Anda di halaman 1dari 5

EKSISTENSI PABRIK PETIS UDANG DESA SEKARDANGAN,

KECAMATAN SIDOARJO GUNA MELESTARIKAN KEARIFAN


LOKAL KABUPATEN SIDOARJO

Oleh: Aulia Zakiya, Dawlah Eshan, Raffandi Kurniawan, Tsabita Rahma

SMA MUHAMMADIYAH 2 SIDOARJO

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Terbentang dari Sabang


hingga Merauke, Indonesia memiliki 17.499 pulau dengan luas total wilayah Indonesia
sekitar 7,81 juta km2. Dari total luas wilayah tersebut, 3,25 juta km2 adalah lautan dan 2,55
juta km2 adalah Zona Ekonomi Eksklusif. Hanya sekitar 2,01 juta km2 yang berupa daratan.
Dengan luasnya wilayah laut yang ada, Indonesia memiliki potensi kelautan dan perikanan
yang sangat besar (Oki Pratama, 2020).

Laut sebagai penggerak perekonomian sehingga menjadikan nusantara berada pada


posisi terhormat dalam percaturan perdagangan, ekonomi, geopolitik dan pertahanan
keamanan bahkan sampai saat ini kearifan-kearifan tradisional dalam mengelola dan
memanfaatkan sumberdaya kelautan tetap bertahan. Berdasarkan hal tersebut sudah
sepatutnya semua pihak merasa optimis bahwa sektor Perikanan dan Kelautan dapat berperan
dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat dan pertumbuhan ekonomi khususnya di Provinsi
Jawa Timur, mengingat sumber daya perikanan dan kelautannya sangat berpotensi. Bahkan,
hingga saat ini, masih banyak masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan disana. Hal itu
juga disebabkan dengan adanya tambak-tambak yang tersebar luas di daerah Jawa Timur,
terutama di Kabupaten Sidoarjo.

Menurut Zainal Arifin dalam salah satu jurnalnya yang berjudul Humanity
mengatakan, jumlah Output Industri Perikanan yang dimiliki oleh Kabupaten Sidoarjo
menempati urutan teratas dengan jumlah 1.065.870.767. Oleh karena itu, Sidoarjo merupakan
salah satu daerah dengan sumber daya laut yang melimpah. Kabupaten Sidoarjo telah
memproduksi banyak sekali ikan tiap tahunnya. Udang merupakan salah satu komoditas
utama yang dimiliki oleh kota ini. Hewan yang juga dikenal dengan nama crutacea ini juga
merupakan makanan yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Daging Udang juga
memiliki keunggulan eating quality yang lebih baik dari ikan lainnya. Dagingnya yang gurih
dan juga rasanya yang begitu lezat merupakan salah satu alasan mengapa banyak masyarakat
yang menggemari kuliner yang berbahan dasar Udang. Sidoarjo merupakan salah satu kota
produsen Udang terbanyak di Jawa Timur. Pada 2013 produksi Udang dikota ini telah
mencapai 10.261.800 kg dengan rincian, udang Windu 3.937.700 kg, udang Vannamei
2.721.700 kg dan udang Campu 3.602.400 kg. Hasil produksi udang tersebut dihasilkan dari
tambak seluas 15.513,41 ha dengan 3.257 rumah tangga petambak (Dinas Perikanan
Kabupaten Sidoarjo, 2016).

Sayangnya, hingga saat ini para nelayan masih saja mengalami ketertinggalan yang
cukup jauh dari yang lainnya dan, hal tersebut disebabkan oleh banyak hal. Ketertinggalan
teknologi dan kurangnya ilmu pengetahuan mengenai teknik pengolahan sumber daya
perikanan di Sidoarjo merupakan salah satu penyebab inti mengapa masih terjadi
ketertinggalan di Sidoarjo. Bahkan hal ini sangat mampu mengakibatkan terjadinya
kemiskinan pada para nelayan Sidoarjo. Tidak hanya itu, pada zaman modern ini anak-anak
muda justru tidak mengetahui potensi yang dimiliki oleh daerahnya sendiri. Bahkan, mereka
lebih mengetahui tentang keragaman hayati di luar negeri dibandingkan dengan budaya yang
ada di Bumi Pertiwi, Indonesia. Oleh karena itu, banyak sekali sumber daya yang masih
kurang dimanfaatkan dengan baik.

Tetapi dibalik semua itu Sidoarjo telah menerapkan pembudidayaan Udang di


beberapa daerahnya. Hal ini cukup meningkatkan ekonomi yang dimiliki oleh para nelayan,
namun ternyata tidak hanya nelayan saja yang mengalami ketertinggalan ekonomi. Hingga
kini, masyarakat sidoarjo masih banyak yang hanya menjadi pekerja di suatu industri, bahkan
para pendiri industri-industri besar disini tak jarang berasal dari luar kota. Banyak warga
asing yang menyadari potensi besar tambak sidoarjo, sehingga mereka mendirikan pabrik-
pabrik besar yang mampu mengolah SDM yang dimiliki Sidoarjo. Sangat disayangkan jika
kota yang berpotensi ini justru dikuasai warga asing.

Petis Udang merupakan salah satu usaha yang dilakukan oleh masyarakat guna
mengembangkan produk khas yang dimiliki Sidoarjo. Saat ini sudah banyak masyarakat yang
mengembangkan petis udang, hal ini juga sangat bermanfaat untuk meningkatkan ekonomi
masyarakat di era pasca pandemi ini. Tidak hanya itu, berdirinya pabrik petis udang juga
sangat mampu menambah lapangan kerja yang tentunya sangat dibutuhkan oleh masyarakat
Sidoarjo.

Dengan adanya petis udang, maka produk khas milik Sidoarjo bertambah. Hal
tersebut tidak hanya berdampak pada ekonomi Kota Sidoarjo saja, popularitas yang dimiliki
Sidoarjo juga tentunya naik. Semua hal diatas dapat mengubah pandangan masyarakat luar
terhadap kota Sidoarjo. Akhirnya, akan banyak masyarakat dari kota lain atau bahkan WNA
(Warga Negara Asing) menjadi tertarik dengan kearifan lokal yang dimiliki oleh kota
sidoarjo. Dengan adanya banyak orang yang berkunjung ke kota ini, tentu saja Teknologi
Ilmu Pengetahuan (IPTEK) milik Kota Sidoarjo akan menjadi sangat berkembang. Tidak
hanya sebagai produsen udang terbaik di Jawa Timur, tetapi juga mampu menjadi kota
pengolah produk udang terbaik.

Namun, semua hal besar diatas pastinya memiliki usaha yang tak kalah besar juga.
Jika seluruh masyarakat Sidoarjo ingin mengembangkan hal-hal tersebut dibutuhkan kerja
keras yang saling bertimbal balik, antar sesama masyarakat. Hal ini bisa dimulai dengan para
pelajar Sidoarjo yang aktif dan ahli dalam bermedia sosial. Saat ini kurikulum merdeka
sedang berjalan di setiap penjuru negeri Indonesia. Guna meningkatkan efektivitas belajar
setiap anak di Indonesia, juga demi mendukung setiap anak untuk mencapai cita-cita yang
mereka inginkan, maka saat ini sedang dilaksanakan Kurikulum Merdeka di Sebagian besar
sekolah Indonesia.

Kurikulum merdeka merupakan salah satu usaha pemerintah dalam menumbuhkan


rasa cinta pada kearifan budaya pada daerahnya masing-masing, melalui pelajaran P5 (Projek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila). Ide tersebut memberikan hasil yang cukup memuaskan
karena, saat ini setiap pelajar mulai mengerti keindahan yang dimiliki oleh daerah mereka.
Dengan tumbuhnya rasa cinta anak anak bangsa dengan daerahnya, maka suatu saat akan
timbul sebuah teknologi yang luar biasa untuk memanfaatkan segala kearifan lokal dengan
sebaik-baiknya.

Sebagai contoh, para pelajar SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo baru saja


melaksanakan survei pada tiap kearifan lokal yang ada di Kabupaten Sidoarjo dan salah
satunya adalah Pabrik Petis Udang yang terletak di Desa Sekardangan, Kecamatan Sidoarjo,
Kabupaten Sidoarjo. Dari survei itu mereka mendapatkan banyak sekali data penting yang
baru mereka ketahui ketika sedang melaksanakan survei di salah satu pabrik tersebut.

Berdasarkan pengalaman yang dimiliki oleh penulis, para karyawan pabrik memiliki
watak yang sangat ramah dan peduli dengan orang yang ada disekitarnya. Pada proses itu,
setiap pelajar diwajibkan untuk membuat laporan dari survei yang telah mereka lakukan.
Siswa-siswi diminta untuk membuat laporan dengan metode wawancara dan juga literatur.
Pada saat itu, beberapa pelajar mendatangi pabrik milik Mukminin, yang telah berdiri sejak
tahun 1970. Pabrik ini telah diwariskan turun-temurun selama tiga generasi begitu pula
dengan alat produksinya yang hingga kini telah berganti sebanyak tiga kali yaitu :

1. Penggunaan alat tumbuk


2. Penggunaan mesin diesel
3. Penggunaan mesin dynamo

Ada beberapa tahapan untuk membuat petis udang yang sedap untuk disantap, yaitu;
penmilihan kualitas udang, selep, jeladren, dan pembungkusan barang untuk segera di
distribusikan. Selep adalah sebutan yang biasa digunakan oleh para karyawan ketika proses
penggilingan daging udang dilaksanakan. Sedangkan, Jeladren adalah proses ketika udang
yang telah dihaluskan dan di saring menggunakan kain sutra dipanaskan di atas api yang
besar hingga warnanya berubah menjadi hitam dan sari udang telah mengental. Pabrik ini
juga biasa beroperasi dari pukul 07.00 WIB, hingga pukul 17.00 WIB.

Sayangnya, produksi petis masih belum bisa stabil tiap minggunya, hal ini biasa
disebabkan karena faktor cuaca yang buruk. Pedistribusian bahan baku pada pabrik sering
kali terhambat ketika musim hujan mulai datang. Tentunya, hal ini juga berdampak pada
jumlah pendapatan yang diterima oleh para pekerja pabrik. Semakin jarang produksi
dilakukan, maka semakin sedikit juga jumlah penghasilan yang mereka dapatkan. Jika musim
hujan berlangsung terlalu lama, maka besar kemungkinannya karyawan-karyawan tersebut
tidak mampu untuk bertahan hidup.

Kita semua harus selalu bersiap diri jika suatu hari terjadi hal yang tidak sesuai
dengan keinginan kita. Oleh karena itu kita semua wajib untuk memanfaatkan segala kearifan
lokal yang ada guna mempersiapkan diri untuk sesuatu yang tak diinginkan di masa depan.
Namun tak hanya memanfaatkan kearifan lokal saja yang wajib kita lakukan, melestarikan
budaya yang dimiliki oleh daerahmu juga merupakan salah satu bentuk mencintai kearifan
lokal Indonesia.

Kita sebagai generasi penerus bangsa, wajib untuk menemukan solusi dari berbagai
masalah yang ada disekitar. Dikarenakan hal tersebut, maka para generasi penerus bangsa
juga wajib untuk memiliki kepekaan terhadap lingkungan mereka sendiri. Saya berharap
solusi dari terhambatnya distribusi bahan baku yang terjadi di Pabrik Petis Udang segera
teratasi, sesuai dengan seharusnya.
Oleh karena itu, diharapkan pemerintah bahkan generasi muda Indonesia mampu
segera menemukan solusi dari masalah pendistribusian udang pada masa penghujan. Karena
hal ini sangat berpengaruh pada kehidupan masyarakat di masa depan.

DAFTAR PUSTAKA

DISKANLA. (2015). Rencana Strategis. Jawa Timur: DISKANLA JATIM.


https://dkp.jatimprov.go.id/index.php/2019/10/12/rencana-strategis-dinas-kelautan-
dan-perikanan-provinsi-jawa-timur/
Ardyanto, D., Yudhastuti, R., & Adriyani, R. (2002). Studi Kualitas Bakteriologis Pada Petis
Udang Dan Ikan Produksi Surabaya Dan Sidoarjo. [Laporan Penelitian, Universitas
Airlangga]. Perpustakaan Universitas Airlangga.
https://repository.unair.ac.id/114671/1/2022_03_28_09_47_42.pdf
Untsayain, A. M., Mu’tamar, M. F. F., & Fakhry, M. (2017). Analisis Pasokan Udang di
Kabupaten Sidoarjo (Studi Kasus UD Ali Ridho Group). 119.
https://industria.ub.ac.id/index.php/industri/article/view/292
Arifin, Z. (2006). Konsentrasi Spasial Industri Manufaktur Berbasis Perikanan di Jawa
Timur (Studi Kasus Industri Besar dan Sedang). 145.
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/humanity/article/view/111
Dinas Perikanan Kabupaten Sidoarjo. (2016). Sidoarjo Dalam Angka 2015. Sidoarjo: Badan
Pusat Statistik Kabupaten Sidoarjo.
https://sidoarjokab.bps.go.id/publication/2015/09/25/5a434a9b8544ca31e0fdf090/
sidoarjo-dalam-angka-2015.html
Firdausyan, N. M. (2016). Konversi Lahan Pertanian: Bentuk Determinan Inflasi Komoditas
Pangan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta: HM FORTE USD.
https://usd.ac.id/mahasiswa/hmforte/2016/12/juara-1-esai/
Pratama, O. (2020). Konservasi Perairan Sebagai Upaya menjaga Potensi Kelautan dan
Perikanan Indonesia. Indonesia: Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut.
https://kkp.go.id/djprl/artikel/21045-konservasi-perairan-sebagai-upaya-menjaga-
potensi-kelautan-dan-perikanan-indonesia

Anda mungkin juga menyukai