DISUSUN OLEH: AYUMIE VALENCIA (P01031219060) D4 -6B Apa Itu Stunting?
Stunting merupakan gangguan pertumbuhan kronis pada anak balita (bawah lima
tahun) akibat kekurangan asupan nutrisi atau malnutrisi dalam waktu cukup lama. Penyebabnya adalah makanan yang ia konsumsi tidak memenuhi kebutuhan nutrisi sesuai usia si anak. Pada umumnya, stunting terjadi pada balita, khususnya usia 1-3 tahun. Salah satu dampak stunting yang bisa dilihat adalah tinggi dan berat badan anak jauh di bawah rata-rata anak seusianya. Selain itu, stunting juga bisa membuat anak mudah sakit, punya postur tubuh kecil ketika dewasa, dan menyebabkan kematian pada usia dini. Stunting juga bisa memengaruhi kecerdasan anak. Anak kemungkinan akan sulit belajar dan menyerap informasi, baik secara akademik maupun non akademik, karena kekurangan nutrisi sejak dini. LANJUTAN
Bagaimana Stunting di Indonesia ?
Saat ini, Indonesia merupakan salah satu negara dengan prevalensi stunting yang cukup tinggi dibandingkan dengan negara-negara berpendapatan menengah lainnya. Situasi ini jika tidak diatasi dapat mempengaruhi kinerja pembangunan Indonesia baik yang menyangkut pertumbuhan ekonomi, kemiskinan dan ketimpangan. >
Penanganan stunting <
perlu koordinasi antar sektor dan melibatkan berbagai
pemangku kepentingan,seperti Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Dunia Usaha, Masyarakat Umum, dan lainnya. Presiden dan Wakil Presiden berkomitmen untuk memimpin langsung upaya penanganan stunting agar penurunan prevalensi stunting dapat dipercepat dan dapat terjadi secara merata di seluruh wilayah Indonesia Penyebab Stunting
faktor yang menjadi penyebab stunting dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Praktek pengasuhan yang kurang baik, termasuk kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan, serta setelah ibu melahirkan. 2. Masih terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC-Ante Natal Care (pelayanan kesehatan untuk ibu selama masa kehamilan), Post Natal Care dan pembelajaran dini yang berkualitas. 3. Masih kurangnya akses rumah tangga/keluarga ke makanan bergizi. Hal ini dikarenakan harga makanan bergizi di Indonesia masih tergolong mahal. 4. Kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi. Kerangka Intervensi Stunting Di Indonesia
Ada 12 kegiatan yang dapat berkontribusi pada penurunan stunting melalui
Intervensi Gizi Spesifik sebagai berikut: 1. Menyediakan dan memastikan akses terhadap air bersih. 2. Menyediakan dan memastikan akses terhadap sanitasi. 3. Melakukan fortifikasi bahan pangan. > 4. Menyediakan akses kepada layanan kesehatan dan Keluarga Berencana (KB). 5. Menyediakan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). < 6. Menyediakan Jaminan Persalinan Universal (Jampersal). 7. Memberikan pendidikan pengasuhan pada orang tua. 8. Memberikan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Universal. 9. Memberikan pendidikan gizi masyarakat. 10. Memberikan edukasi kesehatan seksual dan reproduksi, serta gizi pada remaja. 11. Menyediakan bantuan dan jaminan sosial bagi keluarga miskin. 12. Meningkatkan ketahanan pangan dan gizi. Kebijakan Dan Program Nasional Yang Terkait Intervensi Stunting Yang Dapat Dilakukan
1. Akses Universal Air Minum dan Sanitasi
2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)(,arget penurunan prevalensi stunting dari data stunting yang telah ada saat ini. 3. Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi 4. Penyediaan Fasilitas Khusus Menyusui dan/atau Memerah Air Susu Ibu. 5. Kerangka Kebijakan Gerakan Nasional Percepatan Gizi Dalam Rangka Seribu Hari Pertama Kehidupan (Gerakan 1.000 HPK). 6. Dan sebagainya. Thank You