Anda di halaman 1dari 19

PENDIDIKAN KARAKTER ABAD 21

Latar Belakang
APA yang harus Pada abad ke-21, manusia menghadapi kesulitan yang parah di
tingkat sosial, ekonomi, dan pribadi.
dipelajari siswa untuk
abad ke-21 Secara sosial, manusia bergumul dengan keserakahan yang
terwujud dalam ketidakstabilan keuangan, perubahan iklim, dan
invasi privasi pribadi, dan dengan intoleransi yang terwujud dalam
fundamentalisme agama, krisis rasial, dan absolutisme politik

Secara ekonomi, globalisasi dan inovasi dengan cepat mengubah


paradigma bisnis. Pada tingkat pribadi manusia berjuang untuk
menemukan peluang kerja yang terpenuhi dan mencapai
kebahagiaan. Pertumbuhan eksponensial teknologi dengan cepat
menambah masalah melalui otomatisasi dan offshoring, yang
menghasilkan gangguan sosial

Kemajuan pendidikan berada di belakang kurva kemajuan


teknologi, seperti yang terjadi selama Revolusi Industri,
mengakibatkan penderitaan sosial.
Pengetahuan, Keterampilan, Karakter, dan Metakognisi

Pengetahuan harus mencapai keseimbangan yang


lebih baik antara mata pelajaran tradisional dan
modern, serta interdisipliner

Keterampilan berhubungan dengan penggunaan


pengetahuan, dan terlibat dalam putaran umpan balik
dengan pengetahuan

Kualitas karakter menggambarkan bagaimana


seseorang terlibat dengan, dan berperilaku di dunia

Metakognisi memupuk proses refleksi diri dan belajar


bagaimana belajar, serta membangun tiga dimensi
lainnya.
Mengapa Mempelajari Kualitas Karakter?

1. Sejak zaman kuno, tujuan pendidikan adalah untuk menumbuhkan siswa yang
percaya diri dan penuh kasih yang menjadi pelajar yang sukses, berkontribusi pada
komunitas mereka, dan melayani masyarakat sebagai warga negara yang etis.
2. Pendidikan karakter adalah tentang perolehan dan penguatan kebajikan (kualitas),
nilai-nilai (cita-cita dan konsep), dan kapasitas untuk membuat pilihan yang
bijaksana untuk kehidupan yang utuh dan masyarakat yang berkembang.
3. Menghadapi tantangan abad ke-21 membutuhkan upaya yang disengaja untuk
menumbuhkan dalam pertumbuhan pribadi siswa dan kemampuan untuk
memenuhi tanggung jawab sosial dan komunitas sebagai warga global.
4. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi pedang bermata dua
Melalui rasa tanggung jawab pribadi dan etis, siswa, warga negara
masa depan, akan dapat membuat keputusan yang bijaksana dan
bijaksana yang mengatasi tantangan yang ada

Tujuan luas Pendidikan Karakter

untuk membangun fondasi untuk pembelajaran seumur hidup

untuk mendukung hubungan yang sukses di rumah, di komunitas,


dan di tempat kerja

untuk mengembangkan nilai-nilai dan kebajikan pribadi untuk


partisipasi yang berkelanjutan di dunia yang mengglobal.
Kegiatan Praktik dapat menampilkan
karakteristik seperti:
• Pola pikir berkembang
• Tahapan perkembangan moral
• Kesadaran sistem
• "Kerjasama": Kompetisi (dalam olahraga, musik, robotika, dll.) Dan Kolaborasi terstruktur tim)
• Eksperimen gagal-aman, dengan upaya yang meregangkan siswa
• Proses, bukan hanya Pengetahuan datar
• Secara sistematis metakognitif (refleksi pada proses)
• Rentang longitudinal / multi-tahun (proyek, dan Diri [perencanaan karir, metakognitif…])
• Keterlibatan warga lanjut usia untuk dinamika campuran (kebijaksanaan, kepekaan, dll.)
• Keterlibatan penyebab global
• Magang / pelatihan kerja
Kerangka Kualitas Karakter
"Ada banyak alasan untuk memberikan
penekanan baru pada dimensi moral dan budaya
pendidikan ... proses ini harus dimulai dengan
pemahaman diri melalui pengetahuan, meditasi,
dan praktik kritik diri.“
~ Laporan dari Komisi Internasional Pendidikan di Abad 21
UNESCO 1996
Kerangka Kualitas Karakter
Karakter mencakup semua Hak Pilihan,
Sikap, Perilaku, Disposisi, Pola Pikir,
Kepribadian, Temperamen, Nilai alias
Keterampilan Sosial & Emosional. Karakter,
meskipun terkadang mengandung konotasi
negatif, adalah istilah singkat yang dapat
dikenali oleh semua budaya.
Kerangka Kualitas Karakter

• Kualitas karakter didefinisikan sebagai perbedaan dari


Keterampilan, yang mewakili kemampuan untuk menggunakan apa
yang diketahui secara efektif. Keterampilan tingkat tinggi (seperti “4
C” dari Kreativitas, Berpikir Kritis, Komunikasi, Kolaborasi –juga
dikenal sebagai “Keterampilan Abad 21”) sangat penting untuk
akuisisi dan penerapan Pengetahuan serta untuk prestasi kerja.
Filosofi pendidikan karakter menurut
Gardner, Sternberg, Morin
Enam kualitas penting yang muncul dari penelitian
Pusat, serta sejumlah sifat dan konsep terkait
Pendidikan Karakter
di Beberapa Negara
• Jepang: menekankan nilai bahwa setiap manusia harus berguna bagi masyarakat, tidak
merugikan orang lain, mengetahui cara berinteraksi, memahami emosi lawan bicara,
menekan sifat egois, mau bekerja sama, disiplin, dan tertib.
• Beberapa kegiatan umum yang biasa dilakukan di Jepang dalam membangun karakter
siswanya di antaranya dengan  menempelkan ucapan terima kasih pada teman di media
berbentuk hati, membuat karya berupa peta suatu rute lalu menuliskan semacam
peringatan saat melewati jalan tersebut, melakukan piket membersihkan kelas serta
mengurus makan siang sesuai jadwal, mendidik siswa agar mempunyai target setiap
semester, menulis koran dengan tangan, hingga menumbuhkan simpati melalui gambar
yang kemudian ditindaklanjuti oleh sang guru dengan bertanya bagaimana ketika mereka
berada di situasi tersebut.
• Dengan menerapkan nilai-nilai tersebut di sekolah, masyarakat Jepang memiliki
pemahaman dan cara pandang yang kuat tentang kesopanan, kecerdasan, dan etos kerja.
Pendidikan Karakter
di Beberapa Negara
• Belanda, melihat siswa sebagai pusat perhatian di sekolah dibandingkan bidang
studi yang dipelajari. Itu sebabnya, materi pelajaran tidak ditetapkan untuk satu
tahun ajaran, sehingga tidak ada yang akan tinggal kelas
• Sekolah di Belanda mengajarkan bidang studi yang tidak diujikan dalam ujian
formal, di antaranya ilmu-ilmu sosial (maatschaapijleer) seperti pendidikan
karakter, materi tentang rumah dan lingkungan, kerja dan waktu luang, negara
dan masyarakat, teknologi dan masyarakat, serta hubungan internasional.
Penyampaian materi ini diharapkan menjadi bekal siswa dalam menjalani
kehidupan sebagai manusia terdidik.
• Nilai yang ingin dikedepankan negara ini pun pada akhirnya akan memberikan
pengertian bahwa penentu masa depan bukan hanya bersumber pada ijazah,
melainkan pengalaman.
Pendidikan Karakter
di Beberapa Negara
• Denmark adalah negara yang mengedepankan aspek individualisme, tetapi
tetap menanamkan cara hidup secara berkelompok.
• Siswa di Denmark dilatih untuk membuat keputusan dan bertanggungjawab.
Oleh karena itu, OSIS dan pengurus kelas memiliki kekuasaan besar dalam
hal demokrasi. Namun, agar proses ini berjalan lancar, guru, kepala sekolah,
dan perwakilan orang tua juga memiliki andil yang cukup seginifikan.
• Jerman mengajarkan enam nilai positif di sekolah-sekolah, yaitu kejujuran,
toleransi, kedisiplinan, gemar membaca, peduli lingkungan, dan tanggung
jawab. Adapun tujuan melatih siswa untuk memiliki sikap-sikap tersebut
adalah agar mereka mampu bermasyarakat dan menempatkan diri dengan
baik.
Pendidikan Karakter
di Beberapa Negara
• Malaysia, siswa tak perlu menunggu hingga SD untuk belajar tentang
moral, pemerintah Malaysia sudah mulai menerapkan pendidikan moral
pada anak-anak TK. Dengan sistem 6 hari sekolah dalam seminggu,
pendidikan moral dijadikan satu fokus pembelajaran dari beberapa
fokus yang ditetapkan. Fokus pembelajaran lainnya yakni bahasa dan
komunikasi, pengembangan kognitif, emosi, dan kreativitas.
• Pendidikan moral adalah pelajaran wajib bagi siswa di Malaysia dan
dianggap menjadi jawaban atas perubahan sosial dalam struktur
masyarakat yang kini menghadapi peningkatan kriminalitas, pergaulan
bebas, penggunaan obat terlarang hingga sikap yang bertentangan
dengan nilai dalam masyarakat.
Pendidikan Karakter
di Beberapa Negara
• Di Singapura, masalah perubahan sosial, globalisasi dan kemajuan
teknologi juga memunculkan berbagai dampak baik itu positif hingga
negatif, sehingga menjadi bahan pertimbangan Singapura untuk
menerapkan pendidikan karakter dan kewarganegaraan (CCE)..
• Pendidikan ini dimulai sejak SD dan dijadikan mata pelajaran.
Berdasarkan laporan dari situs web Kementerian Pendidikan
Singapura, CCE menjadi "jantung" bagi sistem pendidikan di negara
tersebut. Siswa akan diajar tentang tanggung jawab kepada keluarga
dan masyarakat serta memahami peran mereka bagi masa depan
bangsa.
Penerapan Pendidikan Karakter di Indonesia
Dasar Hukum Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 Tahun 2017
tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).

Tujuan Penerapan Pendidikan Karakter


• Membangun dan membekali Peserta Didik sebagai generasi emas Indonesia Tahun 2045
dengan jiwa Pancasila dan pendidikan karakter yang baik
• Mengembangkan platform pendidikan nasional yang meletakkan pendidikan karakter
sebagai jiwa utama dalam penyelenggaraan pendidikan bagi Peserta Didik dengan
dukungan pelibatan publik yang dilakukan melalui pendidikan jalur formal, nonformal,
dan informal dengan memperhatikan keberagaman budaya Indonesia
• Merevitalisasi dan memperkuat potensi dan kompetensi pendidik, tenaga kependidikan,
Peserta Didik, masyarakat, dan lingkungan keluarga dalam mengimplementasikan PPK
Karakter Nilai-Nilai Penerapan Pendidikan
Karakter di Indonesia
1. Religius
2. Jujur
3. Toleran
4. Disiplin
5. Bekerja keras 1. Semangat kebangsaan
6. Kreatif 2. Cinta tanah air
7. Mandiri 3. Menghargai prestasi
8. Demokratis 4. Komunikatif
9. Rasa ingin tahu 5. Cinta damai
6. Gemar membaca
7. Peduli lingkungan
8. Peduli sosial
9. Bertanggungiawab

Anda mungkin juga menyukai