Anda di halaman 1dari 4

Inisiasi-1

PROSES BELAJAR MUSIK pada ANAK USIA DINI

Saudara materi Inisiasi-1 ini berisi pembahasan tentang bagaimana proses belajar musik pada
anak usia dini. Pelajari materi ini setelah itu Anda diminta untuk menyaksikan beberapa
rekaman video tentang Sophie Fatu yang dibimbing oleh ibunya keterampilan bernyanyi.
Setelah itu Anda diminta untuk berdiskusi tentang dua hal pada forum diskusi. Selamat belajar.

Menurut penelitian yang pernah dilakukan oleh Campbell, manusia mulai bergerak
memberikan rerpons terhadap musik adalah ketika mereka berusia 5 bulan dalam kandungan
ibunya; sedangkan Moog menyebutkan pada usia 3.5 bulan. Selanjutnya Moog menyatakan
bahwa pada usia 3.5 bulan bayi mulai merespons dengan gerakan-gerakan mereka terhadap
irama musik dalam durasi yang pendek. Selain pendengaran yang berfungsi, mata bayi pun
bergerak mencari sumber bunyi.
Berikut adalah perkembangan anak manusia dalam merespons musik yang diperdengarkan
kepadanya (Moog dan Gordon).

USIA JENIS REAKSI

Selama dlm kandungan Musik-musik lembut dengan pitch nada tinggi akan membuat bayi tenang. Hal ini ditunjukkan
dengan bayi tersenyum.
4-6 bulan Bayi akan bereaksi mencari sumber musik, mende-ngarkannya dengan cermat, menunjukkan
ekspresi (keheranan atau wajah gembira), merespons musik dengan gerakan-gerakan
berulang seluruh tubuh (melambung dan bergoyang-goyang), namun gerakannya tidak “in
tempo” sesuai dengan musiknya.
8-9 bulan Bayi akan membuat gerakan-gerakan aktif ketika diperdengarkan musik.
18 bulan Reaksi musikal mulai ditunjukkan gerakan sesuai dengan irama musik berdurasi pendek.
inisiasi-1

USIA JENIS REAKSI

Gerakannya dilakukan oleh sebagian atau seluruh tubuhnya. Gerakannya spontan karena
rangsang irama musik yang didengarnya.
>18 bulan Anak mulai merespons musik dengan suaranya yang terdengar seperti berbicara, ritmiknya
tidak teratur, dan tempo tidak konstan.
1-2 tahun Anak mulai menirukan/mengimitasi lagu-lagu yang mereka dengar.
2 tahun Anak mulai mampu mendengarkan musik berdurasi lebih lama dari sebelumnya, membuat
gerakan spontan seperti menari.
3-5 tahun Dalam merespons musik, anak mulai membuat gerakan spontan yang bervariasi.
4-6 tahun Anak mulai mampu mengkoordinasikan gerakan dengan irama berdurasi cukup panjang.
6 tahun Sebagian besar anak, gerakan merespons musik sudah mulai bervariasi.

Menurut Campbell proses pengenalan musik pada anak usia hingga 5 tahun diterima melalui
orang tuanya. Pengenalan musik bukan suatu keharusan dimana anak dituntut untuk
menguasai keterampilan tersebut, tetapi lebih sebagai bentuk pembimbingan yang bersifat
informal. Dalam durasi lima tahun tersebut, pembimbingan terbagi dua, yaitu bimbingan
informal tak terstruktur di usia sampai dengan 3 tahun dan bimbingan terstruktur di usia 3
sampai dengan 5 tahun. Disebut bimbingan terstruktur karena bimbingan tersebut dirancang
dengan sengaja.

Ada tiga tahap persiapan audiasi ketika anak mengenal musik, yaitu akulturasi, imitasi, dan
asimilasi. Sampai usia dua atau tiga tahun, anak memasuki masa akulturasi dimana mereka
belajar mengenal dan memasuki lingkungan terdekatnya, khususnya lingkungan di dalam
rumah yang terdiri dari kedua orang tua dan saudara sekandungnya. Lingkungan bunyi yang
ada di sekitarnya berupa suara yang dikeluarkan oleh kedua orang tua dan saudara
kandungnya (berbicara, berteriak, berbisik, panggilan, bergumam, tangisan, dlsb.nya), suara
alam (bunyi jatuh air hujan, halilintar, ombak –bila rumah dekat dengan pantai-, angin
kencang), bunyi binatang (kucing, burung, anjing, cicak, serangga, dlsb.nya), dan bunyi buatan
manusia (dering telepon, benda jatuh/pecah, gesekan kursi, dlsb.nya). Semua bunyi termasuk
suara musik dari televisi/radio atau suara orangnya bernyanyi diserapnya secara perlahan dan
bertahap. Pada proses selanjutnya, setelah mereka menyerapnya, lalu meresponnya baik secara
acak maupun bertujuan. Respons anak biasanya dalam bentuk bercoleteh, berteriak, menangis,
membuat gerakan-gerakan yang tidak beraturan sebagai bentuk respon-acak terhadap apa yang
dia dengar. Misalnya anak menangis karena mendengar bunyi yang mengejutkannya. Pada
tahap berikutnya, anak akan mampu merespons yang memiliki tujuan dari apa yang dia
dengar. Misalnya anak tiba-tiba berhenti bermain ketika dia mendengarkan ibunya bernyanyi.
Tidak hanya berhenti bermain tetapi mendengarkan sambil ikut menggerak-gerakkan tubuhnya
mengikuti irama musik, atau memberikan reaksi dalam bentuk ekspresi melalui mimik wajah
seperti tertawa atau menangis.
Pada usia selanjutnya yaitu pada rentang usia 3-5 tahun, pengenalan musik anak memasuki
tahap imitasi atau menirukan. Pada tahap ini, aktivitas musikal anak mulai memiliki bobot
“musikal”.
Pada tahap imitasi terdiri dari tahap penampilan ego dilanjutkan dengan pemecahan kode.
Pada tahap ini kesadaran akan “musik” mulai tumbuh. Anak mulai menyadari bahwa yang dia
“nyanyikan” ternyata belum menjadi sebuah “nyanyian”. Disini peran orang tua sangat penting
untuk membawa anak kepada aktivitas bernyanyi yang seharusnya (artinya nyanyian
dinyanyikan sebagaimana mestinya). Masih terjadi anak menyanyikan lagu dengan nada-nada
atau ritmik yang tidak tepat. Bila ego anak tinggi biasanya dia tidak ingin diingatkan, namun
dengan berjalannya waktu dia akan menyadari bahwa nyanyiannya masih keliru. Bila anak
tertarik pada permainan ritmik biasanya akan banyak melakukan kesalahan tetap dengan
bimbingan orang tua, anak akan belajar mendengarkan contoh yang diberikan padanya.
Pada tahap pemecahan kode, anak mulai mengembangkan kemampuannya memainkan pola-
pola irama dengan ketepatan yang lebih baik dari sebelumnya. Di sini orang tua dapat
membantu proses ini dengan cara menirukan pola ritmik yang salah dari anak, lalu memainkan
pola yang benar.
Tahap berikutnya adalah asimilasi yang umumnya tahap ini berlangsung direntang usia empat
sampai dengan enam tahun. Seiring dengan perkembangan kemampuan berbahasa, anak mulai
menyadari adanya “kalimat” dalam nyanyian atau kelimat musik. Pada saat ini anak pun mulai
mampu mengekspresikan ritmik musik dengan gerakan-gerakan tubuhnya yang mulai ada
keserasian diantara keduanya. Pada proses asimilasi ini anak melewati dua tahap yaitu tahap
instropeksi diri dan koordinasi diri. Pada tahap koordinasi, anak mulai memiliki kemampuan
mengkoordinasikan nyanyian dengan gerakan tubuh dan pernafasan, dan pola-pola irama
nyanyian yang diulang-ulang dengan gerakan tubuh dan pernafasannya. Tahap ini dilalui
setelah tahap instropeksi diri dimana anak menyadari adanya kekurang sinkronan antara
bernyanyi dengan gerakan tubuh termasuk pernafasan.

Ok. sampai disini pembahasan tentang proses belajar musik pada anak usia dini, selanjutnya
kita jumpa lagi pada Insiasi-2 minggu depan.
Salam.

Anda mungkin juga menyukai