Disusun oleh :
Kelompok 7
1. Ahmad Fasli Hasan (1462300001)
2. M. Anton Bahrul Hasan (1462300011)
3. M. Rizky Sabarudin (1462300021)
TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
LELANG BANDENG TRADISIONAL DI KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 1969 – 2006
Sidoarjo, kota yang menyimpan banyak sekali tradisi dan kearifan lokal yang masih belum
terjamah oleh sebagian orang, salah satu tradisinya adalah Lelang Bandeng Kawak.
Sidoarjo adalah kota penghasil udang terbesar di Jawa Timur, jadi tidak heran jika udang
menjadi ikon bagi kota Sidoarjo dan sampai terkenal menjadi julukan kota udang. Ini tidak hanya
menjadi opini ataupun isu belaka, namun ini memang sebuah realita yang mana dibuktikan adanya
patung udang yang terletak di Balongbendo, Krian. Namun tidak hanya itu, Sidoarjo selain terkenal
dengan ikon udang, kota ini juga terkenal dengan ikon bandeng, yang mana dibuktikan dengan adanya
sebuah tradisi yang bernama Lelang Bandeng Kawak.
Bagi kebanyakan masyarakat Nahdatul Ulama (NU) merayakan hari besar adalah kegiatan
wajib, seperti memperingati Maulud Nabi Muhammad SAW. Biasanya, Pada peringatan nya diadakan
sholawatan dan kenduren bersama. Hal yang menarik disini adalah pada kenduren di Sidoarjo, menu
makanan yang disajikan adalah tumpeng dengan bandeng sebagai lauk utamanya.
Banyaknya petani tambak yang membudidyakan ikan bandeng, membuat bandeng menjadi
salah satu komoditas utama dalam budidaya tambak di Sidoarjo. Banyaknya Produksi Bandeng
mendasari muncul nya acara Lelang Bandeng Sidoarjo, bukan sembarang ikan bandeng. Tetapi
bandeng "kawakan" yang dipelihara khusus berumur 5-10 tahun sehingga bisa mencapai barat 7kg-
10kg per-ekor.
Bandeng dengan ukuran terbesar dan terberat dilelang untuk dijual dengan harga tertinggi.
Jumlah nya yang sangat sedikit menjadi layak untuk diperebutkan dengan dilelang. Tercetusnya ide
lelang bandeng Sidoarjo ini merupakan hasil pemikiran cemerlang dari R.Samadikoen, beliau
merupakan bupati KDH tingkat ll Sidoarjo. Lelang Bandeng pertama kali diadakan pada tanggal 18
Juli 1962.
Kegiatan Lelang Bandeng ini awalnya sempat mengalami pasang surut, contohnya saja pada
tahun 2006-2011 kegiatan lelang bandeng sempat berhenti total akibat semburan Lumpur Lapindo.
Lumpur Lapindo sendiri adalah bencana alam yang berupa semburan lumpur panas yang terjadi di
kota Sidoarjo yang bertepatan di Dusun Balongnongo, Desa Renokenongo, Kecamatan Porong.
Peristiwa tersebut timbul karena kegiatan pengeboran sumur PT Lapindo. Menurut beberapa ahli
peristiwa terjadinya semburan lumpur panas tersebut dikarenakan adanya kesalahan dalam
pengeboran.
Menurut para ahli yang lain adalah dikarenakan dampak dari gempa bantul pada tahun 2006.
Ada juga yang mengatakan peristiwa tersebut terjadi karena dampak kombinasi dari gempa dan
kesalahan pengeboran. Bencana alam tersebut memberikan dampak negatif yang sangat merugikan
masyarakat sekitar dan perekonomian Provinsi Jawa Timur dan sampai sekarang lumpur lapindo
masih ada dan belum bisa diatasi.
Nah seperti itu lah sekilas tentang Lumpur Lapindo. Setelah teratasinya lumpur lapindo,
kegiatan lelang bandeng ini kembali ada tetapi dengan nama yang berbeda yaitu, Lelang Bandeng
Kawak.
"Melalaui Lelang Bandeng tradisional saya berharap bisa membangkitkan motivasi petani
tambak agar lebih meningkatkan hasil budidaya ikan bandengnya, dan mampu mendorong para petani
tambak untuk terus meningkatkan produksi perikanan di Sidoarjo," harapnya.
Ketua Panitia Lelang Bandeng Kawak 2017 Nur Achmad Syaifuddin yang juga merupakan
Wakil Bupati Sidoarjo menyampaikan rasa syukurnya atas bertahannya tradisi Lelang Bandeng
Kawak hingga saat ini. "Banyak sekali manfaatnya sehingga Sidoarjo dikenal dengan daerah
penghasil bandeng terbesar di Jawa Timur," ucap beliau
Pada saat ini masyarakat luas sudah mengenal apa itu kebudayaan Lelang Bandeng Kawak.
Pada dasarnya Lelang Bandeng Kawak bertujuan untuk membantu perekonomian rakyat Sidoarjo,
serta bertujuan untuk menjadi destinasi wisata. Meskipun sempat terhenti karena adanya lumpur
lapindo, tetapi pemerintah sidoarjo tetap konsisten mengadakan lelang bandeng kawak pada tahun-
tahun berikutnya.
a. Pembentukan panitia
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan lelang bandeng dalam perkembangannya sesuai dengan data yang
diperoleh dari dokumen tertulis dan hasil wawancara banyak mengalami perubahan. Perubahan itu
terkait dengan rangkaian acara dalam pelaksanaan lelang bandeng. Seluruh rangkaian acara tersebut
diadakan selama beberapa hari di AlunAlun Kabupaten Sidoarjo. Beberapa acara pendukung kegiatan
lelang bandeng antara lain :
Berdasarkan data produksi bandeng Sidoarjo tahun 1997-2005 budidaya tambak bandeng terus
mengalami peningkatan. Lelang bandeng terbukti sangat berpengaruh terhadap peningkatan
produksi bandeng dari petani tambak di Sidoarjo. Data yang diperoleh merupakan jumlah produksi
bandeng saat terjadinya krisis moneter sampai reformasi. Masa ini sangat penting bagi
perkembangan perekonomian khususnya pada sektor perikanan tambak. Sektor ini merupakan
tumpuan roda perekonomian Kabupaten Sidoarjo. Sehingga perbaikan kualitas produksi menjadi
sangat penting agar tercapai kestabilan ekonomi di Sidoarjo. Sejak tahun 1997 hingga 1999, produksi
bandeng tidak banyak mengalami peningkatan.
Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Lelang Bandeng Kawak, Tradisi Unik
Masyarakat Sidoarjo", Klik untuk baca:
https://www.kompasiana.com/rara65432/61debb5806310e731679dd93/lelang-bandeng-kawak-
tradisi-unik-masyarakat-sidoarjo?page=2&page_images=1
Kreator: Rara Suryanihayah
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili
pandangan redaksi Kompas.