara lain:
a. Disosiasi, adalah mekanisme menolak impuls, keinginan dan kebutuhan
muncul ke kesadaran. Disosiasi tidak hilang, tapi ditekan ke
ketidaksadaran dan mempengaruhi tingkah laku serta kepribadian dari
sana.
b. Inatensi, yaitu memilih mana pengalaman yang akan diperhatikan dan
yang tidak perlu diperhatikan. Terhadap pengalaman yang mengancam
personifikasi diri, orang dapat berpura-pura tidak merasakannya
c. Apati dan Pertahanan dengan Tidur (Somnolent Detachment), mirip
dengan inatensi. Pada apatis, bayi tidak memilih objek mana yang harus

6
diperhatikan, semuanya diserahkan pada pihak luar. Pada pertahanan
tidur, bayi tidak perlu memperhatikan stimulasi manapun.
Sullivan yakin bahwa sistem diri merupakan produk dari aspek-aspek
irrasional masyarakat. Maksudnya, anak kecil dibuat supaya merasa cemas
dengan alasan-alasan yang tidak akan ditemukan dalam masyarakat yang lebih
rasional; ia terpaksa menggunakan cara-cara yang tak wajar dan tak realistik
untuk mengatasi kecemasannya
Walaupun system self berguna untuk mengurangi kecemasan, hal itu
juga mempengaruhi kemampuan manusia untuk hidup konstruktif dengan
orang lain. Secara umum, semakin berpengalaman orang dengan kecemasan,
semakin besar peran system diri dan semakin terlepas dari kepribadian. System
self itu membuat orang tidak dapat membuat penilaian objektif terhadap
tingkah lakunya sendiri, menyembunyikan pertentangan yang jelas antara
gambaran diri yang diyakininya dengan cara penampilannya dengan orang
lain.

3. Personifikasi
Personifikasi adalah suatu gambaran yang dimiliki individu tentang
dirinya sendiri atau orang lain. Personifikasi adalah perasaan, sikap, dan
konsepsi kompleks yang timbul karena mengalami kepuasan kebutuhan atau
kecemasan. Gambaran-gambaran itu dibentuk pertama untuk menghadapi
orang-orang dalam situasi-situasi antarpribadi yang agak terisolasi, tetapi
sekali terbentuk maka gambaran-gambaran itu biasanya tetap ada dan
mempengaruhi sikap kita terhadap orang lain melukiskan tiga personifikasi
dasar yang berkembang selama masa bayi: ibu-jahat & ibu-baik, saya, dan
personifikasi eiditik (teman bermain imajiner) selama masa kanak-kanak
mereka.

7
4. Proses Kognitif
Sumbangan yang unik dari Sullivan tentang peranan kognisi atau
pengetahuan dalam hubungannya dengan kepribadian ialah klasifikasinya
tentang pengalaman ke dalam tiga golongan. Tingkatan-tingkatan kognisi ini
mengacu kepada cara mengamati, membayangkan, dan memahami.
Pengalaman terjadi dalam tiga cara yaitu: prototaksis, parataksis, dan
sintaksis. Tiga model pengalaman kognitif itu terjadi sepanjang hayat.
a. Pengalaman prototaksis
Elemen pengalaman prototaksis sensasi sederhana mungkin terus
dan tetap menjadi bagian dari kehidupan mental kehidupan orang dewasa,
namun orang selalu menghubungkan elemen-elemen itu menjadi
kesatuan pengalaman (Alwisol, Psikologi Kepribadian, 2012, hlm 150).
Prototaksis ini adalah pengalaman paling dini dan primitive dan sulit
dilukiskan atau didefinisikan dengan tepat. Satu-satunya cara untuk
memahaminya adalah membayangkan pengalaman-pengalaman
subyektif paling dini dari seorang bayi yang baru lahir. Pada orang
dewasa, pengalaman-pengalaman prototaksis mengambil untuk sensasi-
sensasi, perasaan-perasaan, suasana hati, dan impresi-impresi sesaat.
b. Cara berpikir parataksis
Meliputi hubungan kausal antara peristiwa-peristiwa yang terjadi
kira-kira pada saat yang sama tetapi yang tidak berhubungan secara logis.
Sullivan yakin bahwa banyak pemikiran kita tidak pernah beranjak dari
tingkat parataksis; bahwa kita melihat hubungan kausal antara
pengalaman-pengalaman di mana pengalaman yang satu tidak ada
kaitannya dengan pengalaman yang lain. Semua tahayul misalnya adalah
contoh dari pemikiran parataksis. Kira-kira pada awal tahun kedua bayi
mulai mengenali persamaan-persamaan dan perbedaan peristiwa disebut
pengalaman parataksis atau pengalaman asosiasi.

8
B. Dinamika Kepribadian
Sullivan memandang kehidupan manusia sebagai sistem energi, dimana
perhatian utamanya adalah bagaimana menghilangkan tegangan yang ditimbulkan
oleh keinginan dan kecemasan. Energy dapat berwujud dalam bentuk tegangan
atau dalam bentuk tingkah laku itu sendiri.
1. Tegangan
Tegangan adalah potensi untuk bertingkah laku yang disadari atau tidak
disadari. Ada dua sumber tegangan utama, yakni: tegangan-tegangan yang
disebabkan oleh kebutuhan organisme dan tegangan sebagai akibat dari
kecemasan. Tegangan-tegangan dapat dianggap sebagai kebutuhan untuk
mentransformasikan energi khusus yang akan menghilangkan tegangan,
seringkali disertai dengan perubahan keadaan jiwa, yakni perubahan
kesadaran, yang dapat kita sebut dengan menggunakan istilah umum
kepuasaan. Sumber tegangan ada dua yaitu:
a. Kebutuhan (needs)
Kebutuhan yang mula pertama muncul adalah tegangan yang
timbul akibat ketidakseimbangan biologis didalam diri individu atau
ketidakmampuan fisikokimis antara individu dengan lingkungannya.
Needs biologic dipuaskan dengan memberi pasokan yang dapat
mengembalikan keseimbangan. Kepuasannya bersifat episodic, sesudah
memperoleh kepuasan tegangan akan menurun atau menghilang, tetapi
sesudah lewat waktu tertentu tegangan yang sama akan muncul kembali.
Kebutuhan tersebut disebabkan oleh hubungan interpersonal. Hubungan
interpersonal yang terpenting adalah kelembutan kasih sayang
(tenderness). Kebutuhan non-biologis juga dapat dipuaskan melalui
transormasi energy yakni: kegiatan fisik/tingkah laku, atau kegiatan
mental mengamati, mengingat dan berpikir. Memuaskan kebutuhan dapat
menghilangkan tension. Kegagalan memuaskan need, kalau
berkepanjangan dapat menimbulkan keadaan apathy (kelesuan) yaitu

9
bentuk penundaan kebutuhan untuk meredakan tegangan secara umum
(Alwisol, Psikologi Kepribadian, 2012, hlm 153).
b. Kecemasan (Anxiety)
Definisi Sullivan tentang kecemasan: rasa cemas adalah sebuah
tegangan yang berlawanan dengan tegangan-tegangan kebutuhan dan
memerlukan tindakan yang tepat untuk bisa melepaskannya. Kecemasan
berasal dari transfer orangtua kepada bayi lewat proses empati. Sullivan
menekankan bahwa rasa cemas dan kesepian adalah keunikan diantara
segala pengalaman, yaitu bahwa pengalaman-pengalaman ini sungguh-
sungguh tidak diinginkan dan diharapkan. Sullivan membedakan rasa
cemas dari rasa takut dalam beberapa hal. Pertama, rasa cemas biasanya
berasal dari situasi-situasi hubungan antarpribadi yang kompleks, dan
hadir dalam kesadaran hanya secara samar-samar. Rasa takut lebih mudah
dibedakan dan asal usulnya lebih mudah ditemukan. Kedua, rasa cemas
tidak mempunyai nilai positif. Ketiga, rasa cemas menghalangi pemuasan
kebutuhan, sementara rasa takut membantu manusia untuk memenuhi
kebutuhan.

2. Tranformasi Energi
Transformasi energy adalah tegangan yag ditransformasikan menjadi
tingkah laku, baik tingkah laku terbuka maupun tertutup. Tingkah laku hasil
transformasi itu meliputi gerakan yang kasat mata, dan kegiatan mental seperti
perasaan, fikiran, persepsi, dan ingatan. Tidak semua transformasi energy
merupakan tindakan-tindakan yang gamblang dan terlihat. Menurut Sullivan,
bentuk-bentuk kegiatan yang dapat mengurangi tegangan yaitu dipelajari dan
ditentukan oleh masyarakat dimana orang itu dibesarkan. Apa yang dapat pada
masa lalu setiap orang adalah tegangan-tegangan dan pola transformasi enerji
untuk meredakannya yang menjadi sarana pendidikan menyiapkan anak
menjadi anggota masyarakat.

10
C. Perkembangan Kepribadian
Sullivan mempostulasikan tujuh tahapan perkembangan, dan masing-masing
krusial bagi pembentukan kepribadian manusia. Sullivan berhipotesis bahwa
ketika sesorang melewati salah satu dari ambang-ambang yang kurang lebih
tertentuk dari suatu era perkembangan, segala sesuatu yang sudah pergi
sebelumnya bisa menjadi terbuka secara masuk akal kepada pengaruh-
pengaruhnya. Tujuh tahapan Sullivan adalah masa bayi, masa kanak-kanak, masa
anak muda, masa praremaja, masa remaja awal, masa remaja akhir, dan masa
dewasa.
1. Masa Bayi (Infancy)
Masa bayi dimulai dari kelahiran sampai anak dapat mengembangkan
ujaran yang terartikulasikan atau sintaksis, biasanya sekitar usia 18-24 bulan.
Di sekitar pertengahan masa ini, bayi mulai belajar bagaimana berkomunikasi
lewat bahasa. Sejak awal, bahasa mereka tidak valid secara konsensual namun
sudah berlangsung pada tingkatan yang terindividualkan atau parataksis.
Komunikasi awal berlangsung dalam bentuk ekspresi wajah dan suara dari
beragam fenomena. Keduanya dipelajari lewat pengimitasian sampai akhirnya
gerak-gerik tubuh dan suara ucapan memiliki makna yang sama bagi bayi dan
orang dewasa. Komunikasi pada tahap ini menandai permulaan bahasa
sintaksis dan akhir dari masa bayi. Perhatian utama bayi adalah makan,
sehingga obyek pertama yang menjadi pusat perhatiannya adalah puting susu
ibu (atau puting botol). Puting yang mewakili ibu itu menimbulkan paling
tidak 3 image, sesuai dengan pengalaman bayi itu dengan puing itu:
a. Puting bagus (good nipple), puting yang lembut penuh kasih sayang dan
menjanjikan kepuasan fisik (bisa terjadi good nipple tidak memuaskan
karena diberikan kepada bayi yang tidak lapar)
b. Bukan putting (not nipple) atau puting yang salah karena tidak
mengeluarkan air susu, bahkan merupakan tanda penolakan dan isyarat
mencari puting yang lain.

11
c. Putting buruk (bad nipple) puting dari ibu yang cemas, tidak memberi
kasih sayang dan kepuasan fisik.
Perkembangan pada masa bayi sangat kompleks. Berikut enam ciri yang
penting perkembangan menurut Sullivan:
a. Timbulnya dinamisme apati, pertahanan tidur, disosiasi dan inatensi
b. Peralihan dari prototaxis ke parataxis
c. Organisasi personifikasi, baik personifikasi ibu maupun personifikasi diri
d. Organisasi pengalaman melalui belajar dan munculnya dasa-dasar system
diri
e. Diferensiasi tubuh bayi sendiri, mengenal dan memanipulasi tubuh
f. Belajar bahasa, dimulai dengan bahasa autisme
g. Belajar melakukan gerakan yang terkoordinasi, melibatkan mata, tangan,
mulut, telinga, serta organ tubuh lainnya.
2. Masa Kanak-Kanak (Childhood)
Masa kanak-kanak dimulai dengan kedatangan bahasa sintaksis dan
terus belajar sampai kemunculan kebutuhan akan rekan bermain yang
statusnya setara. Selama tahap ini, ibu masih tetap menjadi pribadi yang lain
yang paling signifikan, namun perannya sudah berbeda sewaktu mereka masih
bayi. Selama masa kanak-kanak, emosi menjadi timbal balik seorang anak
sanggup memberikan kembali kelembutan sebanyak yang sudah diterimanya.
Anak mulai belajar menyembunyikan tingkahlaku yang diyakininya bisa
menimbulkan kecemasan atau hukuman seperti dengan rasionalisasi
(memberi alasan palsu) mengenai segala hal yang telah mereka kerjakan atau
sedang mereka rencanakan. Mereka memiliki tampilan seolah-olah (as if
performance), yakni:

a. Dramatisasi (dramatization): permainan peran seolah olah dewasa,


belajar mengidentifikasikan diri dengan orang tuanya, bagaimana
bertingkah laku yang dapat diterima. Misalnya anak berperan sebagai

12
orang tuanya dan menghukum boneka yang bertingkah laku yang tidak
dikehendaki.
b. Bergaya sibuk (preoccupation): anak belajar berkonsentrasi pada satu
kegiatan yang membuat mereka bisa menghindari sesuatu yang menekan
dirinya. Misalnya, anak mencoba menghindar dari kecemasan mendapat
komentar secara pedas orang tuanya, dengan menyibukkan diri dengan
koleksi musiknya.
c. Transformasi Jahat (Malevolent Transformation): transformasi jahat
perasaan bahwa dirinya hidup ditengah-tengah musuh, sehingga
hidupnya penuh rasa kecurigaan dan ketidakpercayaan bahkan sampai
tingkah lakunya paranoid. Ini terjadi karena dramatisasi dan
preoccupational (yang kalau dipakai sekedarnya dapat membantu anak
tumbuh dan berkembang) dipakai secara berlebihan ketika anak
dihadapkan pada kecemasan yang sangat, untuk mempertahankan diri
dari bahaya terlibat dengan orang lain.
d. Sublimasi taksadar (unwaiting sublimation): mengganti sesuatu atau
aktivitas (tak sadar atau unwaiting) yang dapat menimbulkan kecemasan
dengan aktivitas yang dapat diterima secara sosial.
Masa anak ditandai dengan emosi yang mulai timbal balik, anak
disamping menerima juga bisa memberi kasih sayang. Masa anak juga
ditandai dengan akulturasi yang cepat. Disamping menguasai bahasa,
anak belajar pola kultural dalam kebersihan, latihan toilet, kebiasaan
makan, dan harapan peran seksual.
3. Masa Anak Muda (Juvenille Era)
Masa anak muda dimulai dengan kemunculan kebutuhan akan teman
sebaya atau teman bermain yang status dan tujuannya sama ketika seorang
anak menemukan seorang teman karib untuk memuaskan kebutuhannya akan
keintiman. Selama tahap anak muda, Sullvan yakin seorang anak belajar
berkompetesi, berkompromi, dan bekerjasama. Derajat kompetesi dapat
ditemukan di antara anak-anak usia ini meskipun beragam latar belakang

13
budayanya karena, Sullian percaya masyarakat Amerika Serikat selalu
menekankan kompetisi. Banyak anak percaya bahwa mereka harus bisa
kompetitif untuk berhasil. Kompromi juga dapat dilakukan. Seorang anak
yang belajar untuk mengalah terus kepada orang lain akan mengalami
kesulitan dalam proses sosialisasi, dan ini menghasilkan karakter yang dapat
terus mencirikan pribadinya di kehidupan selanjutnya. Kerja sama mencakup
semua proses yang dibutuhkan untuk bisa berjalan bersama orang lain. Tahap
ini juga ditandai dengan munculnya konsepsi tentang orientasi hidup, suatu
rumusan atau wawasan tentang:
a. Kecenderungan atau kebutuhan untuk berintegrasi yang biasanya
memberi ciri pada hubungan antar pribadinya
b. Keadaan-keadaan yang cocok untuk pemuasan kebutuhan dan relatif
bebas dari kecemasan
c. Tujuan-tujuan jangka panjang yang untuk mencapainya orang perlu
menangguhkan kesempatan-kesempatan menikmati kepuasan jangka
pendek.
Perkembangan negatif yang penting dalam tahap ini adalah:
a. Prasangka (stereotype), yaitu meniru atau memakai personifikasi
mengenai orang atau kelompok orang yang diturunkan antar generasi
b. Pengasingan (ostracism), adalah pengalaman anak diisolasi secara paksa,
dikeluarkan/diasingkan dari kelompok sebaya karena perbedaan sifat
individual dengan kelompok
c. Penghinaan (disparagement), berarti meremehkan atau menjatuhkan
orang lain, yang akan berpengaruh merusak hubungan interpersonal pada
usia dewasa.

4. Masa Pra-remaja (Preadolescence)


Masa praremaja dimulai pada saat usia 8 tahun dan berakhir dengan
masa remaja, sebuah masa bagi keintiman dengan seseorang, biasanya dengan

14
jenis kelamin yang sama. Sullivan menyebut proses menjadi makhlauk sosial
ini kejaiban tersembunyi praremaja merujuk kepada transformasi
kepribadian yang dialaminya sendiri selama masa praremajanya. Tahap
preadolescence ditandai oleh beberapa fenomena berikut:
a. Orang tua masih penting, tetapi mereka dinilai secara lebih realistic.
b. Mengalami cinta yang tidak mementingkan diri sendiri, dan belum
dirumitkan oleh nafsu seks.
c. Terlibat dalam kerja sama untuk kebahagian bersama, tidak mementingkan
diri sendiri
d. Kolaborasi chum, kalau tidak dipelajari pada tahap ini akan membuat
perkembangan kepribadian berikutnya akan terhambat.
e. Hubungan chum dapat mengatasi atau menghilangkan pengaruh buruk
symptom salah satu yang diperoleh dari perkembangan tahap sebelumnya.
Karakteristik pra-remaja yang utama adalah terbentuknya kemampuan
untuk mengasihi. Sebelumnya, semua hubungan antarpribadi didasarkan hanya
kepada pemuasan kebutuhan personal namun selama masa praremaja
keintiman, dan kasih sayang menjadi esensi persahabatan. Sullivan percaya
bahwa masa praremaja adalah masa hidup yang tidak terganggu dan bebas.
Pengalaman-pengalaman selama masa praremaja sangat kritis bagi
perkembangan kepribadian. Jika mereka tidak belajar keintiman pada masa
praremaja mereka akan mengalami kesulitan serius dalam hubungan-hubungan
antarpribadi selanjutnya. Periode praremaja relatif singkat dan tidak rumit ini
akhirnya berhenti dengan dimulainya pubertas.
5. Masa Remaja Awal (Early Adolescence)
Masa remaja awal dimulai dari pubertas dan berakhir dengan kebutuhan
akan cinta seksual terhadap seorang pribadi. Masa ini ditandai dengan
meledaknya ketertarikan genital dan datangnya hubungan yang sarat akan
nafsu. Kebutuhan akan keintiman yang dicapai selama tahapan-tahapan
sebelumnya terus berlanjut pada masa remaja awal ini namun sekarang
ditemani oleh sebuah kebutuhan pararel namun terpisah - nafsu (lust). Selain

15
itu rasa aman, atau kebutuhan untuk bebas dari rasa cemas masih tetap aktif
selama periode ini. Karena dinamisme nafsu bersifat biologis, dia menguasai
pubertas tak peduli hubungan antarpribadi sudah dibangun sebelumnya atau
sudah siap menerimanya.
Sullivan percaya bahwa masa remaja awal adalah timbal balik dalam
perkembangan kepribadian. Pribadi dapat keluar dari tahapan ini entah dengan
dominasi keintiman dan dinamisme-dinamisme nafsu, atau menghadapi
kesulitan-kesulitan serius dalam hubungan antarpribadi pada tahapan-tahapan
selanjutnya. Meskipun penyesuaian seksual penting bagi perkembangan
kepribadian, Sullivan merasa bahwa masalah yang rill terletak pada hubungan
bersama pribadi yang lain.
Keintiman bertentangan dengan kepuasan seksual, mereka kesulitan
mengombinasikan Intimasi dengan kepuasan seksual untuk diarahkan pada satu
orang paling tidak karena empat alasan:
a. banyak adolesen yang melakukan sublimasi terhadap dorongan genitalnya,
untuk mencegah penggabungan dorongan seks dengan intimasi.
b. dorongan genital yang sangat kuat dapat dipuaskan melalui masturbasi atau
hubungan seks tanpa intimasi.
c. masyarakat membagi objek seksual menjadi dua, baik dan buruk,
sedang remaja selalu memandang baik.
d. alasan kultural, orang tua, guru, dan otoritas lainnya melarang keintiman
dengan seks yang sama karena takut terjadi homoseksualitas, namun
mereka juga melarang intimasi dengan lawan jenis karena takut dengan
penyakit menular seksual, kehamilan, atau kawin dini.

6. Masa Remaja Akhir (Late Adolescence)


Masa remaja akhir dimulai ketika anak muda sanggup merasakan nafsu
dan keintiman terhadap satu orang yang sama, dan ini berakhir pada masa
dewasa saat mereka sanggup membangun sebuah hubungan cinta yang abadi.
Ciri utama masa remaja akhir adalah penyatuan antara keintiman dan nafsu.

16
Jika tahapan-tahapan sebelumnya tidak berhasil dilalui, anak muda akan
memasuki periode remaja akhir tanpa hubungan antarpribadi yang intim, pola-
pola yang tidak konsisten dalam aktivitas seksual, dan kebutuhan besar untuk
mempertahankan rasa aman.
Menurut Sullivan, perkembangan luar biasa tinggi dalam hubungan cinta
dengan orang lain bukan tujuan utama kehidupan, tetapi sekedar sumber utama
kepuasan hidup. Jika orang memasuki tahap ini dengan inflasi system self maka
akan menghadapi kecemasan diranah kehidupan, mereka mungkin akan
mengalami beberapa masalah dalam tahap ini, seperti personifikasi yang tidak
tepat, dan berbagai jenis keterbatasan hidup.
Pencapaian akhir periode ini adalah self respect yang menjadi syarat
untuk menghargai orang lain. Menurut Sullivan, umumnya orang yang
menghina atau menjatuhkan orang lain, karena orang itu mempunyai kualitas
yang mencemaskan atau memalukan diri sendiri.
7. Masa Dewasa (Adulthood)
Kesuksesan menyelesaikan tahap remaja akhir menjadi puncak masa
dewasa, sebuah periode dimana orang dapat membangun sebuah hubungan
cinta minimal dengan satu pribadi lain yang signifikan. Sullivan menyatakan
bahwa keintiman yang dikembangkan dengan sangat tinggi terhadap orang
lain bukan hal yang utama dalam hidup, tetapi mungkin memang sumber utama
kepuasan dalam hidup. Orang-orang dewasa begitu perseptif terhadap rasa
cemas, kebutuhan dan rasa aman orang lain. Mereka menemukan hidup sangat
menarik dan menyenangkan.

17
8. Tabel Ringkasan Tahap-tahap Perkembangan dari Sullivan
Orang Proses Perkembangan
Periode Pencapaian Utama
Penting Interpersonal Negatif
Rasa aman
Awal mengorganisasi
beroperasi
Infancy: 0-1,5 Pemeran Kelembutan pengalaman, belajar
melalui apathy
Lahir-berbicara keibuan kasih sayang memuaskan beberapa
dan somnolent
kebutuhan diri
detachment
Performasi as if,
Melindungi Belajar melalui identifikasi
Childhood: 1,5-4 Rasionalisasi
Orang rasa aman dgn orgtua, belajar sublimasi
Berbicara- Preokupasi
tua melalui imaji mengganti suatu kepuasan
hubungan sebaya Transformasi
teman sebaya dgn kepuasan org lain
jahat
Orientasi
Juvenill: 4-8/10 Teman Belajar bekerjasama dan Stereotipe
menuju
Hubungan sebaya bermain bersaing dgn org lain, belajar Ostrasisme
kehidupan
Chum seusia berurusan dgn figur otoritas Disparagment
sebaya

Pra-adolescence:
Belajar mencintai org lain
8/10-12 Chum
Intimasi seperti atau melebihi Loneliness
Chum-pubertas tunggal
mencintai diri sendiri
awal

Adolescence Intimasi dan Pola tingkah


awal: 12-16 Chum nafsu seks ke Integrasi kebutuhan intimasi laku seksual
Pubertas seks jamak orang yang dengan kepuasan seksual yang tidak
mantap berbeda terpuaskan.

Adolescence
akhir: 16-20 Personifikasi
Menggabung Intgerasi ke dalam
Seks mantap yang tidak tepat.
Kekasih intimasi masyarakat dewasa, self-
Tanggungjawab Keterbatasan
dengan nafsu respect
sosial hidup.
Maturity Konsolidasi pencapaian
20 < setiap tahap sebelumnya

18
D. Aplikasi
1. Gangguan Mental
Menurut Sullivan, semua gangguan mental berasal dari cacat hubungan
interpersonal dan hanya dapat dipahami melalui referensi lingkungan sosial
orang itu. Sullivan banyak menangani schizophrenia yang dia bedakan
menjadi dua; schizophrenia yang menunjukkan simptom organik dan
schizophrenia yang disebabkan faktor sosial. Schizophrenia kedua inilah yang
perubahan dan perbaikannya dilakukan melalui psikiatri interpersonal.
2. Psikoterapi
Umumnya terapi model Sullivan mula-mula berusaha untuk
mengungkap kesulitan klien dalam berhubungan dengan orang lain, dan
berusaha untuk mengganti motivasi disjungtif (berpisah) dengan motivasi
konjungtif (bergabung). Motivasi konjungtif menyatakan kepribadian dan
membuat klien bisa memuaskan kebutuhan dan meningkatkan perasaan
amannya. Sullivan membagi interview dalam empat tahapan; pembukaan
(formal inception), pengamatan (reconnaissance), pertanyaan detail (detailed
inquiry), dan pemberhentian (termination).

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Harry Stack Sullivan, orang Amerika pertama yang mengkonstruksi sebuah
teori kepribadian yang komprehensif, yakni bahwa manusia mengembangkan
kepribadian mereka dalam sebuah konteks sosial. Sebuah kepribadian tidak
pernah bisa diisolasikan dari relasi-relasi antarpribadi yang didalamnya ia tinggal
dan membuat keberadaannya jadi demikian.
Sullivan menegaskan bahwa pengetahuan mengenai kepribadian manusia
bisa dicapai hanya melalui study ilmiah tentang hubungan-hubungan kepribadian.
Sullivan memberi tempat penting dalam teorinya beberapa aspek kepribadian yang
nyata-nyata stabil dalam waktu yang lama: dinamisme, personifikasi, system self,
dan proses kognitif. Berbagai tingkatan kognitif ada 3 yaitu : tingkatan prototaksis,
parataksis, dan sintaksis.
Sullivan melihat kepribadian sebagai sebuah system energi. Energi dapat
eksis sebagai tegangan ataupun sebagai aksi itu sendiri. Ada dua tipe tegangan
yaitu berbagai kebutuhan dan kecemasan.
Teori interpersonal menekankan pentingnya beragam tahap perkembangan:
Masa bayi, masa kanak-kanak, masa anak muda, masa praremaja, masa remaja
awal, masa ramaja akhir, dan masa dewasa.
Dinamisme-dinamisme atau karakter (pola-pola perilaku) terdiri dari:
1) Rasa dendam (perasaan tinggal dinegeri musuh)
2) Keintiman (pengalaman manyatu yang ditandai oleh hubungan pribadi
yang karib dengan orang yang kurang lebih setara statusnya)
3) Nafsu (dinamisme pengisolasian diri yang diciikan oleh ketertarikan
seksual impersonal kepada orang lain)

20
DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. 2006. Psikologi Kepribadian Edisi Revisi. Malang: UMM Press.

Jess Feist & Gregory J. Feist. 2008. Theories of Personality. Yogyakarta : Pustaka
Belajar

Calvin S. Hall & Gardner Lindzey. 2005. Teori-Teori Psikodinamik (Klinis).


Yogjakarta : Kanisus

Suryabrata, Sumadi. 2003. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Raja Grafindo Persada

21

Anda mungkin juga menyukai