Anda di halaman 1dari 21

TUGAS MATA KULIAH PSIKOLOGI KEPRIBADIAN

TEORI HARRY STACK SULLIVAN

(NEOPSIKOANALISA)

Oleh :

Yosefina Dila (7203021005)

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

KAMPUS KOTA MADIUN

PRODI PSIKOLOGI

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa memberikan
kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya
alam cipataan-Nya. Salam sejahahtera kami tunjukan kepada Tuhan yang maha Esa
karena telah menunjukan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama yang
sempurna dengan bahasa yang sangat indah. Penulis disini akhirnya dapat merasa
sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang kami beri judul “TEORI
HARRY STACK SULLIVAN (NEOPSIKOANALISA)”. Dalam makalah ini kami
mencoba untuk menjelaskan tentang teori neopsikoanalisa yang dikemukakan oleh
Harry Stack sullivan. Kami juga ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Kami jauh dari sempurna,maka
dari itu kami membutuhkan saran dan kritik atas makalah yang kami buat ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat kedepannya.

Madiun, 20 Febuari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................................................. 2
BAB II........................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAAN ..................................................................................................................... 3
A. Biografi ........................................................................................................................... 3
B. Dinamika Kepribadian .................................................................................................... 4
C. Struktur Kepribadian ....................................................................................................... 6
D. Perkembangan Kepribadian .......................................................................................... 11
BAB III .................................................................................................................................... 17
PENUTUP................................................................................................................................ 17
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 17
B. Saran ............................................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Teori kepribadian interpersonal di bangun oleh orang Amerika yang bernama Harry

Stack Sullivan. Manusia mengembangkan kepribadian dalam konteks sosial,karena

tanpa orang lain manusia tidak memiliki kepribadian,hal ini di utarakan oleh

Sullivan. Ia menyatakan jika kita ingin mengenali seseorang maka kita dapat

mengenali orang itu dengan cara studi ilmiah mengenai hubungan interpersonal. Teori

interpersonal ini merupakan teori dari Sullivan sendiri, teori ini menekankan bahwa

tahap perkembangan manusia itu penting. Menurut nya perkembangan manusia yang

sehat itu ditentukan dari kemampuan manusia itu sendiri untuk bergaul dengan orang

lain. Tapi kebanyakan dari seorang manusia gagal dalam tahap perkembangan

interpersonal tentang bergaul atau akrab dengan orang lain hal ini disebabkan oleh

kecemasan. Pada masa remaja kasus ini sering terjadi karena remaja biasanya

memiliki kecemasan nya tersendiri misal nya dalam berteman,remaja sering cemas

dengan pikiran orang lain. Namun Sullivan sendiri tidak menjiwai teori yang ia

gagaskan,Sullivan sendiri saat kecil ia merasa terasingkan secara fisik dan masa

remaja ia pernah berada atau mengalami skizofernia Dan ketika dewasa, dia

mengalami hanya hubungan-hubungan antarpribadi yang dibuat-buat dan ambivalen.

Meskipun begitu, bahkan mungkin karena kesulitan-kesulitan hubungan antarpribadi

ini, Sullivan memberikan banyak kontribusi bagi kita untuk memahami kepribadian

manusia.

1
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana biografi tentang Harry Stack Sullivan?

2. Bagaimana dinamika dan stuktur kepribadian oleh Harry Stack Sullivan?


3. Bagaimana perkembangan kepribadian Harry Stack Sullivan?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui tentang biografi harry stack sullivan.


2. Untuk mengetahui dinamika dan stuktur kepribadian oleh Harry Stack Sullivan
3. Untuk memahami perkembangan kepribadian Harry Stack Sullivan

2
BAB II

PEMBAHASAAN

A. Biografi

Harry Stack Sullivan lahir disuatu daerah pertanian dekat Norwich, New York, pada
tanggal 21 Februari 1892, ia merupakan anak satu-satunya karena kedua saudara nya
telah meninggal semasa kecil. Kedua orang tuanya berasal dari Irlandia ayahnya bernama
Timothy Sullivan dan ibunya bernama Ella Stack Sullivan. Ia sangat dilindungi dan
dimanja oleh ibunya,ayahnya ialah seorang pria yang pemalu,tertutup dan pendiam.
Sullivan dan ayahnya tidak memiliki kedekatan yang erat,saat ia berusia tiga tahun
ayahnya menjadi buruh tani pabrik dan ia dengan ayahnya juga sempat pindah ke
pertanian keluarga di Smyrna,lalu Sullivan di rawat oleh nenek dan bibinya. Kedua orang
tua Sullivan berasal dari keluarga yang miskin namun ibunya berpendapat bahwa
kelurganya lebih unggul dibandingkan dengan keluarga dari ayahnya. Namun Sullivan
memiliki anggapan bahwa yang dikatakan oleh ibunya itu tidak tepat,maka itu sebabnya
Sullivan mengembangkan teori interpersonal yang menekankan persamaan diantara
manusia dan bukan perbedaan. Pada saat sekolah Sullivan merasa bahwa ia adalah orang
asing dan tidak memiliki teman sebaya dan ia juga bukan anak yang popular,namun
ketika ia berusia 8,5 tahun ia memiliki teman dekat seorang anak laki-laki yang berusia
13 tahun dan anak itu bernama Clarence Bellinger. Mereka banyak memiliki kesamaan
yaitu cerdas secara intelektual,mereka juga sama-sama terbelakang secara sosial. Saat
mereka dewasa mereka sama-sama menjadi seorang psikiater dan mereka juga tidak
menikah. Menurut Sullivan Clarence membantunya memiliki hubungan yang karib
dengan orang lain. Sullivan memiliki kemampuan untuk mencintai orang lain dan
menurutnya hal itu merupakan proses terapeutik atas perasaan sepi yang ia
alami,Sullivan dan Clarence biasanya dituduh sebagai homoseksual oleh orang lain
karena mereka memiliki kedekatan yang erat. Tuduhan tersebut membuat Sullivan
merasa tidak nyaman dengan seksualitasnya dan itu yang menjadi salah satu kenapa ia
memiliki perasaan ambivalen terhadap pernikahan. Pada tahun 1911 ia belajar
kedokteran di Chicago College of Medicine and Surgery dan ia menyelesaikan kuliah
pada tahun 1917. Setelah kuliah Sullivan bekerja di Federal Board for Vocational
Education dan Public Health Service,kemudian pada tahun 1921 ia bekerja di St
Elizabeth Hospital di Washington DC. Di rumah sakit itu ia bertemu dan berteman oleh

3
psikiater ia bernama William Alanson White. Sullivan juga memiliki kesempatan bekerja
dengan pasien skizofernia dirumah sakit itu. Lalu Sullivan pindah kerja dan ia bekerja di
rumah sakit Baltimore ia melakukan penelitian intensif mengenai skizofernia. Dari
penelitian itu ia berasumsi mengenai pentingnya hubungan interpersonal. Saat Sullivan
melakukan penelitian ia mencoba memahami ucapan para pasien dengan itu ia dapat
menyimpulkan bahwa skizofernia adalah sebuah cara mengatasi rasa cemas yang muncul
dari lingkungan sosual dan hubungan interpersonal. Pada tahun 1930 Sullivan tinggal di
New York.tempat tinggalnya ini berdekatan dengan beberapa psikiater dan ilmuwan
sosial seperti Eruich Fromm,Frieda Fromm,Reichman dan Karen Horney. Dalam
mengembang kan teknik terapinya secara tidak langsung Sullivan dipengaruhi oleh Freud
Adlof Meyer dan William Alanson White. Namun menurut Sullivan teori psikiatri
interpersonal yang ia kembangkan bukanlah aliran psikoanalisa ataupun neo Freudian.
Harry stack Sullivan menekankan bahwa kepribadian semata-mata merupakan suatu
hipotesa, “sebuah ilusi”, yang tidak dapat diselidiki atau diamati secara terpisah dari
situasi interpersonal. Sullivan menghembuskan nafas terakhirnya pada 14 Januari tahun
1949 di kota Paris Perancis.

B. Dinamika Kepribadian

Sullivan adalah orang Amerika pertama yang menciptakan pandangan baru yang terkenal
dengan nama interpersonal theory of psychiatry. Ajaran pokok teori ini dalam
berhubungan dengan teori kepribadian ialah bahwa kepribadian merupakan “pola yang
relative menetap dalam situasi-situasi antar pribadi yang berulang yang menjadi ciri
kehidupan seorang manusia”. Sullivan berpendapat bahwa sama sekali tidak ada gunanya
berbicara tentang individu sebagai objek penelitian karena individu sama sekali tidak
terpisahkan dari hubungan dengan orang lain. Sullivan memandang kehidupan manusia
sebagai sistem energi, yang perhatian utamanya adalah bagaimana menghilangkan
tegangan yang ditimbulkan oleh keinginan dan kecemasan. Energi dapat terwujud dalam
bentuk-bentuk di bawah ini;
1. Tegangan (Tension)
Tension adalah potensi untuk bertingkah laku yang disadari atau tidak disadari.
Sumber tegangan tersebut ada dua;
- kebutuhan (needs)

4
Kebutuhan yang pertama muncul adalah tegangan yang timbul akibat
ketidak seimbangan biologis dalam diri individu. Kebutuhan ini
dipuaskan dengan mengembalikan keseimbangan. Kepuasannya bersifat
episodic atau berkala, sesudah memperoleh kepuasan tegangan akan
menurun/hilang, namun setelah lewat beberapa waktu akan muncul
kembali. Kebutuhan yang muncul kemudian berhubungan dari
hubungan interpersonal. Kebutuhan interpersonal yang terpenting
adalah kelembutan kasih sayang (tenderness). Kelembutan kasih sayang
adalah kebutuhan yang umum bagi setiap orang seperti halnya
kebutuhan oksigen, makan, dan air. Kebalikannya adalah kebutuhan
khusus yang muncul dari bagian tubuh tertentu (oleh Freud disebut
“erogenic zone). Kebutuhan biologis juga dapat dipuaskan melalui
transformasi energi yakni; kegiatan fisik-tingkah laku, atau kegiatan
mental mengamati, mengingat dan berpikir. Memuaskan kebutuhan
dapat menghilangkan tension, sedangkan kegagalan memuaskan need
yang berkepanjangan bisa menimbulkan keadaan apathy (kelesuan),
yaitu bentuk penundaan kebutuhan untuk meredakan ketegangan secara
umum.

- kecemasan (anxiety)
Menurut Sullivan, kecemasan merupakan pengaruh pendidikan terbesar
sepanjang hayat, disalurkan mula-mula oleh pelaku keibuan kepada
bayinya. Jika ibu mengalami kecemasan, akan dinyatakan pada wajah,
irama kata, dan tingkah lakunya. Proses ini oleh Sullivan dinamakan
empati. Biasanya bayi menangani kecemasannya dengan operasi
keamanan, bisa pertahanan tidur atau somnolent detachment (bayi
menolak berhubungan dengan pemicu kecemasan dengan cara tidur),
menyesuaikan tingkah lakunya dengan kemauan dan tuntutan orang tua,
dan atau dengan memilih mana yang harus tidak diperhatikan (selective
inattention) menolak menyadari stimulus yang mengganggu. Tension
karena kecemasan ini unik, berbeda dengan tension lain dalam hal
kecenderungannya untuk bertahan tetap dalam kecemasan dengan
segala kerusakan yang diakibatkannya. Kalau tegangan lain
menghasilkan tingkah laku untuk mengatasinya, kecemasan justru

5
menghasilkan tingkah laku yang menghambat agar orang tidak belajar
dari kesalahannya, terus-menerus menginginkan rasa aman yang
kekanak-kanakan, dan membuat orang tidak belajar dari
pengalamannya sendiri.

2. Transformasi Energi (Energy Transformation)

Transformasi energy merupakan tegangan yang ditransformasikan oleh tingkah


laku yang terbuka maupun tertutup. Transformasi energi ini bertujuan memuaskan
kebutuhan dan mengurangi kecemasan (dua ketegangan utama). Tingkahlaku
yang ditransformasi itu meliputi gerakan yang kasatmata, dan kegiatan mental
seperti perasaan, pikiran, persepsi, dan ingatan.

C. Struktur Kepribadian

Berikut adalah aspek kepribadian yang nyata-nyata stabil dalam waktu yang lama:
dinamisme, personifikasi, sistem self, dan proses kognitif

 Dinamisme (The Dynamism)

Dinamisme merupakan karakteristik konsisten,pola khas tingkah laku yang


umum serta sifat pola kebiasaan sebagai hasil dari transformasi energi baik
terbuka maupun tersembunyi,yang menetap dan berulang terjadi yang menjadi
ciri khusus seseorang. Ada 2 dinamisme yaitu : yang berkaitan dengan zona
khusus seperti mulut,anus,dan alat genital,dan yang berkaitan dengan
ketegangan. Dinamisme yang berkaitan dengan ketegangan yaitu :

- Disjungtif (berlawanan) : mencakup pola tingkah laku destruktif atau


merusak yang berhubungan dengan konsep kedengkian.

Dalam Feist dan Feist,2011:262 Sullivan memiliki pandangan terhadap


kedengkian,pandangannya ialah kedengkian itu sebagai perlawanan
terhadap kejahatan dan kebencian,rasa benci itu itu timbul karena kita
memiliki persaan yang hidup terhadap musuh-musuh. Biasa nya
kedengkian pada manusia timbul sekitar usia dua atau tiga tahun. saat
tindakan anak tidak mendapat kelembutan maternal, disangkal, tidak

6
diacuhkan, disambut dengan kecemasan dan rasa sakit. Ketika orangtua
berusaha mengendalikan tingkah laku anak dengan rasa sakit fisik dan
teguran, anak belajar menahan ungkapan kebutuhan akan kelembutan,
dan dia melindungi diri dengan mengadopsi sikap dengki. Orangtua dan
kelompok temannya semakin suit untuk memberikan reaksi dengan
kelembutan, yang akhirnya menguatkan sikap negatif anak terhadap
dunia. Tindakan dengki dapat berupa sifat penakut, kenakalan,
kekejaman, tingkah laku asosial (asosial adalah disfungsi kepribadian
yang ditandai dengan menarik diri dan menghindar secara sukarela
terhadap interaksi sosial apapun) atau antisosial lainnya.

- Konjungtif (menghubungkan) : mencakup pola tingkah laku bermanfaat


seperti keintiman dan konsep diri

Hubungan interpersonal dipupuk melalui keintiman, tetapi diganggu


oleh kecemasan dan kedengkian. Sullivan (dalam Feist dan Feist, 2011)
menyatakan bahwa perkembangan manusia yang sehat tergantung pada
kemampuan untuk mencapai keintiman dengan orang lain. Keintiman
yang dimaksud berbeda dengan minat seksual,keintiman yang dimaksud
adalah kedekatan dengan sesorang/memiliki hubungan yang sangat
dekat dengan seseorang. Dengan memiliki keintiman maka bisa
membantu kita untuk mengurangi kecemasan, dan keintiman
merupakan pengalaman berharga yang diinginkan oleh orang sehat.

Konsep diri adalah dinamisme yang paling kompleks, dan konsep diri
ini adalah termasuk dinamisme disjungtif, pola tingkah laku yang
konsisten yang mempertahankan rasa aman interpersonal manusia
dengan melindunginya dari kecemasan. Konsep diri adalah dinamisme
disjungtif yang timbul dari situasi interpersonal. Tugas utama konsep
diri adalah melindungi dari kecemasan.

- Mengasingkan : mencakup pola tingkah laku yang tidak berhubungan


dengan hubungan interpersonal, seperti berahi.

7
Berahi adalah kecenderungan mengasingkan, tidak membutuhkan
siapapun untuk memenuhinya. Berahi menampilkan dirinya sebagai
tingkah laku otoerotis (autoerotic), berahi merupakan dinamisme yang
sangat kuat selama masa remaja, biasanya menyebabkan rasa percaya
diri berkurang, karena aktifitasnya ditolak oleh orang lain sehingga
meningkatkan kecemasan, dan mengurangi rasa percaya diri. Berahi
sering mengganggu hubungan intim, karena mudah sekali disalah
artikan sebagai ketertarikan seksual.

 Personifikasi (Personification)

Personifikasi adalah suatu gambaran mengenai diri atau orang lain yang
dibangun berdasarkan pengalaman yang menimbulkan kepuasan atau
kecemasan. Hubungan yang memberi kepuasan akan membangkitkan image
positif, sebaliknya jika melibatkan kecemasan akan membangkitkan image
negatif. Sullivan (dalam Feist dan Feist, 2011: 263 dan 264) menggolongkan
personifikasi dasar menjadi 4 (empat) gambaran diri, yaitu:

1. Ibu yang buruk

Personifikasi ibu buruk tumbuh dari pengalaman bayi terhadap puting


buruk, puting yang tidak bisa memuaskan kebutuhan rasa lapar. Ibu buruk
ini tidak harus ibu yang sebenarnya, tetapi bisa berupa botol susu yang
dipegang ayah, kakak, atau siapapun yang sedang merawatnya.

2. Ibu yang baik

Setelah personifikasi ibu buruk terbentuk, seorang bayi memperoleh dan


membentuk personifikasi ibu yang baik. Hal ini berdasarkan kelembutan
dan tingkah laku kooperatif dari seseorang yang keibuan.

3. Personifikasi saya

8
Ketika bayi mulai membedakan diri dengan lingkungannya, mulai
terbentuk personifikasi diri dan orang lain. Gambaran tentang diri sendiri
yang berkembang adalah saya baik (good-me) yang dikembangkan dari
pengalaman dihadiahi, dimulai dengan hadiah kepuasan makan.
Sedangkan Personifikasi saya buruk (bad-me) dikembangkan dari
pengalaman kecemasan akibat perlakuan ibu atau pengalaman ditolak atau
dihukum. Baik good-me maupun bad-me bergabung ke dalam gambaran
diri. Personifikasi diri yang ketiga, bukan saya (not me) dikembangkan
dari pengalaman kecemasan yang sangat, seperti kekerasan fisik atau
mental. Not me menggambarkan aspek yang dipisahkan dari self dan
disertai dengan emosi unkani (uncanny) atau emosi yang mengerikan dan
berbahaya. Not me tidak pernah diintegrasikan ke dalam kepribadian, dan
tetap dipertahankan sebagai sistem terpisah, yang bagi orang normal
kadang muncul dan dianggap “mimpi buruk.” Sedang orang yang
menderita gangguan mental yang serius, mungkin berhadapan dengan
bukan saya sebagai sesuatu yang sangat nyata.

4. Personifikasi Eidetik.

Personifikasi eidetik ini merupakan gambaran tentang sesuatu yang tidak


nyata, atau teman khayalan, yang diciptakan bayi untuk melindungi rasa
percaya diri. Personifikasi eidetik ini juga bisa dialami orang dewasa, yaitu
dengan memproyeksikan sifat khayalan yang merupakan sisa dari
hubungan terdahulu. Personifikasi eidetik pada orang dewasa ini bisa
mengganggu komunikasi, mengganggu hubungan interpersonal, karena
mencegah untuk berfungsi pada tingkat kognisi yang sama.

 Sistem Self (Self-System)

Sistem self adalah pola tingkah laku yang konsisten yang mempertahankan
keamanan interpersonal dengan menghindari atau mengecilkan kecemasan.
Sistem ini mulai berkembang pada usia 12-18 bulan, usia ketika anak mulai
belajar tingkah laku mana yang berhubungan meningkatkan atau menurunkan
kecemasan. Ketika sistem self mulai berkembang, orang mulai membentuk
gambaran diri atau personifikasi diri yang konsisten. Setiap pengalaman

9
interpersonal yang dipandang bertentangan dengan sistem dirinya berarti
mengancam keamanan diri. Dampaknya, orang berusaha mempertahankan diri
melawan tegangan interpersonal itu memakai operasi keamanan (security
operation); suatu proses yang bertujuan untuk mereduksi perasaan tidak aman
atau perasaan akibat dari ancaman terhadap sistem self. Beberapa macam
sistem keamanan yang dipakai sejak usia bayi antara lain:

1. Disosiasi adalah mekanisme menolak impuls, keinginan dan kebutuhan


muncul ke kesadaran. Disosiasi tidak hilang, tapi ditekan ke
ketidaksadaran dan mempengaruhi tingkah laku serta kepribadian dari
sana.
2. inatensi, yaitu memilih mana pengalaman yang akan diperhatikan dan
yang tidak perlu diperhatikan. Terhadap pengalaman yang mengancam
personifikasi diri, orang dapat berpura-pura tidak merasakannya.
3. apati dan pertahanan dengan tidur (somnolent detachment), mirip dengan
inatensi. Pada apatis, bayi tidak memilih objek mana yang harus
diperhatikan, semuanya diserahkan pada pihak luar. Pada pertahanan tidur,
bayi tidak perlu memperhatikan stimulasi manapun.

 Proses Kognitif (Cognitive Process)

Menurut Sullivan, proses atau pengalaman kognitif dapat dikelompokkan


menjadi tiga macam;

1. prototaxis (prototaksis), adalah rangkaian pengalaman yang terpisah-pisah


yang dialami pada bayi, dimana arus kesadaran (penginderaan, bayangan,
dan perasaan) mengalir ke dalam jiwa tanpa pengertian “sebelum” dan
“sesudah.” Semua pengetahuan bayi adalah pengetahuan saat itu, di sini
dan sekarang.
2. parataxis (parataksis). Sekitar awal tahun kedua, bayi mulai mengenali
persamaan-persamaan dan perbedaan peristiwa, disebut pengalaman
parataksis atau asosiasi.
3. syntaxis (sintaksis), adalah berpikir logis dan realistis, menggunakan
lambang-lambang yang diterima bersama-sama, khususnya bahasa-kata-

10
bilangan. Tiga model pengalaman kognitif itu terjadi sepanjang hayat.
Normalnya, sintaksis mulai mendominasi sejak usia 4-10 tahun.

D. Perkembangan Kepribadian

Periode Orang Proses Pencapaian Perkembangan


Penting Interpersonal Utama Negatif
Infancy Peran Kelembutan Awal Rasa aman
keibuan kasih sayang mengorganisasi beroperasi melalui
0-1,5
pengalaman, aparthy dan
belajar somnolent
Lahir-
memuaskan detachment
berbicara
beberapa
kebutuhan diri
Childhood Orang tua Melindungi Belajar melalui Perfomansi as if,
rasa aman identifikasi rasionalisasi
1,5-4
melalui imaji dengan orang preokupansi
teman sebaya tua; belajar transformasi jahat
Berbicara-
sublimasi
hubungan
mengganti suatu
sebaya
kepuasan
dengan
kepuasan yang
lain
Juvenile Teman Orientasi Belajar bekerja Stereotip
bermain yang menuju sama dan
4-8/10 Ostrasisme
seusia kehidupan bersaing dengan
sebaya orang lain,
Hubungan Disparajemen
belajar
sebaya-chum
berurusan
dengan figur
otoritas

11
Pra-adolesen Chum Intimasi Belajar Loneliness
tunggal mencintai orang
8/10-12
lain seperti atau
melebihi
Chum-
mencintai diri
pubertas
sendiri
awal

Adolesen Chum jamak Intimasi dan Integrasi Pola tingkahlaku


Awal nafsu seks ke kebutuhan seksual yang tidak
orang yang Intimasi dengan terpuaskan
12-16
berbeda kepuasan
seksual
Pubertas-
Seks manta

Adolesen Kekasih Menggabung Integrasi ke Personifikasi yang


Akhir Intimasi dalam tidak tepat
dengan nafsu masyarakat
16-20 Keterbatasan hidup
dewasa,

Seks mantap
Self-respect

Tanggung
jawab sosial

Maturity Konsolidasi
pencapaian
20 <
setiap tahap

12
 Tahap Pertama:. Bayi (Infancy); Lahir-Bisa Berbicara (0-18 Bulan)
Perhatian utama bayi adalah makan, sehingga obyek pertama yang menjadi pusat
perhatiannya adalah puting susu ibu (atau puting botol) yang kemudian menimbulkan
paling tidak tiga image, sesuai pengalaman bayi dengan puting itu;
1) puting bagus (good nipple), puting yang lembut penuh kasih sayang dan
menjanjikan kepuasan fisik
2) bukan puting (not-nipple), puting yang salah karena tidak mengeluarkan air susu
3) puting buruk (bad nipple), puting dari ibu yang cemas, tidak memberi kasih sayang
dan kepuasan fisik.

Pengalaman makan itu akan membentuk personifikasi ibu yang menjadi faktor
penentu dalam pembentukan personifikasi diri. Ciri-ciri penting perkembangan pada
masa bayi menurut Sullivan:

1. timbulnya dinamisme apati, pertahanan tidur, disosiasi, dan inatensi


2. peralihan dari prototaxis ke parataxis
3. organisasi personifikasi-personifikasi, baik personifikasi ibu maupun diri sendiri
4. organisasi pengalaman melalui belajar dan munculnya dasar-dasar sistem diri
5. diferensiasi tubuh bayi sendiri, mengenal dan memanipulasi tubuh
6. belajar bahasa, dimulai dengan bahasa autisme
7. belajar melakukan gerakan terkoordinasi, melibatkan mata, tangan, mulut, dll.

 Tahap Kedua: Anak (Childhood); Bisa Mengucap Kata-Butuh Kawan Bermain


(1,5-4 Tahun)
Tahap anak dimulai dengan perkembangan bicara dan belajar berpikir sintaksis, serta
perluasan kebutuhan untuk bergaul dengan kelompok sebaya. Anak mulai belajar
menyembunyikan tingkahlaku yang diyakininya bisa menimbulkan kecemasan atau
hukuman seperti dengan rasionalisasi (memberi alasan palsu) mengenai segala hal
yang telah mereka kerjakan atau sedang mereka rencanakan. Mereka memiliki
tampilan seolah-olah (as if performance), yakni:
1) dramatisasi (dramatization): permainan peran seolah-olah dewasa, belajar meng-
identifikasikan diri dengan orang tuanya.
2) bergaya sibuk (preoccupation): anak belajar konsentrasi pada satu kegiatan yang
membuat mereka bisa menghindari sesuatu yang menekan dirinya.

13
3) transformasi jahat (malevolent transformation): perasaan bahwa dirinya hidup di
tengah-tengah musuh, sehingga hidupnya penuh rasa kecurigaan dan ketidak
percayaan bahkan sampai tingkahlaku yang paranoid.
4) sublimasi taksadar (unwitting sublimation): mengganti sesuatu atau aktifitas
(taksadar atau unwitting) yang dapat menimbulkan kecemasan dengan aktifitas
yang lebih dapat diterima secara sosial.

Masa anak ditandai dengan emosi yang mulai timbal balik, anak disamping menerima
juga bisa memberi kasih sayang. Masa anak juga ditandai dengan akulturasi yang
cepat. Disamping menguasai bahasa, anak belajar pola kultural dalam kebersihan,
latihan toilet, kebiasaan makan, dan harapan peran seksual.

 Tahap Ketiga: Remaja Awal (Juvenile); Usia Sekolah-Berkeinginan Bergaul Intim


(4-8/10 Tahun)
Perkembangan penting dalam tahap ini adalah loncatan sosial ke depan, anak belajar
kompetisi, kompromi, kerjasama, dan memahami makna perasaan kelompok. Tahap
ini juga ditandai dengan munculnya konsepsi tentang orientasi hidup, suatu rumusan
atau wawasan tentang:

1. kecenderungan atau kebutuhan untuk berintegrasi yang biasanya memberi ciri


pada hubungan antar pribadinya,
2. keadaan-keadaan yang cocok untuk pemuasan kebutuhan dan relatif bebas dari
kecemasan,
3. tujuan-tujuan jangka panjang yang untuk mencapainya orang perlu menangguhkan
kesempatan-kesempatan menikmati kepuasan jangka pendek.

Perkembangan negatif yang penting dalam tahap ini adalah:

1. prasangka (stereotype), yaitu meniru atau memakai personifikasi mengenai orang


atau kelompok orang yang diturunkan antar generasi,
2. pengasingan (ostracism), adalah pengalaman anak diisolasi secara paksa,
dikeluarkan/diasingkan dari kelompok sebaya karena perbedaan sifat individual
dengan kelompok,
3. penghinaan (disparagement), berarti meremehkan atau menjatuhkan orang lain,
yang akan berpengaruh merusak hubungan interpersonal pada usia dewasa.

14
 Tahap Keempat: Pre-adolesen (Preadolescence); Mulai Bergaul Akrab-Pubertas
(8/10-12 Tahun)
Pre-adolesen ditandai oleh awal kemampuan bergaul akrab dengan orang lain
bercirikan persamaan yang nyata dan saling memperhatikan. Mereka membutuhkan
chum: teman akrab dari jenis kelamin yang sama, teman yang dapat menjadi tempat
mencurahkan hati, dan bersama-sama mencoba memahami dan memecahkan masalah
hidup. Tahap pre-adolesen ditandai oleh beberapa fenomena berikut:

1. orang tua masih penting, tapi mereka dinilai secara lebih realistic
2. mengalami cinta yang tidak mementingkan diri sendiri, dan belum dirumitkan
oleh nafsu seks
3. terlibat kerjasama untuk kebahagiaan bersama, tidak mementingkan diri sendiri
4. kolaborasi chum, kalau tidak dipelajari pada tahap ini, akan membuat
perkembangan kepribadian berikutnya akan terhambat

hubungan chum dapat mengatasi/menghilangkan pengaruh buruk simptom salah suai


yang diperoleh dari perkembangan tahap sebelumnya.

 Tahap Kelima: Adolesen Awal (Early Adolescence);


Pubertas-Pola Aktifitas Seksual yang Mantap (12-16 Tahun)
Perubahan fisik usia pubertas mengembangkan hasrat seksual (lust) pada periode awal
adolesen. Banyak problem yang muncul pada periode ini merefleksikan konflik antar
tiga kebutuhan dasar: keamanan (bebas dari kecemasan), keintiman (pergaulan akrab
dengan seks lain) dan kepuasan seks. Kepuasan seksual bertentangan dengan operasi
keamanan, karena aktifitas genital pada usia ini terlarang pada banyak budaya
sehingga menimbulkan perasaan berdosa, malu, dan cemas. Keintiman bertentangan
dengan keamanan, karena mengubah keintiman dari sesama jenis menjadi keintiman
dengan jenis kelamin pasangan akan menimbulkan perasaan takut, ragu-ragu, dan
kehilangan harga diri yang semuanya akan meningkatkan kecemasan. Keintiman
bertentangan dengan kepuasan seksual, mereka kesulitan mengombinasikan Intimasi
dengan kepuasan seksual untuk diarahkan pada satu orang paling tidak karena empat
alasan:

1. banyak adolesen yang melakukan sublimasi terhadap dorongan genitalnya, untuk


mencegah penggabungan dorongan seks dengan intimasi,

15
2. dorongan genital yang sangat kuat dapat dipuaskan melalui masturbasi atau
hubungan seks tanpa intimasi,
3. masyarakat membagi objek seksual menjadi dua, “baik” dan “buruk,” sedang
remaja selalu memandang “baik,”
4. alasan kultural, orang tua, guru, dan otoritas lainnya melarang keintiman dengan
seks yang sama karena takut terjadi homoseksualitas, namun mereka juga
melarang intimasi dengan lawan jenis karena takut dengan penyakit menular
seksual, kehamilan, atau kawin dini.

 Tahap Keenam: Adolesen Akhir (Late Adolescence);


Kemantapan Seks-Tanggung Jawab Sosial (16-Awal 20an)
Tahap ini ditandai dengan pemantapan hubungan cinta dengan satu pasangan. Tapi
menurut Sullivan, perkembangan luar biasa tinggi dalam hubungan cinta dengan
orang lain bukan tujuan utama kehidupan, namun sekedar sumber utama kepuasan
hidup. Jika orang masuk pada tahap ini dengan inflasi sistem-self, menghadapi
kecemasan di banyak aspek kehidupan, mereka bisa mengalami beberapa masalah
seperti personifikasi yang tak tepat (inaccurate personification) dan berbagai jenis
keterbatasan hidup (restrictions of living) yang meliputi pandangan tidak realistic
mengenai diri sendiri, pandangan mengenai orang lain yang stereotip, serta
tingkahlaku menolak kecemasan yang merusak kebebasan seseorang. Pencapaian
akhir tahap ini adalah self-respect, yang menjadi syarat untuk menghargai orang lain.

 Tahap Ketujuh: Kemasakan (Maturity)


Orang dewasa yang masak hendaknya sudah belajar memuaskan kebutuhan-
kebutuhan yang penting; bekerjasama dan berkompetisi dengan orang lain,
mempertahankan hubungan dengan orang lain yang memberi kepuasan intimasi dan
seksual; dan berfungsi secara efektif di masyarakat tempat dia berada.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sullivan adalah orang Amerika pertama yang menciptakan pandangan baru yang terkenal
dengan nama interpersonal theory of psychiatry. Ajaran pokok teori ini dalam
berhubungan dengan teori kepribadian ialah bahwa kepribadian merupakan “pola yang
relative menetap dalam situasi-situasi antar pribadi yang berulang yang menjadi ciri
kehidupan seorang manusia”. Sullivan berpendapat bahwa sama sekali tidak ada gunanya
berbicara tentang individu sebagai objek penelitian karena individu sama sekali tidak
terpisahkan dari hubungan dengan orang lain. Sullivan memandang kehidupan manusia
sebagai sistem energi, yang perhatian utamanya adalah bagaimana menghilangkan
tegangan yang ditimbulkan oleh keinginan dan kecemasan. Energi dapat terwujud dalam
tegangan dan energy transformasi. Menurut Sullivan, proses atau pengalaman kognitif
dapat dikelompokkan menjadi tiga macam prototaxis, parataxis, syntaxis.

B. Saran

Tentunya penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas masih banyak
ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna.Adapun nantinya penulis akan segera
melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan menggunakan pedoman dari beberapa
sumber dan kritik yang bisa membangun dari para pembaca. Dengan adanya makalah ini
penulis berharap semoga pembaca dapat lebih mudah mengetahui lebih dalam tentang
kepribadian interpersonal dari teori Sullivan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Suryabrata, Sumadi. 2003. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Alwisol. 2006. Psikologi Kepribadian Edisi Revisi. Malang: UMM Press.

Hall Calvin S dan Gardner Lindzey.1993. Psikologi Kepribadian 1. Editor Dr. A.


Supratiknya.Yogyakarta. Kanisius.

18

Anda mungkin juga menyukai