Puji Tuhan, terima kasih kami ucapkan atas bantuan Tuhan yang telah
mempermudah dalam pembuatan makalah ini, hingga akhirnya terselesaikan tepat
waktu. Tanpa bantuan dari Tuhan, kami bukanlah siapa-siapa. Kami menyadari jika
mungkin ada sesuatu yang salah dalam penulisan, seperti menyampaikan informasi
berbeda sehingga tidak sama dengan pengetahuan pembaca lain.
Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada kalimat atau kata-kata yang
salah. Tidak ada yang sempurna kecuali Tuhan. Demikian kami ucapkan terima kasih
atas waktu Anda telah membaca hasil makalah kami.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................................ 3
BAB I........................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN......................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................4
1.3 Tujuan............................................................................................................................... 4
BAB II.......................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN........................................................................................................................... 5
2.1 Pengertian Advokasi Pelayanan Kesehatan Gizi...........................................................5
2.2 Sejarah Program KB........................................................................................................6
2.3 Peran Pemerintah Dan Masyarakat Dalam Program KB?.............................................8
2.4 Gambaran Program KB Di Indonesia?.........................................................................10
BAB III....................................................................................................................................... 12
PENUTUP................................................................................................................................. 12
Kesimpulan.............................................................................................................................. 12
Daftar Pustaka.......................................................................................................................... 13
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang advokasi pelayanan kesehatan gizi
2. Untuk mengetahui sejarah dan pengertian KB
3. Untuk mengetahui peran dari pemerintah dan masyarakat dalam pelaksanaan program
KB
4. Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan program KB di Indonesia
4
BAB II
PEMBAHASAN
Advokasi merupakan salah satu bentuk komunikasi persuasif, yang bertujuan untuk
mempengaruhi pemangku kepentingan dalam pengambilan kebijakan atau keputusan.
Proses advokasi ini sangat penting bagi para peneliti dalam mengkomunikasikan hasil
kajian dan isu-isu penting, dilakukan dengan perencanaan strategis dengan target utama
adalah pengambil kebijakan dan korporasi. Advokasi bukan revolusi, namun lebih
merupakan suatu usaha perubahan sosial melalui semua saluran dan piranti demokrasi
perwakilan, prosesproses politik dan legislasi yang terdapat dalam sistem yang berlaku.
Keberhasilannya diperoleh bila proses dilakukan secara sistematis, terstruktur, terencana
dan bertahap dengan tujuan yang jelas, untuk mempengaruhi perubahan kebijakan agar
menjadi lebih baik. Keterampilan advokasi merupakan sebuah ilmu dan seni, yang tentunya
sangat dipengaruhi oleh kemampuan berkomunikasi tim peneliti. Peningkatan keterampilan
komunikasi dapat membantu tim untuk meningkatkan kinerja, khususnya dalam melakukan
advokasi. Advokasi kesehatan pelayanan gizi merupakan serangkaian kegiatan komunikasi
untuk mempengaruhi penentu kebijakan dengan cara: membujuk, meyakinkan, menjual ide
agar memberikan dukungan terhadap upaya pemecahan masalah dalam konteks
pelayanan kesehatan gizi.
Advokasi dapat pula diterjemahkan sebagai upaya atau proses yang strategis dan
terencana untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait
(stakeholders). Pihak-pihak yang terkait ini berupa tokoh-tokoh masyarakat (formal dan
informal) yang umumnya berperan sebagai narasumber (opinion leader), atau penentu
kebijakan (norma) atau penyandang dana. Juga berupa kelompok-kelompok dalam
masyarakat dan media massa yang dapat berperan dalam menciptakan suasana kondusif,
opini publik dan dorongan (pressure) bagi masyarakat. Advokasi bidang kesehatan adalah
usaha untuk mempengaruhi para penentu kebijakan atau pengambil keputusan untuk
membuat kebijakan publik yang bermanfaat untuk peningkatan kesehatan masyarakat.
Advokasi bidang kesehatan mulai digunakan dalam program kesehatan masyarakat
pertama kali oleh WHO pada tahun 1984 sebagai salah satu strategi global Promosi
Kesehatan.
5
Tujuan utama advokasi adalah untuk mendorong dikeluarkannya kebijakan kebijakan
publik oleh pejabat publik sehingga dapat mendukung dan menguntungkan kesehatan.
Melalui pelaksanaan advokasi kesehatan, pejabat publik menjadi paham terhadap masalah
kesehatan, kemudian tertarik, peduli, menjadikan program kesehatan menjadi agenda
prioritas serta bertindak memberikan dukungan untuk mengatasi masalah kesehatan yang
ada di wilayah kerjanya.
6
dengan istilah yang umum dipakai di dunia internasional yakni family planning atau planned
parenthood, sepert yang digunakan oleh International Planned Parenthood Federation
(IPPF) nama sebuah organisasi KB internasional yang berkedudukan di London. KB juga
berarti suatu tindakan perencanaan pasangan suami istri untuk mendapatkan kelahiran
yang diinginkan, mengatur interval kelahiran dan menentukan jumlah anak sesuai dengan
kemampuan serta sesuai dengan situasi masyarakat dan negara. Dengan demikian KB
berbeda dengan birth control yang artinya pembatasn atau penghapusan kelahiran. Istilah
birth control dapat berkonotasi negatif karena bisa berarti aborsi atau sterilisasi
(pemandulan).
Perencanaan keluarga merujuk kepada pengguanaan metode-metode kontrasepsi oleh
suami istri atas persetujuan bersama diantara mereka, untuk mengatur kesuburan mereka
dengan tujuan untuk menghindari kesulitan kesehatan, kemasyarakatan dan ekonomi dan
untuk memungkinkan mereka memikul tanggung jawab terhadap anak-anaknya dan
masyarakat. Ini meliputi hal-hal sebagai berikut:
a) Menjarangkan anak untuk memungkinkan penyususan daan penjagaan kesehatan ibu
dan anak
b) Pengaturan masa hamil agar terjadi pada waktu yag aman
c) Mengatur jumlah anak, bukan saja untuk keperluan keluarga malainkan juga untuk
kemampuan fisik, financial, pendidikan dan pemeliharaan anak
2. Kelebihan KB
Kelebihan dari program KB disini antara lain sebagai berikut :
Mengatur angka kelahiran dan jumlah anak dalam keluarga serta membantu pemerintah
mengurangi resiko ledakan penduduk atau baby boomer
Penggunaan kondom akan membantu mengurangi resiko penyebaran penyakit menular
melalui hubungan seks
Meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat. Sebab, anggaran keuangan keluarga
akhirnya bisa digunakan untuk membeli makanan yang lebih berkualitas dan bergizi
Menjaga kesehatan ibu dengan cara pengaturan waktu kelahiran dan juga
menghindarkan kehamilan dalam waktu yang singkat.
Mengkonsumsi pil kontrasepsi dapat mencegah terjadinya kanker uterus dan
ovarium. Bahkan dengan perencanaan kehamilan yang aman, sehat dan diinginkan
merupakan salah satu faktor penting dalam upaya menurunkan angka
kematianmaternal.
7
Ini berarti program tersebut dapat memberikan keuntungan ekonomi dan kesehatan
Keluarga Berencana memberikan keuntungan ekonomi pada pasangan suami istri,
keluarga dan masyarakat Dengan demikian, program KB menjadi salah satu program
pokok dalam meningkatkan status kesehatan dan kelangsungan hidup ibu, bayi, dan
anak. Program KB menentukan kualitas keluarga, karena program ini dapat
menyelamatkan kehidupan perempuan serta meningkatkan status kesehatan ibu
terutama dalam mencegah kehamilan tak diinginkan, menjarangkan jarak kelahiran
mengurangi risiko kematian bayi. Selain memberi keuntungan ekonomi pada pasangan
suami istri, keluarga dan masyarakat, KB juga membantu remaja mangambil keputusan
untuk memilih kehidupan yang lebih balk dengan merencanakan proses reproduksinya.
8
berdasarkan informasi yang lengkap, akurat dan benar. Untuk itu dalam memutuskan suatu
cara konstrasepsi sebaiknya mempertimbangkan penggunaan kontrasepsi yang rasional,
efektif dan efisien.
KB merupakan program yang berfungsi bagi pasangan untuk menunda kelahiran anak
pertama (post poning), menjarangkan anak (spacing) atau membatasi (limiting) jumlah anak
yang diinginkan sesuai dengan keamanan medis serta kemungkinan kembalinya fase
kesuburan (ferundity) ( Sheilla, 2000 ). Penyuluhan kesehatan merupakan aspek penting
dalam pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi karena selain membantu
klien untuk memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan digunakan sesuai
pilihannya, juga membantu klien dalam menggunakan kontrasepsinya lebih lama sehingga
klien lebih puas dan pada akhirnya dapat meningkatkan keberhasilan program KB.
Penyuluhan kesehatan tidak hanya memberikan suatu informasi, namun juga memberikan
keahlian dan kepercayaan diri yang berguna untuk meningkatkan kesehatan (Efendy,
2003). Dengan kesadaran karena adanya informasi tentang berbagai macam alat
kontrasepsi dengan kelebihannya masing-masing, maka ibu-ibu akan termotivasi untuk
menggunakan alat kontrasepsi. Karena Motivasi merupakan dorongan untuk melakukan
suatu perbuatan atau tingkah laku, motivasi bisa berasal dari dalam diri maupun luar
(Moekijat, 2002).
2. Peran masyarakat
Berbicara tentang partisipasi masyarakat Indonesia terhadap pelaksanaan KB, pastinya
terdapat kelebihan serta kekurangan dalam partisipasinya. Partisipasi bersentuhan
langsung dengan peran serta masyarakat, baik dalam mengikuti program tersebut ataupun
sebagai aktor pendukung program Keluarga Berencana. Untuk itu kita akan berbicara
mengenai kedua hal tersebut, serta bagaimana seharusnya kita berperan dalam
mendukung kesuksesan KB juga akan sedikit kita bahas. Pertama, berbicara terkait
partisipasi masyarakat terhadap pelaksanaan KB yang ternyata kenaikannya hanya sedikit
bahkan bisa juga disebut dengan stagnan.
9
menguasai iptek, memiliki daya juang, bekerja keras, serta berorientasi ke depan. Karena
itu KB seharusnya bukan hanya menjadi program pemerintah tetapi program dari setiap
keluarga masyarakat Indonesia. Masyarakat memiliki kebebasan untuk memilih metode
kontrasepsi yang diinginkan. Dari hasil wawancara terhadap 40 ibu-ibu di desa “X”, 10
orang di antara mereka memilih untuk menggunakan metode kontrasepsi sederhana tanpa
alat dan 30 orang lainnya memilih untuk tidak menggunakan metode kontrasepsi ini.
Responden memiliki alasan yang beragam mengenai keputusan untuk menggunakan atau
tidak menggunakan metode kontrasepsi sederhana tanpa alat.
2. Sasaran program KB
Sasaran program KB dibagi menjadi 2 yaitu sasaran langsung dan sasaran tidak langsung,
tergantung dari tujuan yang ingin dicapai. Sasaran langsungnya adalah Pasangan Usia
Subur (PUS) yang bertujuan untuk menurunkan tingkat kelahiran dengan cara penggunaan
kontrasepsi secara berkelanjutan. Sedangkan sasaran tidak langsungnya adalah pelaksana
dan pengelola KB, dengan tujuan menurunkan tingkat kelahiran melalui pendekatan
kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam rangka mencapai keluarga yang berkualitas,
keluarga sejahtera. Ada beberapa sasaran keluarga berencana. Sasaran program keluarga
berencana (KB) nasional lima tahun kedepan seperti tercantum dalam RPP JM 2004-2009
adalah sebagai berikut:
10
Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk (LPP) secara nasional menjadi satu,
14% per-tahun.
Menurunkan angka kelahiran total FertililtyRate (TFR) menjadi 2,2 perperempuan.
Meningkatnya peserta KB Pria menjadi 4,5 %.
Meningkatnya pengguna metode Kontrasepsi yang efektif dan efisisen
Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak.
Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluaga sejahtera 1 yang aktif dalam
usaha ekonomi produktif.
Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggraan pelayanan KB dan
kesehatan reproduksi
3. Pelaksanaan Program KB
Salah satu cara untuk mewujudkan keluarga yang sakinah adalah mengikuti program
Keluarga Berencana (KB). KB secara prinsipil dapat diterima oleh Islam, bahkan KB
dengan maksud menciptakan keluarga sejahtera yang berkualitas dan melahirkan
keturunan yang tangguh sangat sejalan dengan tujuan syari`at Islam yaitu mewujudkan
kemashlahatan bagi umatnya, KB merupakan salah satu upaya pemerintah yang
dikoordinir oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB),
dengan program untuk membangun keluarga-keluarga bahagia dan sejahtera serta
menjadikan keluarga yang berkualitas. KB dapat dipahami juga sebagai suatu program
nasional yang dijalankan pemerintah untuk mengurangi populasi penduduk, karena
diasumsikan pertumbuhan populasi penduduk tidak seimbang dengan ketersediaan
barang dan jasa. Pelaksanaan program tersebut salah satunya adalah dengan cara
menganjurkan. setiap keluarga agar mengatur dan merencanakan kelahiran anak,
dengan menggunakan alat kontrasepsi modern. Sebab, dengan mengatur kelahiran
anak, keluarga biasanya akan lebih mudah menyeimbangkan antara keadaan dan
kebutuhan, pendapatan dan pengeluaran. Dan pada akhirnya dapat lebih mudah
membentuk sebuah keluarga bahagia dan sejahtera. Bila pertumbuhan penduduk dapat
ditekan, maka masalah yang dihadapi tidak seberat menghadapi pertumbuhan
penduduk yang tidak terkendali.
11
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
12
Daftar Pustaka
13