Anda di halaman 1dari 11

ILMU PENDIDIKAN

(Dr.Jarkawi, M.M.Pd.)

ARTIKEL ILMIAHHERLIYANI 2102020003

Pedagogy, Charachters, Skills, and Competencies of


Learners and Education in 21st Century
OLEH :

ABSTRAK
Para pengajardi-Era 21menjadiperanutamadalam Pendidikan karaktek,
keterampilanmaupunkompetensidalam Pendidikan. Prihalfaktabahwasanya guru paling
banyakberinteraksi oleh para muridnya. Artikelnyaakanmengarahkepada guru yang
membangunkontribusipositifbagi Pendidikan karakterdalammengkoseptualisisnilainilai yang
terangkum pada judulartikelini.

PENDAHULUAN
Setiapdalamdiriindividumempunyaikarakter yang berbeda-beda dan khasantarasatudengan
yang lainnya.Karakteradalahsuatupembawaanindividuberupasifat, kepribadian,
wataksertatingkahlaku yang diekspresikandalamkehidupansehari-
hari.Kompetensiadalahistilah yang
menggambarkanketerampilanataukemampuantertentudariseorangindividudalamprofesinya
, seperti:guru. Guru merupakan salah satukomponendalampendidikan yang
berperanuntukmenghasilkanpesertadidik yang berkualitas dan
memajukanpemahamanbudaya dan toleransidalammasyarakatmultikultural. Dalam
upayauntukmengajarkanpendidikankarakterkepadasiswadalamaspekkognitif, afektif dan
psikomotorik, seorang guru dituntutuntukmemilikiempatkompetensi. Hal ini juga
karenakualitassiswaditentukan oleh kompetensi guru dalammentransferpengetahuan,
terutamauntukmembentukkarakter dan
sikapsiswa.Pemerintahtelahberupayauntukmenghasilkan guru yang
berkualitasdarisegalaaspek, yaituakademik/pedagogik,profesional, dan
sosialmelaluilokakarya dan pelatihan.Mahasiswa, sebagai salah
satuelemendalampendidikan, tentumengharapkanefekelektoral yang signifikan.
Selanjutnya,
itusangatpentingbagisiswauntukmenjawabberbagaitantangandalammasyarakatdenganbera
gambudaya, agama, ras dan kelompok.Sangat pentingbagi guru abad ke-21
untukmeningkatkankompetensimerekauntukmengkonseptualisasikanmasyarakat yang
damai, di manasalingpengertianmenyebarkeseluruhrakyatnyadalamdinamika setting
multikultural.Jenis keterampilanapasaja yang harusdimiliki oleh
lulusanuntukdapatbersaingdi abad 21? Pekerjaan di abad 21 bersifatlebihinternasional,
multikultural dan salingberhubungan.Pada abadterakhirinitelahterjadipergeseran yang
signifikandarilayananmanufakturkepadalayanan yang menekankan pada informasi dan
pengetahuan (Scott, 2015a). Pengetahuanitusendiritumbuh dan meluassecaraeksponensial.
Teknologiinformasi dan komunikasitelahmengubahcarakitabelajar, sifatpekerjaan yang
dapatdilakukan, dan maknahubungansosial. Pengambilankeputusanbersama,
berbagiinformasi, berkolaborasi, berinovasi, dan kecepatanbekerjamenjadiaspek yang
sangatpenting. Saat ini, indikatorkeberhasilanlebihdidasarkan pada
kemampuanuntukberkomunikasi, berbagi, dan
menggunakaninformasiuntukmemecahkanmasalah yang kompleks, dapatberadaptasi dan
berinovasidalammenanggapituntutanbaru dan mengubahkeadaan, dan
memperluaskekuatanteknologiuntukmenciptakanpengetahuanbaru.

PEMBAHASAAN
1.1 KETERAMPILAN
Berbagaiorganisasimencobamerumuskanberbagaimacamkompetensi
danketerampilanyangdiperlukandalammenghadapiabad ke-21. Namun, satuhalpenting yang
perludiperhatikanadalahbahwamendidikgenerasimuda di abad ke-21
tidakbisahanyadilakukanmelaluisatupendekatansaja. Beberapaorganisasitersebut dan
hasilpengembangannyadisampaikansekilassebagaiberikut.
Kompetensi guru mengacu pada kualitas yang harusdimilikiseorang guru
untukmengidentifikasikarakteristiksiswasebagaiutuh. Kompetensidibagimenjadiempat,
yaitukompetensipedagogik, profesional, individu dan sosial.Setiapkompetensiuniksatusama
lain. Kualitaskompetensi guru tergantung pada situasidimana guru
berinteraksidenganlingkungantertentu.
Selain faktoreksternal, faktor internal juga berperanbesardalamkompetensi guru. Ini
mengacu padakesadarandalammempersiapkansegalasesuatu yang dibutuhkanseorang guru
untukmenghadapikompleksitasdalamhidupnya. aspekini,Menariknya, tidakadadalam daftar
prioritas guru. Namun, pesatnyaperkembanganteknologi di
segalaaspektermasukpendidikantelahmengubahparadigma guru
tentangpendidikankarakter. Hal inikarenainteraksisosialdipengaruhi oleh karakterindividu
dan faktabahwaperkembanganteknologi dan globalisasimenyediakan media
bagiindividudalamberinteraksidengan orang-orang darilatarbelakang dan budaya yang
berbeda.
Wagner (2010) dan Change Leadership Group dari Universitas Harvard
mengidentifikasikompetensi dan keterampilanbertahanhidup yang diperlukan oleh
siswadalammenghadapikehidupan, dunia kerja, dan kewarganegaraan di abad ke-21
ditekankan pada tujuh (7)keterampilanberikut: (1) kemampuanberpikirkritis dan
pemecahanmasalah, (2) kolaborasi dankepemimpinan, (3) ketangkasan dan
kemampuanberadaptasi, (4) inisiatif dan berjiwaentrepeneur,(5)
mampuberkomunikasiefektifbaiksecara oral maupuntertulis, (6) mampumengakses
danmenganalisisinformasi, dan (7) memiliki rasa ingintahu dan imajinasi.
Seorang guru
tidakhanyabertanggungjawabuntukmentransferpengetahuankepadasiswanya, tetapi juga
mempromosikankarakternilai. Tanggungjawab guru mengacu pada tigaindikatorpenilaian,
yaitupengetahuan, sikap, dan
keterampilan.Belajarmengetahuimerupakankegiatanuntukmemperoleh, memperdalam dan
memanfaatkanmateripengetahuan. Penguasaanmaterimerupakan salah
satuhalpentingbagipengajardi abad ke-21. Pengajar juga
harusmemilikikemauanuntukbelajarsepanjanghayat. Hal
iniberartiberkesinambunganmenilaikemampuandiritentangapa yang telahdiketahui
danterusmerasaperlumemperkuatpemahamanuntukkesuksesankehidupannyakelak.
Pengajarharussiapuntukselalubelajarketikamenghadapisituasibaru yang
memerlukanketerampilanbaru.

1.2 KARAKTER
Agar mampumenyesuaikandiri dan beradaptasidalammasyarakat yang
berkembangsangatcepat, makaindividuperlubelajarberkarya. Pengajarmaupun orang
dewasasama-samamemerlukanpengetahuanakademik dan terapan,
dapatmenghubungkanpengetahuan dan keterampilan, kreatifdan adaptif,
sertamampumentrasformasikansemuaaspektersebutkedalamketerampilan
yangberharga.Keterampilaninimerupakanketerampilanfndamental pada pembelajaran di
abad ke-21.Keterampilanberpikirkritismencakupkemampuanmengakses, menganalisis,
mensintesisinformasiyang dapatdibelajarkan, dilatihkan dan dikuasai(P21, 2007a; Redecker
et al 2011).Keterampilanberpikirkritis juga
menggambarkanketerampilanlainnyasepertiketerampilankomunikasi daninformasi,
sertakemampuanuntukmemeriksa, menganalisis, menafsirkan, dan mengevaluasibukti. Pada
era literasi digital dimanaarusinformasisangatberlimpah,
siswaperlumemilikikemampuanuntukmemilihsumber dan informasi yang relevan,
menemukansumber yang berkualitas dan
melakukanpenilaianterhadapsumberdariaspekobjektivitas, reliabilitas, dan kemutahiran.
Keterampilanmemecahkanmasalahmencakupketerampilan lain sepertiidentifikasi
dan kemampuanuntukmencari, memilih, mengevaluasi, mengorganisir, dan
mempertimbangkanberbagaialternatif dan menafsirkaninformasi.
Seseorangharusmampumencariberbagaisolusidarisudutpandang yang berbeda-beda,
dalammemecahkanmasalah yang kompleks. Pemecahanmasalahmemerlukankerjasamatim,
kolaborasiefektif dan kreatifdari guru dan siswauntukdapatmelibatkanteknologi, dan
menanganiberbagaiinformasi yang sangatbesarjumlahnya, dapatmendefinisikan dan
memahamielemen yang terdapat pada pokokpermasalahan,
mengidentifikasisumberinformasi dan strategi yang diperlukandalammengatasimasalah.
Pemecahanmasalahtidakdapatdilepaskandariketerampilanberpikirkritiskarenaketerampilan
berpikirkritismerupakanketerampilan fundamental dalammemecahkanmasalah. Siswa juga
harusmampumenerapkanalat dan teknik yang tepatsecaraefektif dan
efisienuntukmenyelesaikanpermasalahan.
Kesimpulannya, pendidikan karakter sangat penting untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia. Seorang guru memainkan utamaperan dalam
mengkonseptualisasikan tujuan tersebut dengan menghasilkan siswa berkualitas dalam
lingkungan akademik dan non-akademik.Oleh karena itu, seorang guru didesak untuk
kompeten menggunakan pendekatan khusus untuk mempromosikan budaya yang
berorientasipembangunan dan toleransi sebagai komponen penting dalam masyarakat
multikultural.

1.3 BUDAYA
Istilah budayamengacu pada perilakuseseorang. Indonesia adalah negara yang
beragamdenganberbagaibudaya. Ini berdampakpada
perkembanganilmupengetahuankarenadinamikakehidupan di tengah-tengahmasyarakat.
Dengan kata
lain,Perkembanganilmupengetahuanmembutuhkanpenyesuaianbudayasebagaiacuan.
Menurut Chen (2015), multicultural aspekpentingdalampenyesuaianbudaya;
initercermindalamcaraseseorangbelajardarikesalahanatauhalberkaitandengankemampuanu
ntukmempelajarihal-halbaru. Black (1990)
lebihlanjutmenjelaskanbahwakompetensiantarbudayaberkontribusi padakarirseseorang.
Malakolunthu, Siraj, dan Rengasamy (2010)menyebutkantigatingkatTipologi
“multikulturalisme”, yaitu: (1) Produk, menjelaskanbudaya, konsep, ide, prinsip, dan
perbedaanpraktekkelompok; (2) Hubungankonfluenantaraproduk dan proses.
Gagasaninimemberikan guru media untuktidakhanyamenjawabpertanyaan “apa”
darikonsepbudaya, ide, prinsip, dan praktiktetapi juga untukmeresponkekomponenlain,
seperti “mengapa”, “kapan”, dan “bagaimana”. (3). Proses dan orientasifilosofis; seorang
guru adalahdiharapkandapatmendefinisikankonsep, ide, prinsip, dan praktikbudaya. Ini
untukmendapatkankesadaranbahwaorang memilikiperspektif yang berbeda dan orang-
orang didesakuntukmenghormatiperbedaantersebut.

1.3 KREATIVITAS & INOVASI


Pencapaiankesuksesanprofesional dan personal, memerlukanketerampilanberinovasi
dansemangatberkreasi. Kreativitas dan inovasiakansemakinberkembangjikasiswamemiliki
kesempatanuntukberpikirdivergen. Siswaharusdipicuuntukberpikir di luarkebiasaan yang
ada,melibatkancaraberpikir yang baru, memperolehkesempatanuntukmenyampaikan ide-
ide dansolusi-solusibaru, mengajukanpertanyaan yang tidaklazim, dan
mencobamengajukandugaanjawaban. Kesuksesanindividuakandidapatkan oleh siswa yang
memilikiketerampilankreatif.Individu-individu yang suksesakanmembuat dunia
inimenjaditempat yang lebihbaikbagisemuanya.

1.4 INFORMASI, MEDIA & TEKNOLOGI


Literasiinformasi yang mencakupkemampuanmengakses, mengevaluasi
danmenggunakaninformasisangatpentingdikuasai pada saatini.
Literasiinformasimemilikipengaruh yang besardalamperolehanketerampilan lain yang
diperlukan pada kehidupanabad ke-21. Seseorang yangberkemampuanliterasi media
adalahseseorang yang mampumenggunakanketerampilan prosessepertikesadaran, analisis,
refleksi dan aksiuntukmemahamipesanalami yang terdapat pada media.Kerangkaliterasi
media terdiriataskemampuanuntukmengakses, menganalisis, mengevaluasi,
danmenciptakanpesandalamberbagaibentuk media,
menciptakansuatupemahamandariperananmedia pada masyarakat, dan
membangunketerampilanpentingdariinformasihasilpenyelidikan danekspresidiri. Literasi
media juga mencakupkemampuanuntukmenyampaikanpesandaridiri
danuntukmemberikanpengaruh dan informasikepada orang lain.

1.4 PRIBADI, INISITIF & PENGATURAN DIRI


Tingginyatingkatinteraksi dan kerjasamatimdalamlingkungankerja di abad ke-21
diharapkandapatdiantisipasidenganmeningkatkankualitaspribadisiswa.
Kemampuanpengaturandiriadalahjantungdaripembelajaranabad ke-21. Siswa yang
mandiribertanggungjawabterhadapproses belajarnyasendiri dan
bersediameningkatkankemampuansepanjangkariernya. Herring(2012)
berpendapatbahwasiswa yang
mandirimendapatkanmotivasidaridalamdirinyasendiri.Siswamandiripahambahwasemangatb
elajaradalahkemampuandasar yang akanmembuatmerekaberhasil di tempatkerja.
Kemampuanberadaptasiadalahkemampuanuntukmenanggapiperubahankondisiekonomi
dan pasar sertamenguasaiketerampilanbarudengancepat. Kemampuaninimerupakan salah
satudaritigakompetensi yang paling dibutuhkan di dunia kerjaabad ke-21. Hal
pentinglainnyaadalah 6fleksibilitasdalamberbagaipengaturankerja dan sosial dan
menunjukkaninisiatif, ketangkasanmental dan rasa ingintahu, yang
dapatdiwujudkandenganberagamteknologiberbasis web yangtersedia.
Denganmenggunakansumberdayateknologisebagaisumberbelajar
informalmemungkinkansiswauntukmemilikikemampuanberkolaborasitinggi, mudahberbagi
dan bertukarpengetahuan, dan mengarahkandirisendiriuntukterusbelajar (Herring, 2012).
Kemampuan lainyang bermanfaatadalahkemampuanuntukmerefleksikankelebihan dan
kekuatan yang adadalamdirisiswa dan meningkatkanmanajemenwaktu.
Pelatihanuntukmeningkatkanketerampilantersebutdapatdiadakan oleh
pihaksekolahuntukmembantusiswamempersiapkandiriterjun di dunia kerjadan kehidupan di
abad ke-21 (P21, 2011).

Pada abad ke-21, pengajarharusturutberperandalamkegiatanpendidikan. Peran


aktifmembantumerekamengembangkankompetensidalamkehidupan dan
bekerjabersamadalammasyarakat yang memilikikeanekaragamanbudaya dan organisasi.
Merekaharusbelajarbahwamerekatidakakanselaludihargai, tetapimerekaharusmencari dan
menggunakanbakat dan ide-ide mereka di antaraberagamlainnya. Ini
merupakanketerampilanpenting yang harusdilatih dan seringdigunakan.
Keterampilaninimelibatkan rasa hormat dan menghargaipermasalahan orang lain dan
budaya yang berbedadaribudayamereka,
sehinggamerekaakanmemperolehketerampilansosial dan lintasbudaya (Barrett et al., 2014).
Hal ini juga akanmembangunkesadaran dan pengetahuantentangperbedaan yang ada di
antaraindividu dan masyarakat.
Lingkungansekolahharusmenawarkankemungkinanuntukmerancangkegiatanpembelajaran
yang dapatmemberikankesempatanbagianakmudauntukmenghargai, bergauldenganbaik
dan hidupberdampingansecaradamai di lingkungandengankebudayaan yang sangatberagam
(inimerupakanketerampilanhidupabad ke-21 yang sangatdihargai). Oleh karenaitu,
adakebutuhanmendesakbagi guru untukmerancangkegiatanbelajarkolaboratif dan
sesuaidengankehidupannyata yang dapatmengembangkanpemahaman, keterampilan dan
nilai-nilailainnya.
Pengajar yang memilikikompetensi global
akanmampumengambiltindakanmelaluibanyakcara dan
cenderungmenganggapdirimerekasebagaiwarga dunia, bukandariwargabangsatertentu.
Merekamampumenggunakanketerampilanberpikirkritisuntukmensurvei dan
memikirkanmasalah yang perludiprioritaskan, mengidentifikasisolusi yang dapatdilakukan,
menilaisolusi yang dipilih dan rencanatindakan yang akandilakukanberdasarkanbukti, dan
mempertimbangkandampakpotensial dan konsekuensi yang mungkinmunculdaritindakan
yang akandilakukan. Pengajar yang memilikikompetensi global akanberhati-
hatidalammempertimbangkanbeberapapendekatansebelumnya dan perspektif orang lain.
Merekabertindaksecaraetis dan kolaboratif (dengancara yang kreatif)
untukmemberikankontribusibagipembangunanlokal, regional ataupun global. Pengajar yang
memilikikompetensi global tidakberanggapanbahwamerekamampumenanganitantangan
yang komplekssendirian,
namunmampumerefleksiseberapabesarkapasitasmerekauntukmenyelesaikantugas yang
diberikan dan mencarikesempatanberkolaborasiuntukbergabungdengan orang lain yang
akanmelengkapikekuatannya (Mansilla and Jaskson, 2011).

PEMBELAJARAN ABAD KE-21


Sejak munculnyagerakan global yang menyerukan model
pembelajaranbaruuntukabad ke21, telahberkembangpendapatbahwapendidikan formal
harusdiubah. Perubahaninipentinguntukmemunculkanbentuk-bentukpembelajaranbaru
yang dibutuhkandalammengatasitantangan global yang kompleks.
Identifikasikompetensisiswa yang perludikembangkanmerupakanhal yang
sangatpentinguntukmenghadapiabad ke-21. Pendekatantradisional yang menekankan pada
hafalanataupenerapanprosedursederhanatidakakanmengembangkanketerampilanberpikirkr
itisataukemandiriansiswa. Setiapindividuharusterlibatdalampembelajaranberbasisinkuiri
yang bermakna, memilikinilaikebenaran dan relevansi,
untukmengembangkanketerampilanberpikirtingkattinggi yang merekaperlukan (Barron and
Darling-Hammond, 2008). Setiapsiswabelajardengancara yang berbeda-beda, sehingga guru
ditantanguntukmenemukancaramembantusemuasiswabelajarsecaraefektif.
Berbagaipenelitianmenunjukkanbahwaterdapatbentuk-bentukpedagogi yang
secarakonsistenlebihberhasildari yang lain dalammembantusiswamemperolehpemahaman
yang lebihmendalamtentangketerampilanabad ke-21. 9 Pedagogi yang dimaksudtermasuk
strategi pembelajaranpribadi, pembelajarankolaboratif dan pembelajaran informal, seperti
yang dinyatakan oleh Scott (2015c) dariberbagaireferensi.
Siswaharusmengasahketerampilan dan
meningkatkanbelajaruntukdapatmengatasitantangan global,
sepertiketerampilanberpikirkritis, kemampuanberkomunikasisecaraefektif, berinovasi dan
memecahkanmasalahmelaluinegosiasi dan kolaborasi. Namundemikian,
darisisipedagogibelumdisesuaikanuntukmengatasitantangan-tantangantersebut. Model
pembelajaran 'transmisi' masihdominandalampendidikan di berbagaibelahan dunia
(Saavedra dan Opfer, 2012). Model 'transmisi'
tidakefektifuntukmengajarkanketerampilanabad ke-21.
Pembelajaransemacaminibiasanyamengarahkepadaketidakpedulian, sikapapatis dan
kebosanan. Sebaliknya, siswaharusbelajarberinteraksidengan guru dan temansebaya,
berlatihmenerapkanketerampilan dan pengetahuan yang barudiperoleh,
berbagidenganteman-temannyamelaluikolaborasi yang
dirancanguntukmendukungsetiapindividudalamberadaptasiterhadapmasalahbaru dan
kontekstual. Tanpakesempatanuntukberlatih dan
menerapkanpengetahuanbarudalamberbagaikonteks, adaptasi dan
integrasipengetahuanbarutidakakantercapai dan akanmelumpuhkankreativitas.
Meskipunsecaraumumdiakuibahwakompetensi dan keterampilanabad ke-21 yang kompleks
dan menantanguntukdipelajari,
namunbahwasiswatidakmengembangkannyakecualimerekasecaraeksplisitdiajarkan.
Saavedra dan Opfer (2012) menyatakanbahwabahwakompetensi dan keterampilan yang
komplekstersebutharusdikembangkanterpadudenganpembelajaran dan
bukandenganpembelajarantersendiri. Di antararagamkompetensi dan keterampilan yang
diharapkanberkembang pada siswasehinggaperludiajarkan pada siswa di abad ke-21 di
antaranyaadalahpersonalisasi, kolaborasi, komunikasi, pembelajaran informal, produktivitas
dan content creation. Elementersebut juga
merupakankuncidarivisikeseluruhanpembelajaranabad ke-21. Dunia kerja juga
sangatmemerlukanketerampilan personal (memilikiinisiatif, keuletan, tanggungjawab,
beranimengambilresiko, dan kreatif), keterampilansosial (bekerjadalamtim, memilikijejaring,
memilikiempati dan rasa belaskasih), sertaketerampilanbelajar (mengelola, mengorganisir,
keterampilanmetakognitif, dan
tidakmudahpatahsemangatataumerubahpersepsi/sudutpandangdalammenghadapikegagala
n).

VISI PEDAGOGI PEMBELAJARAN ABAD KE-21


Berbagaikajianmenunjukkanbahwasiswalebihberhasilmemperolehkompetensibaruke
tikamerekamembangunkemampuanmetakognitif yang kuat, melakukanrefleksi yang
obyektifterhadapkonsep-konsep yang barudipelajari, dan
mengintegrasikaninformasitersebutdenganpengetahuan dan keterampilan yang
telahdimiliki. Proses beradaptasiterhadappengetahuan yang baru dan
memasukkannyakedalamkerangkakerjakonseptual yang telahdimiliki,
akanmendukungpembelajaranlebihlanjut, dan pada saatnyaakanmemunculkankreativitas
dan orisinalitas, dan menentukankebiasaankognitifbaru. Hal tersebut juga
meningkatkanketerampilanberpikirkritis (Lai, 2011). Pengembanganmetakognisi juga
didorong oleh kegiatanpembelajaranberbasismasalah yang
memerlukankerjasamadenganteman. Proses
kolaborasimerangsangsiswauntukmempertimbangkanpenggunaanpengetahuanuntukhalbar
ubersamateman-temannya dan mengembangkanaplikasibaru. Pembelajaran yang
menciptakansebuahkomunitasbelajar yang positif dan
efektifdapatmendukungpembelajaran yang
lebihdalammelaluipemerolehankontenpengetahuan dan pengembangankompetensi
intrapersonal dan interpersonal (National Research Council, 2012). Guru
dapatmenggunakanresponsiswasebagaikesempatanuntukmengevaluasikesiapanmerekaunt
ukbelajarlebihdalam, dan memperkenalkankonsep-konsepbaru yang
sesuaidenganmenantangpemikiranmereka (Bolstad, 2011). Hasil belajar yang
baikadalahketikaindividumelebihiharapanuntukmenghafal dan mengulangfakta dan
pengetahuan yang terputus (denganaplikasitertentu), dan
menangkappeluanguntukmemahamikonsep-konsep yang sulit dan ide yang kompleks,
mengevaluasi ide-ide baru, dan membuat inti sari wawasanmerekasendiri. Saavedra dan
Opfer (2012) menyarankansembilanprinsipuntukmengajarkanketerampilanabad ke-21: (1)
membuatpembelajaranrelevandengan 'big picture'; (2) mengajardengandisiplin; (3)
mengembangkankemampuanberpikir yang lebihrendah dan
lebihtinggiuntukmendorongpemahamandalamkonteks yang berbeda; (4) mendorong
transfer pembelajaran; (5) membelajarkanbagaimana 'belajaruntukbelajar'
ataumetakognisi; (6) memperbaikikesalahpahamansecaralangsung; (7)
menggalakkankerjasamatim;(8) memanfaatkanteknologiuntukmendukungpembelajaran;
dan (9) meningkatkankreativitassiswa. Bagaimanabentukpedagogi yang paling
berpotensidalammemberdayakankompetensi dan keterampilanpenting di masa depan yang
kompleks dan tidakpasti? Bagian berikutmenjelaskanperspektif yang
mendukungpembelajaransedemikian.

PrinsipPokokPembelajaran Abad ke-21


Nichols (2013) menyederhanakanprinsippembelajaranabad ke-21
menjadiempathalberikutini.

1. Instruction should be student-centered


Pembelajaranseyogyanyamenggunakanpendekatan yang berpusat pada siswa.
Siswasebagaisubyekpembelajaran yang secaraaktifmengembangkanminat dan potensinya.
Siswatidakdituntutmenghafalmateripelajaran yang diberikan guru,
tetapimengkonstruksipengetahuan danketerampilannya, sesuaidengankapasitas dan
tingkatperkembanganberfikirnya, sertadiajakberkontribusiuntukmemecahkanmasalah-
masalahnyata yang terjadi di masyarakat. Hal inibukanberarti guru
menyerahkankontrolbelajarkepadasiswasepenuhnyanamunintervensi guru
masihtetapdiperlukan.
Guru berperansebagaifasilitator yang
berupayamembantumengaitkanpengetahuanawal(prior knowledge) yang
telahdimilikisiswadenganinformasibaru yang
akandipelajarinya,memberikesempatansiswauntukbelajarsesuaidengancara dan
gayabelajarnya masing-masing,dan mendorongsiswauntukbertanggungjawabatas proses
belajar yang dilakukannya. Guru jugaberperansebagaipembimbing, yang
berupayamembantusiswaketikamenemukankesulitandalamproses
mengkonstruksipengetahuan dan keterampilannya.

2. Education should be collaborative


Siswaharusdibelajarkanuntukbisaberkolaborasidengan orang lain, yang
berbedalatarbudaya dan nilai-nilai yang dianutnya.
Siswaperludidoronguntukbisaberkolaborasidengantemanteman di
kelasnyadalammenggaliinformasi dan membangunmakna, menghargaikekuatan
dantalentasetiap orang sertabagaimanamengambilperan dan
menyesuaikandirisecaratepatdenganmereka. Sekolah (termasuk di dalamnya guru)
seyogyanyadapatbekerjasamadenganLembaga pendidikan (guru) lainnya di berbagaibelahan
dunia untuksalingberbagiinformasi dan pengalamantentangpraktik dan
metodepembelajaran yang telahdikembangkannya, dan
bersediamelakukanperubahanmetodepembelajarannya agar menjadilebihbaik.

3. Learning should have context


Materi pelajaranperludikaitkandengankehidupansehari-harisiswakarenapembelajaran
tidakakanbanyakberartijikatidakmemberidampakterhadapkehidupansiswa di luarsekolah.
15Guru perlumengembangkanmetodepembelajaran yang
memungkinkansiswaterhubungdengandunia nyata (real word). Guru juga
perlumembantusiswa agar dapatmenemukannilai, makna dankeyakinanatasapa yang
sedangdipelajarinyasertadapatmengaplikasikandalamkehidupansehariharinya.

4. Schools should be integrated with society


Sekolahseyogyanyadapatmemfasilitasisiswauntukterlibatdalamlingkungansosialnya,
dalamupayamempersiapkansiswamenjadiwarga negara yang bertanggungjawab.
Siswadapatdilibatkandalamberbagaipengembangan program yang ada di masyarakat,
seperti: program kesehatan,pendidikan, lingkunganhidup, dan sebagainya. Selain itu,
siswaperludiajak pula mengunjungipanti-pantiasuhanuntukmelatihkepekaanempati dan
kepeduliansosialnya. Dengankekuatanteknologi dan internet,
siswasaatinibisaberbuatlebihbanyaklagi. Ruang geraksosialsiswatidaklagihanya di
sekitarsekolahatautempattinggalnya, tapidapatmenjangkaulapisanmasyarakat yangada di
berbagaibelahan dunia.

PERAN GURU
Sebagaiseorang guru,
kitaharusmenyiapkananakdidikkitauntukmemilikiketerampilanabad ke-21. Seorang guru
perlumenguasaiberbagaibidang, mahirdalamhalpedagogitermasukinovasidalampengajaran
dan pembelajaran, memahamipsikologipembelajaran dan memilikiketerampilankonseling,
mengikutiperkembangantentangkebijakankurikulum dan isupendidikan,
mampumemanfaatkan media dan teknologibarudalampembelajaran, dan
tetapmenerapkannilainilaiuntukpembentukankepribadian dan akhlak yang baik. Banyak
faktor yang berkontribusiterhadapkinerjaakademiksiswa, termasukkarakteristikindividu dan
pengalamankeluarga. Penelitiansecarakonsistenmenunjukkanbahwa, di antarafaktorfaktor
yang berhubungandengansekolah, guru adalahfaktor paling penting. Guru yang
berkualitastinggiadalah yang memilikipengaruhkuatterhadapprestasisiswa.
Sekalipunteknologi di era digital berkembangsangatpesat, namunperan guru dan
tenagakependidikanmasihtetapmemilikiperansentral,
tidakpedulibagaimanakonseppendidikan. Peran guru dalamabad ke-21
harusbergeserdariberpola “penanampengetahuan”, menujuperansebagaipembimbing,
pengarahdiskusi dan pengukurkemajuanbelajarsiswa (Hampson, et al., 2011). Tujuan
utamadaripembelajaranabad ke-21 adalahmembangunkemampuanbelajarindividu dan
mendukungperkembanganmerekamenjadipebelajarsepanjanghayat, aktif, pebelajar yang
mandiri; oleh karenaitu guru perlumenjadi 'pelatihpembelajaran' – sebuahperan yang
sangatberbedadari guru kelastradisional. Guru
sebagaipelatihpembelajaranakanmemberikanbimbinganuntukmembantusiswadalammenge
mbangkanketerampilan dan menawarkanberbagaidukunganyang
akanmembantusiswamencapaitujuanbelajarmereka. Guru
sebagaipelatihpembelajaranakanmendorongsiswauntukberinteraksidenganpengetahuan -
untukmemahami, mengkritisi, memanipulasi, mendesain, membuat dan mengubahnya.
Guru perlumemperkuatkeingintahuanintelektualsiswa, keterampilanmengidentifikasi dan
memecahkanmasalah, dan kemampuanmerekauntukmembangunpengetahuanbarudengan
orang lain. Guru di abad ke-21 bukanlah guru yang mahirdalamsetiaptopikdalamkurikulum,
namunharusmenjadiahlidalammencaritahubersama-samadengansiswamereka,
tahubagaimanamelakukansesuatu,
tahubagaimanacarauntukmengetahuisesuatuataubagaimanamenggunakansesuatuuntukmel
akukansesuatu yang baru. Peran pentingseorang guru abad ke-21
adalahperanmerekasebagai role model untukkepercayaan, keterbukaan, ketekunan dan
komitmenbagisiswanyadalammenghadapiketidakpastian di abad ke-21.

PENUTUP
Mempersiapkansiswauntukbekerja, menjadiwarga negara yang baik dan
mampumenghadapikehidupan di abad ke-21 merupakansuatuperjuangan. Globalisasi,
teknologi, migrasi, kompetisiinternasional, perubahan pasar global, lingkungantransnasional
dan perubahanpolitiksemuanyamengarah pada kebutuhanketerampilan dan pengetahuan
yang diperlukan oleh siswauntukdapatsukses pada abad ke-21. Diperlukanpendekatanbaru
yang dapatmengakomodasi 16 karakteristiksiswasaatinidalampembelajaran di kelas,
sejakmereka pada tahapawalpendidikan formal, tidakperlumenunggusampaimereka di
jenjangperpendidikantinggi. Hal
inimenjadifokusbahankajianataupenelitianuntukmengembangkanragamkurikulum,
pendekatan, model, strategi, metode, penilaian dan segalahalterkait, yang
efektifdalampenyiapankompetensi dan keterampilansiswamenujuabad ke-21.kompetensi
guru di abad ke-21 memberikankontribusipositifbagimasyarakat dan khususnyasiswa di
masyarakatpluralistik. Guru berperandalammemajukanpendidikankarakter. Hal
inimembantusiswauntukmenghormatiperbedaan di antara orang-orang. Ini
untukmengkonseptualisasikanpembangunanberorientasibudaya dan
mempromosikantoleransi.

Anda mungkin juga menyukai