Anda di halaman 1dari 29

YAYASANPENDIDIKAN ISLAM AL ANSHAR LAKOLOGOU

MADRASAH IBTIDAYAH AL ANSHAR LAKOLOGOU

Jl. La Ode Matila1 Desa Lakologou Kec. Tongkuno Kab. Muna

Nama Mahasiswa : Widiastuti, S.Pd.I


Kelompok Mapel : PAI 3.1
Jodul Modul : Pengembangan Profesi Guru
Judul Masalah : Hakikat Akhlak Islam dan posisi Akhlak dalam ajaran Islam.

NO KOMPONEN DESKRIPSI
1 Identifikasi Masalah ( berbasisi masalah 1. Siswa mampu menganalisis definisi akhlak dalam Islam
yang ditemukan dilapangan ) dan pembagian akhlak
2. Siswa mampu menganalisis ilmu akhlak dan bentuk-
bentukperbuatan manusia
3. Siswa mampu menganalisis faedah (manfaat)
mempelajariilmu akhlak dalam kehidupan sehari- hari
2 Penyebab Masalah (dianalisis apa yang 1. Definisi Akhlak
menjadi akar masalah yang menjadi 2. Pembagian Akhlak
pilihan masalah)
3. Dalil-dalil Akhlak menurut Islam

3 Solusi a. Perkataan akhlak secara etimologis, berasal dari bahasa Arab


yang merupakan jama‘ dari bentuk mufradnya khuluqun (‫خلق‬
a. Dikaitkan dengan teori/dalil yang
) dimana kata khuluqun (‫ ) خلق‬memiliki arti: budi pekerti,
relevan
perangai, tingkah laku, karakter atau tabiat. Kalimat tersebut
b. Sesuaikan dengan
mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan
langkah/prosedur yang sesuai
Khalqun ( ‫ ) خلق‬yang berarti kejadian, serta erat
dengan masalah yang akan
hubungannya dengan Khâliq (‫ ) خالق‬yang berarti pencipta
dipecahkan
dan Makhluq (‫ ) مخلوق‬yang berarti diciptakan. Agama Islam
mengajarkan kepada kita untuk senantiasa selalu
membudayakan membaca.
b. Makna akhlak juga bisa dilihat dari perspektif lain, yaitu
sebagai ilmu
AKHLAK ISLAM

NAMA MAHASISWA : WIDIASTUTI,S.PD.I

MAHASISWA PPG : AKIDAH AKHLAK ANGKATAN 3.1


UTUSAN : MIS AL ANSHAR LAKOLOGOU
ALAMAT : DESA BONE KANCITALA
KEC.BONE SULAWESI
TENGGARA
TAHUN 2022
PENDAHULUAN

1. Deskripsi Singkat

Materi ajar ini disusun atas dasar dari hasil analisis materi ajar yang
sebelumnya sudah dibaca dan dipelajari oleh penulis dan penulis menemukan
masalah – masalah sebagai berikut :
a. Materi yang sering mengalami miskonsepsi terutama pada siswa yaitu
Akhlak Islam.
2. Terdapat materi yang sulit dipahami tentang Akhlak Islam
3. Relevansi

Berdasarkan masalah – masalah yang timbul pada modul yang telah


dipelajarisebelumnya, maka dalam modul ini diharapkan anda dapat :
a. Menjelaskan kebesaran Allah Swt. Melalui Akhlak Islam Menunjukkan sikap hormat
dan berterima kasih sebagai dalam kehidupan
b. Memahami makna dan ketentuan Akhlak Islam dan posisi Akhlak dalam
ajaran Islam.

c. Mempraktikkan contoh Hakikat Akhlak Islam dan posisi Akhlak dalam ajaran Islam.

d. Adapun materi yang dibahas atau terdapat didalam modul ini digambarkan
melalui peta konsep dibawah ini

DEFENISI
AKHLAK

SECARA
UMUM ISTILAH

Pejelasan Pendapat Para Pembagian Sumber akhlak


Etimologi moralil Islam Islam
pengkaji akhlak
4. Petunjuk Belajar

Ikutilah petunjuk – petunjuk dibawah ini agar bisa memperoleh dan bisa
memiliki kompetensi yang diharapkan dalam pembelajaran kegiatan belajar
pada materi ajar PAI BP ini..Petunjuk – petunjuk belajar tersebut antara lain :
a. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan ini sampai anda paham betul
tentang apa, untuk apa dan bagaimana mempelajari materi pada kegiatan
belajar ini.
b. Bacalah sekilas bagian demi bagian dan temukan kata-kata kunci dan
catatlah kata – kata sulit yang anda temukan didalam modul. Pelajarilah
kata-kata tersebut dan mencari pengertiannya pada kamus anda.
c. Jika belum menguasai materi sesuai yang diharapkan, bacalah kembali
modul untuk meningkatkan pemahaman anda.
d. Selesaikan permasalahan pada forum diskusi serta analisislah berbagai
kasus yang ada pada modul dengan materi ada didalamnya
KEGIATAN INTI

1. Capaian Pembelajaran

Setelah mempelajari dan memahami seluruh materi yang ada


didalam bahan ajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ini, anda
diharapkan mampu menguasai muatan materi yang sulit dipahami atas
dasar materi pada bahan ajar sebelumnya yaitu :
A.Menjelaskan kebesaran Allah Swt. hakikat akhlak Islam dan posisi akhlak dalam
ajaran Islam.

a. Menunjukkan sikap hormat dan berterima kasih sebagai dalamkehidupan


b. Memahami makna dan ketentuan penerapan Akhlak

c. Mempraktikkan contoh penerapan Sifat Aklak Dalam Islam

2. Sub Capaian Pembelajaran

Setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar ini, Anda diharapkan


dapat
a. Memahami dan menghayati makna akhlak dalam Islam,
b. pembagian dan berbagai aspeknya, serta
c. mengidentifikasi macam macam akhlak terpuji dan tercela.

3. Uraian Materi
Secara etimologi, perkataan “akhlak” berasal dari bahasa Arab, jama’ dari
bentuk mufradnya khuluqun ( ‫ ) خلق‬yang berarti: budi pekerti, perangai, tingkah
laku,karakter atau tabiat. Kalimat tersebut mengandung segi-segi persesuaian
dengan perkataan”Khalkun”( ‫ ) خلق‬yang berarti kejadian, serta erat hubungannya
dengan “Khaliq” ( ‫ ) خالق‬yang berarti pencipta dan “Makhluk” ( ‫ ) مخلوق‬yang berarti diciptakan.
Tahukah kamu apa itu Akhlak ?
Apa Yg Km Lakuka Agar Kamu Dikatakan Ber Akhlak?

1. Definisi Akhlak
a. Definisi Akhlak Secara Umum
Pendidikan akhlak adalah bagian integral dari pendidikan agama. Akhlakmemiliki peran yang amat penting dalam
kehidupan umat manusia. Akhlak menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai
dan bermartabat. Menyadari betapa pentingnya peran akhlak bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi nilai-
nilai akhlak dalam kehidupansetiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan baik
pendidikan di lingkungan keluarga, madrasah maupun masyarakat.Pendidikan akhlak dimaksudkan untuk peningkatan
potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari
pendidikan Agama. Peningkatan potensi spritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai
keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan.

AYO MENGAMATI

Ayo amati gambar berikut !

A B
1. Apa yang kamu lihat pada gambar tersebut A dan B

2. Bagaimana cara agar manusia bisa memperoleh akhlak yang baik sesuai ajaran Islam?

3. Mengapa kita dianjurkan untuk ber AKHLAK?


AYO MEMBACA

Menurut ajaran Islam, penerapan akhlak yang baik berlaku terhadap siapa pun. Dalam situasi perang, misalnya,
pasukan Muslim dilarang untuk bertindak semena-mena kepada tawanan, apalagi penduduk sipil yang tak
bersenjata. Sikap yang adil justru akan menguntungkan posisi umat agama ini, minimal dalam pandangan sejarah.

Sebuah kisah yang terjadi pada zaman Nabi Muhammad SAW membuktikan hal itu. Pada tahun keenam hijriah,
Rasulullah SAW bermaksud memperluas pengaruh Islam ke berbagai wilayah di luar Madinah dan Makkah. Untuk
itu, beliau memerintahkan sejumlah sahabatnya untuk menulis surat yang ditujukan kepada raja-raja, baik Arab
maupun non-Arab. Isinya adalah imbauan agar mereka memeluk Islam.

Salah seorang pemimpin yang dikirimi surat tersebut ialah Tsumamah bin Utsal. Petinggi Bani Hanifah itu dikenal
luas memiliki karakter keras kepala. Apa pun yang menjadi perintahnya harus diikuti seluruh rakyatnya. Sikapnya
sejalan dengan kerja kerasnya dalam memakmurkan negeri.

Terbukti, kaum Hanifah cenderung hidup lebih makmur dibandingkan penduduk kota-kota tetangga. Bahkan,
denyut perekonomian di Hijaz bisa dikatakan bergantung pada distribusi komoditas dari sana.

Akhirnya, Tsumamah menerima surat kiriman Rasulullah SAW. Dengan cepat surat tersebut dirobeknya. Ia lalu
mengancam akan menyerbu Madinah dan membunuh beliau shalallahu ‘alaihi wasallam.
Suatu ketika, Tsumamah bermaksud melaksanakan umrah ke Makkah sesuai dengan adat jahiliyah. Tak disangka,
rombongannya dicegat sepasukan patroli kaum Muslimin di sekitar perbatasan Madinah. Begitu tahu ada gembong
Bani Hanifah di antara kafilah tersebut, Muslimin pun menangkapnya.

Sesampainya di Madinah, Tsumamah diikat pada tiang di depan masjid. Rasulullah SAW kemudian menemuinya.
Sebagai tawanan, nasib raja Kaum Hanifah itu sesungguhnya di ujung tanduk. Bisa saja Rasul SAW memerintahkan
orang-orang untuk membunuhnya.

Ternyata, beliau memperlakukannya dengan baik. Para sahabat diperintahkannya untuk tidak menyakiti Tsumamah.
“Sediakan makanan dan susu. Kirimkan kepada Tsumamah bin Utsal yang sedang ditahan di depan masjid!” kata
Rasulullah.

Karena keputusan Nabi SAW itu, Tsumamah mendapatkan berbagai fasilitas yang bagus untuk seorang berstatus
tawanan. Malahan, kaum Muslimin memberikan kepadanya kurma dan susu dengan kualitas bagus, seperti yang
biasa dimakannya di kota asalnya. Bedanya, kini ia mengonsumsi itu semua dengan tangan terikat. Seorang sahabat
Nabi SAW menyuapinya setiap tiba waktunya makan.
Selama beberapa hari, Tsumamah dikurung di depan masjid. Saat waktu luang, ia memperhatikan bagaimana
keadaan penduduk Madinah di bawah kepemimpinan Rasulullah SAW. Lima kali sehari, seruan datang dari masjid.
Lama kelamaan ia menyadari, itulah tanda Muhammad SAW dan para pengikutnya melaksanakan ibadah.

Dari arah masjid, suara beliau shalallahu ‘alaihi wasallam yang sedang menggelar majelis ilmu pun terdengar
olehnya. Secara tak langsung, penguasa yang berhati keras itu mulai memahami sedikit tentang Islam.
Suatu pagi, Rasulullah SAW menemui Tsumamah. “Apa kabar, hai Tsumamah?” sapa beliau dengan ramah.

“Baik, ya Muhammad!” jawab Tsumamah.

“Jika engkau membunuhku, berarti engkau membunuh orang yang pasti akan dituntut bela kematiannya oleh
kaumnya. Jika engkau mengampuniku, engkau mengampuni orang yang tahu terima kasih. Jika engkau minta
tebusan, mintalah! Kuberi berapa pun yang engkau mau!” kata pemimpin Bani Hanifah itu lagi.

Mendengar perkataan Tsumamah, Nabi SAW hanya tersenyum dan berlalu meninggalkannya.

Keesokan harinya, Rasulullah SAW kembali mendatangi Tsumamah. “Apa kabar, wahai Tsumamah?” sapa
Rasulullah.

“Tidak ada kabar selain seperti yang sudah kusampaikan kemarin. Jika engkau membunuhku, berarti engkau
membunuh orang yang pasti akan dituntut bela kematiannya. Jika engkau mengampuniku, engkau mengampuni
orang yang tahu terimah kasih. Jika engkau minta tebusan, mintalah!”

Rasulullah kembali tersenyum seraya berlalu meninggalkan tawanannya itu.

Hari berikutnya, Nabi SAW kembali menemui Tsumamah dan berbicara kepadanya, “Apa kabar, wahai
Tsumamah?”

“Baik, ya Rasulullah!” jawab Tsumamah. Orang musyrik itu pun menyampaikan persis seperti dua hari lalu.

Kali ini, Nabi SAW tidak meninggalkannya begitu saja. Beliau menyuruh beberapa sahabatnya untuk membebaskan
Tsumamah. “Lepaskan tali yang mengikat tangan Tsumamah. Biarkan ia pergi ke manapun ia suka!”

Tsumamah terkejut dan terheran-heran. Mengapa dirinya dibebaskan begitu saja tanpa dimintai tebusan?

Rasul SAW kemudian memberinya seekor kuda yang kekar dan perbekalan secukupnya. Tsumamah dipersilakan
menggunakannya untuk kembali kepada kaumnya.

Setelah mengucapkan terima kasih, ia pun melenggang pergi ke luar Madinah. Namun, belum sampai di kampung
halamannya, Tsumamah kemudian berbalik arah. Ia bergegas kembali, menemui Rasul SAW.

Di depan masjid, ia berseru lantang, “Asyhaduan la ilaha illallah. Wa asyhadu anna Muhammad rasulullah!”
Saat Rasulullah mendatanginya, Tsumamah berkata, “Demi Allah, dulu tidak ada orang yang paling kubenci selain
engkau. Sekarang, tidak ada orang yang paling kucintai selain dirimu. Demi Allah, tak ada agama yang paling
kubenci selama ini selain agamamu. Namun kini, agamamu yang paling kucintai!”
Nabi SAW dan Muslimin menyambut gembira keislaman Tsumamah. Beberapa hari kemudian, raja Bani Hanifah
itu meneruskan perjalanan umrah yang sempat tertunda.

Di Makkah, betapa kagetnya penduduk Quraisy karena Tsumamah beribadah dengan tata cara Islam. Ia pun sempat
diancam oleh mereka.

Begitu kembali ke negerinya, Tsumamah memutuskan untuk memboikot distribusi pangan ke Makkah. Boikot
ekonomi yang dilancarkannya membawa akibat fatal bagi kaum Quraisy.

Mereka menderita kesusahan, bahkan bahaya kelaparan mengancam. Karena itu, petingginya segera menulis surat
kepada Rasulullah SAW, memohon agar Tsumamah menghentikan boikot tersebut.

Nabi SAW berhati lembut. Beliau mengirim surat kepada pemimpin Hanifah itu agar menyetop embargo. Peristiwa
ini menjadi salah satu faktor kemudahan Islam dalam membebaskan Kota Makkah pada tahun delapan hijriah.

AYO BERDISKUSI

Diskusikan dengan kelompokmu setelah selesai presentasikan ke depan


kelas!

Pelajaran apa yg ku dapatkan dari kisah di atas?

Bagaimana cara mengaktualisasikan akhlak dalam kehidupan sehari hari?


Apa akibatnya jika Manusia tidak berAkhlak?
Akhlak yang merupakan ilmu yang mengkaji tentang perbuatan manusia,

Jadi, berdasarkan sudut pandang kebahasaan defenisi akhlak dalam pengertian sehari-hari disamakan
dengan ―budi pekerti‖, kesusilaan, sopan santun, tata karma dan karakter (versi bahasa Indonesia) sedang
dalam Bahasa Inggrisnya disamakan dengan istilah moral atau etic. Begitupun dalam bahasa Yunani
istilah ―akhlak‖ dipergunakan istilah ethos atau ethikos atau etika (tanpa memakai huruf H) yang
mengandung arti
―Etika adalah bahasa indonesia untuk menakai akal budi dan daya pikirnya dalam memecahkan masalah
bagaimana ia harus hidup kalau ia mau menjadi baik‖. Dan etika itu adalah sebuah ilmu bukan sebuah
ajaran.
Dalam sebuah kitab yang ditulis oleh Abd. Hamid Yunus dinyatakan:
‫األخالق هي صفات النسان الدابية‬

Artinya: “Akhlak ialah segala sifat manusia yang terdidik”

Memahami ungkapan tersebut bisa dimengerti sifat/potensi yang dibawa setiap manusia sejak
lahir: artinya, potensi tersebut sangat tergantung dari cara pembinaan, latihan/pembiasaan dan
pembentukannya. Apabila pengaruhnya positif, outputnya adalah akhlak mulia; sebaiknya apabila
pembinaaannya negatif, yang terbentuk adalah akhlak mazmumah (tercela) pengaruh lingkungan
keluarga, masyarakat dan situasi negara sangat mempengruhi akhlah seseorang sebagai individu dan
warga negara, karena secara potensial dan aktual Allah telah membentangkan jalan yang benar dan jalan
yang salah.
Firman Allah dalam QS. Al-Syam [91]: 8 Artinya: “Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan)
kefasikan dan ketakwaannya”.
Berikut ini dikemukakan definisi akhlak menurut beberapa pakar sebagai berikut:
a. Ibn Miskawaih

‫حال لنفس داعية هلا أىل أفعاهال من غري كف ر وروية‬

“Suatu keadaan bagi jiwa yang mendorong untuk melakukan perbuatan-perbuatan


tanpa melalui pemikiran dan pertimbangan.”

b. Imam Al-Ghazali

‫ راسخة عنها تصدر األفعال بسهولة ويسر من غري‬6‫ النفس‬6‫ ىف‬6‫اخ لق عبارةعن هيئة‬

‫ وروية‬Z‫ كف ر‬Z‫حاجة إىل‬


“Akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari padanya timbul
perbuatan-perbuatan dengan mudah dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran
(lebih dulu).

c. Ahmad Amin

‫عرفب'عضهم اخللق ابنه عادة اإلرادة يعىن أن اإلرادة إذا اعتادت شيئا فعائدهتا هي' املسماة‬

‫ابخ لق‬
“Sementara orang mengetahui bahwa yang disebut akhlak ialah kehendak yang dibiasakan
(karakter). Artinya, kehendak itu bila membiasakan sesuatu, kebiasaan itu dinamakan akhlak”.

Menurut Ahmad Amin, kehendak ialah ketentuan dari beberapa keinginan manusia setelah
bimbang, sedang kebiasaan merupakan perbuatan yang diulang-ulang sehingga mudah melakukannya.
Masing-masing dari kehendak dan kebiasaan ini mempunyai kekuatan, dan gabungan dari dua kekuatan
itu menimbulkan kekuatan yang lebih besar. Kekuatan yang besar inilah yang bernama akhlak.
Akhlak darmawan umpamanya, semula timbul dari keinginan berderma atau tidak. Dari
kebimbangan ini tentu pada akhirnya timbul, umpamanya, ketentuan memberi derma. Ketentuan ini
adalah kehendak, dan kendak ini bila dibiasakan akan menjadi akhlak, yaitu akhlak dermawan.
Betapapun semua definisi akhlak diatas berbeda kata-katanya, tetapi sebenarnya tidak berjauhan
maksudnya, bahkan artinya berdekatan satu dengan yang lain. Sehingga Prof. K.H. Farid Ma‘ruf
membuat kesimpulan tentang definisi akhlak ini sebagai berikut: ―Kehendak jiwa manusia yang
menimbulkan perbuatan dengan mudah karena kebiasaan, tanpa memerlukan pertimbangan pikiran
terlebih dahulu‖.
Dalam pengertian yang hampir sama dengan kesimpulan di atas, M. Abdullah Darroz,
mengemukakan definisi akhlak sebagai berikut:
“Akhlak adalah suatu kekuatan dalam kehendak yang mantap, kekuatan dan
kehendak yang berkombinasi membawa kecenderungan pada pemilihan pihak yang
benar (dalam hal akhlak yang baik) atau pilihan yang jahat (dalam hal akhlak
yang jahat)”.

Menurut Ahmad Amin, kehendak ialah ketentuan dari beberapa keinginan manusia setelah
bimbang, sedang kebiasaan merupakan perbuatan yang diulang-ulang sehingga mudah melakukannya.
Masing-masing dari kehendak dan kebiasaan ini mempunyai kekuatan, dan gabungan dari dua kekuatan
itu menimbulkan kekuatan yang lebih besar. Kekuatan yang besar inilah yang bernama akhlak.
Akhlak darmawan umpamanya, semula timbul dari keinginan berderma atau tidak. Dari
kebimbangan ini tentu pada akhirnya timbul, umpamanya, ketentuan memberi derma. Ketentuan ini
adalah kehendak, dan kendak ini bila dibiasakan akan menjadi akhlak, yaitu akhlak dermawan.
Betapapun semua definisi akhlak diatas berbeda kata-katanya, tetapi sebenarnya tidak berjauhan
maksudnya, bahkan artinya berdekatan satu dengan yang lain. Sehingga Prof. K.H. Farid Ma‘ruf
membuat kesimpulan tentang definisi akhlak ini sebagai berikut: ―Kehendak jiwa manusia yang
menimbulkan perbuatan dengan mudah karena kebiasaan, tanpa memerlukan pertimbangan pikiran
terlebih dahulu‖.
Dalam pengertian yang hampir sama dengan kesimpulan di atas, M. Abdullah Darroz,
mengemukakan definisi akhlak sebagai berikut:
“Akhlak adalah suatu kekuatan dalam kehendak yang mantap, kekuatan dan
kehendak yang berkombinasi membawa kecenderungan pada pemilihan pihak yang
benar (dalam hal akhlak yang baik) atau pilihan yang jahat (dalam hal akhlak
yang jahat)”.

Selanjutnya menurut Abdullah Darroz, berpendapat bahwa; perbuatan- perbuatan manusia dapat
dianggap sebagai menifestasi dari akhlaknya, apabila memenuhi dua syarat, yaitu:

a. Perbuatan-perbuatan itu dilakukan berulang kali dalam bentuk yang sama

b. Perbuatan-perbuatan ini dilakukan karena dorongan emosi-emosi jiwanya, bukan


karena adanya tekanan-tekanan yang datang dari luar, seperti paksaan dari orang
lain yang menimbulkan ketakutan, atau bujukan dengan harapan-harapan yang
indah-indah, dan lain sebagainya.
Beberapa kalangan pengkaji etika maupun akhlak seperti Poeddjawiyatna menklasifikasi
beberapa ukuran baik dan buruk seperti teori hedonisme, utilitarisme, vitalisme, sosialisme, religeosisme
dan humanisme, dengan uraian sebagai berikut;
a. Hedonisme, yaitu sebuah aliran klasik dari Yunani yang menyatakan bahwa
ukuran tindakan kebaikan adalah done, yakni kenikmatan dan kepuasan rasa.
Tokoh utama pandangan ini adalah S. Freud.
b. Utilitarisme, yaitu aliran yang menyatakan bahwa yang baik adalah yang
berguna. Karena ini jika berbuatan itu dilakukan atas diri sendiri maka itu
disebut individual, dan jika terhadap kepentingan orang banyak disebut sosial.
c. Vitalisme, yaitu aliran yang berpandangan bahwa ukuran perbuatan baik itu
adalah kekuatan dan kekuasaan. Bahwa yang baik adalah mencermikan kekuatan
dalam hidup manusia.
d. Sosialisme, yaitu aliran yang berpendapat bahwa baik nya sesuatu ditentukan
oleh masyarakat. Jadi, masyarakatlah yang menentukan baik dan buruknya
tindakan seseorang bagi anggotanya.
e. religiosisme, aliran yang mengatakan bahwa baik dan buruk itu adalah sesuai
dengan kehendak Tuhan. Lantas, manakah yang menjadi kehendak Tuhan itu?
Ini adalah tugas para theolog dalam memberikan gambaran.
f. Humanisme, yaitu aliran yang berpandangan bahwa baik dan buruknya sesuatu
itu adalah sesuai dengan kodrat manusia itu sendiri, atau kemanusiaannya.
2. Pembagian Akhlak dalam Islam

Pembagian akhlak yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah menurut sudut pandang Islam,
baik dari segi sifat maupun dari segi objeknya. Dari segi sifatnya, akhlak dikelompokkan menjadi dua,
yaitu pertama, akhlak yang baik, atau disebut juga akhlak mahmudah (terpuji) atau akhlak al-karimah;
dan kedua, akhlak yang buruk atau akhlak madzmumah.
a. Akhlak Mahmudah (Terpuji)
Akhlak mahmudah (Karimah) adalah tingkah laku terpuji yangmerupakan tanda keimanan seseorang

b.Akhlak Madzmumah (Tercela)


Akhlak Madzmumah adalah tingkah laku yang tercela atau perbuatan jahat yang merusak iman seseorang dan
menjatuhkan martabat manusia

3. Ilmu Akhlak

Ilmu akhlak ialah ilmu untuk menetapkan segala perbuatan manusia. Baik atau buruknya, benar
atau salahnya, sah atau batal, semua itu ditetapkan dengan mempergunakan ilmu akhlak sebagai
petunjuknya. Ahmad Amin lebih mempertegas lagi dalam kitabnya Al-Akhlak dengan menyatakan:

‫اية‬6‫ بعضهم بعضا ويشر احلغ‬6‫ ولاشر ويبني معاملة الناس‬6‫علم يوضح معىن اخلري‬

‫ ما ينبغ‬Z‫يني السبيل لعمل‬Z ‫ أعماهلم وب‬Z‫الىت ينبغى أن يقصدها ما ىف‬

Artinya: “Ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, dan menerangkan apa yang
harus diperbuat oleh sebagian manusia terhdapap sesamanya dan menjelaskan
tujuan yang hendak dicapai oleh manusia dan perbuatan mereka dan
menunjukkan yang lurus yang harus diperbuat”.
Jadi, menurut definisi tersebut ilmu akhlak itu mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
a. Menjelaskan pengertian baik dan buruk,

b. Menerangkan apa yang seharusnya dilakukan seseorang serta


bagaimana cara kita bersikap terhadap sesama,
c. Menjelaskan mana yang patut kita perbuat, dan

d. Menunjukkan mana jalan lurus yang harus dilalui.


Berdasarkan beberapa bahasan yang berkaitan dengan ilmu akhlak, maka dapat dipahami bahwa objek
(lapangan/sasaran) pembahasan ilmu akhlak itu ialah tindakan- tindakan seseorang yang dapat
diberikan nilai baik/buruknya yaitu perkataan dan perbuatan yang termasuk dalam kategori perbuatan
akhlak. Dalam hubungan ini, Ahmad Amin mengatakan bahwa ―etika itu menyelidiki segala
perbuatan manusia kemudian menetapkan hukum baik atau buruk‖. J.H. Muirhead meyebutkan bahwa
pokok pembahasan (subject matter) etika adalah penyelidikan tentang tingkah laku dan sifat manusia.
Muhammad Al- Ghazali mengatakan bahwa daerah pembahasan ilmu akhlak meliputi seluruh aspek
kehidupan manusia, baik sebagai individu (perseorangan) maupun kelompok (masyarakat).
yang masuk perbuatan akhlak dan ada yang tidak masuk perbuatan akhlak.
a. Perbuatan yang dikehendaki atau disadari, pada waktu dia berbuat dan
disengaja. Jelas, perbuatan ini adalah perbuatan akhlak, bisa baik atau buruk,
tergantung pada sifat perbuatannya.
b. Perbuatan yang tidak dilakukan tidak dikehendaki, sadar atau tidak sadar
diwaktu dia berbuat, tetapi perbuatan itu diluar kemampuannya dan dia tidak
bisa mencegahnya. Perbuatan demikian bukan perbuatan akhlak. Perbuatan
ini ada dua macam:
1) Reflex action, al-amaalu-mun’akiyah

Misalnya, seseorang keluar dari tempat gelap ketempat terang, matanya


berkedip-kedip. Perbuatan berkedip-kedip ini tidak ada hukumnya,
walupun dia berhadap-hadapan dengan seseorang yang seakan-akan
dikedipi. Atau seseorang karena digigit nyamuk, dia menamparkan pada
yang digigit nyamuk tersebut.
2) Automatic action, al-a’maalul ‘aliyah

Model ini seperti halnya degup jantung, denyut urat nadi dan sebagainya.
Perbuatan-perbuatan reflex actions dan automatic actions adalah
perbuatan diluar kemampuan seseorang, sehingga tidak termasuk
perbatan akhlak.

3) Perbuatan yang samar-samar, tengah-tengah, mutasyabihat.

Yang dimaksud samar-samar/tengah-tengah, mungkin suatu perbuatan dapat dimasukkan


perbuatan akhlak tapi bisa juga tidak

4Faedah Mempelajari Ilmu Akhlak


Akhlak adalah mutiara hidup yang membedakan makhluk manusia dengan makluk hewani. Manusia tanpa akhlak akan
hilang derajat kemanusiaannya sebagai makhluk Allah yang paling mulai, menjadi turun kemartabat hewani.:
Allah Swt berfirman dalam QS. Al-Tiin [95]: 4-6
Artinya: Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya, dan yang terbaik diantara
kalian adalah yang paling baik (perlakuannya) kepada wanita (istri)nya. (HR. Tirmidzi)
Menurut Iman Al-Ghazali dalam bukunya Mukasyafatul Qulub, Allah telah menciptakan makhluknya terdiri atas tiga
kategori. Pertama, Allah menciptakan malaikat dan diberikan kepadanya akal dan tidak diberikan kepadanya elemen
nafsu (syahwat). Kedua, Allah menjadikan bintang dan tidak dilengkapi dengan akal, tetapi dilengkapi dengan syahwat
saja. Ketiga, Allah menciptakan manusia (anak Adam) lengkap dengan elemen akal dan syahwatn (nafsu)..
Berdasarkan definisi ilmu akhlak, faedah mempelajari ilmu akhlak sebagai berikut:
a. Dapat menyinari orang dalam memecahkan kesulitan-kesulitan rutin yang
dihadapi manusia dalam hidup sehari-hari yang berkaitan dengan perilaku.
b. Dapat menjelaskan kepada orang sebab atau illat memilih perbuatan yang
baik dan lebih bermanfaat.
c. Dapat membendung dan mencegah kita secara kontinyu untuk tidak
terperangkap kepada keinginan-keinginan nafsu, bahkan mengarahkannya
kepada hal yang positif dengan menguatkan unsure iradah.
d. Manusia atau orang banyak mengerti benar-benar akan sebab-sebab
melakukan atau tidak akan melakukan sesuatu perbuatan, dimana dia akan
memilih pekerjaan atau perbuatan yang nilai kebaikannya lebih besar.
e. Mengerti perbuatan baik akan menolong untuk menuju dan menghadapi
perbuatan itu dengan penuh minat dan kemauan.Orang yang mengkaji ilmu
akhlak akan tepat dalam memvonis perilaku orang banyak dan tidak akan
mengekor dan mengikuti sesuatu tanpa pertimbangan yang matang lebih dulu
AYO DISKUSI

Diskusikan dengan teman kelompokmu, setelah itu presentasikan di depan kelas!

Kapan kamu melakukan perbuatan yang Ber akhlak

Mengapa ketika melihat orang lain yang lagi mengalami kesulitan kita harus
membantunya?

Apakah hikmah ketika membantu orang lain


Allah Swt adalah zat yang Maha besar. Manusia tidak bisa mengingkari
kebesaranNya. Penciptaan alam semesta dan seisinya telah cukup menjadi bukti
kebesaran Allah Swt. Kalimat tayyibah Allahu Akbar mengingatkan manusia
betapa Allah Maha besar dan tidak ada yang melebihi kebesaranNya. Kebesaran
Allah Swt dapat menghindarkan manusia dari sifat sombong
1. Apa yg kamu liat pada gambar diatas A?

2. Mengapa kamu mengagungkan kebesaran Allah Swt ketika melihat peristiwa


seperti pada gambar dia atas?

3. Berilah 3 contoh AKHLAK?


AYO BERLATIH

A. Jawablah Pertanyaan berikut

1. Mengapa kita harus saling membantu?

2. AKHLAK adalah ?

3. Mengapa AKHLAK sangat penting dalam kehidupan sehari hari?


4. Apa hikmah yang kita peroleh menolong orang lain
5. Mengapa ketika kita melihat hal yang baik dan indah mengucapkan Masya
Allah?
B. Jawablah dengan jujur dan berilah tanda (v) pada kolom berikut!

NO Ursian selalu Kadang- Tidak

Kadan Pernah

Aku suka menolong Teman

Setiap keluar rumah saya memintah izin


terlebih dahulu dan selalu mengucapkan
salam
Aku bersukur setiap mendapatkan Sesuatu

Aku mengucapkan Masyaa Allah ketika

melihat kebun yang sangat indah


Aku akan mengucapkan Allahu Akbar
ketika melihat seekor sapi yang berkaki tiga
karena yang tidak mungkin menurut
manusia bisa menjadi mungkin menurut
Allah
PENUTUP

Kesimpulan

1. Akhlak adalah mutiara hidup yang membedakan makhluk manusia dengan


makluk hewani
2. Manusia atau orang banyak mengerti benar-benar akan sebab-sebab
melakukan atau tidak akan melakukan sesuatu perbuatan, dimana dia akan
memilih pekerjaan atau perbuatan yang nilai kebaikannya lebih besar.
3. Mengerti perbuatan baik akan menolong untuk menuju dan menghadapi
perbuatan itu dengan penuh minat dan kemauan.
4. Orang yang mengkaji ilmu akhlak akan tepat dalam memvonis perilaku orang
banyak dan tidak akan mengekor dan mengikuti sesuatu tanpa pertimbangan
yang matang lebih dulu.
5. menurut definisi tersebut ilmu akhlak itu mengandung unsur-unsur sebagai
berikut:
• Menjelaskan pengertian baik dan buruk,

• Menerangkan apa yang seharusnya dilakukan


seseorang serta bagaimana cara kita bersikap
terhadap sesama,
• Menjelaskan mana yang patut kita perbuat, dan
6. Ilmu akhlak ialah ilmu untuk menetapkan segala perbuatan manusia. Baik
atau buruknya, benar atau salahnya, sah atau batal, semua itu ditetapkan
dengan mempergunakan ilmu akhlak sebagai petunjuknya..
7. Akhlak Madzmumah adalah tingkah laku yang tercela atau perbuatan jahat
yang merusak iman seseorang dan menjatuhkan martabat manusia
8. Humanisme, yaitu aliran yang berpandangan bahwa baik dan buruknya
sesuatu itu adalah sesuai dengan kodrat manusia itu sendiri, atau
kemanusiaannya.
DAFTAR PUSTAKA

- Abdullah Zaedan. 2008. Cerita 99 Asmaul Husna Untuk Anak. Jakarta.

Quantum Media.

- Eka Wardhana dan Tim Syamil Books, Muhammad Teladanku

- Kemeterian Agama RI. 2014. Akidah Akhlak Kelas ( Pendekatan scientifik


Kurikulum 2013) untuk Kelas IV MI Jakarta: Kementerian Agama Republik
Indonesia
- Kementerian Agama Republik Indonesia. 2019. Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar PAI dan Bahasa Arab (KMA 183). Jakarta : Kementerian
Agama Republik Indonesia
- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia. Jakarta. Badan Pengadaan Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
- Imam Az-Zabidi. 1996. Ringkasan Hadis Shahih Al-Bukhari. Jakarta. Pustaka
Imani
- Muhammad Ibrahim Salim. Dibalik Nama-Nama Allah ( Sebuah Upaya Untuk
Meningkatkan Pemahaman Aqidah). Gema Insani Pers Sugiasih. 2009. 366
Kisah Al-Quran. Jakarta. Mediatama Publising Tim Karya Guru. 2008.
Bina Akidah Akhlak. Untuk Kelas IV MI.Jakarta. Erlangga Wiyadi. 2015.
Membina Akidah dan Akhlak 4 untuk Kelas IV MI. Solo: PT Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri.
Sumber Website http://wahdahjakarta.com https://rumaysho.com
https://www.pelajaran.co.id http://kisahimuslim.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai