Anda di halaman 1dari 8

NASKAH TUGAS MATA KULIAH

UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2022/23.1 (2022.2)

Fakultas : FKIP/Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Kode/Nama MK : PAUD4404/Pengembangan Kecerdasan Majemuk
Tugas :2

No Soal
1 Sebagian besar anak di muka bumi ini senang mendengarkan musik. Begitu mendengar
musik, anak umumnya menggerakkan badannya mengikuti irama musik. Musik menjadi
penggerak semangat bagi banyak orang, termasuk anak-anak. Musik menjadikan anak
lebih bergairah dalam beraktivitas dan berfikir.

Pertanyaan:
Sebagai seorang pendidik PAUD, dapatkah Anda jelaskan indikator yang terkait dengan
kecerdasan musikal Anak Usia Dini!

Jawaban
Kecerdasan musik merupakan gabungan dari kemampuan mengenali pola nada,
tinggirendahnya nada, melodi, dan irama, ditambah dengan kepekaan dalam menangkap
aspek-aspek bunyi dan musik secara mendalam atau penuh perasaan.
Anak-anak yang memiliki kecerdasan musikal memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
• Suka bersenandung
• Suka menyanyi
• Suka “menciptakan” lagu sendiri
• Peka terhadap musik
• Mengetuk-ngetukkan jari tangan atau membuat bunyi berirama
• Menikmati musik dengan menggerak-gerakkan kaki atau mengangguk-anggukan
kepala.
• Mudah mengingat melodi lagu
• Lebih mudah “belajar” dengan iringan music

Kecerdasan musik merupakan kecerdasan yang paling dini muncul. Kecerdasan


ini sudah tampak ketika anak-anak masih sangat kecil
Bahkan sejak dalam kandungan, manusia hidup dengan irama detak jantung,
pernapasan, dan irama metabolisme dan aktivitas gelombang otak yang lebih peka.
Anak-anak yang dirangsang “kemusikannya” sejak dini cenderung memiliki kemampuan
bermusik yang lebih baik. Demikian juga sikap manis dan hangat para pengasuh dan guru
mereka.
Kecerdasan musik sangat penting dalam kehidupan manusia. Kecerdasan ini
perlu dirangsang sejak dini, bukan saja demi mengembangkan kecerdasan musikal,
namun juga demi mengasah kepekaan emosi dan merangsang kecerdasan yang lain.
Plato berkata bahwa …irama dan harmoni merasuk ke dalam jiwa dan bersemayam
dengan kuat di sana: memberikan kenikmatan bagi tubuh dan pikiran yang hanya bisa
dinikmati dengan cara yang benar”.
Selain itu, musik adalah bahasa universal manusia. Gardner sendiri (sebagai
pencetus teori Multiple Intelligences) mengatakan bahwa kecerdasan musik muncul
lebih awal dan hakikatnya anak memiliki kesempatan untuk “mencipta” musik.
Mendukung pendapat tersebut, Campbell menakatan (2002), banyak individu yang
sebelumnya tidak pernah memiliki kesempatan untuk mengenal musik seringkali dapat
mengikuti “pelajaran” melalui metode musik atau menghargai musik dalam suasana
“belajar” nonverbal.
2 Kemampuan membedakan bentuk musikal berkaitan dengan jenis musik, kualitas musik
atau lagu, dan kesesuaian musik dan suara. Kemampuan ini menuntut kemampuan
mengindentifikasi karakter berbagai jenis musik, seperti gitar, piano, drum, angklung,
dsb. Bagi anak, jenis musik yang dirangsang tidak terlalu bervariasi, kecuali ada
bimbingan. Dengan demikian perlu adanya pengembangan diri orang lain terutama guru
di sekolah.

Pertanyaan:
Coba Anda analisis, kegiatan bermain yang dapat menstimulus kemampuan
membedakan bentuk musikal!

Jawaban:
Kecerdasan musikal ada anak usia dini dapat dikembangkan melalui instrumen
perkusi yang pada dasarnya merupakan benda apapun yang dapat menghasilkan suara
baik karena dipukul, dikocok, digosok, diadukan atau dengan cara apapun yang dapat
membuat getaran pada benda tersebut. Istilah perkusi biasanya digunakan pada benda
yang digunakan sebagai pengiring dalam suatu permainan musik.
Instrumen perkusi pada dasarnya merupakan benda apapun yang dapat
menghasilkan suara baik karena dipukul, dikocok, digosok, diadukan atau dengan cara
apapun yang dapat membuat getaran pada benda tersebut. Istilah perkusi biasanya
digunakan pada benda yang digunakan sebagai pengiring dalam suatu permainan music

Cara Meningkatkan Kecerdasan Musikal Anak


a. Bermain memicu kreativitas karena dalam lingkungan bermain yang aman dan
menyenangkan dapat memacu anak menemukan ide-ide serta mengunakan daya
khayalnya.
b. Bermain bermanfaat mencerdaskan otak karena bermain merupakan sebuah media
yang sangat penting bagi proses berpikir anak.
c. Bermain bermanfaat menanggulangi konflik karena pada anak usia dini tingkah laku
yang sering muncul ke permukaan adalah tingkah laku menolak, bersaing, agresif,
bertengkar, meniru, kerjasama, egois, simpatik, marah, ngambek, dan berkeinginan
untuk diterima oleh lingkungan sosial maka dari itu lewat bermain segala konflik
dapat diatasi.
d. Bermain bermanfaat untuk melatih empati karena empati merupakan faktor yang
berperan dalam perkembangan sosial anak, karena dengan empati anak bisa
merasakan penderitaan orang lain.
e. Bermain bermanfaat mengasah pancaindra karena dengan bermain anak menjadi
lebih tanggap dan lebih peka terhadap apa yang terjadi di sekitarnya.
f. Bermain sebagai media terapi (pengobatan) karena dengan bermain sebagai salah
satu cara untuk mengatasi masalah konflik dan kecemasan.
g. Bermain itu melakukan penemuan karena dengan bermain dapat menghasilkan
ciptaan baru atau sesuatu yang belum pernah ditemukan sebelumnya.

Selanjutnya, bermain dan seni musik merupakan bagian yang penting dari
pengalaman anak, dengan bermain musik akan timbul perasaan senang dan bahagia.
Kegiatan bermain musik memiliki manfaat yang banyak bagi anak, seperti:
a. Melalui musik anak dapat mengekspresikan emosinya, dikarenakan melalui
musik anak dapat menunjukkan emosinya misalkan dengan lirik sendu anak akan
berekpresi sedih, lirik senang anak akan menunjukkan ekspresi bahagia.
b. Anak dapat meningkatkan pengetahuannya tentang berbagai suara, dikarenakan
anak dapat mengetahui suara keras dan lambat atau lembut dan melalui musik
anak juga mampu membedakan jenis suara.
c. Anak dapat mengembangkan kepekaan pendengarannya, melalui musik anak
akan mampu mengasah pendengaran dan daya ingatnya dalam mengingat nada,
syair lagu.
d. Anak dapat mengembangkan kesadaran dan kebutuhannya dalam identitas diri,
karena dengan bermain musik anak akan menemukan tentang jati diri dan
kepribadiannya
3 Keseimbangan tubuh merupakan salah satu indikator kecerdasan kinestetik. Kemampuan
ini dapat dirangsang dengan berbagai kegiatan yang didasarkan pada kemampuan tubuh
untuk menyeimbangkan gaya dan rangsang. Kegiatan yang dimaksudkan untuk stimulasi
keseimbangan tubuh adalah berdiri di tas kaleng, berdiri satu kaki, dan membawa
kelereng.

Pertanyaan:
Sebagai seorang pendidik PAUD, dapatkah Anda memberikan contoh bentuk kegiatan
untuk meningkatkan kemampuan keseimbangan tubuh bagi anak usia dini!
Jawaban:

1. Berdiri dengan Satu Kaki


Meskipun latihan ini terlihat sederhana, itu bisa menjadi tantangan bagi balita, Ma.
Jika mereka kesulitan berdiri dengan satu kaki, lakukan permainan ini di samping
dinding sehingga mereka dapat menopang tubuhnya dengan tangan.
Tantang si kecil untuk berdiri lebih jauh dari dinding setiap kali bermain. Tantang satu
sama lain untuk melihat siapa yang bisa berdiri dengan satu kaki paling lama.
2. Yoga
Salah satu cara paling efektif untuk meningkatkan keseimbangan anak adalah dengan
yoga.
Cobalah pose sederhana, seperti pose pohon, pose pesawat, dan lain-lain. Latihan
yoga ini akan membantu anak meningkatkan keseimbangan, serta menumbuhkan
kesehatan diri dan kesadaran tubuh.
3. Bermain Perosotan
Perosotan merupakan salah satu permainan favoritnya si kecil. Saat bermain
perosotan, ia akan menaiki tangga terlebih dulu dan ini melatih ia untuk menjaga
keseimbangan serta mengkoordinasikan mata, kaki, dan tangan sebelum akhirnya
merosot ke bawah.
4. Engklek
Ini adalah salah satu permainan keseimbangan untuk balita. Gunakan selotip untuk
membuat sembilan kotak untuk lapangan engklek di permukaan lantai dan siapkan
koin atau batu.
Pemain pertama akan melempar koin ke kotak pertama tanpa membiarkannya
menyentuh garis atau memantul di luar kotak. Jika berhasil, mereka akan melompat
dengan satu kaki di atas kotak hingga mencapai kotak teratas.
5. Ayunan
Salah satu mainan yang juga jadi favorit! Ayunan merupakan sumber input vestibular
atau yang berperan dalam keseimbangan, koordinasi, dan kontrol gerak tubuh yang
baik. Sebab, tubuh diharuskan untuk bergerak agar ayunan tetap mengayun. Dorongan
dari kaki ketika bermain ayunan, berperan dalam mengembangkan keterampilan
urutan dan koordinasi motorik balita.
6. Bekukan!
Mainkan musik favorit anak dan minta anak untuk menari. Kemudian, hentikan musik
dan anak harus diam membeku!
Jika anak ingin memenangkan permainan, mereka harus berhenti ketika musik
berhenti dan menunggu sampai diputar lagi. Ini menantang kemampuan tubuh mereka
untuk bergerak bebas dan tiba-tiba berhenti, membantu anak mengembangkan
keseimbangan.
7. Panjat Dinding
Permainan ini mungkin cocok untuk anak yang cukup aktif dan suka tantangan.
Bagaimana tidak, sebab cukup ekstrem karena memungkinkan anak untuk memanjat
dan berada di ketinggian.
Permainan ini akan melatih ia dalam mengkoordinasikan urutan tangan dan kaki saat
memanjat, keseimbangan tubuh serta mengembangkan kekuatan jari-jarinya.

4 Sebagai seorang pendidik kita menyadari bahwa perkembangan sosial anak perlu
dikembangkan. Kecerdasan interpersonal sangat menyenangkan, stimulasi kearah
tersebut sering tidak optimal. Di sekolah pendidik sering lebih menekankan kemandirian
daripada kerja sama. Kegiatan-kegiatan proyek (yang mengondisikan anak berkerja
sama) jarang dilakukan. Ketika seorang anak berusaha mendekati temannya yang sedang
bermain, pendidik kadang menegurnya “jangan mengganggu, bermain sendiri saja”.
Pendidik tanpa disadari telah menutup akses bagi perkembangan interpersonal anak
dalam menyalurkan kebutuhan berteman.

Pertanyaan:
Coba Anda jelaskan lebih rinci mengenai indikator-indikator kecerdasan interpersonal!

Jawaban
A. Kecerdasan Interpersonal
Jika seorang anak mampu berkomunikasi dan bersosialisasi dengan baik di
lingkungannya, maka inilah yang disebut kecerdasan interpersonal. Kecerdasan
ini berkaitan dengan kemampuan diri Si Kecil dalam memahami aspek di luar
dirinya. Secara sosial, ia mampu mengenali emosi orang lain, memiliki sifat peka
dan sensitif, dan senang menjalin pertemanan
B. Indikator Kecerdasan Interpersonal pada Anak
Jika Bunda sudah memahami makna kecerdasan interpersonal anak usia balita,
maka Bunda akan memahami beberapa indikator yang menunjukkan
perkembangan interpersonal Si Kecil, yakni:
1. Memiliki Banyak Teman dan Senang Bergaul
Karena tergolong memiliki kepribadian ekstrovert, anak dengan kecerdasan
ini lebih suka bermain dengan temannya daripada menyepi sendiri. Si Kecil
merupakan anak yang aktif dan mudah bosan jika sedang sendirian. Jika
Bunda menemukan indikator ini dalam diri Si Kecil, maka ia memiliki
kecerdasan interpersonal.
2. Memiliki Kemauan untuk Menjadi Pemimpin
Indicator kedua yakni berani memimpin. Hal ini akan terlihat saat ia sedang
dalam kelompok bermain atau belajar. Ia terlihat menonjol seolah sedang
memimpin dalam pergaulannya. Si Kecil mungkin terlihat mengatur posisi
teman-temannya. Ia juga dapat mengerjakan tugas-tugas tanpa
menyusahkan teman lainnya. Kemampuan memimpin ini muncul naturalis,
adalah sifat yang muncul tanpa paksaan.
3. Kepedulian yang Tinggi
Dengan memiliki rasa empati, Si Kecil berarti memiliki kecerdasan
interpersonal. Bunda bisa melihat dari bagaimana Si Kecil merespon
perasaan orang lain. Apakah ia termotivasi untuk membantu orang yang
kesulitan atau berusaha memecahkan masalah orang lain?
4. Mampu Memberi Saran dan Nasihat
Bukan hanya orang dewasa, anak-anak dengan kecerdasan interpersonal
pun bisa memberikan nasihat dan saran loh. Si Kecil biasanya memiliki sifat
pendengar yang baik dan bijak saat menyikapi sebuah masalah. Contoh,
ketika si adik meminta uang jajan, si kakak justru meminta adiknya untuk
menabung agar bisa membeli jajan.
5 Komponen inti dari kecerdasan interpersonal adalah kemampuan mencerna dan
menanggapi dengan tepat berbagai suasana hati. Bekerja sama diwujudkan dalam
bentuk kegiatan yang dilakukan oleh dua anak atau lebih. Kegiatan tersebut mengacu
pada aktivitas menyelesaikan suatu pekerjaan secara bersama-sama.

Pertanyaan:
Sebagai seorang pendidik PAUD, dapatkah Anda memberi contoh bentuk aktivitas
seperti apa yang dapat meningkatkan kemampuan bekerja sama anak usia dini!

Jawaban:
1. Melalui Kegiatan diskusi atau keja kelompok.
Cara pertama yang bis anda lakukan untuk menumbuhkan sikap kerjasama
dalam diri siswa dan anak yakni melalui kegiatan diskusi atau kerja kelompok,
biasanya dalam kegiatan pembelajaran seorang guru memberikan tugas pada siswa
untuk dikerjakan secara berkelompok dan siswa dituntut untuk aktif dalam
menyelesaikan/mengerjakan tugas tersebut bersama anggota kelompoknya.
Tujuan kerja kelompok selain melatih dan menumbuhkan kerjasama pada diri
anak juga akan melatih anak untuk belajar bersosialisasi dengan teman sejawatnya.

2. Melalui kegiatan pertandingan olahraga


Selanjutnya tips untuk menumbuhkan dan melatih jiwa kerjasama anak yakni
bisa melalui kompetisi atau pertandingan olahraga. Seperti yang kita ketahui
bersama bahwa beberapa jenis olahraga hanya bisa dilakukan dengan minimal
jumlah tertentu (lebih dari satu orang).
Misalnya saja olahraga voli yang membutuhkan 5-6 orang pemain dalam satu
team, takraw membutuhkan 2-3 orang dalam satu team, futsal yang membutuhkan 5
orang dalam satu team dan syarat suatu teamnya agar bisa menang yakni harus
bekerjasam dengan anggota team lainnya.
Melalui pertandingan dan kompetisi dalam bidang olahraga secara konsisten dan
komtinue lambat laung akan semakin menumbuhkan kerjsama dalam diri anak atau
siswa.

3. Rotasi/pertukaran anggota kelompok atau team


Cara lain untuk melatih aspek kerjasama seorang anak yakni dengan melakukan
rotasi atau pertukaran dengan anggota kelompok atau team lainnya, karena biasanya
seorang anak masih kurang cakap untuk bekerjasama dengan orang baru/teman baru
dalam kelompoknya atau teamnya.
Sehingga melalui kegiatan pertukaran anggota kelompok anak akan belajar dan
berlatih bekerjasama dengan berbagai orang; misalnya saja anggota team baru
dengan katrakter yang masih belum dia pahami.
Memperjelas tugas setiap anggota/rekan kelompok atau team
salah satu yang bisa menghambat suatu kerjasama dalam suatu kelompok yakni
kurangnya pemahaman beberapa anak dengan tugas yang mesti dia lakukan dalam
kelompoknya. sehingga sangat penting untuk mengarahkan atau memberi
pemahaman setiap anak dengan tugasnya masing-masing.

4. Analogi atau simulasi


Untuk melatih dan menumbuhkan sikap kerjasama pada anak yakni dengan
melakukan kegiatan simulasi atau analogi; misalnya seorang guru atau orang tua
meminta seorang siswa untuk mengangkat meja (meja yang dipastikan tidak bisa
diangkat oleh satu anak saja), minta setiap anak untuk bergantian mengangkat meja
tersebut sendiri.
Setelah setiap anak tidak bisa mengangkat meja tersebut, kemudian mintalah
murid atau anak anda untuk mengangkat meja tersebut secara bersama-sama,
setelah mereka berhasil mengangkat meja tersebut, kemudian jelaskan dengan
seksama bahwa agar sesuatu bisa mudah diselesaikan harus dilakukan dengan
bekerjasama.

Anda mungkin juga menyukai