Anda di halaman 1dari 4

PEMBANGUNAN SUMBER DAYA MANUSIA DAN

PERAN ORANG TUA


DALAM PENCEGAHAN STUNTING
OLEH : WALUYO, SKM, MM
KEPALA UPT PUSKESMAS WANARAYA
( ADMINISTRATROR KESEHATAN AHLI MUDA )

I. PENDAHULUAN
Pada tahun 2045, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi
yaitu jumlah penduduk Indonesia 70 persennya dalam usia produktif. “Maka
generasi ke depan harus disiapkan menjadi generasi digital, melek sains, namun
tetap membumi dan tidak tercerabut akar budayanya.Oct 8, 2022.
Pada tahun 2020 hingga 2030 nanti, Indonesia akan mendapatkan bonus
demografi, yaitu fenomena dimana struktur penduduk sangat menguntungkan
dari sisi pembangunan karena jumlah penduduk usia produktif sangat besar,
sedang proporsi usia muda sudah semakin kecil dan proporsi usia lanjut belum
banyak. Pencapaian visi Indonesia tersebut dibangun dengan 4 pilar
pembangunan, yaitu Pembangunan manusia serta penguasaan Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi, Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan, Pemerataan Pembangunan,
serta Pemantapan Ketahanan Nasional dan Tata Kelola Pemerintahan.

Era Bonus Demografi, 69% Penduduk Indonesia Masuk Kategori Usia


Produktif pada Juni 2022. Indonesia saat ini memasuki era bonus demografi, di
mana penduduk usia produktif lebih banyak dibandingkan dengan usia tidak
produktif. Indonesia emas bermaksud mewujudkan menjadi negara yang maju
pada tahun 2045, beberapa hal yang dapat memperlambat hal tersebut ialah
pemerintahan yang korupsi, menghilangnya rasa nasionalisme dari warga negara,
perpecahan di dalam bangsa, kekayaan alam yang diambil oleh pihak asing,
mental dan sikap generasi muda kita . Bonus demografi bisa bermanfaat jika
semua generasi muda merupakan generasi yang sehat dan tidak ada bayi dan balita
kekurangan gizi yang kronis ( stunting ) sehingga yang seharusnya menjadi bonus
demografi bagi negara tidak menjadi beban negara. Dampak negatif bonus
demografi :
A. Dampak bonus demografi adalah membludaknya angka pengangguran.
B. Kualitas dan kualifikasi SDM yang tidak seimbang. Dengan banyaknya usia
produktif, perusahaan yang berlomba membuka peluang pekerja akan semakin
selektif.
C. Aging Population ( kondisi yang terjadi apabila proporsi penduduk lansia
disuatu daerah mengalami peningkatan secara progresif )

II. PEMBANGUNAN SUMBER DAYA MANUSIA


Pembangunan manusia yang dimaksud dalam 4 pilar tersebut diatas , perlu
mendapatkan perhatian yang serius sehingga Indonesia mendapatkan sumber
daya manusia yang mempunyai daya saing tinggi.
Pembangunan sumber daya manusia tidak lepas dari Kesehatan pada usia
dini yaitu bayi dan balita, diharapkan usia ini tidak ada bayi dan balita yang
kekurangan gizi kronis atau Stunting yang berpotensi memperlambat
perkembangan otak, dengan dampak jangka panjang berupa keterbelakangan
mental, rendahnya kemampuan belajar, dan risiko serangan penyakit kronis seperti
diabetes, hipertensi, dan obesitas, sehingga stunting juga akan memperlambat
bonus demografi Indonesia. Catatan Bank Dunia (2016) menyatakan bahwa dalam
jangka panjang stunting dapat menimbulkan kerugian ekonomi sebesar 2-3%
dari produk domestik bruto (PDB) per tahun. Jika PDB Indonesia sebesar
Rp13.000 triliun, diperkirakan potensi kerugian akibat stunting dapat mencapai
Rp260 triliun-390 triliun per tahun.
Tujuh provinsi dengan prevalensi stunting tertinggi adalah Nusa
Tenggara Timur (NTT) 37,8 persen, Sumatera Barat 33,8 persen, Aceh 33,2
persen, Nusa Tenggara Barat (NTB) 31,4 persen, Sulawesi Tenggara 30,2 persen,
Kalimantan Selatan 30 persen dan Sulawesi Barat 29,8 persen.Dec 6, 2022.
Stunting adalah  masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi
dalam jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya
pertumbuhan pada anak. Stunting juga menjadi salah satu penyebab tinggi
badan anak terhambat, sehingga lebih rendah dibandingkan anak-anak seusianya.

Mengingat kerugian jangka panjang yang di timbulkan akibat stunting maka


perlu penanganan khusus dalam upaya pencegahan stunting, ada 2 cara
penanganan stunting yaitu :
A. Fokus pada balita stunting atau yang berhubungan langsung

Pencegahan Stunting Pada Anak

 Memenuhi kebutuhan gizi sejak hamil, pemenuhan gizi sejak bayi


dalam kandungan 1000 HPK adalah fase kehidupan yang dimulai
sejak terbentuknya janin pada saat kehamilan (270 hari) sampai
dengan anak berusia 2 tahun (730 hari). Pada periode inilah organ-
organ vital (otak, hati, jantung, ginjal, tulang, tangan atau lengan, kaki
dan organ tubuh lainnya mulai terbentuk dan terus berkembang.Beri
ASI Eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan. ...
 Dampingi ASI Eksklusif dengan MPASI sehat atau Makanan
Pendamping ASI adalah jenis makanan yang diberikan pada bayi
untuk melengkapi asupan nutrisi yang didapatkan bayi sebelum
menginjak usia 1 tahun. MPASI diberikan pada bayi setelah usia 6
bulan karena pada usia tersebut ASI saja tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi si bayi.Jun 22, 2022
 Terus memantau tumbuh kembang anak
Adapun 4 parameter dalam memantau perkembangan anak dan balita,
yaitu:

1. Personal sosial merupakan kemampuan mandiri, sosialisasi dan


interaksi dengan lingkungan
2. Gerakan motorik halus merupakan kemampuan untuk mengamati
3. Bahasa merupakan kemampuan mandiri respon terhadap suara
mengikuti perintah dan memegang benda
4. Perkembangan motorik kasar dan berikutnya dengan pengenalan
dan sikap tubuh

 Selalu jaga kebersihan lingkungan.


Sanitasi yang buruk dapat menimbulkan penyakit infeksi pada balita
seperti diare dan kecacingan yang dapat menganggu proses
pencernaan dalam proses penyerapan nutrisi, jika kondisi ini terjadi
dalam waktu yang lama dapat mengakibatkan masalah stunting.Dec
28, 2021

B. Fakus Pada Lintas sector Terkait Untuk stunting


Pada dokumen stranas, dijabarkan lima pilar utama dalam penanganan
stunting, yaitu: 1) Komitmen dan Visi Kepemimpinan, 2) Kampanye
Nasional dan Perubahan Perilaku, 3) Konvergensi Program Pusat,
Daerah dan Desa, 4) Ketahanan Pangan dan Gizi, dan 5) Pemantauan
dan Evaluasi.

III. PENUTUP
Senada dengan Kurniasih, Direktur Bina Keluarga Balita dan Anak
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Irma
Ardiana mengungkapkan terdapat tiga hal yang harus diperhatikan dalam
pencegahan stunting, yaitu perbaikan terhadap pola makan, pola asuh, serta
perbaikan sanitasi dan akses air bersih.Nov 29, 2022. Tiga kunci dalam
penanganan stunting perlu orang tua dan komitmen Bersama dalam pola asuh,
pola makan dan penyediaan sarana sanitasi lingkungan dan air bersih. Sehingga
orang tua perlu mendapatkan dukungan Bersama dari lintas sector terkait.

Referensi

Friedman. (1998). Keperawatan Keluarga : Teori dan Praktek. Jakarta: EGC.

Hurlock, E. (2000). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

Soetjiningsih. (1995). Perkembangan Anak dan Permasalahannya. Jakarta: EGC.

https://eduwara.com/ini-kunci-cegah-stunting-pada-anak-usia-dini

https://promkes.kemkes.go.id/pencegahan-stunting

Anda mungkin juga menyukai