Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

TAHAP-TAHAP ADVOKASI DAN PEKERJA SOSIAL

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah advokasi

Oleh Kelompok 4:

Andi fitra wardani 50300121072

Miftahul janna 50300121084

Mega wana 50300121086

Fitri awalia ramadani 50300121089

Ridha sri andini 50300121068

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT dan rahmat hidayahnya sehingga kami

mampu menyelesaikan tugas makalah kami dengan tepat waktu sesuai perintah dari

bapak dosen yang berjudul "Tahap-tahap advokasi sosial dan pekerja sosial ".

Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas kelompok dan bertujuan untuk

menambah wawasan dan pengetahuan sesuai judul.


Dan kami ucapkan terima kasih kepada semua teman kelompok atas

partisipasinya dalam menyusun tugas makalah ini sehingga tersusun sesuai dengan

apa yang kita inginkan semua, Serta kami ucapkan terima kasih kepada Orang Tua

kita semua atas dukungannya dalam proses belajar dan selalu mendoakan kita semua.

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu kami meminta bagi teman-teman untuk memberikan saran

dan kritik kepada kami yang mampu membangun dan diharapkan dengan kritik dan

saran yang diberikan mampu menjadikan makalah ini menjadi lebih sempurna.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang ...................................................................................... 1

B. Rumusan masalah ................................................................................. 3


C. Tujuan ................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 4

A. Tahap-tahap advokasi sosial ................................................................. 4

B. Tahap-tahap pekerja sosial ................................................................... 7

BAB III PENUTUP ........................................................................................... 12

A. Kesimpulan ......................................................................................... 12

B. Saran ................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Advokasi sosial merupakan suatu upaya yang memberikan perlindungan,

pendampingan, serta pembelaan kepada seseorang/individu, keluarga, kelompok, dan

juga masyarakat luas yang sudah dilanggar haknya.


Istilah advokasi sangat lekat dengan profesi hukum. Menurut Bahasa Belanda,

advocaat atau advocateur berarti pengacara atau pembela. Karenanya tidak heran jika

advokasi sering diartikan sebagai ‘kegiatan pembelaan kasus atau perkara di

pengadilan.’ Dalam Bahasa Inggris, to advocate tidak hanya berarti to defend

(membela), melainkan pula to promote (mengemukakan atau memajukan), to create

(menciptakan) dan to change (melakukan perubahan).

Advokasi merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisir untuk

mempengaruhi dan mendesakkan terjadinya perubahan kebijakan yang berpihak

kemasyarakat secara bertahap maju. Oleh karena itu advokasi lebih merupakan usaha

perubahan sosial melalui semua saluran dan alat demokrasi, proses-proses politik dan
legislasi yang terdapat dalam sistem demokrasi yang berlaku di suatu negara.

Advokasi merupakan kegiatan yang meletakkan korban kebijakan sebagai subjek

utama, sehingga kepentingan rakyat harus menjadi agenda pokok dan penentu arah

dari kegiatan.

Hal-hal inilah yang mendasari lahirnya advokasi keadilan sosial yang kegiatan

utamanya adalah memperjuangkan terciptanya keadilan sosial melalui perubahan-

perubahan

1
2

Untuk itu dalam kegiatan advokasi tidak boleh suatu organisasi pendamping

menjadi pahlawan atau dewa penolong (karena ini hanya akan menjadikan organisasi

tersebut menjadi organisasi charity).

Advokasi juga harus mempersoalkan hal-hal tersembunyi dibalik suatu

kebijakan, sehingga secara tidak langsung juga pelaku kegiatan advokasi harus

(selalu) “mencurigai” adanya bibit ketidakadilan yang tersembunyi dalam suatu

kebijakan resmi. Dalam konteks pemberdayaan orang miskin, advokasi tidak hanya
berarti membela atau mendampingi orang miskin, melainkan bersama-sama dengan

mereka melakukan upaya-upaya perubahan sosial secara sistematis dan strategis.

sebagai tindakan mempengaruhi atau mendukung sesuatu atau seseorang.

Advokasi pada hakekatnya suatu pembelaan terhadap hak dan kepentingan publik,

bukan kepentingan pribadi, sebab yang diperjuangkan dalam advokasi tersebut adalah

hak dan kepentingan kelompok masyarakat (public interest) dalam hal ini dunia

usaha.

Advokasi merupakan upaya untuk mengingatkan dan mendesak negara dan

pemerintah untuk selalu konsisten dan bertanggungjawab melindungi dan

mensejahterakan seluruh warganya. Ini berarti sebuah tanggung jawab para pelaksana
advokasi untuk ikut berperanserta dalam menjalankan fungsi pemerintahan dan

negara.

Peran advokat pada satu sisi berpijak pada tradisi pembaruan sosial dan pada

sisi lainnya berpijak pada pelayanan sosial. Peran ini merupakan peran yang aktif dan

terarah (directive), di mana community worker menjalankan fungsi advokasi atau

pembelaan yang mewakili kelompok masyarakat yang membutuhkan suatu bantuan

ataupun layanan, tetapi institusi yang seharusnya memberikan bantuan ataupun


3

layanan tersebut tidak memperdulikan (bersifat negative atau menolak tuntutan

warga). Dalam menjalankan fungsi advokasi, seorang community worker tidak jarang

harus melakukan persuasi terhadap kelompok professional ataupun kelompok elit

tertentu agar tercapai tujuan yang diharapkan1

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat disimpulkan rumusan masalah yang


akan kami bahas dalam makalah ini yaitu:

1. Apa Saja Tahap-tahap dari Advokasi Sosial

2. Apa Saja Tahap-tahap dari Pekerja Sosial

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah, adapun tujuan dari makalah ini yaitu:

1. Untuk mengetahui tahap-tahap dari advokasi sosial

2. Untuk mengetahui tahap-tahap dari pekerja sosial

1
Zulyadi T. Advokasi social. Jurnal Al-Bayan: Media Kajian dan Pengembangan Ilmu
Dakwah. 2014. hal. 20
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tahap-tahap Advokasi Sosial

proses advokasi sosial dapat dibagi menjadi lima tahap yaitu mengidentifikasi

masalah, merumuskan dan memilih solusi, membangun kesadaran, tindakan

kebijakan, dan evaluasi. Tahaptahap ini hendaknya dipandang lentur artinya tahap
tersebut mungkin saja tejadi bersamaan atau berurutan, dan prosesnya sendiri

mungkin berhenti atau berbalik.

Menurut Absor (2012:257) Advokasi sosial sering dianggap sebagai salah satu

strategi yang ampuh untuk menyelesaiakan permasalahan sosial. serangkaian kegiatan

yang terencana untuk mengubah 22 kebijakan, praktek dan kondisi yang menindas

yang dilakukan oleh pekerja sosial). tujuan advokasi adalah memperjuangkan hak

individu, kelompok atau masyarakat, melindungi dari segala macam bentuk

penindasan (eksploitasi, diskriminasi, kekerasan, dan marginalisasi), menyelesaikan

hambatan birokratis dalam pemberian layanan social, dan memfasilitasi tersedianya

akses terhadap sumberdaya, layanan dan peluang-peluang lain yang ada.


Advokasi sosial merupakan proses dinamis yang menyangkit seperangkat

pelaku, gagasan, agenda dan politik yang selalu berubah. Walaupun demikian,

menurut fahrudin (2010), bahwa prose yang bersifat multi faset ini dapat dibagi

menjadi lima tahap, yakni:

1. Mengidentifikasi masalah Megidentifikasi masalah merupakan langkah pertama

untuk mengambil kebijakan. Tahap ini mengacu pada penetapan agenda. Pekerja

sosial sebagai advokat harus menentukan masalah mana yang perlu dituju dan

4
5

diusahakan untuk mencapai lembaga yang menjadi sasaran agar diketahui bahwa

masalah atau isu tersebut memerlukan tindakan.

2. Merumuskan solusi Pekerja sosial yang berperan sebagai advokat harus

merumuskan solusi mengenai masalah yang telah diidentifikasi dan memilih

salah satu yang paling feasible ditangani secara politis, ekonomis dan sosial.

3. Membangun kesadaran dan kemauan politik Tindakan pada tahap ini antara lain

membentuk koalisi, menemui para pembuat keputusan, membangun kesadaran


dan menyampaikan pesan secara efektif.

4. Melaksanakan kebijakan Jika masalahnya telah dikenalpasti, solusipun telah

dirumuskan dan adanya kemauan politik untuk bertindak maka peluang atau

kesempatan ini dapat dijadikan titik masuk pekerja sosial untuk bertindak

melaksanakan kebijakan.

5. Evaluasi Kegiatan advokasi yang baik harus menilai efektifitas advokasi yang

telah dilakukan. Selain itu, evaluasi juga dapat dilakukan terhadap usaha yang

telah berjalan dan menentukan sasaran baru berdasarkan pengalaman mereka.

Bebagai pihak temasuk lembaga yang menerima perubahan kebijakan perlu

menilai efektifitas perubahan tersebut secara periodic.


Unsur-unsur Pokok Kegiatan Advokasi Sosial Menurut Adi Fahrudin,

dalam advokasi sosial terdapat unsur-unsur pokok kegiatan yaitu:

1. Menggunakan data dan penelitian untuk advokasi. Data dan penelitian

merupakan hal yang sangat penting untuk membuat

2. keputusan yang tepat ketika memilih masalah yang akan diadvokasi,

mengidentifikasi cara pemecahan bagi masalah tersebut, dan menentujukan


6

tujuan yang realistis. Data yang valid, lengkap dan akurat juga dapat menjadi

argumentasi yang kuat.

3. Mengidentifikasi sasaran advokasi. Jika masalah dan tujuan telah ditetapkan,

maka kegiatan advokasi harus diarahkan kepada orang-orang yang memiliki

otoritas untuk mengambil keputusan misalnya staf, pimpinan, orangtua, media,

dan masyarakat.

4. Mengembangkan dan menyampaikan pesan advokasi. Sasaran advokasi yang


berbeda-beda memberikan respon terhadap pesan yang berbeda pula. Pesan yang

disampaikan harus sesuai dan tepat sasaran demi kepentingan kegiatan advokasi.

5. Membentuk koalisi. Kekuatan advokasi ditentukan oleh kuatnya koalisi beberapa

orang, organisasi, atau lembaga yang mendukung tujuan advokasi. Melibatkan

orang yang mewakili kepentingan berbeda-beda dapat memberikan keuntungan

dari sisi keamanan bagi advokasi maupun untuk memperoleh dukungan politik.

6. Membuat presentasi yang persuasif. Kesempatan untuk mempengaruhi sasaran

advokasi baik individu maupun organisasi kadangkala sangat terbatas. Oleh

karenanya, diperlukan persiapan yang matang untuk menyampaikan argumen

yang meyakinkan dan gaya penyajian agar kegiatan advokasi dapat behasil.
7. Mengumpulkan dana untuk kegiatan advokasi. Kegiatan advokasi memerlukan

dana. Usaha untuk melakukan advokasi secara berkelanjutan dalam waktu yang

panjang berarti membutuhkan waktu dan energi dalam mengumpulkan dana atau

sumber daya yang lain untuk mendukung tugas advokasi.


7

8. Mengevaluasi usaha advokasi. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui tercapai

atau tidaknya tujuan dari advokasi. Hasil evaluasi juga dapat digunakan sebagai

umpan balik atau masukan untuk memperbaiki srategi dan usaha advokasi.2

B. Tahap-tahap Pekerja sosial

Pekerja sosial adalah profesi kemanusiaan yang telah lair cukup lama. Pekerja

sosial berbeda dengan profesi lain, karena seorang pekerja sosial tidak hanya melihat
klien sebagai target perubahan, melainkan pula pertimbangan lingkungan atau situasi

sosial dimana klien berada.

Pekerja sosial adalah orang yang berusaha membantu indvidu-individu untuk

memperbaiki keberfungsian sosialnya melalui suatu kegiatan dengan melakukan

interaksi sosial satu sama lain, kegiatan interaksi sosial ini bertujuan untuk

menciptakan hubungan sosial yang baru.

Pekerja sosial memiliki kemampuan untuk dapat membantu individu-individu

yang memiliki berbagai masalah, dengan kemampuan yang dimiliki dalam

memberikan pertolongan pada orang lain, menjadikan pekerja sosial benar-benar

dibutuhkan.
Pekerja sosial menurut Soetarso dalam Huraerah (2011, hlm 39) menjelaskan

bahwa pekerja sosial adalah profesi yang memberikan bantuan melalui

pengambangan interaksi sosial yang memiliki hubungan timbal balik satu sama lain,

tujuannya supaya dapat memperbaiki kualitas kehidupan individu, kelompok maupun

2
Fahrudin, A. Pengantar Kesejahteraan Sosial. Bandung: Refika Aditama. 2010.
8

masyarakat dalam suatu kesatuan yang harmonis dan dapat mengembalikan

keberfungsian sosial dari masing-masing individu. 3

Undang – undang Nomor. 11 tahun 2009 menyatakan bahwa pekerja sosial

profesional adalah seseorang yang bekerja dengan baik di lembaga pemerintah

maupun swasta yang memiliki kompetensi dan profesi pekerja sosial.

Di tegaskan kembali dalam Undang – undang Nomor. 14 tahun 2019, bahwa

praktik pekerja sosial adalah penyelenggara pertolongan profesional yang terencana,


terpadu berkesinambungan dan tersupervisi untuk mencegah disfungsi sosial

individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.

Pekerja sosial adalah seseorang yang memilliki pengetahuan, keterampilan,

dan nilai praktik pekerjaan sosial serta telah mendapatkan sertifikat

kompetensi.sebagai suatu aktivitas profesional, pekerjaan sosial didasari oleh tiga

komponen dasar yang secara integratif membentuk profil dan pendekatan pekerjaan

sosial: kerangka pengetahuan (body of knowledge), kerangka keahlian (body of skil),

kerangka nilai (body of values).

Pekerja sosial berupaya untuk melindungi hak-hak dan kepentingan klien serta

menyediakan pelayanan yang dibutuhkan, dan mengembangkan program. Beberapa


model yang dapat dijadikan acuan dalam melakukan tahap pembela dalam

pendampingan sosial menurut Rothblatt (1978) dalam Edi Suharto (2017, hlm 102)4:

a) Perwakilan luas: mewakili semua palaku yang memiliki kepentingan dalam

pembuatan keputusan.

3
Huraerah, A. Pengorganisasian Dan Pengembangan Masyarakat. Bandung: Humaniora.
2011, hal. 39
4
Suharto, E. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung: PT. Refika
Aditama. 2017. Hal. 102.
9

b) Keadilan: memperjuangkan sebuah sistem kesetaraan atau kedamaan sehingga

posisi-posisi yang berbeda dapat diketahui sebagai bahan perbandingan.

c) Informasi: menyajikan masing-masing pandangan secara bersama dengan

dukungan dokumen dan analisis.

d) Pendukungan: mendukung partisipasi secara luas.

e) Kepekaan: mendorong para pembuat keputusan untuk benar-benar mendengar,

mempertimbangkan dan peka terhadap minat-minat dan posisi orang lain.

Pekerja sosial harus memiliki skil dan kopentesi dalam menentukan masalah

yang di tangani dengan tahap tahap yaitu :

1. Melakukan kontak dan konrak

2. Melakukan assesment

3. Menyusun program kerja

4. Melakukan intervensi sosial

5. Melakukan kontrol dan evaluasi

6. Melakukan terminasi

Adapun dari tahapan di atas memiliki fungsi masing masing diantaranya


1. Melakukan kontak dan kontrak

Dalam tahap ini pekerja sosial harus melakukan kontak meksudnya seorang

pekerja sosial hendaknya melakukan kontak maksudkan membangun relasi dan

setelah relasi terbentuk maka disini akan ada yang namanya kontrak atau yang

biasanya di sebut dengan janji hati dalam tahap ini ada hal yang sangat penting

yaitu bangai mana kita meyakinkan masyarakat atau klain agar mereka percaya

kepada kita intinya pekerja sosial harus mampu membangun kepercayaan.


10

2. Melakukan assesment

Pada tahap assesmen ini adalah tahap yang rawan dan sangat vital dalam

memecahkan masalah ketika pada tahap ini kita tidak mampu mengungkap

masalah yang di hadapi baik penyebab, maupun sumber potensi kekuatan dari

suatu masalah yang di hadapi maka masalah akan sangat berenagaruh terhadap

rencana kegitan penolongan dan akan tidak tepat proses intervensi yang

diberikan.
3. Menyusun program kerja

Selanjutnya setelah melakukan assesmen baik dari masalah maupun potensi yang

ada pada suatu masyarakat yang sedang diberikan pertolongan tahap selanjutnya

yaitu menyusun program kerja. Dalam menyusun program kerja ini tidak bisa

sembarang karna kita harus mengambil patokan dari hasil assesmen agar masalah

yang ditangani dapat diselesaikan sesuai dengan kebutuhan. Selain itu juga dalam

proses pembuatan progaram kerja seorang pekerja sosial tidak bisa memberiakan

dan memaksakan apa yang ingin dalam pemecahan masalah melaikan harus

menanyakan atau merundingkan apa saja yang harus dilakuakan.

4. Melakukan intervensi
Setelah assesmen dan progaram kerja disusun selanjutnya kita kita melakuakn

intervensi soaial terhadap masyarak tungas utama dari intervensi ini lebih ke arah

pemdampingan.

5. Melakukan pendampingan dan evaluasi

Dalam tahap ini pekerja sosial harus meilhat seajauh mana kemajuan terhadap

program yang di berikan baik dari masalah yang di hadapi maupun kendala
11

kendala yang akan menghalang dalam proses pertolongan dan mempersiapkan

model model lain untuk menganti intervensi yang dilakukan ketika intervensi

yang di terapkan itu gagal.

6. Tahap terminasi

Setelah lima tahap di atas sudah di penuhi maka untuk menghindari

ketergantungan sosial maka pekerja sosial hendaknya melakuan terminasi untuk

menangulangii hal tersebut.5

5
http://wwwdayatranggambozo.blogspot.com/2012/02/tahapan-intervensi-dalam-
pekerjaan.html
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Advokasi sosial merupakan suatu upaya yang memberikan perlindungan,

pendampingan, serta pembelaan kepada seseorang/individu, keluarga, kelompok, dan

juga masyarakat luas yang sudah dilanggar haknya. Melakukan kontak dan kontrak
Dalam tahap ini pekerja sosial harus melakukan kontak.

Melakukan pendampingan dan evaluasi Dalam tahap ini pekerja sosial harus

meilhat seajauh mana kemajuan terhadap program yang di berikan baik dari masalah

yang di hadapi maupun kendala kendala yang akan menghalang dalam proses

pertolongan dan mempersiapkan model model lain untuk menganti intervensi yang

dilakukan ketika intervensi yang di terapkan itu gagal.

B. Saran

Pembaca apabila ada saran dan kritik yang ingin disampaikan, silahkan

sampaikan kepada kami. Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat memaafkan
dan memakluminya, karena kamu adalah manusia yang tidak luput dari

kesalahan.Demikianlah makalah yang kami buat semoga dapat bermanfaat bagi kita

semua

12
DAFTAR PUSTAKA

Fahrudin, A. Pengantar Kesejahteraan Sosial. Bandung: Refika Aditama. 2010.

Huraerah, A. Pengorganisasian Dan Pengembangan Masyarakat. Bandung:


Humaniora. 2011.

http://wwwdayatranggambozo.blogspot.com/2012/02/tahapan-intervensi-dalam-
pekerjaan.html. (diakses pada tanggal 25 Desember 2022, Pukul 22.00
WITA).

Suharto, E. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung: PT. Refika


Aditama. 2017.

Zulyadi, T. Advokasi sosial. Jurnal Al-Bayan: Media Kajian dan Pengembangan Ilmu
Dakwah. 2014.

13

Anda mungkin juga menyukai