Anda di halaman 1dari 24

16/10/2023 Kelmpok 4

TEORI
INTERPERSONAL
SULLIVAN
Anggota Kelompok

01 | Billy Yosefin Lautan


202201501998
02 | Faiz Akhtar Maulana
202201501789
03 | Hendra Gunawan
202201501794
04 | Syabilli Rosad
202201501773
Biografi

Harry Stack Sullivan


lahir pada tahun 1892 di kota Norwich, New York dan wafat
pada tahun 1949 di kota Paris, Prancis pada acara konferensi
Kesehatan Mental.
Bagi Sullivan (Monte, C., F., & Sollod, R., N., 2003),
kepribadian muncul dalam pertukaran interpersonal. Sullivan
adalah salah satu yang paling eklektik dari neo-Freudian dan
salah satu teoritikus psikodinamik pertama yang melihat
pentingnya pemikir non-Freudian
Pengertian

We Will Talk About


Interpersonal.
Teori Interpersonal dari Sullivan menekankan pentingnya setiap tahap perkembangan manusia, mulai dari bayi,
kanak-kanak, remaja, dan dewasa. Perkembangan manusia yang sehat ditentukan dari kemampuan manusia
untuk memiliki hubungan intim dengan orang lain. Intim yang dimaksud disini bukan mengacu kepada
seksual, tetapi merujuk kepada hubungan yang karib atau akrab.
Teori Interpersonal
Sullivan memandang kepribadian sebagai sistem energi, dimana energi itu
berupa :

Ketegangan
yaitu potensi tindakan yang dialami dalam kondisi sadar dan tidak sadar.
Sullivan menyatakan dua jenis ketegangan, yaitu kebutuhan dan kecemasan.
1. Kebutuhan, merupakan ketegangan yang dibawa oleh ketidakseimbangan
biologis dan psikis. Kebutuhan bersifat sementara, karena jika sudah
terpuaskan maka akan melemah, namun dapat muncul kembali di lain
waktu.
2. Kecemasan. Sullivan percaya bahwa kecemasan muncul karena ditransfer
dari orangtua ke anak melalui proses empati. Kecemasan ini memiliki efek
merusak pada masa dewasa, karena menghambat perkembangan hubungan
inetrepersonal yang sehat.
Teori

Transformasi Energi
yaitu usaha mengubah ketegangan menjadi tingkah laku tersembunyi atau terbuka, untuk memuaskan
kebutuhan dan mengurangi kecemasan. Tingkah laku tersembunyi dapat berupa emosi, pikiran, atau
tingkah laku yang tersembunyi. Dalam transformasi energi, tingkah laku yang konsisten akan disebut
dengan dinamisme, atau sifat, atau pola kebiasaan. Dinamisme memiliki dua kelas, yaitu dinamisme
yang berhubungan dengan zona khusus pada tubuh dan dinamisme yang berkaitan dengan
ketegangan. Dinamisme yang berkaitan dengan ketegangan terdiri dari tiga kategori, yaitu disjungtif,
mengasingkan, dan konjungtif
Teori

Dinamisme yang berkaitan dengan ketegangan

Mengasingka
Disjungtif Konjungtif
n
yaitu pola tingkah laku yang
yaitu pola tingkah laku tidak berhubungan dengan yaitu pola tingkah laku
destruktif, berkaitan dengan hubungan interpersonal, seperti yang bermanfaat, seperti
konsep kedengkian nafsu seksual, yang tidak butuh keintiman dan sistem diri.
siapapun untuk memenuhinya
Teori

Tingkat Kognisi
Dalam teorinya, Sullivan menyebutkan mengenai tingkat kognisi, yaitu suatu hal yang mengacu pada
proses merasa, membayangkan, dan memahami. Sullivan membagi kognisi menjadi tiga tingkat, yaitu

Protoaksis Paraktasis Sintaksis


yaitu tingkat dimana sebuah yaitu tingkat dimana
pengalaman tidak dapat pengalaman pralogis muncul, yaitu tingkat dimana sebuah
dikenali, dikomunikasikan, karena seseorang berasumsi pengalaman dapat disepakati dan
atau digambarkan. bahwa dua kejadian yang dikomunikasikan secara simbolis
Pengalaman itu terkait muncul bersamaan memiliki
dengan zona tubuh yang hubungan sebab akibat.
berbeda Kesimpulan kurang tepat ini
disebut distorsi parataksis.
Teori Title of your presentation.

Tahapan Perkembangan
Sullivan menyatakan bahwa ada tujuh tahap perkembangan yang dapat mempengaruhi pembentukkan
kepribadian manusia. Selain dapat dibentuk atau terbentuk, kepribadian juga dapat mengalami perubahan.
Perubahan kepribadian dapat terjadi pada saat apapun, namun cenderung terjadi pada masa transisi, dari satu
tahap perkembangan ke tahap perkembangan berikutnya

Kanak Remaja Remaja


Bayi
Kanak
Juvenil Praremaja
Awal Akhir 2022
Dewasa
Aplikasi

1. Gangguan Kepribadian
Dalam Teori Interpersonal, Sullivan meyakini bahwa gangguan psikologis disebabkan karena faktor
interpersonal. Oleh karena itu, gangguan ini dapat dipahami dengan memahami kondisi lingkungan
sosial

2. Psikoterapi
Sullivan meyakini bahwa gangguan psikologis disebabkan karena adanya hambatan dalam hubungan
interpersonal. Oleh karena itu, ia membuat prosedur psikoterapinya berdasarkan usaha memperbaiki
hubungan klien dengan orang lain. Proses ini dilakukan dengan cara terapis berperan sebagai pengamat
partisipan, yaitu menjadi bagian dari hubungan interpersonal klien, melakukan tatap muka dengan klien,
dan memberi kesempatan klien untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Kekurangan dan Kelebihan
KELEBIHAN KEKURANGAN
• Teori kepribadian Sullivan cukup luas bagi •Teori ini sangat menekankan pada hubungan
beberapa peneliti. interpersonal, yang melemahkan kemampuannya untuk
• Secara aktif menyelidiki hipotesis yang mengatur informasi.
dirumuskan terutama dari teori Sullivan. •Kurangnya pengujian teori Sullivan mengurangi
• Banyak masalah praktis dapat diselesaikan dengan kegunaannya sebagai panduan praktis bagi orang tua,
menggunakan teori Sullivan sebagai pedoman. guru, psikoterapis, dan lainnya yang tertarik pada
• pendidikan anak dan remaja.
Sullivan menggunakan beberapa istilah yang tidak •Kesediaannya untuk menemukan istilah sendiri dan
biasa, tetapi melakukannya secara konsisten dalam kecanggungan dalam menulis menambah banyak teori
tulisan dan pidatonya. bahwa akan jauh lebih berguna menggunakan istilah
• Teorinya konsisten dan sangat mudah dimengerti umum.
penjelasannya.
kritik

Kritik Teori Sullivan


● Teori ini hanya menguraikan secara terinci salah satu aspek
psikoanalisis klasik, yakni ego dan pertahanan2nya atau strategi2 yang
sudah merupakan kebiasaan pada manusia untuk melawan ancaman2
terhadap ego yang datang dari dalam maupun luar..
● Dengan menekankan karakter sosial pada kepribadianmanusia, la telah
mengasingkan manusia dari warisanbiologisnya.-
● Kegagalan teori psikologi sosial ini dalam hal menjelaskan dengan
tepat cara-cara suatu masyarakat membentuk anggotanya.
Introduction

Erik Erikson
Erik H. Erikson adalah salah satu tokoh psikoanalisa yang lahir di
Frankurt, Jerman, 15 Juni 1902. Ayah kandung Erikson adalah seorang
pria kebangsaan Denmark yang meninggalkan Erikson pada usia tiga
tahun sehingga ibu Erikson yang bernama Karla Abrhamsen menikah
lagi dengan Theodore Homberger yang menjadi ayah tiri Erikson dan
nama Hamberger kini menjadi bagian dari nama Erikson. Setelah lulus
SMA, Erikson menjadi seniman namun tidak mengambil kuliah seni dan
memelih berkeliling Eropa untuk menikmati dan belajar seni.
Pengertian

We Will Talk About Teori Post.

Erikson berpendapat jika seseorang tidak mampu menyelesaikan tugas perkembangan di masing masing
tahap perkembangannya, maka ia akan mengalami krisis kehidupan.
Jika tidak ditangani, krisis ini dapat membuat individu menjadi lebih rentan untuk mengalami masalah yang
lebih besar dalam kehidupannya.
Teori
dasar dari teori erikson yaitu sebuah konsep yang memiliki tingkatan.

terdapat sekitar delapan tingkatan yang menjadi bagian dari teori


psikososial erikson tersebut, dan akan dilalui oleh manusia.
setiap manusia itu bisa naik ketingkat berikutnya, walaupun tidak
sepenuhnya selesai mengalami perkembangan ditingkatan sebelumnya.

jadi, setiap tingkatan dalam teori ini berhubungan dengan semua


bidang kehidupan yang berarti kalau setiap tingkatan itu terselesaikan
dengan baik oleh manusia, maka individu itu akan merasa pintar.
sebaliknya kalau tingkatan-tingkatan tersebut itu tidak terselesaikan
dengan baik, maka akan muncul sebuah perasaan yang tidak selaras
dengan orang tersebut.
teori

delapan tahapan yang ia maksud sebagai berikut :


1. kepercayaan vs ketidak percayaan : tahapan ini terjadi antara
usia kelahiran sampai 2 tahun dan dipusatkan pada pengembangan
rasa percaya pada pengasuh dan dunia. anak-anak yang menerima
perawatan responsif mampu mengembangkan kualitas psikologis
harapan.
2. otonomi vs rasa malu dan keraguan : tahap ini terjadi antara usia
2 sampai 3 tahun dan melibatkan rasa kebebasan dan kontrol pribadi.
sukses dalam tahap ini memungkinkan orang mengembangkan
kemauan dan tekad.
teori

3. inisiatif vs rasa bersalah : antara usia 3 sampai 6 tahun, anak-anak mulai


mengeksplorasi lingkungan mereka dan menggunakan lebih banyak kendali
atas pilihan mereka. dengan berhasil menyelesaikan tahap ini, anak-anak dapat
mengembangkan rasa tujuan.

4. industry vs inferiority : tahap yang berlangsung antara usia sekitar 5 dan


11 tahun difokuskan pada pengembangan rasa kebanggaan dan pencapaian
pribadi. sukses pada titik ini dalam pengembangan mangarah pada rasa
kompetensi.
teori

5. identitas vs kebingungan : tahun-tahun remaja adalah saat eksplorasi


pribadi. mereka yang berhasil memalsukan identitas yang sehat
mengembangkan rasa kesetiaan. mereka yang tidak menyelesaikan tahap ini
dengan baik mungkin dibiarkan merasa bingung tentang peran dan tempat
mereka dalm kehidupan.

6. keintiman vs isolasi : tahap yang terjadi dimasa dewasa awal adalah tentang
menjalin hubungan yang sehat dengan orang lain. sukses mengarah pada
kemampuan untuk membentuk hubungan yang berkomitmen, langgeng, dan
memelihara dengan orang lain.
teori
7. generativity vs stagnation : pada tahap yang terjadi selama masa dewasa
menengah, orang menjadi prihatin dengan kontribusi sesuatu kepada
masyarakat dan meninggalkan jejak mereka di dunia. membesarkan keluarga
dan memiliki karier adalah dua kegiatan utama yang berkontribusi pada
kesuksesan pada tahap ini.

8. intergrity vs despair : tahap akhir perkembangan psikososial terjadi pada


masa dewasa akhir dan melibatkan refleksi kembali pada kehidupan.
mereka yang melihat kebelakang dan merasakan rasa kepuasan
mengembangkan rasa integritas dan kebijaksanaan, sementara mereka
yang ditinggalkan dengan penyesalan mungkin mengalami kepahitan dan
putus asa.
. .

Aplikasi
Teori Erikson terfokus pada perkembangan sosial, sehingga aplikasinya terutama di bidang pendidikan sosial, khususnya
pada usia anak-anak dan remaja. Memperhatikan teori Erikson akan berdampak kepada perlakuan orang dewasa kepada
perlakuan orang dewasa kepada anak lebih sesuai dengan kebutuhan usia anak-anak itu. Konsep krisis indetitas ternyata
aplikatif untuk menginterpretasi lima ranah sumber krisis
pemuda (di Amerika), yakni1.
1. Problem pilihan pekerjaan
2. Konflik dengan orang tu
3. Keanggotaan kelompok sebaya
4. Hubungan cinta remaja
5. Pengunaan obat psikotropik
Dibidang psikoterapi, analisis konflik sosial dapat membantu pemahaman kepribadian klien, namun Erikson tidak
mengusulkan tritment yang khas sesuai dengan fokus teori psikososialnya.Dibidang pengukuran. Erikson
.
mengembangkan PlayConstrucion Test, dan Rosenthal bersama dengan Guney dan Moore mengembangkan .Erikson
Psychosocial Stage Inventory
. .
.
. .

1. Play Contruction TestAnak (usia bermain dan usia sekolah), diminta membanyangkan didinya menjadi sutradara dan
membuat adegan film yang menarik, memakai mainan yang di sediakan. Mainan itu meliputi orang, binatang, peralatan
rumah tangga. mobil, rumah dan apa saja yang diimajinasikan anak. Mamakai peralatan audiovisual, skenario anak itu di
analisis sebagai ekspresi sejarah kehidupannya secara tak sadar

2. Erikson Psychosicial Stage Inventory (EPSI)Kuesioner dengan 72 item, mengungkap keberhasilan anak mengatasi 6
tahap (dari bayi sampai dengan dewasa muda) konflik psikososialnya. EPSI mengukur tingkat kepercayaan,otonomi, .
inisiatif, ketekunan, indetity, dan intimasi dalam skala .
.
.
.
.
• KELEBIHAN DAN KEKURANGAN . .
.
.
.
.
• Kelebihan Teori EriksonErikson
menekankan kesadaran individu untuk menyesuaikan diri dengan pengaruh sosial.
Erikson memandang ego sebagai struktur kepribadian yang otonom. serta berfokus
pada kualitas ego yang muncul di setiap periode perkembangan. Tahap perkembangan
lebih kompleks karena mengembangkan teori insting Freud

• Kekurangan Teori Eriksonunik


Disatu sisi dia dipuji dengan melanjutkan melengkapi.karya Freud dalam menganalisis
perkembangan manusia, di.sisi lain pandangannya tentang manusia yang
optimistik.bertentangan dengan Freud yang pesimistik, dan konsepnyaPtentang ego-
kreatif memperlunak teori Freud
. .

kritik
ritik terhadap Erikson dalam hal metodologi, hampir sarga dengan metodologi dari teori
psikoanalisis lainnya. Nilai ilmiah pengukuran yang dia lakukan, observasi terhadap anak-
anak, dan analisis kesejajaran. Sayang data-data yang subjektif, dan dianalisis secara
subjektif pula.dari metodologinya sesungguhnya ada pada beberapa metodadikumpulkannya,
termasuk data observasi dideskripsi secara

. .
. . .
Thank you Title of your presentation.

Thank You!
Do you have any questions?

Anda mungkin juga menyukai