OLEH:
NIM: 856104151
UPJJ: 13/BATAM
UNIVERSITAS TERBUKA
BATAM
TAHUN 2023
TUGAS 2
Kerjakanlah tugas dibawah ini.
2. Apa yang perlu diajarkan guru pada anak menyangkut peran guru dalam menangkap
peluang yang ada dalam tantangan abad ke 21 untuk pengembangan moral?
3. Jelaskanlah metode pembelajaran dalam pengembangan moral anak dan buatlah contoh
kegiatan dengan menggunakan metode tersebut!
4. Pada tantangan kegiatan literasi di abad 21, Apa yang perlu dipahami dalam menyajikan
literasi pada pengembangan nilai agama anak usia dini?
JAWABAN
1. Perbedaan moral, moralitas, dan etika
Moral: Akhlak atau tingkah laku yang susila (KBBI, 2008)
Moralitas: Kesusilaan atau norma yang mengatur hidup manusia yang bersumber
dari hati nurani manusia
Etika: Suatu cabang filsafat yang membahas atau menyelidiki nilai-nilai dalam
tindakan atau perilaku (akhlak) manusia atau disebut juga sebagai tata susila
Masing-masing berhubungan dengan aturan berperilaku manusia yang dapat
dipergunakan sesuai konteks dan kebutuhan
2. Hal yang perlu diajarkan guru pada anak menyangkut peran guru dalam menangkap
peluang yang ada dalam tantangan abad ke 21 untuk pengembangan moral:
Guru harus mampu menangkap peluang untuk pengembangan moral diantara dunia
digital yang serba mudah. Diantaranya anak dilatih mandiri, tanggung jawab terhadap diri
sendiri dan orang lain, dilatih memiliki kemampuan bekerja sendiri, dan bersabar
menghadapi proses mendapatkan apa yang diinginkan. Hal tersebut dapat berdampak pada
kecerdasan, kehandalan, dan ketangguhan untuk menghadapi dinamika kehidupan yang
kompleks.
Guru dapat lebih menekankan ajaran nilai-nilai moral untuk menciptakan siswa yang
berkarakter, sehingga ilmu yang sudah dimiliki tidak terbuang sia-sia. Seperti yang
disampaikan oleh (Waskito dan Nadiroh 2019), salah satu pendidikan yang penting dalam
membangun peradaban yang baik di suatu negara ialah pendidikan karakter. Maka dari itu,
dengan ilmu pengetahuan dan wawasan luas yang dimiliki siswa, ditambah kuatnya karakter
baik yang tertanam, tentunya akan menjadi modal Indonesia untuk memiliki Sumber Daya
Manusia yang berkualitas di masa depan. Hal ini sesuai dengan inti dari pembelajaran abad
21, yakni menjadikan siswa memiliki kemampuan 4C (critichal thinking, creativity,
collaboration & communicatin).
1) Berpikir kritis, siswa dituntut untuk memiliki rasa kepekaan terhadap gejala sosial
yang ada di masyarakat. Kritis disini berarti bukan hanya menyangkut pada kepekaan
terhadap ilmu maupun teori yang terdapat pada sumber-sumber belajar, melainkan
siswa juga harus peka atau dapat berkontribusi terhadap masalah sosial yang ada pada
masyarakat. Pemikiran kritis dapat menuntun pada pembentukan sifat yang bijak serta
memungkinkan seseorang untuk menganalisa informasi dengan cermat dan membuat
keputusan yang tepat (Nadiroh, Hasanah, dan Zulfa 2019).
2) Kreatif, pada pembelajaran abad 21 ini siswa tidak hanya lagi dituntut untuk
menghafal serta memahami ilmu yang diberikan oleh guru. Para siswa dituntut untuk
lebih kreatif dalam mengaplikasikan sebuah teori yang diberikan guru, melalui
berbagai macam hasil karya.
3) Kolaborasi, maksud dari kemampuan kolaborasi yakni siswa dituntut untuk dapat
bekerjasama dalam menyelesaikan sebuah tugas ataupun pekerjaan.
4) Komunikasi, kemampuan terakhir yang harus dimiliki yaitu komunikasi. Siswa
dituntut untuk dapat mengkomunikasikan sebuah pekerjaan yang telah mereka
lakukan kepada guru serta teman-teman kelasnya.
Kemampuan 4C yang harus dimiliki oleh para siswa pada pembelajaran abad 21 ini
tidak dapat diwujudkan hanya oleh guru, melainkan harus memiliki kerjasama dari berbagai
unsur pendidikan. Mulai dari kebijakan pemerintah, kepala sekolah, guru, peserta didik,
orang tua hingga ke masyarakat sekitar (Sugiyarti dan Arif 2018). Selain itu, pembelajaran
yang dilakukan oleh guru di kelas tidak lagi hanya berfokus kepada teori, tetapi juga harus
mengaitkannya kepada kejadian nyata yang terjadi di masyarakat. Sehingga siswa tidak lagi
hanya mempelajari teori yang abstrak, melainkan mereka juga dapat mempraktekkannya di
dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini juga yang nantinya akan mampu meningkatkan motivasi
para siswa, karena siswa menganggap hal yang mereka pelajari di sekolah akan bermanfaat
bagi dirinya di kehidupan bermasyarakat.
3. Metode pembelajaran dalam pengembangan moral anak dan contoh:
1) Bercerita
Merupakan metode pembelajaran yang mentransfer isi cerita ke melalui penyampaian lisan
dengan berbagai teknik . Contoh : anak diajarkan mencintai ciptaan Tuhan melalui teknik
bercerita menggunakan ilustrasi dari buku dengan judul “ Aku binatang ciptaan Tuhan”
3) Bernyanyi merupakan suatu pendekatan lewat seni, bisa menggunakan gerak dan lagu
untuk menyampaikan pesan pada anak. Contoh : anak diajak mengetahui gejala alam
ciptaan Tuhan melalui lagu pelangi.
4. Hal yang perlu dipahami dalam menyajikan literasi pada pengembangan nilai agama
anak usia dini pada tantangan kegiatan literasi di abad 21:
Digital literasi dalam pengembangan nilai agama pada anak usia dini perlu dipahami
bahwa pengembangannya harus proporsional, artinya tidak cukup hanya mengetahui
informasi seperti orang dewasa, namun juga membutuhkan model pembiasaan dan
pengkondisian. hal tersebut dalam rangka menumbuhkan budaya literasi pemahaman,
literasi mencontoh, meniru hal-hal positif yang bisa mendukung tumbuh dan
berkembangnya nilai agama anak usia dini
Dalam menyajikan literasi pada pengembangan nilai agama anak usia dini pada tantangan
kegiatan literasi di abad 21, ada beberapa hal yang perlu dipahami, antara lain: