KETERAMPILAN 4C ABAD 21
DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN DASAR
Abstrak
Bangsa yang tidak siap menghadapi perkembangan ilmu dan teknologi yang berkembang sangat cepat
ini dipastikan akan sangat tertinggal jauh dengan bangsa lain. Untuk itu, pada abad 21 ini, sekolah dituntut
untuk memiliki keterampilan berpikir kreatif (creative thinking), berpikir kritis dan pemecahan masalah (critical
thinking and problem solving), berkomunikasi (communication), dan berkolaborasi (collaboration) atau yang
biasa disebut dengan 4C.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan motivasi bagi lembaga pendidikan formal dan informal
untuk memperhatikan keterampilan yang dimiliki para siswanya dan memberikan pembekalan positif kepada
anak untuk masa yang akan datang.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan (library research) dengan metode
deskriptif analilis, yaitu serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka untuk
mengambarkan situasi secara apa adanya. Analisis data yang digunakan yaitu analisis isi (content analysis) .
Hasil penelitian ini yaitu 1) dengan diimplementasikannya keterampilan abad ke-21 yang disebut
dengan 4C adalah guru harus melakukan komunikasi dengan baik terhadap siswa secara terus menerus dalam
berbagai keadaan. Sososialisasi pada siswa diperlukan karena masa anak-anak adalah masa bermain. Ketika
siswa bermain dengan teman sebayanya, siswa akan secara alami melakukan interaksi sosial dengan temannya.
Sering mengajak siswa berkomunikasi memberikan dampak positif untuk mengembangkan kemampuan
berkomunikasi anak. Hal ini akan menstimulasi otak anak untuk mencontoh penggunaan kalimat yang baik.
Selain itu keterampilan abad ke-21 siswa dilatih untuk menjelaskan dan bertukar informasi dengan temannya
ketika proses pembelajaran berlangsung, belajar cara menyampaikan informasi dengan benar, sehingga dapat
dimengerti dan dipahami oleh temannya. Peran guru disini adalah sebagai fasilitator. Keterampilan abad ke-21
dapat menumbuhkan dan meningkatkan kerjasama dalam suatu kelompok untuk menyelesaikan masalah
tertentu, meningkatkan rasa toleransinya terhadap perbedaan pendapat teman, berusaha untuk berpikir kritis dan
kreatif untuk memecahkan permasalahan tentang mengkaitkan sesuatu.
Kata kunci: Keterampilan, Abad 21 (4C)
Abstrack
Nations that are not ready to face the development of science and technology is growing very fast is
certainly going to be left far behind with other nations. For that, in the 21st century, the school is required to
have creative thinking, critical thinking and problem solving, communication, collaboration (collaboration) or
so called 4C.
The purpose of this study is to provide motivation for formal and informal education institutions to pay
attention to the skills possessed by their students and provide a positive briefing to the child for the future.
The type of research used is literature research (library research) with descriptive analytical method,
which is a series of activities related to the method of collecting data library to describe the situation as it is.
Data analysis used is content analysis.
The results of this study are 1) the implementation of 21st century skills called 4C is the teacher must
communicate well to students continuously in various circumstances. Socializing in students is necessary
because the childhood is a period of play. When students play with peers, students will naturally engage in
social interactions with their friends. Frequently invite students to communicate a positive impact to develop
children's communication skills. This will stimulate the child's brain to imitate the use of good sentences. In
addition 21st century skills students are trained to explain and exchange information with their friends when the
learning process takes place, learn how to convey information properly, so that can be understood and
understood by his friend. The teacher's role here is as a facilitator. 21st century skills can foster and enhance
cooperation within a group to solve specific problems, increase their sense of tolerance for peer opinions, strive
to think critically and creatively to solve problems of relating something.
107
Keywords: Skills, 21st Century (4C)
Pengkaitan sesuatu sejalan dengan Sebagai seorang guru, kita juga harus
karateristik atau menjadi ciri khas menyiapkan anak didik kita untuk memiliki
pembelajaran dalam Kurikulum 2013, seperti keterampilan abad ke-21. Seorang guru perlu
yang tertuang dalam Permendikbud Nomor menguasai berbagai bidang, mahir dalam hal
103 Tahun 2015, maka karakteristik pedagogi termasuk inovasi dalam pengajaran
pembelajaran Abad 21 dapat dijabarkan dan pembelajaran, memahami psikologi
antara lain sebagai berikut. a) Berpusat pada pembelajaran dan memiliki keterampilan
konseling, mengikuti perkembangan tentang
WIDIASTUTI,S.Pd.I: Keterampilan 4C
Abad 21...
kebijakan kurikulum dan isu pendidikan, sama dengan siswa mereka, tahu bagaimana
mampu memanfaatkan media dan teknologi melakukan sesuatu, tahu bagaimana cara
baru dalam pembelajaran, dan tetap untuk mengetahui sesuatu atau bagaimana
menerapkan nilai-nilai untuk pembentukan menggunakan sesuatu untuk melakukan
kepribadian dan akhlak yang baik. Banyak sesuatu yang baru. Peran penting seorang
faktor yang berkontribusi terhadap kinerja guru abad ke-21 adalah peran mereka sebagai
akademik siswa, termasuk karakteristik role model untuk kepercayaan, keterbukaan,
individu dan pengalaman keluarga. Penelitian ketekunan dan komitmen bagi siswanya
secara konsisten menunjukkan bahwa, di dalam menghadapi ketidakpastian di abad ke-
antara faktor-faktor yang berhubungan 21.
dengan sekolah, guru adalah faktor paling
penting. Selanjutnya keterampilan abad 21
penulis coba hubungkan dengan empat pilar
Guru yang berkualitas tinggi adalah pendidikan yang terdapat pada Delors Repots
yang memiliki pengaruh kuat terhadap terdapat hubungan yang sinergis akomodatif
prestasi siswa. Sekalipun teknologi di era dimana keterampilan 4C pada abad 21 masuk
digital berkembang sangat pesat, namun peran pada kategori pembelajaran untuk melakukan
guru dan tenaga kependidikan masih tetap atau yang dikenal dengan istilah Learning to
memiliki peran sentral, tidak peduli Do. Secara rinci sebagai berikut:
bagaimana konsep pendidikan. Peran guru 1. Komunikasi
dalam abad ke-21 harus bergeser dari berpola Kemampuan komunikasi yang
“penanam pengetahuan”, menuju peran baik merupakan keterampilan yang sangat
sebagai pembimbing, pengarah diskusi dan berharga di dunia belajar dan kehidupan
pengukur kemajuan belajar siswa (Hampson, sehari-hari siswa. Kemampuan
et al., 2011). komunikasi mencakup keterampilan
Tujuan utama dari pembelajaran abad dalam menyampaikan pemikiran dengan
ke-21 adalah membangun kemampuan belajar jelas dan persuasif secara oral maupun
individu dan mendukung perkembangan tertulis, kemampuan menyampaikan opini
mereka menjadi pebelajar sepanjang hayat, dengan kalimat yang jelas, menyampaikan
aktif, pebelajar yang mandiri; oleh karena itu perintah dengan jelas, dan dapat
guru perlu menjadi 'pelatih pembelajaran' – memotivasi orang lain melalui
sebuah peran yang sangat berbeda dari guru kemampuan berbicara.
kelas tradisional. Guru sebagai pelatih Siswa dengan kemampuan
pembelajaran akan memberikan bimbingan komunikasi yang baik mengemukakan ide
untuk membantu siswa dalam atau gagasan yang dimilikinya kepada
mengembangkan keterampilan dan teman sebayanya, guru dan lingkungan
menawarkan berbagai dukungan yang akan sekolah. Aspek yang dinilai adalah a)
membantu siswa mencapai tujuan belajar menartikulasikan pemikiran dan ide-ide
mereka. Guru sebagai pelatih pembelajaran secara efektif menggunakan keterampilan
akan mendorong siswa untuk berinteraksi komunikasi lisan, tertulis dan nonverbal
dengan pengetahuan - untuk memahami, dalam berbagai bentuk dan konteks, b)
mengkritisi, memanipulasi, mendesain, menggunakan komunikasi untuk berbagai
membuat dan mengubahnya. tujuan (misalnya memberi informasi,
Guru perlu memperkuat keingintahuan intruksi, memotivasi dan membujuk)., c)
intelektual siswa, keterampilan memanfaatkan beberapa media dan
mengidentifikasi dan memecahkan masalah, teknologi dan tahu bagaimana untuk
dan kemampuan mereka untuk membangun menilai keefektifannya serta menilai
pengetahuan baru dengan orang lain. Guru di dampaknya, d) berkomuni secara efektif
abad ke-21 bukanlah guru yang mahir dalam dalam lingkungan yang beragam
setiap topik dalam kurikulum, namun harus (P21:2006).
menjadi ahli dalam mencari tahu bersama-
Pembelajaran ini dirasakan oleh bagaimana untuk memperbaiki kesalahan
siswa sangat membantu untuk mereka. Terdapat bukti kuat bahwa
menciptakan pola komunikasi yang efektif pembelajaran berpendekatan kolaboratif
karena dilakukan hanya dalam kelompok berbasis penyelidikan bermanfaat dalam
kecil saja. Dengan demikian lebih nyaman pengembangan pengetahuan individu
bagi siswa untuk mengekspresikan maupun kelompok. Siswa dapat
pendapat dan pemikiran mereka dalam mengembangkan konten pengetahuan dan
kelompok kecil tersebut. Selain itu, belajar keterampilan abad ke-21 seperti
pelaksanaan mini presentasi juga kemampuan untuk bekerja dalam tim,
memotivasi siswa untuk menggali lebih memecahkan masalah yang kompleks, dan
jauh pengetahuan mereka tidak hanya menerapkan pengetahuan yang diperoleh
pemahaman personal juga pemahaman ke dalam situasi lain (Barron dan Darling-
orang lain atau sosial. Hammond, 2008). Hal ini berbeda dengan
2. Kolaborasi pembelajaran berbasis ceramah,
Kolaborasi dan kerjasama dapat pembelajaran kolaboratif adalah bentuk
dikembangkan melalui siswa melalui pengembangan interaksi siswa dalam
pengalaman yang ada di dalam sekolah, membangun engetahuan secara
antar sekolah, dan di luar sekolah. Siswa berkelompok.
dapat bekerja bersama-sama secara 3. Keterampilan berpikir kritis dan
kolaboratif pada tugas berbasis proyek penyelesaian masalah
yang autentik dan mengembangkan Keterampilan ini merupakan
keterampilannya melalui pembelajaran keterampilan fundamental pada
tutor sebaya dalam kelompok. Kolaborasi pembelajaran di abad ke-21. Keterampilan
adalah trend pembelajaran abad ke-21 berpikir kritis mencakup kemampuan
yang menggeser pembelajaran berpusat mengakses, menganalisis, mensintesis
pada guru menjadi pembelajaran informasi yang dapat dibelajarkan,
kolaboratif. Lingkungan pembelajaran dilatihkan dan dikuasai. Keterampilan
kolaboratif menantang siswa untuk berpikir kritis juga menggambarkan
mengekspresikan dan mempertahankan keterampilan lainnya seperti keterampilan
posisi mereka, dan menghasilkan ide-ide komunikasi dan informasi, serta
mereka sendiri berdasarkan refleksi. kemampuan untuk memeriksa,
Mereka dapat berdiskusi menyampaikan menganalisis, menafsirkan, dan
ide-ide pada teman-temannya, bertukar mengevaluasi bukti. Pada era literasi
sudut pandang yang berbeda, mencari digital dimana arus informasi sangat
klarifikasi, dan berpartisipasi dengan berlimpah, siswa perlu memiliki
tingkat berpikir yang tinggi berpikir kemampuan untuk memilih sumber dan
seperti mengelola, mengorganisasi, informasi yang relevan, menemukan
menganalisis kritis, menyelesaikan sumber yang berkualitas dan melakukan
masalah, dan menciptakan pembelajaran penilaian terhadap sumber dari aspek
dan pemahaman baru yang lebih objektivitas, reliabilitas, dan kemutahiran.
mendalam.
Keterampilan memecahkan
Pembelajaran kolaboratif juga masalah mencakup keterampilan lain
mengarah pada pengembangan seperti identifikasi dan kemampuan untuk
metakognisi, perbaikan dalam mencari, memilih, mengevaluasi,
merumuskan ide, dan diskusi atau mengorganisir, dan mempertimbangkan
berdebat dengan tingkat berpikir yang berbagai alternatif dan menafsirkan
lebih tinggi. Hal ini memberikan informasi. Seseorang harus mampu
kesempatan pada siswa untuk belajar mencari berbagai solusi dari sudut
saling memantau satu sama lain, saling pandang yang berbeda-beda, dalam
mendeteksi kesalahan dan belajar memecahkan masalah yang kompleks.
WIDIASTUTI,S.Pd.I: Keterampilan 4C
Abad 21...
Pemecahan masalah memerlukan pengetahuan' menjadi pelatih dan
kerjasama tim, kolaborasi efektif dan fasilitator untuk memperoleh
kreatif dari guru dan siswa untuk dapat pengetahuan. Bagi sebagian guru,
melibatkan teknologi, dan menangani mungkin menimbulkan ketidaknyamanan
berbagai informasi yang sangat besar dengan adanya pergeseran dari
jumlahnya, dapat mendefinisikan dan pembelajaran yang berpusat pada guru
memahami elemen yang terdapat pada menjadi pembelajaran yang berpusat pada
pokok permasalahan, mengidentifikasi siswa ini.
sumber informasi dan strategi yang
diperlukan dalam mengatasi masalah. 4. Kreativitas dan inovasi
Pemecahan masalah tidak dapat Pencapaian kesuksesan profesional
dilepaskan dari keterampilan berpikir dan personal, memerlukan keterampilan
kritis karena keterampilan berpikir kritis berinovasi dan semangat berkreasi.
merupakan keterampilan fundamental Kreativitas dan inovasi akan semakin
dalam memecahkan masalah. Siswa juga berkembang jika siswa memiliki
harus mampu menerapkan alat dan teknik kesempatan untuk berpikir divergen.
yang tepat secara efektif dan efisien untuk Siswa harus dipicu untuk berpikir di luar
menyelesaikan permasalahan. kebiasaan yang ada, melibatkan cara
berpikir yang baru, memperoleh
Hasil penelitian tentang kesempatan untuk menyampaikan ide-ide
pembelajaran berbasis proyek dan dan solusi-solusi baru, mengajukan
pembelajaran berbasis masalah pertanyaan yang tidak lazim, dan mencoba
menunjukkan bahwa pembelajaran mengajukan dugaan jawaban. Kesuksesan
tersebut memberikan keuntungan bagi individu akan didapatkan oleh siswa yang
siswa untuk belajar secara faktual memiliki keterampilan kreatif. Individu-
dibandingkan pembelajaran di kelas yang individu yang sukses akan membuat dunia
lebih tradisional. Trilling dan Fadel ini menjadi tempat yang lebih baik bagi
(2009) menjelaskan bahwa pembelajaran semuanya.
dengan model tersebut dalam waktu yang Adapun aspek aspek yang dinilai
cukup lama, menunjukkan hasil belajar adalah bagaimana siswa: a) Menentukan
dan berbagai keterampilan abad ke-21 dari tantangan kreatif, siswa yang memiliki
siswa secara signifikan berbeda dengan keterampilan abad 21 memiliki ciri
kelas yang menggunakan metode kreatif, hal ini tertuang dan tergambar
tradisional. Namun demikian, agar pada saat kegiatan belajar mengajar,
pembelajaran berbasis proyek dan kreatifitas siswa tumbuh juga dilator
pembelajaran berbasis masalah dapat belakangi faktor guru yang mampu
berjalan dengan baik, guru harus merangsang para siswa untuk
merancang rencana kegiatan yang sesuai mengutarakan ide dan gagasannya dalam
dengan minat dan kebutuhan siswa, dan bentuk pendapat. Hal ini tidak lepas dari
tentu saja disesuaikan dengan kurikulum. faktor keterbukaan akan informasi yang
Mungkin tidak mudah menerapkan kedua dikenal dengan istilah literasi atau melek
model pembelajaran tersebut dengan akan informasi., b) Mengidentifikasi
standar alokasi waktu perjam 45 – 50 sumber informasi, dalam keterampilan
menit seperti lazimnya, namun hal itu abad 21 erat kaitannya dengan literasi
dapat diupayakan dengan alternatif informasi, siswa yang memiliki kecakapan
penjadwalan kegiatan belajar yang menerima, menggali dan mampu
direncanakan dengan sebaik-baiknya. mengidentifikasi sumber informasi berate
Woods (2014) menyatakan bahwa siswa tersebut dikatakan siswa yang
pembelajaran berbasis proyek dan melek/literlet akan informasi.,c)
pembelajaran berbasis masalah pada Mengembangkan dan memilih ide, dari
akhirnya memerlukan perubahan dalam kemampuan literasi informasi yang
peran guru dari menjadi 'sumber dimiliki siswa abad 21, akan muncul ide-
ide atau gagasan yang dapat dipilih dan kebebasan anak untuk melakukan aktivitas
oleh siswa secara individu dan mampu yang dapat mengembangkan kreativitas.
dikembangkan secara berkelompok dalam
bentuk hasil atau produk capaian. d) REFERENSI
Mempresentasikan hasil produk,
merupakan capaian akhir atau wujud dari Barron, B. and Darling-Hammond, L. 2008.
siswa yang mampu berkreatifitas dan Teaching for meaningful learning: a
berinovasi sebagai keterampilan abad 21. review of research on inquiry-based and
Produk yang dihasilkan baik secara cooperative learning. L.
individu dan kelompok akan menjadi
temuan dan pengalaman baru dari siswa Faiz, Fahrudin. Thinking Skills Pengantar
tersebut, hal ini juga sangat sejalan Menuju Berpikir Kritis. Yogyakarta:
dengan pendekatan saintific pada Suka Press, 2012.
kurikulum 2013 dimana capaian akhir
merupakan proses penemuan pengalaman Fisher, Alec. Berpikir Kritis Sebuah
baru bagi siswa. Pengantar. Jakarta.: Erlangga, 2009.
Hampson, M., Patton, A. and Shanks, L.
KESIMPULAN DAN SARAN 2011. Ten Ideas for 21st Century
Education. London, Innovation Unit.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan
Johnson, Elaine B.,Contextual Teaching And
bahwa: dalam proses belajar mengajar guru
Learning. (Edisi Terjemahan Ibnu
harus melakukan komunikasi dengan baik
Setiawan). Bandung: MLC, 2009.
terhadap siswa secara terus menerus dalam
berbagai keadaan. Dalam proses pembelajaran Kurnia, Rita. Metodologi Pengembangan
guru harus membiasakan siswanya untuk Bahasa Anak Usia Dini. Cendekia
saling berkomunikasi baik tentang pelajaran Insane: pekan baru, 2009.
maupun hal lain, baik dengan guru maupun
dengan siswa. Bahasa yang digunakan siswa Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan.
dalam berkomunikasi akan memberikan Bandung: pustaka setia, 2011.
dampak pada siswa itu sendiri. Penggunaan
kata yang tidak baik dalam komunikasi Mestika, Zed. Metode Penelitian
membawa dampak negatif. Dalam menggali Kepustakaan, Yayasan Bogor
informasi dan membangun makna, siswa Indonesia. Jakarta: 2004.
perlu didorong untuk bisa berkolaborasi Muhtadi, Asep Saeful, Komunikasi Dakwah
dengan teman-teman di kelasnya. Dalam Teori Pendekatan Dan Aplikasinya
mengerjakan suatu produk, siswa perlu Bandung: Simbiosa Rekatama Media,
dibelajarkan bagaimana menghargai kekuatan 2012.
dan kemampuan setiap orang serta bagaimana
mengambil peran dan menyesuaikan diri Rahmawati, Yeni dan Kurniati, Euis (2010).
secara tepat dengan mereka. Seseorang tidak Strategi Pengembangan Kreativitas.
dapat belajar dengan baik tanpa berpikir Pada Anak Usia Taman Kanak-kanak.
dengan baik. Pemikiran kritis berhubungan Jakarta: Kencana. Sofia
pada kesuksesan karir, tapi juga untuk
kesuksesan di pendidikan tinggi. kreativitas Roberts, Timothy S. Collaborative Learning:
anak dapat berkembang dengan baik bila Theory and Practice. London: Idea
didukung oleh beberapa faktor seperti berikut: Group Inc., 2004
memberikan rangsangan mental yang baik,
Sa‟ud, Udin Saefudin. Inovasi Pendidikan.
menciptakan lingkungan kondusif , peran
Bandung: Alfabeta, 2008.
serta guru dalam mengembangkan kreativitas,
peran serta orangtua Orangtua yang dimaksud
disini adalah orangtua yang memberikan
WIDIASTUTI,S.Pd.I: Keterampilan 4C
Abad 21...
Sholeh, Abdul Rahman. Pendidikan Agama Van, Tiel Julia Maria. Pendidikan Anakku
dan Pengembangan untuk Bangsa. Terlambat Bicara. Jakarta: Perdana,
Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005. 2011.
Suratno. 2005. Pengembangan Kreativitas Warsono & Hariyanto. Pembelajaran Aktif:
Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas Teori dan Asesmen. Bandung: Remadja
Trilling, B. and Fadel, C. 2009. 21st Century Rosdakarya, 2012.
Skills: Learning for Life in Our Times. Wilson. Konsep Dasar Pendidikan Anak
San Francisco, Calif., Jossey-Bass/John Usia Dini,. FKIP UNSRI: Pekan Baru,
Wiley & Sons, Inc. 2009.