Anda di halaman 1dari 8

KOMPETENSI GURU ABAD 21 SEBAGAI TUNTUTAN GENERASI Z

Nadila Yuliyanti
Email: 2110128320001@mhs.ulm.ac.id
Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin

Abstrak

Abad ke-21 abad yang berbeda dengan abad-abad sebelumnya. Pada abad ini, terutama dari
bidang information and communication technology (ICT) yang serba canggih (sophisticated)
membuat dunia ini semakin sempit, karena kecanggihan teknologi ICT ini beragam dan
informasi dari berbagai sudut dunia mampu diakses dengan instant dan cepat oleh, oleh sebab
itu siapun dan dari manapun komunikasi anatara personal dapat dilakukan dengan mudah dan
murah di mana aja dan kapan saja. Perkembangan ilmu pengetahuan yang luar biasa di segala
bidang nya. Perubahan-perubahan tersebut akan semakin terasa, termasuk di dalam dunia
pendidikan. Saat ini guru menghadapi tantangan yang jauh lebih besar dari era sebelumnya,
karena guru akan mengahadapi klien atau peserta didik yang jauh lebih beragam, dan materi
pelajaran yang lebih kompleks dan sulit. Serta standard proses pembelajaran dan juga
tuntutan capaian kemampuan berfikir peserta didik yang lebih tinggi untuk itu di butuhkan
guru yang mampu bersaing bukan lagi kepandaian tetapi kreativitas dan kecerdasan.

PENDAHULUAN

Tidak semua perkejaan di sebut juga profesi, Karen profesi dan pekerjaan merupakan
dua hal yang berbeda, dalam hal ini pekerjaan akan lebih menekankan pada hal yang mampu
di kerjakan tanpa perluhnya latar belakang atau kemapuan khusus atau keahlian seperti profesi.
sedangkan profesi merupakan kegiatan yang dilakukan secara penuh waktu dan mampu
bertanggung jawab atas apa yang telah dikerjakannya. Guru termasuk golongan profesi karena,
suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh
di luar bidang kependidikan dan memiliki tugas pokok dalam proses pembelajaran. Guru dalam
proses pendidikan adalah mengajar, mendidik, membina, mengarahkan, dan membentuk watak
dan kepribadian sehingga manusia itu berubah menjadi manusia yang memiliki ilmu
pengetahuan, cerdas, dan bermartabat.

Oleh karena itu, tidak setiap orang dapat menjadi guru, tidak setiap orang dapat
melaksanakan tugas guru. Dan profesi guru yang mencerdaskan anak bangsa dan itu sangat-
sangat penting karena guru adalah pahlawan tanpa jasa dan profesi yang paling berpengaruh
dalam sejarah peradaban manusia. Melalui jalur pendiidkan guru mmenjadi motor penggerak
dalam memenusikan manusia hingga mampu menciptakan peradaban-peradaban besar di
dunia. Dan merupakan tenaga pendidikan yang akan menghasilkan anak didik berkualitas
dengan memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Oleh kerana itu, peran guru sangat
penting untuk pembangunan nasional bangsa indonesia serta melahirkan generasi-generasi
yang berkualitas untuk masa depan (Susanto, 2020).

Guru sering dijadikan tokoh teladan dan bahkan menjadi tokoh indentifikasi diri. Maka
dengan demikian guru hendaknya memiliki perilaku dan kemampuan yang memadai untuk
mengembangkan siswanya secara utuh. Dalam melaksanakan tugas profesinya secara baik,
guru perlu menguasai berbagai hal yang berhubungan dengan kemampuan professional yang
dimilikinya. Seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran yang baik dan bermutu harus
memiliki kemampuan tersendiri dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran baik secara
khusus maupun secara umum. Dalam upaya untuk menguasai kemampuan pembelajaran, guru
perlu membina diri secara baik karena fungsi guru itu sendiri adalah membina dan
mengembangkan kemampuan siswa dan dirinya sebagai guru yang professional sehingga siswa
mendapatkan pengalaman belajar secara efektif dan efesien (Barnawi dan Arifin, 2014: 3).

Guru merupakan salah satu komponen penting dalam proses belajar mengajar. Seorang
guru ikut berperan serta dalam usaha membentuk sumber daya manusia yang potensial di
bidang pembangunan. Pengertian guru profesional menurut para ahli adalah semua orang yang
mempunyai kewenangan serta bertanggung jawab tentang pendidikan anak didiknya, baik
secara individual atau klasikal, di sekolah atau di luar sekolah. Guru adalah semua orang yang
mempunyai wewenang serta mempunyai tanggung jawab untuk membimbing serta membina
murid. Latar belakang pendidikan bagi guru dari guru lainnya tidak selalu sama dengan
pengalaman pendidikan yang dimasuki dalam jangka waktu tertentu. Adanya perbedaan latar
belakang pendidikan bisa mempengaruhi aktivitas seorang guru dalam menjalankan kegiatan
belajar mengajar. Oleh karena itu menurut penulis betapa pentingnya guru profesional dalam
bidang pendidikan dan pembelajaran. Serta pendidikan merupakan progam yang sangat
penting dalam pembangunan karakter anak bangsa. Tanpa pendidikan suatu bangsa tidak ada
artinya dan tidak akan memiliki jati diri karena melalui dunia pendidikan nilai-nilai dan
identitas bangasa dapat di tananamkan. Oleh sebab itu, dapat kita pahami bahwa pendidikan
memiliki nilai yang sangat berhaga bagi indonesia (Syaharuddin, 2021).

Kurikulum terbaru dalam sistem pendidiikan nasional berlandasan pada teori


konstruktivisme yang artinya menekankan keterampilan peserta didik untuk menemukan dan
mengembangkan pengetahuan mereka sendiri. Kelas ini pada dasarnya merupakan kelas yang
dimana mampu melakukan aktivitas belajar dengan cara membuat atau menemukan persepektif
yang baru dalam memahami suatu terhadap mata pelajaran yang di tentukan. Profesi guru
murupakan profesi yang sangat penting dan berkontribusi langsung terhadap kemajuan.
Sebagai suartu profesi guru memiliki idealnya dan syarat-syarat khusus untuk dapat dijalani
nya (susanto, 2020).

Prinsip terintegrasi di lihat dari kurikulum yang di terapkan adalah sebagai paket
penelitian yang bertujaun untuk membentuk kompetensi kerja secara penuh sessuai dengan
jenjang pendidikan yang di butuhkan, dengan demikian seluruh mata pelajaran pendidikan dan
pelatihan harus diarahkan untuk membentuk kompetensi ini dan melengkapi. Sementara itu,
pandangan lain menyatakan bahwa kurikulum adalah dokumen tertulis yang berisikan renca
untuk siswa yang berada di sekolah (Susanto).
Kegiatan belajar dapat terjadi meskipun tidak ada kegiatan mengajar, karena juga
sebaliknya kegitan mengajar tidak selalu menghasilkan kegitan belajar. Misalnya kegiatan
mengajar terjadi. Namun dalam kegiatan tersebut tidak ada jaminan bahwa kegitan belajar
kegitan belajar telah terjadi. Dengan kata lain, pengajaran adalah upaya untuk menciptakan
kondisi pelajaran tetap setabil (Slameto, 2003; Syaharuddin, & Mutiani, 2020). Di era
globalisasi saat ini membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki nilai
keunggulan kompetensi yang di harapkan mampu bersaing dengan tututan teknologi yang serba
canggih dan pemecahan masalah serta mampu mengantisipasi perubahan yang ada (Kurniadi,
2017).

KOMPETENSI GURU DAN PROFESI GURU

Dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005, dapat di katakan bahwa guru adalah
pendidik yang profesional dengan tugas utamanya ialah mendidik, megajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Guru dapat diartikan sebagai
orang yang memiliki tugas yang beterkaitan dengan mengupayakan mencerdasakan kehidupan
bangsa dalam aspeknya, baik spritual dan emosional, intelektual, fisikal, maupun aspek lainnya
(Bambang Subiyakto & Helmi Akmal, 2020: 37). Menruut Undang-Undang No.14 Tahun 2005
tentang guru dan dosen, bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,
sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta wajib memiliki kemampuan untuk
mewujudukan tujuan pendidikan nasional.

Adapun ketentuan yang terdapat dalam UU No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen
meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi
profesional yang diperolah dari pendidikan profesi.

a. Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam mengelola proses


pembelajaran peserta didik, indikatornya antara lain guru mampu menguasai
karakteristik siswa dari aspek fisik, moral, sosial budaya, emosional, dan intelektual,
menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik,
mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang diampu,
menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik, memanfaatkan TIK untuk
kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangannya yang mendidik,
memfasilitasi pengembangan potensi siswa untuk mengaktualiasikan berbagai potensi
yang dimiliki, berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan siswa,
menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, memanfaatkan hasil
penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran, dan melakukan tindakan
reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

b. Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk memahami dirinya sebagai


bagian dari masyarakat dan mampu mengembangkan tugas sebagai anggota masyarakat
dan warga negara (Satori, dkk, 2008: 215). Indikatornya antara lain adalah: bersifat
inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jeni kelamin,
agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga dan status sosial ekonomi,
berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua dan masyarakat, beradaptasi di tempat bertugas di seluruh
wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya, dan mampu
berkomonikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan
atau bentuk lain.

c. Kompetensi profesional merupakan kemampuan dan kewenangan guru dalam


menjalankan profesi keguruannya artinya guru yang mahir dalam melaksanakan
profesinya dapat disebut sebagai guru yang kompeten dan profesional (Susanto, 2020:
63). Indikatornya antara lain adalah: menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir
keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu, menguasai standar kompetensi
dan kompeteni dasar mata pelajaran bidang pengembangan yang diampu,
mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif, mengembangkan
keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif, dan mampu
memanfaatkan TIK untuk berkomunikasi dan pengembangan diri.

Salah satunya guru adalah sebagai motivator belajar untuk peserta didik, dalam dunia
pendidikan motivasi selalu menjadi faktor yang dominan dalam ikut menentukan tercapainya
atau tidaknya suatu tujuan pembelajaran. Dalam proses belajar dan pembelajaran motivasi
sangat penting bagi keberhasilan siswa. Sebab dengan adanya motivasi dari guru untuk siswa
maka siswa akan dapat termotiviasi apa yang akan ia lakukan untuk mempersiapkan dirinya
dalam belajar atau menghadapi ujian (Dimyanti, 1999:80).

Dan guru merupakan satu di antara profesi di bidang pendidikan. Dalam Undang-Undang
No. 14 Tahun 2005, dikatakan guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah. Guru dapat diartikan sebagai orang yang tugasnya terkait dengan upaya
mencerdaskan kehidupan bangsa dalamsemua aspeknya, baik spiritual dan emosional,
intelektual, fisikal, maupun aspek lainya. Misi utama seorang guru yaitu:

a. Mewujudkan pendidikan dan pembelajaran untuk mempersiapkan tenaga pendidik yang


profesional, edupreneur, dan memiliki karakter laut pulau
b. Mewujudkan penelitian dan pengabdian pada masyarakat dengan aksentuasi pada
pengembangan karakter laut pulau.
c. Mewujudkan layanan prima dan tata kelola yang baik sehingga.
d. Menjadi guru yang selalu bisa memberi motivasi dan menjadi inspirasi bagi siswa di
sekolah dan anak anak dirumah untuk meraih prestasi terbaik
e. Menjadi guru yang mampu berintegrasi dengan teknologi informasi untuk
mengembangkan potensi diri
f. Menjadi guru yang multitalenta, kreative dan inovative untuk meraih prestasi terbaik
g. Menjadi guru yang ideal dan profesional.

Organisasi profesi keguruan merupakan wadah perkumpulan orang-orang yang mempunyai


suatu keahlian dan keterampilan mendidik yang dipersiapkan melalui proses pedidikan dan
latihan yang relatif lama, serta dilakukan dalam lebaga tertentu yang dapat dipertanggung
jawabkan (Wau, 2014: 44).

Guru akan berperan dengan baik sesuai kode etik profesi guru jika didukung oleh
sumberdaya pembelajaran yang memadai. Guru dapat berperan sebagai pendidik bagi peserat
didik jika didukung dengan kepekaan orang tua dan masyarakat untuk menjalankan sistem
pendidikan sesuai peran masing-masing sehingga tercipta suasana pembelajaran yang sesuai
dengan kebutuhan perkembangan belajar siswa. Penanaman nilai-nilai pendidikan yang
dilaksanakan oleh guru tidak akan membawa dampak posotif bagi siswa jika di lingkungan
keluarga dan masyarakat nilai-nilai tersebut tidak diikuti. Keadaan tersebut hanya akan
mengakibatkan putusnya proses pendidikan, maka secara praktis kode etik guru akan
membawa dampak luas dalam proses pendidikan jika diikuti dengan berbagai pihak terkait
dalam proses pendidikan (Susanto, 2020: 30). Peran, hak, dan kewajiban guru.

PEMBELAJARAN ABAD KE 21 DAN PERAN GURU ABAD 21

Sejak munculnya abad ke-21 gerakan global yang menyeruhkan model pembelajaran
baru untuk abad ke-21 ini telah berkembang bahwa pendidikan formal harus diubah. Perubahan
ini sangat penting untuk memunculkan bentuk pembelajaran baru yang di butuhkan dalam
mengatasi tantangan global ini. Peserta didik harus mengasah keterampilan dan meningkatkan
belajar untuk menghadapi tantang untuk kedepan nya, seta keterampilan berikir kritis, dan
kemampuan komunikasi yang baik atau efektif.

Pengalaman belajar ini harus memberdayakan perserta didik sebgai individu agar
bertanggung jawab, kreatif, inovatif dan mampu berkontribusi untuk masyarakat. Kuci yang
diajarkan abad ke-21 di antaranya adalah personalisasi, kolaborasi, komunikasi, pembelajaran
informal dan sebagainya. Sedangkan Permendikbud No 65 tahun 2013 mengemukakan 14
prinsip pembelajaran, terkait dengan implementasi Kurikulum 2013 Sementara itu, Jennifer
Nicols menyederhanakannya ke dalam 4 prinsip yaitu: 1). Instruction should be student-
centered, 2). Education should be collaborative, 3). Learning should have context, 4). Schools
should be integrated with society. (Karim, 2017)

Keterampilan abad 21 merupakan serangkaian keterampilan yang harus di miliki secara


terintegrasi oleh individu, serta keterampilan memecahkan masalah, berkomunikasi, bekerja
kreatif dengan tema atau isu-isu kontekstual secara efektif atau efesien (Triling & fadel, 2009).

Pembelajaran abad ke-21 menuntut banyak hal dari seorang guru khususnya yang
berkaitan dengan kemampuan dan keterampilan peserta didik. Seorang guru perlu menguasai
berbagai bidang, dan mahir dalam hal pedagogi termasuk inovasi dalam mengajar dan
pembelajaran, dan keterampilan konseling, dan mengikuti perkembangan kurikulum dalam
pendidikan, serta memanfaatkan media dan teknologi dalam pembelajaran untuk menerapkan
nilai-nilai dan akhlak baik. Tujuan nutama nya yakni membangun kemampuan belajar peserta
didik dan mendukung perkembangan mereka menjadi pembelajaran yang aktif dan mandiri.
Menurut Susanto (2020), terdapat 7 tantangan guru di abad 21, yaitu:
1. Teaching in multicultural society, mengajar di masyarakat yang memiliki beragam
budaya dengan kompetensi multi bahasa.
2. Teaching for the construction of meaning, mengajar untuk mengkonstruksi makna
(konsep).
3. Teaching for active learning, mengajar untuk pembelajaran aktif.
4. Teaching and technology, mengajar dan teknologi.
5. Teaching with new view about abilities, mengajar dengan pandangan baru mengenai
kemampuan.
6. Teaching and choice, mengajar dan pilihan.
7. Teaching and accountability, mengajar dan akuntabilitas.

Untuk memecahkan masalah tersebut di atas, guru dituntut mampu untuk membaca setiap
tantangan yang ada pada masa kini. guru harus mampu untuk mencari sendiri pemecahan
masalah yang timbul dari dampak kemajuan zaman karena tidak semua kemajuan zaman
berdampak baik, dampak negatif juga harus diperhitungkan.
KESIMPULAN

Fungsi guru sebagai pendidik adalah mempersiapkan siswa untuk bekerja, dan menjadi
warga negara yang baik yang mampu menghadapi kehidupan di abad ke-21. Tuntutan dalam
mengembangkan tugas ini semakin kompleks, bukan hanya menyangkut kemampuan yang
bersifat intelektual, melainkan juga keterampilan untuk menggunakan dan memanfaatkan
teknologi. Dengan kata lain bentuk-bentuk pembelajaran baru diperlukan untuk mengatasi
tantangan global yang kompleks ke depan. Juga menggaris bawahi pentingnya keterampilan
kerja pribadi abad ke dua puluh satu seperti inisiatif, ketahanan, tanggung jawab, pengambilan
risiko, dan kreativitas; keterampilan sosial seperti kerja tim, jaringan, empati dan kasih sayang;
dan keterampilan belajar seperti mengatur, mengolah, dan sebagainya.

Diperlukan pendekatan baru yang dapat mengakomodasi karakteristik siswa saat ini dalam
pembelajaran di kelas. Guru dituntut mampu untuk mengimplementasikan kurikulum 2013
yang telah membuka kesempatan untuk berinovasi dalam pembelajaran dengan berbagai
pendekatan, model, strategi, metode, penilaian dan segala hal terkait, yang efektif dalam
penyiapan kompetensi dan keterampilan siswa menuju abad ke-21.

Guru mampu merencanakan, memimpin, mengelola, dan merancang lingkungan belajar


yang efektif, inovatif dan kolaboratif. Pengalaman dan penguasaan pada bidang yang
diajarkannya dan didukung dengan penguasan metode dan penggunaan pendekataan serta
strategi pembelajaran melalui optimalisasi peran siswa dengan memanfaatkan sarana teknologi
baik secara individu, maupun secara bersama. Dalam hal ini guru harus memiliki keterampilan
yang kuat dalam teknologi dan penggunaan teknologi sebagai alat pengajaran yang efektif,
serta mengoptimalkan penggunaan sumber daya digital dalam pengajarannya.
DAFTAR PUSTAKA

Barnawi & Arifin, M. (2014). Etika dan Profesi Kependidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Daryanto & Karim, S., 2017. Pembelajaran Abad 21. Yogyakarta: Gava Media.

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.

Djaman Satori. 2008. Profesi Keguruan. Jakarta: Universitas Terbuka

Indriyani, S. P. and Kurniadi, D. (2017) ‘Rancang Bangun Sistem Informasi Pelayanan Unit
Sistem Informasi’, 6(October), pp. 68–75

Mutiani, H. S., & Putra, M. A. H. (2020). Improvement of Scientific Attitudes Through


Training of Social Science Scientific Writing in MAN 2 Model Banjarmasin. Bubungan
Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 2(2), 128-133.
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.

Syaharuddin, S., & Mutiani, M. (2020). Strategi pembelajaran IPS; konsep dan aplikasi.
Banjarmasin: Program Studi Pendidikan IPS, FKIP Universitas Lambung Mangkurat.

Setianingsih, S., Syaharuddin, S., Sriwati, S., Subroto, W., Rochgiyanti, R., & Mardiyani, F.
(2021). Aisyiyah: Peran dan Dinamikanya dalam Pengembangan Pendidikan Anak di
Banjarmasin Hingga Tahun 2014. PAKIS (Publikasi Berkala Pendidikan Ilmu
Sosial), 1(1).

Susanto, H. (2020). PEDAGOGI SEJARAH, NASIONALISME DAN KARAKTER


BANGSA. Preprint: EdArxiv.
Susanto, H. (2020). Profesi Keguruan. Banjarmasin: FKIP Universitas Lambung Mangkurat.
Susanto, H., Abbas, E. W., Anis, M. Z. A., & Akmal, H. CHARACTER CONTENT AND
LOCAL EXCELLENCE IN VOCATIONAL CURRICULUM IMPLEMENTATION IN
TABALONG REGENCY.
Susanto, H., & Akmal, H. (2018). Efektivitas Penggunaan Aplikasi Pembelajaran Berbasis
Mobile Smartphone Sebagai Media Pengenalan Sejarah Lokal Masa Revolusi Fisik Di
Kalimantan Selatan Pada Siswa Sekolah Menengah Atas. HISTORIA: Jurnal Program
Studi Pendidikan Sejarah, 6(2), 197-206.
Trilling, B. and Fadel, C., 2009. 21st Century Skills: Learning for Life in Our Times. (San
Francisco: Calif, Jossey).

Anda mungkin juga menyukai