Tahap pertama dalam teori Erikson adalah tahap kepercayaan versus ketidakpercayaan.
Tahap ini terjadi pada usia 0-1 tahun dan berkaitan dengan pengembangan kepercayaan
dasar pada dunia dan orang-orang di sekitar individu. Jika individu merasa dipenuhi dengan
rasa aman dan kepercayaan, maka ia akan mengembangkan sikap positif terhadap dunia.
Tahap kedua adalah tahap otonomi versus rasa malu yang terjadi pada usia 2-3 tahun. Pada
tahap ini, individu mengembangkan otonomi dan kepercayaan diri. Jika individu
mendapatkan dukungan dan dorongan untuk mengeksplorasi dan mengambil keputusan
sendiri, maka ia akan mengembangkan rasa otonomi yang sehat. Tahap ketiga adalah tahap
inisiatif versus rasa bersalah yang terjadi pada usia 3-6 tahun. Pada tahap ini, individu
mulai mengembangkan inisiatif dan rasa ingin tahu. Jika individu merasa didukung dan
diizinkan untuk mengungkapkan inisiatifnya, maka ia akan memiliki rasa percaya diri
dalam mengambil langkah-langkah baru.
Tahap berikutnya adalah tahap industri versus rasa rendah diri pada usia 6-12 tahun.
Tahap ini berkaitan dengan pengembangan rasa kompetensi dan kemampuan individu. Jika
individu merasa diakui dan dihargai atas usaha dan prestasinya, maka ia akan
mengembangkan rasa percaya diri yang kuat. Pada tahap identitas versus kebingungan
peran yang terjadi pada usia 12-20 tahun, individu mulai mencari identitas dan tujuan
hidupnya. Jika individu diberi kesempatan untuk mengeksplorasi pilihan dan nilai-nilai
yang penting baginya, maka ia akan mengembangkan rasa identitas yang kokoh.
Tahap berikutnya adalah tahap intimasi versus isolasi pada usia 20-40 tahun. Tahap ini
melibatkan pengembangan hubungan yang intim dengan orang lain. Jika individu dapat
membangun hubungan yang sehat dan saling mendukung, maka ia akan merasakan
keintiman yang memuaskan. Tahap generativitas versus stagnasi pada usia 40-65 tahun
berkaitan dengan mempertimbangkan warisan dan kontribusi individu terhadap generasi
berikutnya. Jika individu merasa memiliki kontribusi yang berarti dan dapat mempengaruhi
orang lain secara positif, maka ia akan mengembangkan rasa generativitas. Tahap terakhir
adalah tahap integritas versus putus asa pada usia 65 tahun ke atas. Tahap ini melibatkan
refleksi dan pengakuan terhadap hidup yang telah dijalani. Jika individu dapat melihat
hidupnya dengan rasa puas dan menerima kematian sebagai bagian alamiah dari siklus
kehidupan, maka ia akan mengembangkan rasa integritas yang memuaskan.
Kesimpulan
Harry Stack Sullivan dan Erik Erikson adalah dua tokoh penting dalam bidang psikologi
kepribadian. Teori kepribadian yang dikembangkan oleh keduanya memberikan
pemahaman yang dalam tentang hubungan interpersonal dan perkembangan kepribadian.
Dengan memahami tahap-tahap perkembangan kepribadian yang diidentifikasi oleh
mereka, kita dapat memahami bagaimana pengaruh lingkungan dan interaksi sosial
mempengaruhi pembentukan kepribadian seseorang. Teori ini juga memiliki aplikasi yang
relevan dalam konteks pendidikan. Melalui penelitian dan pemikiran mereka, Harry Stack
Sullivan dan Erik Erikson telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam pemahaman
kita tentang bagaimana individu berkembang sepanjang hidup mereka.