Anda di halaman 1dari 7

KARAKTERISTIK

MUSIK DAN TARI ANAK


DALAM PEMBELAJARAN SENI
DI SEKOLAH DASAR
Pada sub unit sebelumnya kita sudah mempelajari karakteristik seni rupa anak, jenis dan
manfaatnya dalam pembelajaran seni rupa di sekolah dasar. Pada sub unit ini saudara akan
mempelajari karaktristik musik dan tari anak. Pemahaman tentang karakteristik seni musik dan
tari anak mencakup pemahaman terhadap suara dan gerak tari anak. Pemahaman terhadap hal
tersebut akan membantu saudara dalam melakukan pemilihan dan menyiapkan materi serta
melakukan pembelajarannya di sekolah. Pengabaian terhadap karakter ini akan menyulitkan
saudara dalam proses pembelajaran seni musik dan tari di sekolah dasar. Tujuan pembelajaran
yang diharapkan mungkin tidak dapat terpenuhi dan anak mungkin tidak berminat untuk
mengikuti proses pembelajaran sepenuhnya. Mengapa demikian? Seperti juga pembelajaran
lainnya, materi yang terlalu “mudah” akan menyebabkan anak cepat menjadi jenuh sedangkan
materi yang terlalu “sulit” akan menyebabkan anak takut dan putus asa. Hal ini tentu saja tidak
kita harapkan karena seperti yang telah saudara ketahui, bahwa pembelajran seni di sekolah
salah satu diantaranya adalah untuk memberi peluang kebebasan “refreshing” kepada peserta
didiknya dengan kegiatan yang sulit dilakukan dalam pembelajaran non seni.

A. Karakteristik Suara Anak

Bunyi adalah salah satu media pertama yang digunakan seorang anak untuk berkomunikasi
dengan dunia disekelilingnya. Bunyi pertama yang dikeluarkan oleh seorang anak adalah pada
saat kelahirannya dalam bentuk tangisan. Umumnya 3 atau 4 hari setelah kehadirannya di
dunia, anak mulai mampu mengenali bunyi-bunyi lain disekitarnya, terutama suara manusia.
Semakin bertambah usianya kemampuan anak untuk menangkap dan mengeluarkan bunyi
semakin bertambah pula. Pengenalan anak terhadap bunyi musik disadari atau tidak dimulai
sejak usianya yang sangat dini. Dalam beberapa kasus bahkan beberapa orang tua menstimuli
kecerdasan anaknya melalui musik sejak masih berada dalam kandungan. Nyanyian orang tua
atau pengasuhnya menghantarkan tidur dengan goyangan lembut digendongannya boleh jadi
merupakan pengalaman musik yang luar biasa bagi anak. Seiring dengan meningkatknya
kemampuan untuk berbicara, anak mencoba menirukan nyanyian yang didengarnya.
Rangsangan untuk menyanyi ini mula-mula datang dari lagu yang didendangkan orang tua dan
pengasuhnya, lagu yang dinyanyikan saudara tuanya hingga musik yang mengalun di media
elektronik seperti televisi, radio dan kaset. Akhirnya anak dapat bernyanyi. Irama pertama yang
disuarakannya seringkali membuat takjub orang-orang didekatnya. Rangsangan dalam bentuk
nyanyian dan lagu amat membantu/mempermudah bagi anak menanamkan pola ritme dan
melodi di dalam benaknya. Suara anak mengalami perkembangan sesuai dengan
perkembangan intelektual dan perkembangan fisiknya. Anak memiliki karakteristik suara yang
khas yaitu "suara anak" dan tidak bisa di nilai berdasarkan suara orang dewasa. Karakter suara
anak pada umumnya, murni, ringan dan jernih. Anak harus dibiarkan menghasilkan suara yang
wajar, jangan dipaksakan menyanyi dengan suara dada, seperti orang dewasa. Sebaiknya anak
dibimbing untuk menghasilkan "suara kepala" untuk dapat menyanyikan nada yang tinggi
tanpa dipaksa. Usaha ini dapat dilakukan dengan latihan yang tepat. Kita dapat membedakan
suara orang dewasa, suara anak dengan gaya orang dewasa atau suara murni anak-anak.
Suara yang dikeluarkan anak perempuan umumnya berkualitas ringan, tipis dan bening. Ketika
usianya bertambah, anak perempuan mulai dapat menghasilkan suara yang lebih besar, tetapi
tetap berkesan ringan. Pada usia kurang lebih 15 tahun suara remaja perempuan mulai menjadi
matang menjadi.
suara sopran dan alto. Setelah menginjak dewasa suara perempuan seperti mengandung
hembusan udara (breathy) dan terkadang kesulitan untuk menyanyi dengan nada tinggi.
Karakter suara anak laki-laki hampir sama dengan suara anak perempuan sampai sekira usia
9 tahun. Kalau suara itu dilatih dengan baik maka akan menghasilkan suara yang bagus, jernih
dan indah. Puncak keindahan suara anak laki-laki ini justru muncul pada saat menjelang
pubertas yaitu ketika "akan" mengalami perubahan suara. Dengan demikian apabila kita
menginginkan anak mampu bernyanyi dengan nada yang tepat dan penuh percaya diri,
sebaiknya anak dilatih menyanyi dengan ketepatan nada sebelum memasuki usia 9 tahun.
1. Pengelompokkan Karakteristik Suara Anak Menurut Andersen, karakteristik suara anak
dapat dikategorikan berdasarkan pengelompokan usia yaitu: 4 tahun - 5 tahun, 6 tahun - 7
tahun, 8 tahun - 9 tahun dan 10 tahun - 12 tahun (Tumurang, 2006)
a. Usia 4 tahun - 5 tahun
Pada usia pra sekolah ini suara yang dihasilkan umumnya berkesan "kecil", tipis dan ringan.
Anak biasanya belum dapat menyanyikan nada lagu dengan tepat. Batas suara umumnya antara
nada d' sampai a' (dapat menemukan nada c' pada piano atau alat musik bilah nada, biasanya
letaknya pada pertengahan deretan bilah piano; dapat pula mendapatkan nada c pada' garpu
tala), hanya sebagian kecil anak dapat menyanyi dari nada d' sampai d". Pada usia ini anak
biasanya sudah dapat menyanyikan pola-pola nada sederhana.
b. Usia anak 6 - 7 tahun
Setelah usianya bertambah, sekira usia 6 hingga 7 tahun (kelas 1-2 sekolah dasar), anak
biasanya memiliki suara yang ringan dan tinggi, walaupun beberapa diantaranya mungkin
memiliki suara yang rendah. Pada usia ini banyak diantaranya belum dapat bernyanyi dengan
ketepatan nada. Mereka dapat menyanyikan lagu dengan kalimat-kalimat pendek dalam bentuk
melodi dan mulai menunjukkan kesukaan bernyanyi sendiri. Seiring dengan perkembangan
kepekaan dan kecerdasannya, anak mulai memahami tinggi dan rendahnya nada.
Batas suara anak pada usia ini pada umumnya d' - b' atau dapat pula d' - d". ada rentang usia
ini, anak dapat membedakan antara berteriak dengan bernyanyi kuat dan mulai memahami
pentingnya pengaturan nafas dalam kegiatan bernyanyi. Mereka sudah dapat bernyanyi
bersahutan (responsorial) dan dapat menyanyikan lagu yang bentuknya terdiri dari dua atau
tiga bagian. Kemampuan lainnya dalam usia ini adalah anak mulai menyanyi dengan penuh
perhatian pada perubahan tempo dan dinamik. Anak dapat menyanyikan lagu dengan
aksentuasi ritmik dan dengan iringan sederhana. Tema lagu yang disukai anak pada usia ini
umumnya tentang binatang, alam, kendaraan dan persahabatan. Mereka juga suka berpura-pura
(berimajinasi) sebagai sesuatu yang ada dalam atau berkaitan dengan lagu tersebut. Anak
menggemari lagu yang diikuti dengan gerak seperti melompat, bertepuk tangan dan
sebagainya.
c. Usia anak 8 - 9 tahun
Pada usia 8-9 (kelas 2-4 sekolah dasar) tahun ini biasanya anak sudah dapat menyanyi dengan
nada yang tepat. Anak perempuan umumnya bersuara sangat ringan dan tipis, sedangkan anak
laki-laki mulai mengembangkan kemampuan beresonansi untuk menjadi suara alto-tenor yang
kelak akan berubah menjadi suara pria dewasa.
Pada usia ini anak dapat menyanyikan lagu lingkaran (round atau canon), yaitu lagu yang
dinyanyikan susul-menyusul dan dapat pula menyanyikan lagu deskan, dan lagu bersuara dua.
Kemampuan lainnya yang mulai muncul adalah menyanyikan lagu dengan ualitas yang
ekspresif. Dapat bernyanyi dengan gaya dihentakkan, mengalir, tegas dan sebagainya. Anak
mulai dapat membedakan akor berdasarkan pendengaran dan menyanyikan ritme yang lebih
rumit. Tema lagu yang disukai anak pada usia ini adalah lagu tentang petualangan, keadaan
negeri lain dan ketertarikan pada berbagai gaya musik dari berbagai tempat di dunia.
d. Usia anak 10 - 12 tahun
Pada usia ini anak umumnya sudah duduk di kelas 4-6 sekolah dasar. Suara anak yang belum
berubah masih tetap jernih dan ringan. Sura anak laki-laki yang menjelang berubah menjadi
lebih indah. Kemampuan anak pada usia ini diantaranya dapat bernyanyi lebih baik untuk
nyanyian dua atau tiga suura. Rasa ritmik dan respons ritmiknya pun menjadi lebih kuat. Sesuai
perkembangan psikologisnya, anak mulai suka meniru karakter dan gaya dari penyanyi yang
terkenal (populer) beberapa diantaranya mulai mengidolakan penyanyi populer. Suara anak
laki-laki mulai berubah. Jenis suara yang sedang berubah ini disebut suara "cambiata", pada
saat ini batas suaranya b - g'. Karena pita suara mulai menebal dan perubahan hormonal, suara
anak laki-laki mulai menjadi rendah seperti laki-laki dewasa, sedangkan suara anak wanita
seperti mengandung hembusan udara (breathy). Sesuai perkembangan nalarnya, pada usia ini
umumnya anak mulai dapat membaca notasi musik.
2. Karakteristik Musik Anak
Karakter musik anak adalah sifat musik anak yang seyogyanya tepat dengan hakikat
perkembangan anak ditinjau dari segi biologis, jiwa maupun kemampuan berpikir serta minat
anak.

Semua aspek musik bahkan pada tiap elemen musik yang diperkenalkan kepada anak
seyogyanya dijumpai pada karakter musik anak. Elemen musik atau unsur musik yang
dimaksud meliputi : bunyi, nada, ritme (tempo dan dinamik), ekspresi musik serta bentuk
musik. Karakter musik anak harus dibuat atau dipilih yang memiliki ciri-ciri sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangan anak. Musik tersebut harus memberikan kesempatan seluas-
luasnya yang mendorong perkembangan kreatifitas berpikir serta kreatifitas seni (ekspresi
estetik) anak.
Kita tentu tidak setuju bila seorang anak kelas 1 sekolah dasar menyanyikan lagu tentang
percintaan antara pria dan wanita yang isi syairnyapun tidak dipahami Keterangan:
Penggabungan antara komponen fisik, fikir, rasa dan minat perlu dilakukan dalam memahami
perkembangan musik untuk anak (Kamtini,
oleh anak, terlebih bila disertai gerak tubuh yang tidak sesuai dengan norma kesopanan.
Karakter musik anak pada usia kelas 1 sekolah dasar (sekira 6- tahun) sebaiknya memiliki
melodi ritme sederhana, kalimat yang pendek dengan syair yang dapat dipahami anak. Musik
anak hendaknya disesuaikan dengan duniaanak. Dengan demikian, musik yang kita suguhkan
pada anak hendaknya memenuhi beberapa kriteria berikut.
a. Pola melodi dan ritme pendek, mudah diingat, sehingga pada saatnya amat berguna untuk
dapat dikembangkan (improvisasi), diubah, diperbaharui, diulang sesuai kemampuan dan
kreatifitas anak (Gordon: l990).
b. Mengandung unsur musik lain, seperti tempo, dinamik, bunyi dan ekspresi musik yang bisa
diolah dan diekspresikan/diganti. Ini memberikan kesempatan anak untuk memperoleh
pengalaman mengolah bunyi melalui musik. Contohnya antara lain: anak mencoba
memainkan musik dengan kecepatan tinggi, kecepatan rendah, memperkuat,
memperlembut, menirukan suara binatang.
c. Syair lagu yang sesuai bagi anak. Syair tersebut sebaiknya mengandung pesan yang
bermanfaat bagi anak, misalnya tentang keindahan, rasa syukur, rasa gembira, sedih, tentang
budaya bangsa. Bahasa/syair yang digunakan, disusun sedemikian rupa dan dipilih dengan
hati-hatii agar mudah dipahami anak.
d. Kesesuaian dengan minat dan menyatu dengan kehidupan anak seharihari. Musik
mengandung hal yang menarik bagi anak, seperti penggambaran langkah atau karakter
binatang, mendorong imajinasi atau berkhayal sebagai tokoh tertentu, cerita lucu dan lain-
lain.
e. Memberikan kesempatan kepada anak untuk bergerak melalui musik. Umumnya anak-anak
suka sekali bahkan seringkali cenderung untuk bergerak pada saat menyanyi. Pada saat
bernyanyi anak dapat menari, saat mendengarkan musik ia mencoba mengembangkan gerak
yang sesusi dengan musik yang didengamya. Dalam pembelajaran musik, sebaiknya melalui
gerakan tubuh tersebut, anak dapat mcnghasilkan bunyi dengan memanfaatkan berbagai
sumber bunyi seperti memukulkan tongkat, bertepuk tangan, menghentak kaki dan lain-lain.
Musik anak selain mernagsang anak untuk bergerak, dapat pula digunakannya untuk
menenangkan diri. Kemampuan lagu untuk menenangkan diri anak ini didapati pada musik
yang berkarakter tenang pula.
Melalui musik diharapkan anak-anak dapat mengembangkan kemampuannya dalam
bemyanyi dan menstimulasi untuk melakukan gerak sesuai dengan karakter anak. Kebiasaan
kita untuk memberikan pujian apabila seorang anak mampu bernyanyi dan bergerak (menari)
seperti gaya orang dewasa perlu dipertimbangkan kembali. Seringkali apa yang dianggap lucu
dan bagus menurut kaca mata orang dewasa justru tidak tepat bagi perkembangan anak-
anak. Musik yang ditayangkan di media massa (terutama televisi), walaupun diberi nama dan
dinyanyikan oleh anak-anak pada kenyataannya tidak selalu cocok dengan perkembangan
anak. Sebagai orang tua dan guru kita wajib mendampinginya, untuk memilihkan dan
menyeleksi hiburan, tayangan-tayangan musik tersebut.

B. Karakteristik Tari anak SD

Seni tari pada dasarnya adalah bentuk atau jenis seni yang menggunakan gerak sebagai
mediumnya. Dalam paparan mengenai karakteristik suara dan musik anak sedikit disinggung
tentang gerak anak yang disesuaikan dengan lagu atau musik anak. Pada saat mendengan
atau menyanyikan lagu, anak cenderung untuk melakukan gerak. Gerak spontan yang
merespon lagu ini merupakan talenta dasar yang dimiliki hampir semua anak-anak. Seni Tari
memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak.
Di sekolah dasar, peranan seni tari dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan anak
ini antara lain untuk meningkatkan pertumbuhan fisik, mental dan kepekaan estetik, memberi
sumbangan ke arah sadar diri, mengembangkan daya imajinasi kreatif, melatih memecahkan
masalah, menguraikan cara berpikir/ berbuat dan menilai serta memberikan dukungan
kepada perkembangan pribadi secara utuh.
Pertumbuhan adalah proses berkelanjutan yang meliputi perkembangan dari semua
kecakapan dan potensi anak. Pengalaman yang diperoleh anak dalam aktivitas seni tari
memberikan kesempatan bagi kelangsungan proses perkembangan tersebut. Kegiatan-
kegiatan dalam melakukan gerak-gerak tari juga merangsang tumbuh dan berkembangnya
kesadaran estetik. Jenis pengalaman seni untuk meningkatkan pertumbuhan fisik yang
ditunjukkan dengan perkembangan motorik anak ini dilakukan melalui gerak-gerak bebas
dalam menari. Kegiatan semacam ini memberikan kesempatan fisik dan mental untuk
tumbuh secara optimal. Kegiatan ini juga melibatkan proses mental yaitu visualisasi hasil
pengamatan yang sekaligus menjadi pengalaman estetik bagi anak. Sebagai ontoh, gerak-
gerak yang dilakukan anak-anak SD kelas rendah setelah melihat gerak-gerak binatang, katak
misalnya, anak kemudian akan mencoba menirukan gerak melompat-lompat dengan caranya
sendiri.
Melalui kegiatan tari keunikan anak akan terbina karena tari merupakan salah satu cara agar
anak dapat belajar mengenali dirinya sendiri dengan baik. Dengan demkian pemenuhan diri
anak dapat berkembang dan ini menyebabkan tumbuhnya inisiatif, kemampuan mengkritik,
memimpinan dan mengkreasi. Jika anak-anak kelas rendah umumnya ke `aku' annya masih
besar, maka pada kelas tinggi sekolah dasar hal tersebut semakin hari semakin berkurang,
berubah menjadi rasa sosial. Anak merasakan keberadaannya memiliki arti berintegrasi
dalam kelompoknya. Hal tersebut tampak terutama jika dia diberi peran tertentu dalam suatu
kegiatan, termasuk dalam kegiatan yang memberikan pengalaman artistik/estetik. Dalam
pembelajaran tari misalnya, sebuah diskusi kecil diadakan antar teman tentang gerak
binatang yang dilakukan berpasangan, mereka kemudian akan aktif dan saling memberikan
sumbangan pikiran. Sebagai pendidik situasi belajar ini dapat dimanfaatkan untuk
memberikan peluang kepada setiap peserta diskusi mengemukakan pendapatnya.
Setiap usaha pendidikan kearah menumbuhkembangkan imajinasi kreatif harus didukung dan
diselenggarakan dengan baik. Berkaitan dengan hal tersebut, tari sebagai bagian dari
pendidikan seni memiliki peran yang cukup penting, karena dalam tari anak diberikan
kesempatan berimajinasi kreatif melalui eksplorasi gerak. Imajinasi kreatif ini sangat penting
dalam proses pendidikan bagi anak usia sekolah dasar. Sebagai contoh, jika diberi kesempatan
menirukan gerak binatang buas, harimau misalnya, anak akan benar-benar berkhayal
seandainya menjadi harimau. Kegiatan-kegiatan belajar sambil bermain dalam aneka gerak
akan membina imajinasi mereka sehingga membantu mendorong perkembangan potensi
dirinya secara optimal.
Peran guru sangat diperlukan dalam memberikan motivasi ketika anak mendapatkan
masalah. Motivasi ini diberikan agar anak dapat menyelesaikan persoalannya sendiri. Proses
eksplorasi gerak dalam tari dapat dijadikan pembelajaran bagi anak sebagai simulasi untuk
menyelesaikan masalah. Sebelum anak dapat menyelesaikan masalahnya sendiri, dianjurkan
agar diselesaikan atau didiskusikan bersama-teman-temannya sampai mempunyai
keputusan-keputusan tertentu. Dalam kehidupannya sehari-hari sebagai manusia, ia akan
selalu menghadapi masalah, kegiatan tari di sekolah dapat dijadikan sarana latihan, untuk
memecahkan masalah. Usaha dan kemampuan untuk masalah merupakan hal yang penting
dalam pendidikan maupun dalam kehidupan sehari-hari. Seni tari memberi sumbangan
Terhadap jalan untuk pemecahan masalah. Dalam aktivitas seni tari anak-anak SD dapat
memunculkan gagasan-gagasan yang menjadi benar-benar konkrit. Saat seorang anak
bermain, aktivitas mereka tidak hanya melibatkan aspek fisik saja,tetapi juga melibatkan
pikiran. Jika suatu saat mereka menirukan gerak alam atau binatang, mereka pada dasarnya
tengah melakukan proses berpikir untuk mengkonstruksi kembali gerak-gerak yang dilakukan
tersebut seperti apa yang mereka amati. Aktivitas ini akan memberikan pertanyaan "apakah
gerakanku baik" atau setidaknya sesuai dengan amatan mereka dan seperti itu pula yang
mereka ha apkan dari orang lain yang melihatnya. Keputusan yang diambil akan menjadi
proses menilai yang bijaksana, mereka akan berusaha melakukan perubahan-perubahan
untuk sesuatu (gerak/tampilan) yang lebih baik. Melalui kcgiatan seni tari, kehidupan siswa
SD dapat diperkaya melalui sebuah proses penjelajahan yang dibutuhkan dalam penyusunan
pengalaman secara kreatif dan sensitif. Usaha-usaha mematangkan kepribadian dalam seni
tari dapat dilakukan guru dengan cara membantu penyesuaian emosionalnya, membantu
menghilangkan perasaan terikat, takut, menekan kckecewaan, memberikan kepercayaan
serta mendorong anak agar selalu berbuat positif.
2. Pembagian Karakteristik Tari Anak SD
Karakteristik tari anak umumnya dapat kita bedakan menjadi dua, yaitu karakteristik tari anak
kelas rendah dan karakteristik anak kelas tinggi. Berikut ini uraian masing-masing bagian
tersebut.
a. Karakteristik tari anak kelas rendah
Bebeberapa aspek dalam tari sesuai dengan karakteristik anak kelas rendah, yang harus
diketahui oleh guru SD, antara lain:
1) Tema
Anak-anak SD kelas rendah umumnya mudah terkesan dengan pengalaman menyenangkan
yang pernah dilihat atau dialaminya. Secara spontan anak menirukan gerak sesuai dengan apa
yang pernah dilihatnya tersebut. Dengan mengetahui dan memahami lingkungan keseharian
anak, guru dapat mencoba menyusun sebuah tema berdasarkan apa yang pernah dilihat dan
diamati anak. Salah satu tema yang disenangi oleh anak-anak kelas rendah adalah tingkah
laku binatang seperti : kupu-kupu, kuda, ayam, bebek, burung dan katak.
2) Bentuk gerak
Gerak yang sesuai dengan karakteristik tari anak kelas rcndah, pada umumnya gerak-gerak
sederhana dan tidak rumit. Walaupun sederhana tidak berarti imajinasi mereka dibatasi,
karena pada dasarnya imajinasi dan daya kreasi anak kelas rendah sangat tinggi. Bentuk gerak
yang dilakukannya biasanya gerak-gerak yang lincah, cepat dan menggambarkan suasana
yang gembira.
3) Bentuk Iringan
Musik untuk mengiringi tarian dipilih yang menggambarkan kesenangan atau kegembiraan.
Musik iringan ini terutama yang terdapat pada lagu-lagu anak yang sederhana dan mudah
diingat seperti Kelinciku, Kebunku, Kupu-kupu, Cicak di Dinding, Balonku, Bertamasya dan
lain-lain.
4) Jenis Tari
Jenis tari pada kelas rendah memiliki karakteristik sesuai dengan bentuk dan iringannya yaitu
yang menunjukkan sifat kegembiraan atau kesenangan,gerakannya lincah dan sederhana,
iringannyapun mudah dipahami. Jenis tarian yang dapat digunakan dalam pembelajaran tari
anak usia SD kelas rendah ini diantaranya: Tari Gembira, Tari Kupu-kupu, Tari Kelinci dan lain-
lain.
b. Karakteristik tari anak kelas tinggi
Anak usia SD kelas tinggi telah mengalami perkembangan emosi dan nalarnya. Pada
umumnya anak dalam usia ini sudah mulai memiliki sifat kemandirian dan rasa tanggung
jawab, walaupun prosentasenya kecil, pada dasarnya mereka memiliki perasaan yang lebih
peka serta daya pemikiran yang lebih kritis. Dengan demikian karakteristik tari anak kelas
tinggi sedikit bcrbeda dongan karakteristik anak di kelas rendah. Agar pembelajaran tari pada
anak kelas tinggi dapat berlangsung dengan baik kita harus memperhatikan beberapa aspek
sesuai dengan karakteristiknya sebagai berikut:
1 ) Tema
Anak usia SD kelas tinggi pada umumnya mulai memperhatikan hal-hal yang berhubungan
dengan kehidupan sosial atau ceritera tentang lingkungan sosialnya. Hal-hal seperti itulah
yang dapat dicoba untuk dijadikan sebagai tema lagu. \
2) Bentuk gerak
Di kelas tinggi anak sudah memiliki keberanian dan kemampuan mengekspresikan kegiatan-
kegiatan yang telah dialaminya menjadi bentuk-bentuk gerak tari. Anak sudah memiliki
kemampuan untuk melakukan gerak yang lebih bervariasi seperti gerak yang
mengekspresikan orang marah, sedih dan gerak yang diinterpretasikan dari alam sekitar.
3) Bentuk iringan Kepekaan anak usia SD kelas tinggi terhadap irama musik pengiringnya telah
bertambah. Mereka dapat mengekspresikan gerak tarinya menyesuaikan dengan suasana
garapan atau temanya, misalnya : iringan pada suasana sedih, marah, gembira, sakit,
menangis, dan lain-lain.
4) Jenis tari
Jenis tari yang dapat digunakan dalam pembelajaran tari pada anak kelas tinggi antara lain :
Tari Perang, Tari Tani, Tari Berlayar, Tari Satria dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai