Anda di halaman 1dari 3

KUISONER KELOMPOK 5 (KONSEP PATOLOGI BERDASARKAN PENDEKATAN

PSIKODINAMIKA ERICKSON)

NAMA : Firnanda Dewi Nurhaliza

NPM :1512200217

1. Apa yang dimaksud dengan konsep dasar "krisis perkembangan" dalam teori
psikodinamika Erikson?

JAWABAN : Menurut teori psikodinamika Erikson, krisis perkembangan merujuk


pada serangkaian konflik yang harus dihadapi oleh individu selama tahap
perkembangan hidup mereka. Erikson berpendapat bahwa setiap tahap perkembangan
melibatkan konflik atau krisis yang harus diatasi oleh individu untuk mencapai
perkembangan yang sehat dan membangun kepribadian. Konsep ini menekankan
pentingnya mengatasi konflik ini untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan
yang optimal. Erikson mengemukakan 8 tahapan perkembangan manusia yang pada
setiap tahapan akan ada tugas perkembangan yang harus dipenuhi serta krisis yang akan
dilewati individu dalam prosesnya berkembang. Delapan tahap perkembangan
psikososial Erikson yang di maksud tersebut meliputi:

1. Infancy/bayi (0-1 tahun), dengan kecenderungan: trust vs mistrust atau kepercayaan


melawan kecurigaan;
2. Early childhood/anak usia awal (1-3 tahun), dengan kecenderungan: autonomy vs
shame, doubt atau otonomi melawan malu dan ragu-ragu;
3. Preschool age/anak usia prasekolah (4-5 tahun), dengan kecenderungan: Initiative vs
Guilt atau Inisiatif melawan perasaan salah;
4. School age (6-11 tahun), dengan kecenderungan: Industry vs Inferiority atau kerajinan
melawan inferioritas;
5. Adolescence (12-20 tahun), dengan kecenderungan: Identity vs Identity Confusion atau
identitas melawan kekacauan identitas;
6. Young adulthood ( 21-40 tahun), dengan kecenderungan: Intimacy vs Isolation atau
keintiman melawan isolasi;
7. Adulthood (41-65 tahun), dengan kecenderungan: Generativity vs Stagnation atau
generativitas melawan stagnasi;
8. Senescence (+65 tahun), dengan kecenderungan: Ego Integrity vs Despair atau
integritas melawan keputusasaan (Thahir, 2018, hlm. 33-50).

2. Bagaimana konsep identitas diri dalam teori Erikson berkaitan dengan patologi
psikodinamika?
JAWABAN : Menurut Erikson, identitas diri adalah kondisi psikologis yang
melibatkan kesadaran individu untuk menempatkan diri dan memberi arti pada dirinya
sebagai seorang pribadi yang unik. Identitas diri melibatkan pengakuan dan perasaan
yakin akan identitas personal individu yang berbeda dengan orang lain di sekitarnya.
Identitas diri juga merupakan kesadaran dan kesinambungan diri dalam mengenali dan
menerima kekhasan pribadi, peran, komitmen, orientasi, dan tujuan hidup.
Dalam teori Erikson, identitas diri berkaitan dengan tahap perkembangan remaja.
Erikson berpendapat bahwa identitas diri adalah identitas yang menyangkut kualitas
“eksistensi” dari subyek, yang berarti bahwa subjek memiliki suatu gaya pribadi yang
khas. Identitas diri berarti mempertahankan suatu gaya keindividualitasan diri sendiri.

Pada umur sekitar 12-18 tahun ke atas individu menjalani proses jati diri dari remaja
menuju ke dewasa. Di dalam proses ini lah individu mengalami masa peralihan dari
anak anak menuju ke dewasa. Di dalam proses ini individu mengalami Krisis dalam
mencari jati diri dan mengalami keraguan serta kekacauan sebelum pada akhirnya dapat
mendapatkan identitas yang stabil dan siap menjalani kehidupan dewasa. Pada proses
ini lah apabila individu tidak mampu menyelesaikan krisis dan konflik yang
dihadapinya, lalu menyebabkan individu mengalami patalogi atau gangguan mental
akibat mengalami kekacauan identitas yang menyebabkan ia bingung dengan
identitasnya dan merasa berbeda diantara orang lain.

3. Bagaimana peran lingkungan sosial dalam perkembangan psikodinamika menurut teori


Erikson?
JAWABAN : Menurut teori perkembangan Erikson, lingkungan sosial memainkan
peran penting dalam perkembangan psikodinamika. Erikson berpendapat bahwa
pandangan-pandangannya sesuai dengan ajaran dasar psikoanalisis yang diletakkan
oleh Freud. Namun, teori Erikson lebih tertuju pada masyarakat dan kebudayaan. Dia
menekankan peran lingkungan dalam menentukan cara individu mengatasi krisis dan
mengembangkan kepribadian. Lingkungan di mana anak hidup sangat penting untuk
memberikan pertumbuhan, penyesuaian, sumber kesadaran diri, dan identitas.
Erikson mengemukakan delapan tahap perkembangan psikososial manusia yang
melibatkan interaksi terus-menerus dengan orang lain dan masyarakat sebagai
keseluruhan. Setiap tahap menghasilkan epigenetik, yang berarti setiap perkembangan
dalam kepribadian manusia mengalami keserasian dari tahap-tahap yang telah
ditetapkan. Tahap-tahap ini membantu individu untuk berinteraksi, saling
mempengaruhi, dan tumbuh dalam radius sosial yang lebih luas.
Berikut adalah delapan tahap perkembangan psikososial menurut teori Erikson:

1. Bayi (0-1 tahun): Kepercayaan melawan kecurigaan.


2. Anak usia awal (1-3 tahun): Otonomi melawan malu dan ragu-ragu.
3. Anak usia prasekolah (4-5 tahun): Inisiatif melawan perasaan salah.
4. Usia sekolah (6-11 tahun): Kerajinan melawan inferioritas.
5. Remaja (12-20 tahun): Identitas melawan kekacauan identitas.
6. Dewasa muda (21-40 tahun): Keintiman melawan isolasi.
7. Dewasa (41-65 tahun): Generativitas melawan stagnasi.
8. Lansia (65 tahun ke atas): Integritas melawan putus asa.

Setiap tahap ini memiliki kecenderungan dan kontradiksinya sendiri. Teori Erikson
menekankan bahwa setiap tahap perkembangan pribadi dan sosial dilanjutkan melalui
interaksi dengan orang lain dan masyarakat secara keseluruhan.

Anda mungkin juga menyukai