Anda di halaman 1dari 12

KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK

DALAM PEMBELAJARAN
ABAD KE 21

Dosen Pengampu: Yunita, S. Pd, M. Psi, Kons


KELOMPOK 7
Anggota:
Alya Luthna Attayya 218600270 Nabila 218600271

Isyrafina Kamila 218600273 Suwiti 218600315

Lilis Pioito Simbolon 218600349 Aulia Nurjahra 218600355


A. Pengertian Karakter
dan Pendidikan Karakter
• Karakter
Karakter secara harfiah berasal dari bahasa
Latin “Charakter”, yang antara lain berarti:
watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi
pekerti, kepribadian atau akhlak. Sehingga
karakter dapat difahami sebagai sifat dasar,
kepribadian, tingkah laku/perilaku dan
kebiasaan yang berpola. Karakter dapat juga
diartikan sama dengan akhlak dan budi
pekerti, sehingga karakter bangsa identik
dengan akhlak bangsa atau budi pekerti
bangsa.
Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter merupakan segala upaya yang
dilakukan oleh pendidik untuk
mengajarkan kebiasaan cara berfikir dan berperilaku yang
membantu anak untuk hidup dan bekerja bersama sebagai
keluarga, masyarakat dan bernegara dan membantu
mereka untuk membuat keputusan yang dapat
dipertanggungjawabkan, karakter juga dapat diistilahkan
dengan tabiat, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti
yang membedakan seseorang dengan orang lain.
B. Landasan Pendidikan Karakter di
Indonesia

Untuk mendukung perwujudan cita-cita pembangunan karakter


sebagaimana
diamanatkan dalam Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 serta
mengatasi permasalahan kebangsaan saat ini, maka Pemerintah
menjadikan pembangunan karakter sebagai salah satu program
prioritas pembangunan nasional. Semangat itu telah ditegaskan
dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN)
tahun 2005-2025, dimana pendidikan karakter ditempatkan sebagai
landasan untuk mewujudkan visi pembangunan nasional, yaitu
“mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika,
berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila” (Bafadhol,
2003).
C. Tujuan Pendidikan
Karakter
Karakter merupakan sesuatu yang mengualifikasi seorang pribadi,
dari kematangan karakter inilah, kualitas seorang pribadi dapat
diukur. Adapun tujuan pendidikan karakter meliputi:

Meningkatkan kemmpuan Menanamkan jiwa


menghindari sifat tercela yang kepemimpinan yang
dapat merusak diri sendiri, Memupuk ketegaran dan bertanggung jawab sebagai
orang lain, dan lingkungan. kepekaan mental peserta didik penerus bangsa.
terhadap situasi sekitarnya,
sehingga tidak terjerumus
kepada perilaku yang
menyimpang, baik secara
Mendorong kebiasaan perilaku Agar siswa memahami dan
indivdu maupun sosial.
yeng terpuji sejalan dengan menghayati nilai-nilai yang
nilai-nilai universal, tradisi relevan bagi pertumbuhan dan
budaya, kesepakatan sosial, penghargaan harkat dan
dan religiositas agama. martabat manusia.
D. Karakteristik
Pembelajaran Abad ke 21
Pembelajaran abad 21 dituntut berbasis teknologi untuk
menyeimbangkan tuntutan zaman era milenia dengan tujuan,
nantinya peserta didik terbiasa dengan kecakapan hidup abad 21.
Untuk mencapai kondisi belajar yang ideal, kualitas pengajaran selalu
terkait dengan penggunaan model pembelajaran secara optimal, ini
berarti bahwa untuk mencapai kualitas pengajaran yang tinggi setiap
mata pelajaran harus diorganisasikan dengan model
pengorganisasian yang tepat dan selanjutnya disampaikan kepada
siswa dengan model yang tepat pula. Keterampilan 4C wajib dikuasai
dan dimiliki oleh setiap peserta didik guna menghadapi tantangan
abad 21. Adapun kemampuan 4C yaitu, sebagai berikut:
- Critical Thinking (berpikir kritis)
- Communication (komunikasi)
- Collaboration (kolaborasi)
- Creativity (kreativitas)
Di Indonesia generasi z bisa dikatagorikan mereka yang lahir
sekitar tahun 1995 setelah layanan internet pertama oleh
Indonet di Indonesia tersedia pada tahun 1994. Kesenjangan
digital tidak lagi sekedar ditentukan faktor ekonomi seperti
kepemilikan handphone, namun lebih disebabkan perbedaan
tingkat literasi lintas antara generasi guru dan generasi
peserta didik. Seperti apakah karakteristik generasi z? Mari
kita cermati bersama-sama:
• Generasi z menyukai kebebasan dalam belajar (self directed
learning) mulai dari mendiagnosa kebutuhan belajar,
menentukan tujuan belajar, mengidentifikasi sumber belajar,
memilih strategi belajar, dan mengevaluasi hasil belajarnya
sendiri.
• Generasi z suka mempelajari hal-hal baru yang praktis
sehingga mudah beralih focus belajarnya meskipun memiliki
kecukupan waktu untuk mempelajarinya.
• Merasa nyaman dengan lingkungan yang terhubung
dengan jaringan internet karena memenuhi hasrat
berselancar, berkreasi, berkolaborasi, dan membantu
berbagi informasi sebagai bentuk partisipasi.
• Generasi z lebih suka berkomunikasi dengan gambar
images, ikon, dan simbol-simbol daripada teks.
• Memiliki rentang perhatian pendek (short attention
span) atau dengan kata lain sulit untuk
berkonsentrasi dalam jangka waktu lama.
• Berinteraksi secara kompleks dengan media seperti
smartphone, televisi, laptop, desktop, dan iPod.
• Generasi z lebih suka membangun eksistensi di
media sosial daripada di lingkungan nyata dan
cenderung memilih menggunakan aplikasi seperti
Snapchat, Secret dan Whisper daripada whatsapp.
E. Asesmen Pembelajaran
Abad 21
Adapun penilaian atau asesmen pembelajaran pada abad 21 yaitu
penilaian autentik. Penilaian autentik adalah kegiatan menilai peserta
didik yang menekankan apa seharusnya dinilai, baik secara proses
maupun hasil dengan berbagai instrumen penilaian yang disesuaikan
dengan tuntutan kompetisi yang ada di Standar Kompetensi (SK) atau
Kompetensi Inti (KI), dan Kompetensi Dasar (KD). Autentik berarti
keadaan yang sebenarnya jadi dalam penilaian autentik, peserta didik
diminta untuk menerapkan teori atau konsep pada dunia nyata. Adapun
tahapan penilaian autentik yaitu:
1. Masalah kontekstual.
2. Kolaborasi.
3. Penggunaan variasi sumber belajar.
4. Kegiatan investigasi merupakan tahapan merumuskan masalah,
merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, menemukan data, dan
menarik kesimpulan sementara.
Kesimpulan
Pembelajaran abad 21 dituntut berbasis teknologi untuk
menyeimbangkan tuntutan zaman era milenia dengan
tujuan, nantinya peserta didik terbiasa dengan kecakapan
hidup abad 21. Abad ke-21 yang dikaitkan dengan era
revolusi industri 4.0 memberikan pengaruh luas bagi
pendidikan guru sebagai kepanjangan tangan dari
pemerintah di sekolah-sekolah menerapkan pembelajaran
abad 21. Untuk mencapai kondisi belajar yang ideal, kualitas
pengajaran selalu terkait dengan penggunaan model
pembelajaran secara optimal, ini berarti bahwa untuk
mencapai kualitas pengajaran yang tinggi setiap mata
pelajaran harus diorganisasikan dengan model
pengorganisasian yang tepat dan selanjutnya disampaikan
kepada siswa dengan model yang tepat pula.
Terima Kasih
sekian dari kelompok kami, kami siap menerima
semua pertanyaan, kecuali menerima kenyataan
bahwa kita hanya sebatas teman
#friendzone
#YouBelongWithMebyTaylor Swift

Anda mungkin juga menyukai