Anggota Kelompok :
1
SUNAN GIRI
2
Sunan Giri menggambarakan betapa terkenalnya beliau di masyarakat disebabkan
jasa besar yang diberikan Sunan Giri kepada masyarakat Jawa Timur khususnya.
Sunan Giri lahir pada tahun 1365 Saka/ 1443 Masehi di Blambangan, Jawa
Timur. Beliau adalah anak dari Maulana Ishak, hasil perkawinannya dengan putri
Blambangan. Dimana masyarakat Jawa lebih mengenalnya dengan nama Dewi
Sekardadu. Diceritakan bahwasannya Maulana Ishak atau Syeh Wali Lanang awal
mulanya sengaja datang ke tanah Jawa dengan maksud membantu Raden Rahmat
dalam berdakwah.
Ketika diberi tugas oleh Raden Rahmat untuk berdakwah di ujung timur
pulau Jawa tepatnya di kerajaan Blambangan, kondisi puteri raja saat itu sedang
sakit. Maka oleh raja Blambangan, Maulana Ishak diminta untuk mengobati puteri
tersebut. Maulana Ishak pun berhasil mengobati Puteri dari raja Blambangan,
sebagai ucapan terima kasih dari sang raja maka beliau pun dinikahkan dengan
puteri tersebut. Namun siapa sangka, keinginan Maulana Ishak untuk membawa
sang raja menjadi seorang muslim mendapat penolakan, agar tidak terjadi
pertentangan maka Maulana Ishak pun pergi meninggalkan istana.
Pada saat itu, Dewi Sekardadu dalam keadaan hamil tua dan tidak berapa
lama kemudian melahirkan seorang bayi laki-laki, yaitu Sunan Giri. Sunan Giri
sejak dalam kandungan sudah mengalami cobaan, dimana ia ditinggalkan oleh
ayahnya lalu kemudian setelah dilahirkan ia dibuang dengan cara dimasukkan ke
dalam peti kemudian dibuang ke laut. Sunan Giri ditemukan oleh seorang juragan
yang sedang berlajar kemudian diberikannya kepada Nyai Samboja seseorang
yang sudah tidak bersuami dan tidak memiliki anak.
Nyai Samboja juga dikenal dengan nama Nyai Ageng Pinatih, seorang
wanita bangsawan terhormat di Gresik. Sewaktu Sunan Giri berumur 12 tahun, ia
dibawa ibu angkatnya ke pesantren Ampel Denta Surabaya, yang mana Sunan
Ampel sendirilah yang mengajarinya. Sunan Giri dikenal genius, rajin dan selalu
mentaati gurunya. Ia memiliki kelebihan-kelebihan dan keistimewaan sejak kecil
sehingga Raden Rahmat atau sunan Ampel mengangkat Sunan Giri menjadi anak
angkatnya dengan dipersaudarakan Makdum Ibrahim.
3
Sunan Giri lalu dinikahkan dengan saudara perempuan dari Makdum
Ibrahim yakni Dewi Murtashiyah, puteri Sunan Ampel dengan Nyai Karimah
kembang kuning. Selain menikahi puteri Sunan Ampel, Sunan Giri juga menikahi
Dewi Wardah, puteri dari Kyai Ageng Bungkul, seorang pembesar kota Surabaya
yang masih keturunan Majapahit.
Setelah merasa cukup ilmu, Sunan Giri membuka pesantren di daerah
perbukitan Desa sidomukti, Selatan Gresik. Maka ia dijuluki Sunan Giri.
4
saha sampun dados kedaton tunda sapta, sepale kangge shalat sepale kangge
tilem”.
5
tentang keselamatan hidup yakni dengan cara berpegang teguh pada agama. Selain
itu Sunan Giri juga menciptakan lagu atau tembang yakni “Dolanan Bocah” dan
“Ilir-ilir”.
C. Akhir Hayat
Masa pemerintahan Sunan Giri di Giri Kedaton berlangsung dari 1487 M
s/d 1506 M. Sunan Giri wafat pada malam Jumat, 24 Rabiul Awal tahun 913
Hijriah atau 1428 Saka atau 1506 Masehi dalam usia 63 tahun dan dimakamkan
di desa Giri, Kebomas, Gresik.
D. Peninggalan
Adapun yang menjadi Peninggalan Sunan Giri diantaranya:
1. Masjid Jami’ Ainul Yaqin lokasi di Sidomukti
2. Pulo Pancikan (petilasan pijakan) Kanjeng Sunan Giri lokasi Kecamatan
Gresik
3. Petilasan tempat Kanjeng Sunan Giri memberikan brifing kepada aparat
pemerintah lokasi Kelurahan Sidomukti
4. Kolam Wudlu keluarga Kanjeng Sunan Giri lokasi Kelurahan Sidomukti
5. Petilasan Kolam Wudlu Masjid Giri Kedaton lokasi Kelurahan Sidomukti
6. Petilasan Paseban (Majelis Sidang) Pemerintahan Kanjeng Sunan Giri
lokasi Kelurahan Sidomukti
7. Telogo Pegat lokasi Kelurahan Sidomukti
8. Batu Giwang Petilasan tempat Sholat Kanjeng Sunan Giri
9. Trap Undak-undakan menuju pondok pesantren lokasi Kelurahan
Sidomukti
10. Telogo Pati lokasi di desa Klangonan
11. Petilasan Pertapaan Kanjeng Sunan Giri (Gunung Batang) lokasi
Kelurahan Gulomantung
12. Telogo Sumber lokasi di desa Kembangan
13. Makam Kanjeng Sunan Giri beserta sanak keluarga dan pengikutnya.
6
(Giri Kedaton)