Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ainun safitri

Kelas : 21 B
NIM : 21040284052

Pemajuan Kebudayaan Pasar Bandeng di Gresik


Menurut Koentjaraningrat (2000:181) kebudayaan dengan kata dasar budaya berasal
dari bahasa sangsakerta “buddhaya”, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti “budi” atau
“akal”. Jadi Koentjaraningrat mendefinisikan budaya sebagai “daya budi” yang berupa cipta,
karsa dan rasa dan kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa dan rasa itu. Sedangkan pengertian
dari pemajuan kebudayaan sendiri adalah upaya peningkatan ketahanan budaya dan kontribusi
budaya Indonesia ditengah peradapan dunia melalui perlindungan, pengembangan,
pemanfaatan dan pembinaan. Pemajuan kebudayaan sangat perlu dilakukan guna
mengembangkan nilai luhur budaya bangsa, memperteguh jati diri bangsa, mempengaruhi arah
perkembangan peradaban dunia, melestarikan warisan budaya bangsa, memperkaya
keberagaman budaya dan mewujudkan kebudayaan sebagai haluan pembangunan nasional.
Ada 10 objek pemajuan kebudayaan yang berupa tradisi lisan, manuskrip, adat istiadat,
pengetahuan tradisional, ritus, bahasa, seni, olahraga trasional dan permainan rakyat.
Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan, baik itu tradisi, manuskrip,
adat istiadat, ritus, bahasa, seni, dll. Setiap daerah di Indonesia memiliki kebudayaan dan ciri
khas tersendiri, yang mana hal ini menjadi pembeda antar satu daerah dengan daerah lain.
Contohnya seperti daerah Bali yang terkenal dengan tari kecak dan Jawa Barat yang dikenal
dengan bahasa sunda. Adapun kabupaten Gresik, yang merupakan bagian dari provinsi Jawa
Timur yang memiliki beberapa kebudayaan yang menjadi ciri khasnya. Salah satu kebudayaan
yang ditemui di kabupaten Gresik adalah tradisi pasar bandeng. Tradisi ini termasuk adat
istiadat yang menjadi ciri khas kabupaten Gresik.
Menurut sejarah, tradisi pasar bandeng merupakan peninggalan dan juga ajaran Sunan
Giri. Pasar bandeng ini pada awalnya diadakan untuk memenuhi kebutuhan para santri Sunan
Giri di pondok pesantren Giri Kedaton. Adanya kebiasaan mudik dan pulang ke kampung
halaman di waktu menjelang hari raya sering kali dimanfaatkan para santri untuk turun bukit,
para santri akan menuju ke kota untuk mencari buah tangan khas Gresik. Pada masa itu,
bandeng menjadi olahan khas kabupaten Gresik, sehingga banyak santri yang memilih bandeng
sebagai buah tangan untuk dibawa mudik dan pulang ke kampung halaman. Seiring berjalannya
waktu, keberadaan pasar bandeng menjadi sebuah tradisi yang terus berlangsung dan
diturunkan dari generasi ke generasi. Pasar bandeng selalu diadakan pada bulan ramadhan,
biasanya pada malam ramadhan ke 27 hingga malan 29, pasar bandeng ini hanya diadakan satu
kali dalam satu tahun.
Tradisi pasar bandeng biasanya diadakan secara terpusat di sepanjang jalan pasar
Gresik, tepatnya yaitu Jl.Gubernur Suryo-Jl.Samanhudi-Jl.HOS Cokroaminoto-Jl.Raden Santri
hingga alun-alun Gresik. Namun, karena terdampak pandemi Covid, pelaksanaan tradisi pasar
bandeng pada tahun ini diadakan di sepuluh titik yang menyebar di berbagai kecamatan,
diantaranya yaitu kecamatan Bungah, Ujungpangkah, Sidayu, Manyar, Gresik, Kedamean,
Cerme, Menganti, Benjeng dan Duduksampeyan. Dalam tradisi pasar bandeng, selain terjadi
jual beli ikan juga diadakan kontes bandeng tradisidinal, dimana kontes dilakukan dengan cara
melelang ikan bandeng dengan ukuran terbesar dan terberat. Satu ekor ikan bandeng biasanya
memiliki berat hingga 10 kg lebih dengan harga jutaan rupiah. Pelelangan dalam kontes
bandeng ini biasanya diikuti oleh orang-orang kaya yang suka berburu ikan bandeng dengan
berat dan kualitas terbaik.
Secara fungsional, tradisi pasar bandeng dilakukan untuk menyambut malam hari raya
dan meramaikan hari raya idul fitri atau hari kemenangan umat islam. Tradisi ini sebagai wujud
ucapan syukur masyarakat akan keberhasilan dalam menjalankan ibadah puasa ramadhan.
Selain itu, tradisi pasar bandeng juga bentuk upaya yang dilakukan untuk meningkatkan
perekonomian kabupaten Gresik. Dengan diadakannya pasar bandeng ini, membuat petani ikan
bandeng tidak akan merasa kesulitan untuk menjual hasil panennya, pembeli akan
mendapatkan ikan bandeng yang masih segar dan baru, minat masyarakat akan ikan bandeng
meningkat dan antusias masyarakat dalam berburu ikan bandeng bisa membuat pedagang bisa
memasang harga lebih murah dengan tetap bisa memperoleh banyak keuntungan.
Tradisi pasar bandeng memiliki potensi yang bagus dalam banyak hal untuk
dipertahankan dan dikembangkan. Pertama, potensi tradisi pasar bandeng sebagai upaya
meningkatkan kondisi perekonomian. Apabila tradisi ini terus dikembangkan menjadi lebih
baik lagi, dengan lingkup wilayah yang lebih luas dan menyeluruh maka tradisi pasar bandeng
ini bisa menjadi upaya meningkatkan perekonomian kabupaten Gresik yang menjanjikan.
Kedua, potensi tradisi pasar bandeng sebagai sarana belajar akan pentingnya melestarikan dan
mempertahankan kebudayaan. Tradisi ini dapat digunakan sebagai media belajar, dimana
tradisi kebudayaan bukan hanya sekedar ada dan dilakukan tetapi memiliki nilai dan manfaat
bagi kehidupan masyarakatnya dan untuk itu maka tradisi kebudayaan perlu untuk dilestarikan,
dipertahankan atau diajarkan ke generasi selanjutnya. Ketiga, potensi tradisi pasar bandeng
sebagai salah satu objek pariwisata. Melihat antusias dan minat masyarakat yang tinggi akan
adanya jual beli bandeng dengan harga dan kualitas yang bagus dan juga kontes bandeng
tradisional, maka tradisi pasar bandeng ini bisa dijadikan sebagai salah satu objek pariwisata.
Masyarakat hanya perlu mengembangkan dan memperkenalkan tradisi ini agar lebih dikenal
masyarakat luas, bukan hanya dalam kabupaten Gresik tetapi kabupaten atau kota lain hingga
seluruh Indonesia.
Setiap daerah di seluruh Indonesia memiliki beragam kebudayaan mereka masing-
masing, dengan berbagai macam bentuk, keunikan, ciri khas dan daya tarik mereka sendiri.
Semua kebudayaan yang memiliki nilai positif dan bermanfaat bagi kehidupan masyarakatnya,
akan lebih baik untuk terus dipertahankan dan dilestarikan.
Referensi
Arfah. (2021, Mei Rabu). Sempat Ditiadakan Tahun Lalu, Pasar Bandeng Kembali Digelar. Diambil
kembali dari Kompas.com:
https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/regional/read/2021/05/05/194626378/s
empat-ditiadakan-tahun-lalu-psar-bandeng-kembali-digelar-di-gresik

Koentjaraningrat. (2000). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Novriati.H. (Tidak ada). 7 Unsur Kebuayaan Universal Menurut Koentjaraningrat. https.


https://id.scrib.com/documen/33271948/7-Unsur-Kebudayaan-Universal-Menurut-
Koentjaraningrat

Anda mungkin juga menyukai