Anda di halaman 1dari 62

ADU L T

YOUNG ADULTHOOD
GROUP 4
GROUP 4
VARIAN ELRAMA MILLENANDO ELIZABETH HUI

G R O U P COGNITIVE
Y OU N G CONTENT
ADULTHOOD DEVELOPMENT 01 Physical
.

02 Cognitive
.

03 Psychosocial
.
PHYSICAL DEVELOPMENT

S c i e n c e T e c h n o l o g y E n g i n e e r i n g A r t s M a t h e m a t i c s
KRITERIA UNTUK ADULTHOOD

 Penerimaan tanggung jawab atas diri sendiri


 Bertindak independen
 Menjadi mandiri secara finansial
STATUS KESEHATAN

 Rata-rata young adult sehat. (95%)


 Kecelakaan adalah penyebab kematian yang
paling tinggi.
 Tetapi banyak yang kurang olahraga dan
kelebihan berat badan.
GENETIKA PADA KESEHATAN

 Beberapa penyakit yang dipengaruhi genetik:


 Obesitas
 Kanker (paru-paru, prostat, dan payudara)
 Kolesterol tinggi
UPAYA MENJAGA KESEHATAN

 Menjaga postur tubuh yang benar


 Tidur yang teratur
 Aktivitas olahraga
 Pap smear
 Screening test yang reguler
DIET DAN NUTRISI

 Diet yang sehat:


 Tidak banyak lemak jenuh
 Tidak banyak daging merah atau daging
olahan
 5 buah dan 5 sayuran setiap hari
ANCAMAN TERHADAP KESEHATAN

 Obesitas
 Kurang olahraga
 Merokok
 Penyalahgunaan/kelebihan alkohol
 Penyalahgunaan narkoba
PENGARUH TIDAK LANGSUNG TERHADAP KESEHATAN

 Ras/Suku
 Dukungan sosial
 Integrasi sosial
PERMASALAHAN KESEHATAN MENTAL

 Alkohosisme
 Perilaku antisosial
 Depresi
ISU REPRODUKTIF DAN SEKS

 Hampir semua orang dewasa di AS


melakukan seks sebelum pernikahan.
 Casual sex sering terjadi pada kampus.
 Tentu ini berbeda untuk setiap negara
(tergantung kultur dan keadaan).
PREMENSTRUAL SYNDROME

 Ketidaknyamanan fisik dan emosional dua


minggu sebelum menstruasi
 Gejala:
 Kelelahan dan pusing kepala
 Bengkaknya payudara
 Gembung, mual, keram
 Anxiety, depresi, mood swing
STD/ PENYAKIT MENULAR SEKSUAL

 Persentase tertinggi terdapat pada remaja


dan dewasa awal.
 Populasi orang yang menderita HIV
meningkat sedunia.
 Penyakit: HIV/AIDS, sifilis, herpes,
gonorrhea.
INFERTILITY

 Ketidakmampuan untuk “membuat” anak


setelah 12 bulan mencoba.
 Penyebab yang paling sering: Jumlah
sperma sedikit.
 Pada wanita, penyebabnya:
 Endometriosis
 Mucus di cervix
 Kegagalan memproduksi sel telur/ sel telur cacat
TEKNOLOGI REPRODUKSI BERBANTUAN

 In vitro fertilization
 In vitro maturation
 Inseminasi buatan
 Transfer ovum
 Surrogate mother
COGNITIVE DEVELOPMENT

S c i e n c e T e c h n o l o g y E n g i n e e r i n g A r t s M a t h e m a t i c s
REFLECTIVE THINKING
Pertimbangan aktif dan menetap
terhadap informasi dan kepercayaan.
Mempertanyakan informasi yang
diketahui.
Berhubungan dengan daerah kortikal
otak yang kaya myelin.
Tercapai di usia 20 – 25, tetapi tidak
banyak orang yang bisa
menggunakannya secara konsisten.
POSTFORMAL THINKING
Kemampuan mengatasi:
• Kontradiksi
• Ketidaksempurnaan dan kompromi
• Ketidakyakinan dan inkonsistensi
 Berasal dari:
• Intuisi
• Emosi
• Logika
KRITERIA POSTFORMAL THOUGHT

 Shifting gears. Berpikir dengan dua sistem logika antara


abstrak dan praktek.
 Problem definition. Mendefinisikan sebuah masalah
dengan kelas kategori untuk menetukan parameter.
 Process-product shift. Melihat bahwa masalah dapat
diselesaikan melalui aplikasi umum untuk masalah
(process) atau solusi konkrit untuk masalah tertentu
(product).
 Pragmatism. Memilih solusi logis yang paling baik dan
mengetahui kriteria untuk pemilihan solusi.
KRITERIA POSTFORMAL THOUGHT

 Multiple solutions. Mengetahui bahwa semua orang


punya tujuan berbeda, semua masalah punya banyak
penyebab, dan ada banyak cara mencapai banyak solusi.
 Awareness of paradox. Kesadaran bahwa permasa-
lahan atau solusi dapat memiliki konflik yang melekat.
 Self-referential thought. Kesadaran bahwa dirinya
sendiri adalah penentu logika yang akan dipakai.
SCHAIE”S LIFE-SPAN MODEL OF COGNITIVE DEVELOPMENT

 Acquisitive stage (childhood – adolescence). Informasi


dan skill didapatkan sebagai persiapan partisipasi dalam
masyarakat.
 Achieving stage (late teens or age 20’s – 30’s). Ilmu
digunakan untuk mencapai tujuan.
 Responsible stage (late 30’s to early 60’s). Pikiran
digunakan untuk menyelesaikan masalah yang
berhubungan dengan tanggung jawab ke orang lain.
 Executive stage (30’s – middle age). Bertanggung
jawab atas pergerakan sosial atau pemerintahan.
SCHAIE”S LIFE-SPAN MODEL OF COGNITIVE DEVELOPMENT

 Reorganizational stage (Awal late adulthood).


Mengorganisir kehidupan dan energy pada kegiatan yang
menggantikan kerja yang membayar.
 Reintegrative stage (late adulthood). Lebih selektif
dalam usaha yang dilakukan. Fokus terhadap hal yang
paling bermakna bagi diri sendiri.
 Legacy-creating stage (advanced old age). Membuat
pewarisan, persiapan kuburan, dan cerita oral sebagai
legacy.
INSIGHT & KNOW-HOW
Tes psikometri tidak dapat mengukur
creative insight (experiential element) &
practical intelligence (contextual
element)
Tes psikometri kurang akurat dalam
prdeksi sukses dibandingkan tacit
knowledge.
Tacit knowledge (savvy) memiliki
komponen pengelolahan diri,
perkerjaan, dan orang lain.
EMOTIONAL INTELLIGENCE
Kemampuan persepsi, menggunakan,
mengerti, dan mengelolah perasaan.
Memerlukan kesadaran diri dan
kesadaran sosial.
Diukur dengan Mayer-Salovey-Caruso
Emotional Intelligence Test (MSCEIT).
MORAL REASONING

 Postconventional morality: pertimbangan etis


berdasarkan nilai atau prinsip yang dapat
diuniversalkan.
 Moral reasoning berdasarkan pengalaman dan
berbeda tergantung budaya dan individual.
 7th stage: Mengapa harus bermoral?
 Jawabannya ada di perspektif kosmik yang melihat
isu moral dari pandangan universal.
GILLIGAN’S LEVELS OF MORAL
DEVELOPMENT IN WOMEN
01 ORIENTATION OF INDIVIDUAL SURVIVAL
Konsentrasi pada yang praktis dan terbaik untuk diri sendiri,
transisi 1 membuat sadar akan hubungan dengan orang lain.

GOODNESS AS SELF-SACRIFICE 02
Mengorbankan keinginan sendiri untuk keinginan dan opini
orang lain.

03 FROM GOODNESS TO TRUTH

Pertimbangan tindakan berdasarkan niat dan akibat


perbuatannya.

MORALITY OF NONVIOLENCE 04
Keseimbangan moral antara diri dan orang lain
FOWLER”S STAGES OF FAITH

 Intuitive-Projective. Realita dan fantasi


tercampur. Ide Pencipta berasal dari orang tua.
 Mythic-Literal. Mengerti cerita religious/mistis
secara literal.
 Synthetic-Conventional. Memakai sistem
kepercayaan yang “mencakup semuanya”. Sempit
dalam pemikiran dan authority berada pada
representatif kepercayaan (e.g. paus, mormon,
etc.)
FOWLER”S STAGES OF FAITH

 Individuative-Reflective. Mempertanyakan
kepercayaan dengan kritis.
 Conjuctive Faith. Menerima paradox dan batas
logika namun open-minded.
 Universalizing Faith. Membantu semua orang
tanpa keraguan atau kekhawatiran.
EDUKASI DAN KERJA

 Sekarang ada banyak pilihan setelah sekolah


(kuliah, kerja, gap year, etc.)
 Wanita lebih mendominasi major perguruan,
kebidanan, psikologi, dan literatur.
 Kunci adaptasi terhadap kuliah ada pada
dukungan keluarga.
 Individu yang adaptif, aktif belajar, aktif sosial, dan
memiliki hubungan dengan orang tua yang baik
lebih mudah beradaptasi.
KOGNITIF DI PERKULIAHAN

 Individu berubah sebagai respon terhadap:


 Kurikulum
 Mahasiswa lain
 Budaya kuliah
 Anggota fakultas
 Menurut Perry, pemikiran mahasiswa berubah dari
kaku (rigidity) ke fleksibel (flexibility) ke komitmen
bebas yang terpilih.
FAKTOR PENYELESAIAN KULIAH

 Kemampuan akademik dan persiapan


 Motivasi
 Dukungan sosial dan integrase sosial
 Kemampuan mandiri
 Dukungan finansial
 Kecocokan kuliah dengan kebutuhan
 Kecocokan tempat tinggal
 Kualitas interaksi sosial dan akademis
ENTERING THE WORLD OF WORK

 Era modern lebih kompetitif dan menekankan


kemampuan akademik yang lebih tinggi.
 Pendidikan tinggi memperluas kesempatan kerja
4x lipat dibanding lulusan SMA.
 Part-time job saat kuliah dapat meningkatkan
kemampuan untuk mengatur waktu dengan efisien
(namun kerja lebih dari 15 atau 20 jam saat kuliah
berdampak negatif)
KOGNITIF DI DUNIA PERKERJAAN

 Studi menunjukkan hubungan timbal balik antara


kompleksitas kerja dan fleksibilitas dalam menghadapi
tuntutan kognitif.
 Spillover hypothesis. Kemajuan kognitif saat kerja
mempengaruhi tingkat intelektualitas dalam perkerjaan
sehari-hari.
 Kunci transisi dari sekolah ke kerja adalah: kompetensi,
karakteristik personal (fleksibilitas, inisiatif, dll.), hubungan
personal yang baik, “koneksi” dalam dunia perkerjaan dan
pendidikan.
PENGUKURAN UNTUK MENINGKATKAN HUBUNGAN ANTARA
PEKERJAAN DAN INSTITUSI EDUKASI

 Meningkatkan dialog antar educator dan employer.


 Mengatur jadwal kuliah dan kerja untuk
mengakomodasikan murid yang bekerja.
 Membiarkan employer membantu membuat program.
 Lebih hubungkan apa yang dipelajari di perkerjaan dan
sekolah.
 Meningkatkan pelatihan konselor.
 Menyediakan beasiswa.
 Lebih memanfaatkan study group dan mentoring
program.
PSYCHOSOCIAL DEVELOPMENT

S c i e n c e T e c h n o l o g y E n g i n e e r i n g A r t s M a t h e m a t i c s
YANG MEMPENGARUHI PATH TO ADULTHOOD

 Gender
 Kemampuan akademik
 Sikap awal terhadap edukasi
 Kelas sosial
 Perkembangan ego
 Ekspektasi saat adolescence
RECENTERING

 Tahap 1: Masih “terpendam” dalam keluarga.


 Tahap 2: Berhubungan dengan keluarga namun bergerak
pada komitmen dan pendapatan untuk mendukung diri.
 Tahap 3: Lepas dari keluarga asal, komitmen pada karir,
pasangan, dan mungkin anak.
PERKEMBANGAN IDENTITAS

 Contemporary moratorium. Krisis diri yang mengarah


ke komitmen.
 Youthhood: alternatif yang permanen terhadap
kedewasaan.
 Eksplorasi terhadap identitas ras/etnik.
HUBUNGAN DENGAN ORANG TUA

 Pengukuran suksesnya autonomi dewasa awal adalah


kemampuan mereka untuk tetap berhubungan dengan
orang tua mereka.
 Failure to launch. Anak dewasa yang masih hidup
dengan orang tua.
ERIKSON: INTIMACY VS ISOLATION

 Individual harus membuat komitmen terhadap orang lain


(intimacy) atau menghadapi isolasi (isolation)
 Keberhasilan intimacy mengarah ke virtue:
Love.
 Kebanyakan isolation mengarah ke pathology:
Exclusivity.
VAILLANT”S FOUR PATTERNS OF ADAPTATION

 Adaptive mechanism:
 Mature (humor, sublimation, altruisme)
 Immature (fantasi, projection, acting out)
 Psychotic (Delusional projection, distortion)
 Neurotic (reaction-formation, disassociation,
intellectualization displacement, repression)
LEVINSON’S STAGE MODEL: SEASONS

 Early adult transition. Kemerdekaan dengan


memisahkan diri dari orang tua.
 Entrance into the adult world. Eksperimen
terhadap karir dan gaya hidup.
 Transition. Mengubah gaya hidup.
 Settling down. Mengalami stabilitas.
 Pay-off years. Evaluasi diri.
 Transisi wanita biasanya lebih lama.
KRITIK TERHADAP MODEL ERIKSON

 Sample kecil.
 Terdapat efek kohort dari economic depression
pada tahun 1930-an dan economic expansion
setelah PDII.
 “Tugas” perkembangan dan crisis di setiap tahap
tidaklah berurutan di kehidupan rata-rata manusia.
TIMING-OF-EVENTS MODEL

 Perkembangan tergantung kapan sebuah kejadian


terjadi di kehidupan seseorang.
 Normative life events: marriage, parenthood,
grandparenthood, retirement.
 On time bila kejadiannya normatif,.
 Off time bila tidak.
 Semua orang sadar akan “social clock” mereka.
FIVE FACTOR MODEL

OPEN-
NESS

CONSCIEN
NEURO
TIOUSNES
TICISM S

PERSONALITY

AGGRE- EXTRA-
ABLENESS VERSION
TYPOLOGICAL MODELS

 Kepribadian mempengaruhi sikap, nilai,


kepercayaan, dan interaksi sosial.
 Memakai self-report, wawancara, penilaian
perilaku, dan penilaian klinis.
 Contoh: Myers-Briggs Type Indicator.
THREE PERSONALITY TYPES

 Ego-resilient. Adaptif, kooperatif, fokus.


 Overcontrolled. Malu, pendiam, mudah cemas,
takut konflik.
 Undercontrolled. Aktif, energetik, impulsive, keras
kepala.
FOUNDATIONS OF INTIMATE RELATIONSHIPS

 Keterbukaan diri
 Kesadaran diri
 Kemampuan mengekspresi perasaan
 Penyelesaian konflik
 Komitmen
 Keputusan seks
PERTEMANAN

 Terpusat pada kerja dan aktivitas parenting.


 Berbagi nasehat dan “curhat”.
 Orang single membutuhkan teman untuk social
needs.
 Social needs wanita lebih banyak dipenuhi teman
dibanding pria.
STERNBERG’S TRIANGULAR SUBTHEORY OF LOVE

 Intimacy. Emotional element, berhubungan dengan


keterbukaan diri.
 Passion. Motivational element, keinginan seksual
yang berasal dari stimulus fisik.
 Commitment. Cognitive element, pilihan untuk
cinta dan menetap dengan pasangan.
SINGLE LIFE AND COHABITATION

 Beberapa orang memilih single life karena pilihan.


Mereka belum menemukan pasangan yang tepat,
atau mereka lebih senang hidup bebas single.
 Cohabitation. Pasangan yang belum menikah
yang hidup bersama di satu tempat.
KEUNTUNGAN MARRIAGE

 Pembagian kerja/labor.
 Keamanan finansial/ekonomi.
 Komitmen dan pertemanan.
 Kesempatan untuk pertumbuhan emosional.
 Sumber baru self-esteem dan identity.
PERNIKAHAN

 Era modern lebih menekankan pernikahan atas pilihan sendiri


dibandingkan dikawinkan orang tua.
 Pasangan yang sudah menikah cenderung lebih bahagia.
 Individu yang berada dalam pernikahan yang kurang bahagia
cenderung lebih sedih dibandingkan dengan individu yang belum
menikah.
 Faktor yang mempengaruhi kepuasan:
 Ekspektasi
 Ekonomi
 Keputusan yang adil
 Sikap yang tidak tradisional terhadap gender
MARRIAGE: THEORETICAL PERSPECTIVE

 Companionate model
 Institutional model
 Equity model
 Gender model
FAKTOR SUKSESNYA PERNIKAHAN

 Kebahagiaan invididu terhadap pasangannya


 Sensitivitas terhadap sesama
 Validasi perasaan sesama
 Komunikasi
 Kemampuan mengatasi konflik
 Umur pada saat nikah
 Edukasi
PRIA & WANITA DALAM PARENTHOOD

 Keduanya memiliki perasaan: tanggung jawab, cemas,


gembira.
 Ibu biasanya lebih terlibat di dalam kehidupan anak.
 Ayah yang terlibat biasanya menjadi puas dengan
kehidupan
 Ibu yang menganggap diri kurang mampu mengasuh
anak menjadi tidak puas
 Kepuasan pernikahan cenderung menurun saat masa
kecil anak.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN DUAL-EARNING FAMILY

 Kelebihan:
 Keuntungan terhadap kesehatan mental dan fisik
 Wanita lebih memiliki banyak kekuatan ekonomi
 Mengurangi tekanan ekonomi pada pria
 Kekurangan:
 Kemungkinan persaingan antara pasangan
 Tuntutan energi dan waktu
 Kecemasan tentang pemenuhan kebutuhan anak
ALASAN CERAI

 Ketidakcocokan dan kurang dukungan emosional


 Kurangnya dukungan karir
 Kekerasan rumah tangga
 3 tipe violence: situational couple violence, emotional
abuse, intimate terrorism.
 Korban cenderung muda, miskin, kurang
berpendidikan, atau janda.
ADJUSTING TO DIVORCE & REMARRIAGE

 Perceraian cenderung menurunkan kesehatan jangka panjang.


 Terganggunya hubungan orang tua dan anak
 Hilangnya dukungan emosional
 Perselisihan antara mantan pasangan
 Kesusahan ekonomis

 Remarriage mengarah ke pembentukan stepfamily, yang memiliki


potensi untuk memberikan suasana yang sama dengan blood
family bila terintegrasi
 Wanita cenderung mengalami kesulitan dalam membesarkan anak
tiri.
Y

ADULTHOOD
O PowerPoint Presentation

U Thank You
N -GROUP 4

Anda mungkin juga menyukai