Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Gresik merupakan sebuah kota bandar yang dilalui kapal-kapal dagang
sejak abad ke-14. Kapal-kapal dagang tersebut datang dari berbagai daerah dan
wilayah. Bahkan pada abad ke-16, Gresik merupakan kota yang sangat penting
kedudukannya dalam bidang pelayaran dan perdagangan di Nusantara.
Pada abad ke-14, Gresik telah menjadi kota perdagangan yang sangat
penting. Menurut Tome Pires (Portugis) yang pernah mengunjungi Gresik pada
abad ke-16, ia menyaksikan bahwa Gresik pada saat itu sudah menjadi kota
dagang yang ramai. Kapal-kapal yang berasal dari berbagai daerah bahkan luar
daerah pernah singgah di pelabuhan Gresik, diantaranya ada yang berasal dari
Maluku, Aceh, Gujarat, Siam, dan Cina. Letak yang strategis inilah yang
menunjang Gresik untuk menjadi kota yang lebih berkembang. Keberadaan
pelabuhan Gresik menjadi sangat penting pada saat itu. Bahkan mampu
menandingi pelabuhan-pelabuhan besar yang sebelumnya telah lebih dulu ada.
Buku ini mengungkapkan sejarah Gresik sebagai kota perdagangan regional
dan internasional, serta bagaimana pengusaha Pribumi mengembangkan
usahanya di masa pemerintahan kolonial Belanda. Buku ini juga memaparkan
secara rinci mengenai data budaya Gresik pada peralihan abad dari abad ke-19
menuju abad ke-20, antara lain mengenai pakaian, makanan, komoditi dagang,
arsitektur bangunan dan bahasa serta tulisan. Kekayaan data yang ditampilkan
melalui foto, surat-menyurat, iklan, nota dagang, serta dokumen-dokumen lain,
menjadi nilai lebih buku ini.
Perdagangan yang paling banyak dibahas adalah usaha penyamakan kulit
yang dirintis oleh keluarga H. Oemar. Interaksi para pengusaha penyamakan
kulit Gresik dengan pihak-pihak luar juga dibahas dalam bab tersendiri, selain
bagian lain yang secara komprehensif membahas peran para tokoh usaha
penyamakan kulit tersebut dalam upaya pelestarian budaya Gresik .

1
Sebagaian wilayah Gresik terdiri dari tanah tandus,gersang dan berbukit-
bukit kapur keras sehingga tidak memungkinkan penduduk Gresik menjadi
masyarakat agraris.pertanian padi serta sayur mayur yang membutuhkan tanah
yang cukup air tidak akan tumbuh di Gresik.petani-petani ladang bercocok
tanam jenis tanaman kering antara lain seperti buah mangga,jambu dan
pisang.yang bisa tumbuh di Gresik.hal ini lah yang mendorong penduduk
Gresik hidup dari mata pencaharian sebagai pengrajin dan pedagang mata
pencaharian masyarakat Sebagian besar adalah pengrajin permata,pengrajin
kuningan,pengrajin kulit,(sendal,sepatu,termpah,ssabuk,tas ) tukang ukir
,pandai besi,tukang peti,tukang jahit pakaian,kopiah,dan sebagaian kecil
nelayan.
B. Rumusan Masalah
a) Menjelaskan ikhtisar dari Buku Kota Gresik:
b) Menggambarkan kota Gresik pada Tahun 1819-1906
C. Tujuan Penulisan
a) Mengetahui Ikhtisar dari Buku Kota Gresik
c) Mengetahui gambaran kota Gresik pada Tahun 1819-1906

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perkembangan kehidupan sosial budaya dan ekonomi masyarakat Gresik


Posisi geografi kota Gresik yang terletak di pantai utara,pulau
jawa,menjadikan masyarakat Gresik menggunakan Bahasa jawa dalam
berkomunikasi dan berintekrasi dengan masyarakat hintetlen pulau
jjawa.bahasa Jawa yang berkembang di kota Gresik di dominasi Bahasa jawa
yang hanya mengandalkan ngoko yang di pakai apabila sang pembicara
menganggap dirinya akrab dengan lawan bicara nya,sedangkan Bahasa jawa
kromo lebih halus. Ada perbedaan status sosial antara pembicara dengan lawan
pembicaranya ( anak terhadap ayahnya,nelayan terhadap majikan.) dengan
Bahasa jawa ngoko,pergerakan dalam bidang perdagangan lebih mudah di
lakukan,karena Bahasa ini membuat pembicaraan di antara masyarakat gresik
tidak kaku.
Sebelum aksara latin di kenal secara luas,aksara yang paling popular di
Gresik pada saat itu adalah aksara pegon atau aksara arab gundul yang di
perkenalkan melalui pesantren-pesantren.mereka bangga dapat menggunakan
aksara pegon,bahkan dalam kominikasi surat menyurat.namun setelah usaha
mereka telah maju.dan selalu berhubungan baik dengan mitra daganng yang
berasal dari segala bangsa,maka mereka mulai menggunakan aksara latin dan
dalam surat menyurat maupun perbukuan.
Sejak dulu di Gresik ada tradisi kumpulan yang di dirikan oleh warga
kampung,di sebut sinoman.anggota nya adalah warga kampung setempat
dengan tujuan khusus mengurus kematian dan pernikahan,anggota dan
keluarganya.ketika mengumpulkan anggota seniman,baik untuk pertemuan 3
bulanan maupun untuk memberitahu adanya kematian keluarga anggota
seniman adalah dengan menabung kempul.
Tradisi pasar bandeng ( prepekan cilik dan prepekan gede ) merupakan
persiapan masyarakat dalam menhadapi hari raya idul fitri di sana tidak hanya
menjual ikan bandeng semua produk yang di hasilkan Gresik di pamerkan dan

3
di jual pada acara tradisi ini,seperti pakaian anak,kopiah,terompah,sendal
sepatu,ketimang,masakan dan jajanan khas Gresik serta berbagai keperluan lain
untuk merayakan hari raya idul fitri.bagi masyarakat Gresik.aktivitas ini justru
tumbuh saling mendukung sebagaiamana sunan giri dan nyi ageng tinatih
mencotohkan peran nya sebagai tokoh agama sekaligus pedagang besar.
Di sepanjang pesisir utara Gresik di temukan tambak-tambak yang sejak
abad sebelumnya memungkinkan pembudayaan ikan secara besar-
besaran.tambak-tambak itu tampaknya berdampak sangat positif untuk
memenuhi kebutuhan makan sehari-hari.lahirnya. Pelabuhan Gresik yang lebih
di kenal oleh masyarakat dengan sebutan drug ( dari Bahasa belanda yang
artinya jembatan ) tidak terlepa dari jasa prabu satmata atau lebih di kenal
dengan raden paku ( sunan giri ). Pada saat di bawah kepemimpinan Raden
Paku,Pelabuhan Gresik dapat berkembang dan banyak di singgahi kapal-kapal
dari belanda,inggris,portuugal,arab,china,maluku,bangka dll. Hal ini
menjadikan kota Gresik sebagai kota Pelabuhan,kota dagang, dan pusat
penyebaran islam.
Di Gresik,tepatnya di desa liran,terdapat salah satu prasasti Arab tertua
bertanggal Jumat, 7 Rajab 475/ 2 Desember 1082 M yang merupakan batu
Nisan seorang gadis Bernama Fatimah Binti Maimun. Prasasti itu membuktikan
bahwa daerah Jawa Timur yang menurut Efigrap berbahasa jawa kuno,
diberitakan bahwa banyak pedagang asing disana sejak abad 9 dan aabd ke 11
menerima keluarga-keluarga yang sudah memeluk agama islam. Ditambah pula
adanya prasasti pada makam malik Ibrahim yang berasal dari Gujarat.
Pada 1894 jalur Gresik-Surabaya dan semarang selesai dibangun. Pada
mulanya jalur-jalur kereta api ini direncakan untuk memenuhi berbagai
kebutuhan kolonial, namun pengaruhnya juga terdapat pada tataran lain.
Pengiriman barangmelalui kereta api dibawah perusahaan nederlanndsch-
Indische Spoorweg (NIS) milik pemerintah kolonial jangkauannya semakin
meluas dan keamanannya lebih terjaim. Jalan yang dikenal denan Grote
Postweg, mengubah kondisi perekonomian dan kehidupan djawa termasuk kota
Gresik secara besar-besaran.

4
B. Perkembangan Ekonomi Perdagangan Gresik 1896-1916
Pada 1896-1916 (20 Tahun), pabrik penyamakan kulit Gresik telah
menyuplai kulit ke 24 Kabupaten/ kota diseluruh Jawa. Kulit yang
diperdagangkan antara lain kulit sapi, kerbau, menjangan, buaya, kambing/
gibas/ domba dan kuda. Dari data tersebut menunjukan bahwa Sebagian besar
pengusaha membeli kulit yang sudah masak dari Gresik dan Sebagian mengirim
kulit mentahnya untuk dimasak dipabrik penyamakan kulit Gresik. Sejak awal
abad ke-20, giliat perdagangan dikota Gresik mulai terasa.Melalui pabrik
penyamakan kulit Gresik, pengrajin kulit mudah memproleh kulit yang siap
diproduksi.
Disamping bidang perdagangan, Gresik mempunyai daya Tarik wisata yang
unik jika dikembangkan dengan baik. Yang paling menarik bagi para wisatawan
terutama adalah upacara, artinya berbagai ritual pemersatu masyarakat.Bangsa
Eropa, Belada, Portugal, Prancis dan Inggris sejak dulu sudah mengenal
kebesaran sunan Giri, sehingga mereka memberi nama Gresik sebagai
girischaeatau negara Giri.Sampai tahun 1916 surat-surat yang masuk
keperusahaan kulit Gresik masih menulis Gresik dengan girisce
Tidak kalah menariknya adalah seni hias Damar Kurung dengan pelukisnya
Masmundari yang merupakan ikon seni rakyat, menambah kekayaan budaya
Indonesia terutama budaya Gresik. Banyak karaya Masmudari sudah tersebar
samapai kemancanegara diantanya ke Belada,Jerman dan Jepang.Masmudari
tidak hanya menggambar pada ke empat sisi kertas dalam dara kurung tetapi
juga memindahkan gambarnya kelembaran kertas lepasan dan kampas yang
dikenal dengan aliran Naif
C. Berdirinya kelompok usaha penyamakan kulit Gresik
Pada 1890 seorang saudagar kulit yang sudah tua, yang Bernama H. Oemar
Ahmad,mempunyai usaha toko yang kemudian menjadi cikal bakal industry
kulit keluarga (Kemasan) di samping usaha lain haji oemar ini ialag sebagai
pengusaha sarang burung wallet dalam keseharian nya haji oemar ini taat dalam
menjalankan usaha nya .sifat ini di turunkan kepada 5 anak nya yang di anggap
mampu meneruskan usaha bapaknya.didikan yang di wariskan kepada anaknya

5
di antaranya adalah jujur dan disiplin berdasarkan ajaran agama islam yang di
anutnya.
Pada 1896 H.oemar mengundurkan dari usha perkulitan ini mengingat
Kesehatannya sudah tidak mengijinkan lagi untuk mengelola usaha ini.ia
menyerahkan usaha ini kepada ke 5 anaknya yang memang sudah di siapkan
untuk menggantikan nya sejak 1896 anak anaknya di berimandat usaha ini tanpa
menyiak-nyiakan langsung bergerak
Banyaknya kulit yang di terima di Gresik,terutama kulit yang masih
mentah,penjualan agak lambat,di bandingan dengan kulit yang sudah masak,ke
5 bersaudara itu akhirnya berusaha memecahkan masalah ini dengan mencoba
mendirikan pabrik penyamakan kulit di Gresik.Yang ke 5 bersaudara itu teridiri
dari
- Pak asnar
- H,Djaelan
- H. Ahmanudin djaenoedin
- H. Moeksin
- H.abdul gaffar
Adanya krisis ekonomi dan keuangan pada akhir abad ke 18 dan awal abad
ke 19 membuat proyek ambisi dari van Imhoff mengalami jalan buntu karena
tidak bisa menyehatkan krisis yang sedang terjadi.akhirnya pada 1854 oleh
pemerintah hindia belanda di putuskan bahwa mata uang yang berlaku di
seluruh nusantara dengan menggunakan mata uang berlaku di negri belanda
yauti golden.
Pada abad ke 18 masih banyak tukang kayu dan tukang batu china dan dapat
di perkirakan bahwa landhuis merupakan turunan rumah singa dan belanda.
Sedangkan bangunan bangunan rumah di kampung kemasan dan sekitarnya
tampak sekali warnanya yang merah.
Banyak pengusaha asing seperti orang Belanda yang selalu berhubungan
dengan pabrik penyamakan kulit Gresik. Hal ini membuktikan bahwa eksitensi
pabrik kulit sudah diakui oleh pemerintah Belanda, walaupun pemerintah
Belanda tidak pernah membantu perkembangan pabrik kulit.

6
D. Interaksi kelompok Usaha penyamakan kulit Gresik dengan pihak
Eksternal
Mojokerto adalah salah satu kota pedalaman yang dekat dengan
Surabaya. Sebagai agen kulit dari Gresik yang menyedikan segala barang yang
dibutuhkan dalam kerajinan kulit, termasuk bahan kulitnya. Lienkik Sioe
meminta kiriman bermacam-macam kulit dari pabrik penyamakan kulit Gresik,
karena kulit ini sangat di butuhkan pengrajin Mojokerto.
Diperwodadi jawa Tengah ada seorang tukang jagal Bernama Lie Jong
Khan. Disamping menjual kulit mentahnya ke Gresik ia juga membeli kulit
masak untuk dijual kepada pengrajin-pengrajin disekitar kota perwodadi.
Seperti halnya dikota Mojokerto, dikota jombang pun terdapat banyak
pengrajin yang menggunakan bahan kulit terutama pengrajin sepatu. Untuk
kebutuhan ini seorang pengusaha kulit dari jombang, Han Ping Djiang yang
sering berhubungan dengan Gresik menyediakan kebutuhaan akan kulit ini,
permintaan kulit di jombang yang tinggi ini karena juga melayani pengrajin-
pengrajin kertosono, renggalek dan bahkan dari kota kediri. Hal inilah yang
mendorong Hun Ping Djiang selalu meminta pengiriman kulit dari Gresik.
Kayu trengguli (Tinggi) adalah salah satu bahan untuk membuat warna
kulit tidak kusam dan memberi warna kemerah-merahan pada kulit saat proses
penyamakan kulit. Suplai kulit Trengguli untuk pabrik penyamakan kulit Gresik
berasal dari Madura.
E. Pelestarian Kebudayaan Gresik Oleh Tokoh-Tokoh Pabrik penyamakan
Kulit “Kemasan”
➢ Pencak Macan
Kesenian khas Gresik pencak macan dari Desa Lumpur identic
dengan keperkasaan masyarakat pesisir Gresik sebagai budaya pesisir khas
Rakyat yang terbuka, egiliter dan agak keras. Ciri khas pencak Macan juga
mengental dalam beragam ekspersi seni dan Bahasa desa Lumpur yang agak
berbeda dengan Bahasa Gresikan. Iringan tarinya adalah Gamelan yang
dipadukan dengan rebana. Iringan inilah yang membawa penarinya masuk

7
kedalam alam. Peran yang dibawakannya, peran macan bertingkah seperti
macan, peran kera meloncat-loncat sesuai tingkai laku kera.
Macan merupakan symbol penindasan, kera sebagai symbol
keserakahan, sedangkan genderewo sebagai symbol keserakahan dan adu
domba. Sedangkan ksatria sebagai symbol nafsu pembela kebenaran dan
perlindungan
➢ Tradisi Jomblang

Pada 1911keluarga H. djaenoedin berkeinginan menikahkan anak


laki-lakinya yang tertua karena sang anak sudah layak untuk dicarikan
jodoh. Saat itu baik anak laki-laki maupun anak perempuan selalu patuh
pada orangtua, seehingga apa yang dianggap pilihan cocok dari orang tua
selalu diterima. Calon penganti laki-laki dan perempuan tidak saling
mengenal satu sama lain untuk ini pihak laki-laki memerlukan bantuan jasa
dari seorang jomblag untuk mencarikan jodoh anaknya

➢ Tradisi Mengusir Wabah

Pada 1904 lampu listrik belum banyak masuk kerumah-rumah


penduduk,sehingga penerangan di kampung masih belum ada dan hanya
menggunakan lampu pompa gas.begitu pula dokter hamper tidak ada
sehingga kalo ada penduduk yang sakit dan terutama penyakitnya mulai
menular maka rasa ketakutan menghantui penduduk di sekitarnya .satu-satu
nya usaha,yaitu dengan memohon kepada tuhan agar wabah ini cepet
selesai.mereka berjalan sambal membawa obor dan mengucapkan sholawat
Bersama mengelilingi kampung-kampung di sekitarnya yang di sambut oleh
penduduk yang di lewati sambil menggikuti rombongan yang
pertama,seterusnya memasuki kampung lain,penduduknya juga
mengelilingi rombongan,sehingga rombongan ini makin lama makin
banyak ibu-ibu yang tidak di perkenankan ikut,menjaga rumah dan sambil
berdoaa.menjelang shubuh rombonan Suda

h Kembali.

8
➢ Tradisi bedug teter

Dengan keberhasilan usaha perkulitan maka pada 1995,surau yang


ada di kampung kemasan di perbaiki dan di pasang sebuah bedug sebagai
alat untuk mengumpulkan jamaah .penggunaaan bedug ini untuk
memberitahukan untuk masyarakat kampung di sekitar surau bahwa waktu
sholat sudah tiba.selain menandai tiba nya waktu sholat,bedug di tabuh
untuk menandai awal dan akhir puasa namun di Gresik di bedakan antara
irama pukulan bedug untuk menandai sholat dan tiba nya akhir
puasa.masyarakat mengenal dengan dengan nama bedug teter

➢ Tradisi tayung raci sidayu

Pada 1906 ketikan hj.moechin mendatangi langganan pabrik kayu


disedayu, di alun-alun sedan mengadakan pertunjukan tari khas desa Raci
Sedayu. H. Moechsin tertarik pada Gerakan-gerakan tari yang dinamis,
sambil menunggani kuda putih yan menggambarkan seorang adipati tengah
beraksi di atas kudanya. Sedangkan dibelakangnya 7 prajurit berbaris
dengan membawa tombak, tarian ini dikenal dengan Tayung Raci yang
berasal dari Desa Raci, sedayu Gresik

➢ Tradisi Kemanten Sunat

Pada 1910 H Djaenudin anak ketiga dari H oemar bin Akhmad di


undang oleh teman dari Desa Lumpur Gresik dalam rangka mengkhitankan
anaknya yang berumur 6 Tahun. Tradisi sunatan yang dilaksanakan secara
turun temurun dengan dukungan unsur agama islam seni sastra lisan
Tembang atau macapatan masih dijumpai didesa Lumpur ini. Anak yang
akan disunat diarak keliling Desa menggunakan Tanduk proses tersebut
diiringi dengan music Terbangan, grup pencak silat, ketopang dan iringan
kelompok anak-anak seusia anak yang disunat sambil membawa bendera
sapu tangan, dan sendok dan ahli yang mengkhitankan anak-anak disebut
calak (dukun sunat)

9
➢ Tradisi Ater-Ater

Tradisi Ater-Ater yang terjadi dibulan Ramadhan terutam pada awal


puasa dan mendekati hari raya Idul Fitri tradisi ini sudah dimuali sejak
jaman Sunan Giri dimana tetangga satu dengan tetangga lainnya saling
mengirim makanan, jajanan atau minuman, sesuai dengan yang dibuat untuk
berbuka puasa.Dari tradisi timbul rasa setia kawan, saling menghagai, tidak
egois, sehingga kehidupan antar tetangga terjalin dengan harmonis

➢ Tradisi Mulutan

Tradisi Mulutan untuk menghormati hari kelahira nabi Muhammad


Saw. Tradisi tersebut hingga sekarang masih banyak dipakai dalam upacara-
upacara keluarga dan keagamaan. Pada saat itu diadakan selamatan di surau-
surau yang ada di Gresik.Termasuk surau di kampung kemasan. Makanan
yang disediakan dalam selamatan itu antara lain, Nasi KUning, Ketan
tenten, Pisang dan semuanya ditempatkan dalam satu cobek

➢ Hari Raya Kupatan

Didesa Kauman dan sekitarnya ada tradisi hari raya kupatan dimana
sebagaian Ulama dan penduduk desa tersebut menjalankan puasa sunah
setelah puasa Ramadhan dan Idul Fitri.Puasa suanh itu dilaksana selama
enam hari dan ditutup dengan hari Raya Kupatan

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Buku ini membahas mengenai kota Gresik yang merupakan kota
perdagangan dan internasional. Selain itu buku ini juga mengungkapkan
bagaimana ppara pribumi mengembangkan usaha mereka pada masa
kolonial Belanda. Sesuai judulnya buku ini juga memaparkan bagaimana
budaya di Kota gresik pada abad peralihan yaitu dari abad ke-19M menuju
abad ke-20M,seperti pakaian .
Peranan Kota Gresik sebagai kota perdagangan mulai berkembang
pada abad ke-14M ,seiring dengan perkembangan kota di Indonesia yang
juga terkait dalam perdagangan dunia. Hal ini terjadi karena Indonesia
merupakan kawasan paling timur yg menjadi titik perdagangan
internasional. Jalur perdagangan tersebut di mulai dari Maluku,kemudian
melintasi Laut Flores, Laut Jawa, Selat Malaka, Teluk Benggala, pantai
Coromandel dan Malabar di India,Gujarat,Persia, kemudian diteruskan di
Eropa dan seterusnya. Juga di dukung letak Geografis Kota Gresik yang
diapit 2 muara sungai besar yaitu Sungai Bengawan Solo dan Sungai
Brantas. Kedua sungai tersebut merupakan jalur Transportasi barang
maupun manusia. Sebelum populernya aksara latin di Gresik sudah ada
aksara yang populer yang dinamakan “Aksara Pegon”. Aksara Pegon adalah
aksara yang berbentuk huruf arab gundul. Aksara ini diperkenalkan di
pesantren – pesantren yang ada di Gresik. Aksara ini digunakan untuk
menulis dalam bahasa Jawa maupun Bahasa Indonesia. Penduduk kota
Gresik baru menggunakan aksara latin setelah mereka berhubungan dengan
mitra bisnis atau perdagangan mereka. Untuk bahasa mereka menggunakan
bahasa Jawa dalam berinteraksi dengan masyarakat Jawa lain. Tetapi
khusus untuk wilayah Kota Gresik dan sekitarnya mereka menggunakan
bahasa yang dinamakan bahasa Gresikan yang merupakan bahasa khas
daerah Gresik.

11

Anda mungkin juga menyukai