Anda di halaman 1dari 12

KONSEP PEMIKIRAN LAWRENCE KOHLBERG TENTANG

MORAL
Untuk memenuhi tugas Filsafat Pendidikan Islam
Dosen Pengampu : Barsihanor,M.Pd.I

Disusun Oleh Kelompok 9 :


1. Heni Chusnia Sari (NPM : 2205030072)
2. Rusidatul Jannah (NPM : 2205030041)
3. Noorul Hafizah (NPM : 2205030027)

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS STUDI ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM KALIMATAN

MUHAMMAD ARSYAD AL-BANJARI

2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Barsihannor,M.Pd.I


sebagai dosen pengampu mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam yang telah
membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari banyak pihak sangat kami harapkan untuk
menyempurnakan makalah ini.

Banjarmasin, Januari 2023

KELOMPOK 9

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Tujuan....................................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................3
PEMBAHASAN....................................................................................................................3
A. Pengertian Moral Menurut Para Ahli.....................................................................3
B. Biografi Lawrence Kohlberg....................................................................................3
C. Karya Karya Lawrence Kohlberg.............................................................................4
D. Tujuan Pendidikan Moral.......................................................................................5
E. Konsep Moral Menurut Lawrence Kohlberg...........................................................5
F. Teori Perkembangan Moral Menurut Lawrence Kohlberg.....................................6
BAB III.................................................................................................................................8
PENUTUP............................................................................................................................8
A. Kesimpulan.............................................................................................................8
B. Saran......................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Moral atau kesusilaan yang mengandung makna tata tertib batin atau hati
nurani yang dapat menjadi pembimbing tingkah laku lahir dan batin manusia
dalam menjalankan hidup dan kehidupannya. Pendidikan moral ditujukan untuk
memagari manusia dari melakukan perbuatan yang buruk yang tidak sesuai
dengan norma-norma yang ada baik itu dalam bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.

Dalam kurun satu dekade ini, bangsa Indonesia mengalami kemunduran


moral yang sangat hebat, ditandai dengan tingginya konten dewasa di medsos
yang seringkali di akses oleh kalangan remaja, maraknya penggunaan obat-obatan
terlarang, seringnya terjadi bentrokan antar warga, antar pelajar, mahasiswa
dengan aparat, dan lainnya yang biasanya didasari hal-hal sepele, semakin
banyaknya kasus korupsi yang terungkap ke permukaan juga menunjukan
degradasi moral tidak hanya terjadi di kalangan masyarakat biasa, tetapi juga
terjadi pada para pejabat yang seharusnya menjadi pengayom dan teladan bagi
warganya.

Pendidikan tidak hanya membentuk insan yang cerdas, tetapi juga


berkepribadian atau berkarakter sehingga dapat melahirkan generasi bangsa yang
tumbuh berkembang dengan karakter yang bernapas nilai-nilai luhur bangsa.1

Pendidikan berkarakter moral adalah kunci untuk perbaikan sosial dan


kemajuan peradaban bangsa yang menjunjung tinggi integritas nilai dan
kemanusiaan. Harapan dari pendidikan berkarakter moral adalah tercapainya
keseimbangan antara pengetahuan dan moral. Model pendidikan moral adalah
cara berpikir mengenai proses caring, judging dan acting dalam konteks
pendidikan. Suatu model meliputi teori atau sudut pandang mengenai bagaimana
manusia berkembang secara moral dan mengenai sejumlah strategi atau prinsip
1
Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciehie. Pendidikan Karakter: Pendidikan Berbasis Agama dan Budaya
Bangsa. (Bandung: CV. Pustaka Setia. 2013), h. 11-12

1
untuk membantu perkembangan moral. Dengan demikian suatu model dapat
membantu untuk memahami Konsep Moral dan melakukan pendidikan moral.

Dengan demikian, Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Moral ?


2. Bagaimana Biografi dan Karya Karya Lawrence Kohlberg?
3. Apa Tujuan Pendidikan Moral?
4. Bagaimana Konsep Moral Menurut Kohlberg?
5. Bagaimana Perkembangan Moral Menurut Kohlberg?

B. Tujuan

1. Mengetahui pengertian Moral.


2. Mengetahui Biografi dan Karya Karya Lawrence Kohlberg.
3. Mengetahui Tujuan Pendidikan Moral
4. Mengetahui Konsep Moral dan Perkembangan Moral Menurut Kohlberg.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Moral Menurut Para Ahli

Moral berasal dari bahasa latin yakni mores kata jamak dari mos yang
berarti adat kebiasaan. Secara bahasa, moral merupakan bentuk jamak dari
kata mos yang bermakna kebiasaan2.
1. Menurut Chaplin (2006)3 Moral yang sesuai dengan aturan yang mengatur
Hukum sosial atau adat prilaku.
2. Menurut Hurlock (1990) Moral adalah sopan santun kebiasaan adat
istiadat dan aturan perilaku yang telah menjadi kebiasaan bagi anggota
suatu budaya.
3. Menurut Sonny keraf, moral adalah patokan yang digunakan oleh
masyarakat sebagai penentu tindakan yang baik dan buruk atau masyarakat
sebagai manusia.
Moral adalah penetuan baik dan buruk terhadap perbuatan dan kelakuan.
Pendek kata, sumber ajaran moral meliputi agama nasihat para bijak, orang tua,
guru dan ideologi – ideologi tertentu. Maubudi membagi moral menjadi 2 yaitu
religius dan sekuler. Moral religius mengacu pada agama sebagai sumber
ajarannya, sedangkan moral sekuler adalah bersumber pada ideologi – ideologi
non agama.

B. Biografi Lawrence Kohlberg

Lawrence Kohlberg lahir pada tanggal 25 oktober tahun 1927 dan


dibesarkan di Brouxmille, New York. Pada tahun 1948, Kohlberg masuk
universitas Chicago, setahun kemudian dia mendapatkan gelar Bachelor
dengan bidang yang diambil adalah psikologi, dan tertarik dengan teori
Piaget. Pada tahun 1958 Kohlberg lulus S3 dengan disertasi: The

2
 Asmaran, 1992, Pengantar Studi Akhlak, Jakarta: Rajawali Press,,hlm 8.
3
Emy Yunita Rahma Pratiwi. 2021. Kewarganegaraan Jakarta: Insan Cendekia Mandiri hlm 32

3
Development of Modes of Thinking and Choices in the year 10 to 16.
Disertasi ini merupakan landasan teori perkembangan moral4.

Teori perkembangan moral Kohlberg terinspirasi oleh hasil kerja


psikologi Swiss yaitu Jean Piaget (1896 – 1980) tentang perkembangan
moral kognitif, selain Piaget, pemikiran – pemikiran Kohlberg melalui
tahap –tahap yang syarat dipengaruhi oleh John Dewey, Baldwin, dan
Emile Durkheim5.

C. Karya Karya Lawrence Kohlberg

Lawrence Kohlberg merupakan seorang peneliti moral anak dan dewasa


menggunakan pendekatan kognitif membahas tentang perilaku moral, dan
disinilah gagasan tentang komunitas yang adil dan tindakan demokratis
mendominasi karyanya. Pengaruhnya pada praktek pendidikan ditemukan dalam
kurikulum pendidikan untuk perkembangan moral dan dalam model
pengelolaan dan penyelenggaraan sekolah.

Kohlberg adalah peneliti yang berkarakteristik interdisipliner yang


obyektif engan menggunakan data antroplogi dan psikologi empiris untuk
menyusun klaim-klaim filsafat, dan memakai asumsi filosofis untuk
mendefinisikan serta menafsirkan data pendidikan, antropologi dan psikologi.

Kohlberg adalah seorang penulis produktif yang telah menerbitkan


berbagai buku mengenai psikologi, pendidikan, dan filsafat. Karya-karya uta
manya terdiri dari tiga seri yaitu, The Philosophy of Moral
Development (San Fransisco, California: Harper & Row, 1981), The
Philosophy of Moral Development (San Fransisco, California: Harper &
Row, 1984), dan Lawrence Kohlberg’s Approach to Moral Education
(New York: Columbia University Press, 1989, dengan C.Power dan A.
Higgins). Dengan A. Colby, Kohlberg menulis dua jilid buku panduan
pengukuran, The Measurement of Moral Judgement (Cambridge,
Massachusetts: Center for Moral Education. Harvard University, 1987).
4
Asina Christina Rasito Pasaribu.2008. Hubungan antara religiusitas dengan penalaran moral
pada remaja akhir. Bandung: Unpad Press. hlm 681
5
Febriyanti.2011. Perkembangan Model Moral Kognitif dan Relevansinya dalam Riset – Riset
Akutansi. Palembang: Jenius. hlm.65

4
D. Tujuan Pendidikan Moral

Kohlberg menetapkan bahwa tujuan pendidikan moral adalah merangsang


perkembangan tingkat moral siswa6. pencapaian orientasi etika universal, dimana
dalam tahap ini seseorang dapat memahami, menerima dan melaksanakan aturan
berdasarkan hati nuraninya.

Pendidikan moral menurut Kohlberg tidak perlu dimasukkan dalam


struktur kurikulum. Kohlberg menyebut dengan istilah hidden curriculum untuk
menunjuk pada kurikulum yang tersamar dimana pembelajaran tercipta melalui
komunikasi, diskusi, dan hubungan antara murid-guru. Dalam kaitan dengan hal
tersebut Kohlberg ingin menekankan adanya tauladan dari guru kepada siswa-
siswanya. Melalui tauladan guru itulah siswa dapat mengidentifikasi nilai dan
moralitas yangbaik dan sesuai dengan karakter masyarakat dan bangsanya.

E. Konsep Moral Menurut Lawrence Kohlberg

Kohlberg mengutarakan bahwa konsep moralitas lebih merupakan konsep


yang filosofis (etis) daripada sekedar konsep tingkah laku. Dengan analisa
filosofis Kohlberg sampai pada suatu kesimpulan bahwa struktur esensial
moralitas adalah prinsip keadilan (the principle of justice) dan bahwa inti dari
keadilan adalah distribusi hak dan kewajiban yang diatur oleh konsep “equality”
dan “reciprocity”.

Kohlberg mengatakan Prinsip moral adalah keadilan bahwa prinsip moral


bukan merupakan aturan-aturan untuk suatu tindakan, tetapi merupakan alasan
untuk suatu tindakan. Oleh karena itu Kohlberg memakai istilah “moral
reasoning” atau “moral judgment” secara bergantian dalam pengertian yang sama.
Istilah-istilah tersebut diterjemahkan oleh penulis dengan istilah “penalaran
moral”. Anggapan Kohlberg bahwa prinsip moral merupakan alasan untuk suatu
tindakan, sesuai dengan teori perkembangan kognitif yang dianutnya, ialah
memandang penalaran moral sebagai struktur, bukan isi (contens). Jadi penalaran
moral bukannya apa yang baik atau buruk.

6
Prof. Dr. Hamid Darmadi . 2020. konsep dasar strategi memahami ideologi pancasila dan
karakter bangsa. ebook: An1magePublisher. Hlm 131

5
F. Teori Perkembangan Moral Menurut Lawrence Kohlberg.

Kohlberg menekankan bahwa perkembangan moral didasarkan terutama


pada penalaran moral dan berkembang secara bertahap. Kohlber percaya terdapat
tiga tingkatan perkembangan moral. Konsep kunci untuk memahami
perkembangan moral teori Kohlber ialah internalisasi yaitu perubahan
perkembangan dari perilaku yang dikendalikan secara eksternal menjadi perilaku
yang dikendalikan secara internal.
1. Tingkat 1: Penalaran Prakonvensional
Yaitu tingkat ini anak tidak diperlihatkan internalisasi nilai-nilai moral.
Penalaran moral dikendalikan oleh imbalan (hadiah) dan hukuman eksternal.
a) Tahap 1: Orientasi Hukuman dan Ketaatan
Yaitu penalaran didasarkan atas hukuman. Anak-anak taat karena orang-
orang dewasa menuntut mereka untuk taat.
b) Tahap 2: Individualisme dan Tujuan
Yaitu penalaran moral didasarkan atas imbalan (hadiah) dan kepentingan
sendiri. Anak-anak taat bila mereka ingin taat dan bila yang paling baik
untuk kepentingan terbaik adalah taat. Apa yang benar adalah apa yang
dirasakan baik dan apa yang dianggap menghasilkan hadiah.
2. Tingkat 2: Penalaran Konversional
Yaitu seseorang memtaati standar-standar (internal) tertentu, tetapi mereka
tidak mentaati standar-standar orang lain (eksternal), seperti orang tua atau
aturan-aturan masyarakat.
c) Tahap 3: Norma-norma Interpersonal
Yaitu pada tahap ini seseorang menghargai kebenaran, kepedulian dan
kesetiaan kepada orang lain sebagai landasan pertimbangan-pertimbangan
moral. Anak-anak sering mengadopsi standar-standar orang tua, sambil
mengharapkan dihargai oleh orang tuanya sebagai seorang “perempuan
yang baik” dan “laki-laki yang baik”.
d) Tahap 4: Moralitas Sistem Sosial
Yaitu pertimbangan-pertimangan didasarkan atas pemahaman aturan
social, hukum-hukum, keadilan dan kewajiban.
3. Tingkat 3: Penalaran Pascakonvensional

6
Yaitu moralitas benar-benar diinternalisasikan dan tidak didasarkan pada standar-
stadar orang lain. Seseorang mengenal tindakan-tindakan moral alternatife,
menjajaki pilihan-pilihan dan kemudian memutuskan berdasrkan suatu kode
moral pribadi.
e) Tahap 5: Hak-Hak Masyarakat VS Hak-Hak Individual
Yaitu seseorang memahami bahwa nilai-nilai dan aturan-aturan adalah
bersifat relatif dan bahwa standar dapat berbeda dari satu orang ke orang lain.
Seseorang menyadari bahwa huku penting bagi masyarakat, tetapi juga
mengetahui bahwa hukum dapat diubah. Seseorang percaya bahwa beberapa
nilai, seperti kebebasan, lebih penting dari daripada hukum.
f) Tahap 6: Prinsip-Prinsip Etis Universal
Yaitu seseorang telah mengembangkan suatu standar moral yang didasarkan
pada hak-hak manusia yang universal. Bila menghadapi konflik antara hukum
dan suara hati, seseorang akan mengikuti suara hati walaupun keputusan itu
mungkin melibatkan resiko pribadi.

Kohlberg percaya bahwa ketiga tingkat dan keenam tahap tersebut terjadi
dalam suatu urutan berkaitan dengan usia: sebelum usia 9 tahun kebanyakan anak-
anak berpikir dengan cara prakonversional, pada remaja mereka berpikir dengan
cara konversional, pada awal masa dewasa sejumlah kecil orang berpikir dengan
cara pascakonversional.

BAB III

7
PENUTUP
A. Kesimpulan

Moral adalah penetuan baik dan buruk terhadap perbuatan dan kelakuan.
Pendek kata, sumber ajaran moral meliputi agama nasihat para bijak, orang tua,
guru dan ideologi – ideologi tertentu. Menurut Kohlberg tujuan pendidikan moral
adalah merangsang perkembangan tingkat moral siswa. pencapaian orientasi etika
universal, dimana dalam tahap ini seseorang dapat memahami, menerima dan
melaksanakan aturan berdasarkan hati nuraninya.

Konsep moral Menurut Lawrence Kohlberg merupakan konsep yang


filosofis (etis) daripada sekedar konsep tingkah laku. Dengan analisa filosofis
Kohlberg berkesimpulan bahwa struktur esensial moralitas adalah prinsip keadilan
(the principle of justice) dan bahwa inti dari keadilan adalah distribusi hak dan
kewajiban.

B. Saran

Dari hasil kesimpulan tersebut, adapun saran yang dapat disampaikan


penulis terkait dengan konsep moral menurut pemikiran Kohlberg seharusnya
tidak hanya mengambil bentuk perspektif keadilan perspektif moral yang fokus
pada hak-hak individu dan secara bebas membuat keputusan moral sendiri. Tetapi
moral yang berbasis persepektif kepedulian yang memandang bahwa orang lain
memiliki kaitan dengan orang lain; menekankan pada komunikasi interpersonal,
hubungan dengan orang lain, dan kepedulian terhadap orang lain.

8
DAFTAR PUSTAKA

Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciehie. Pendidikan Karakter: Pendidikan


Berbasis Agama dan Budaya Bangsa. (Bandung: CV. Pustaka Setia.
2013),

Asina Christina Rasito Pasaribu.2008. Hubungan antara religiusitas dengan


penalaran moral pada remaja akhir. Bandung: Unpad Press.

Asmaran, 1992, Pengantar Studi Akhlak, Jakarta: Rajawali Press,,hlm 8.

Emy Yunita Rahma Pratiwi. 2021. Kewarganegaraan Jakarta: Insan Cendekia


Mandiri

Febriyanti.2011. Perkembangan Model Moral Kognitif dan Relevansinya dalam


Riset – Riset Akutansi. Palembang: Jenius.

Prof. Dr. Hamid Darmadi . 2020. konsep dasar strategi memahami ideologi
pancasila dan karakter bangsa. ebook: An1magePublisher

Anda mungkin juga menyukai