Anda di halaman 1dari 13

TUGAS PENGANTAR AGROBISNIS PERIKANAN

“PENGOLAHAN IKAN BANDENG DI PROVINSI LAMPUNG”

Oleh :

M Ilham Nadzir S (175080400111033)

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2018

1. Latar Belakang
Produksi perikanan Indonesia terus meningkat setiap tahunnya, pada tahun

2014 produksi perikanan Indonesia mengalami peningkatan sebanyak 7,35 persen

dibandingkatan tahun 2013. Kontribusi produksi perikanan tangkap terhadap produksi

perikanan nasional tahun 2014 sebesar 31,11 persen sedangkan kontribusi perikanan

budidaya sebesar 68,89 persen. Kontribusi perikanan budidaya terus meningkat sejak

tahun 2010 dengan kontribusi yang tumbuh sebesar 6,42 persen dengan rata-rata

kontribusi selama lima tahun sebesar 62,35 persen. Hal ini menunjukkan bahwa dalam

lima tahun belakangan dan beberapa tahun kedepan, perikanan budidaya memiliki

potensi yang cukup besar bagi produksi perikanan Indonesia, dikarenakan masalah pada

perikanan tangkap sangat banyak seperti over fishing dan illegal fishing, sehingga

pemerintah membuat kebijakan dalam pembangunan perikanan dengan melakukan

pengembangan perikanan budidaya (Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2015).

Provinsi Lampung mempunyai potensi untuk perikanan budidaya di antaranya,

yaitu budidaya laut, kolam, karamba, jaring apung dan sawah, khususnya budidaya

tambak, dikarenakan perikanan hasil dari budidaya 1 tambak menjadi komoditas

unggulan ekspor di Indonesia. Provinsi Lampung juga mempunyai produksi perikanan

budidaya yang cukup banyak, yaitu sebesar 175.544 ton pada tahun 2014 (Ditjen

Perikanan Budiddaya, 2015).

Ikan bandeng digolongkan sebagai ikan berprotein tinggi serta kandungan

kolesterolnya juga rendah yaitu sekitar 52 mg/100 g. Adapun nilai gizi ikan bandeng per

100 gram berat ikan mengandung 129 kkal energi, 20 gram protein, 2,8 gram lemak, 150

gram fosfor, 20 gram kalsium, 2 mg zat besi, 50 SI vitamin A, 0,05 gram vitamin B1 dan

74 gram air (USDA National Nutrient, database for Standard Reference, 2009).
Ikan bandeng merupakan salah satu ikan budidaya tambak yang cukup banyak

dibudidayakan di Provinsi Lampung, khususnya di Kabupaten Lampung Timur dan

Lampung Selatan. Diantara beberapa jenis ikan yang dibudidayakan di tambak, ikan

bandeng mempunyai jumlah produksi yang paling tinggi. Tabel 1 menyajikan jumlah

produksi ikan budidaya tambak di Provinsi Lampung.

Tabel 1. Produksi ikan budidaya tambak menurut jenis ikan di Provinsi tahun 2012-2015

No Ikan Produksi/Ton
2012 2013 2014 2015
1 Bandeng 5.795,34 6.735,88 6,404,39 8.413,73
2 Mujair - - - 16,64
3 Nila 1.133,14 959,90 899,40 773,11
4 Ikan Lainnya 8,90 7,41 13,69 14,60
Jumlah 6.937,38 7.703,19 7.317,58 9.218,08

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Lampung, 2016

Berdasarkan Tabel 2, ikan bandeng merupakan ikan budidaya tambak dengan

jumlah produksi tertinggi di Provinsi Lampung dibandingkan ikan tambak lainnya yaitu

ikan mujair, ikan nila dan ikan lainnya. Jumlah produksi ikan bandeng setiap tahunnya

meningkat, akan tetapi pada tahun 2014 jumlah produksi ikan bandeng menurun dengan

jumlah 6.404,39 ton dibandingkan tahun 2013 dengan jumlah 6.735,88 ton. Produksi ikan

bandeng kembali meningkat pada tahun 2015 dengan jumlah produksi 8.413,73 ton.

Menurunnya jumlah produksi ikan bandeng dikarenakan belum terpadunya usaha tambak

ikan, pertumbuhan yang lambat karena permasalahan kualitas air dan penggunaan

teknologi pengolahan hasil ikan yang belum memadai.

Tingginya produksi bandeng di Provinsi Lampung menyebabkan munculnya

beberapa usaha pengolahan ikan bandeng. Menurut Saparinto (2007) ikan bandeng dapat

diolah untuk dijadikan berbagai aneka olahan makanan, antara lain bandeng tanpa duri,
bandeng asap, otak-otak bandeng, dan bandeng presto. Selain keempat jenis olahan

bandeng tersebut, ikan bandeng juga dapat diolah menjadi bandeng crispy, nugget

bandeng, bakso bandeng, dimsum bandeng, rolade bandeng, bahkan duri dan kulit dari

ikan bandeng pun dapat dijadikan kerupuk duri bandeng dan kerupuk kulit bandeng.

2. A. Usaha Pengolahan Ikan Bandeng UD Sabily

Jumlah usaha pengolahan berbasis ikan bandeng masih sangat sedikit di

Lampung. Ikan bandeng sendiri merupakan ikan yang memiliki banyak duri sehingga

harus berhati-hati saat memakannya. Solusi dari masalah tersebut adalah mengolah ikan

bandeng menjadi berbagai jenis produk contohnya bandeng presto sehingga tidak sulit

memakannya. Hal tersebut dapat menjadi peluang usaha bagi masyarakat yang memiliki

bakat dalam mengolah ikan bandeng. Salah satu usaha pengolahan ikan bandeng di

Lampung adalah usaha pengolahan ikan bandeng UD Sabily (Deli, 2017).

Usaha pengolahan ikan bandeng UD Sabily sudah 7 tahun sejak dirintis

pertama kali pada tahun 2011 yang beralamat di Jalan Lintas Timur, Kecamatan

Labuhan Maringgai, Desa Bandar Negri. Pemilik usaha pengolahan ikan bandeng UD

Sabily adalah Afwah Nuraini atau biasa dipanggil Bu Nur. Dilatarbelakangi dengan

ketersediaan ikan bandeng yang melimpah di Kecamatan Labuhan Maringgai dan juga

karena sudah tidak ada kepala keluarga sehingga Bu Nur berinisiatif untuk membuka

usaha ini. Saat pertama kali membuka usaha, produk pertama Bu Nur yaitu kentucky

bandeng, yang pada awalnya masih dengan jumlah produksi yang kecil dan jumlah

konsumen yang sedikit.

Saat ini kentucky bandeng sudah tidak diproduksi lagi karena permintaan yang sedikit.

Produk yang saat ini yang masih diproduksi oleh yaitu bandeng presto, nugget bandeng,
rolade bandeng, dimsum bandeng, bakso bandeng, otak-otak bandeng, keripik kulit

bandeng, kerupuk duri bandeng, dan crispy bandeng ( Nuraini-Pemilik UD Sabily ).

Alat yang digunakan dalam proses produksi semua produk masih tergolong

sederhana dan tenaga kerja pada usaha pengolahan ikan bandeng UD Sabily hanya

berjumlah empat orang. Dikarenakan keterbatasan alat dan juga tenaga kerja sehingga

tidak semua produk diproduksi setiap hari. Dalam sehari usaha pengolahan ikan bandeng

usaha pengolahan ikan bandeng UD Sabily hanya memproduksi rata-rata tiga produk saja.

Produk yang paling sering diproduksi adalah nugget bandeng dikarenakan permintaannya

sangat banyak. Selain nugget bandeng produk lain yang banyak permintaannya adalah

keripik kulit bandeng dan kerupuk duri bandeng. Kedua produk tersebut banyak

permintaannya akan tetapi stoknya terbatas karena proses produksi terlalu rumit dan lama

sehingga kedua produk tersebut diproduksi saat produk yang diproduksi sedikit.

Permintaan pasar akan semua produk terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun,

terutama pada saat memasuki bulan puasa dan hari raya lebaran. Pemasaran produk

olahan ikan bandeng saat ini mencakup Lampung Timur, Lampung Selatan, Bandar

Lampung, Metro, Palembang, Jambi, dan Bekasi (Nuraini-Pemilik UD Sabily).

B. Usaha Pengolahan Ikan Bandeng Jeng Sri

Selain usaha pengolahan ikan bandeng UD Sabily yang terletak di Lampung

Timur, di Bandar Lampung terdapat pula usaha sejenis yaitu usaha pengolahan ikan

bandeng Jeng Sri. Usaha pengolahan ikan bandeng Jeng Sri sudah ada selama 6 tahun

sejak dirintis pertama kali pada tahun 2012 yang beralamat di Kota Sepang Permai

Blok F No 6 Kel. Sepang Jaya Kecamatan Kedaton Kota Bandar Lampung. Pemilik

Usaha pengolahan ikan bandeng Jeng Sri adalah Musriyati Sakti Nurling. Awal

terbentuknya usaha pengolahan ikan bandeng Jeng Sri adalah karena kesukaan keluarga
terhadap ikan bandeng, tetapi karena ikan bandeng banyak tulang atau duri, sehingga

menyebabkan ikan bandeng tidak begitu mudah dan nyaman untuk dikonsumsi. Untuk

menyiasati hal tersebut, dengan kegemaran memasak yang dimiliki, maka Ibu Sri

menciptakan aneka resep dan produk dari bahan ikan bandeng. Kegemaran tersebut

menjadi potensi peluang usaha yang dapat membantu perekonomian rumah tangga dan

pengembangan komoditas ikan bandeng di Provinsi Lampung, selain itu juga karena

potensi bahan baku ikan bandeng banyak tersedia di Provinsi Lampung , khususnya di

wilayah pesisir Kabupaten Lampung Selatan dan Lampung Timur. Produk pertama yang

produksi oleh usaha pengolahan ikan bandeng Jeng Sri adalah bandeng presto, hingga

sekarang bandeng presto masih diproduksi dan menjadi produk utama dikarenakan banyak

peminatnya. Selain bandeng presto produk lain yang diproduksi oleh usaha pengolahan

ikan bandeng Jeng Sri adalah bandeng tanpa duri, nugget bandeng, bakso bandeng, dan

cireng kulit bandeng (Deli, 2017).

Alat yang digunakan dalam proses produksi semua produk masih tergolong

sederhana dan tenaga kerja pada usaha pengolahan ikan bandeng Jeng Sri hanya

berjumlah dua orang, hal tersebut dikarenakan dengan tenaga kerja yang hanya sedikit

tetapi semua kerjaan dapat diselesaikan dengan cepat. Dikarenakan keterbatasan alat dan

juga tenaga kerja sehingga tidak semua produk diproduksi setiap hari. Dalam sehari usaha

pengolahan ikan bandeng Jeng Sri hanya memproduksi rata-rata dua produk saja. Produk

yang paling sering diproduksi adalah bandeng presto dan bandeng tanpa duri dikarenakan

permintaan atas kedua produk tersebut banyak dan pemasarannya sudah sampai ke luar

Lampung(Deli, 2017).

3. Apakah Usaha tersebut dapat disebut bisnis ?

Menurut Musselman dan Jackson (1992), Bisnis adalah jumlah seluruh

kegiatan yang diorganisir oleh orang-orang yang berkecimpung dalam bidang perniagaan
dan industry yang menyediakan barang dan jasa untuk kebutuhan mempertahankan dan

mempertahankan dan memperbaiki standard serta kualitas hidup mereka.

Pada usaha pengolahan Ikan Bandeng tersebut dapat disebut bisnis karena

termasuk dalam poin-poin pengertian bisnis yang dikatakan Musselman dan Jackson

(1992). Usaha tersebut termasuk dalam perniagaan dan industry yang menyediakan barang

berupa hasil olahan Ikan Bandeng seperti kentucky UD Sabily dan Bandeng Presto Jeng

Sri. Dan dari hasil perniagaan tersebut bertujuan untuk meningkatkan perekonomian dan

meningkatkan kualitas hidup yang juga membuka lapangan pekerjaan.

4. Sebut dan Jelaskan

A. Faktor produksi/input

Menurut Sofyan (2008), Faktor Produksi adalah segala sesuatu yang

digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa dalam rangka menambah manfaat suatu

barang atau jasa. Faktor produksi terdiri atas faktor produksi asli dan faktor produksi

turunan. Faktor produksi asli meliputi faktor produksi alam dan faktor produksi tenaga

kerja. Faktor produksi turunan meliputi faktor produksi modal faktor produksi pengusaha.

Berikut uraian satu mengenai faktor-faktor produksi

a. Faktor produksi alam, yaitu faktor produksi yang disediakan oleh alam, meliputi tanah,

kekayaan hutan, kekayaan laut, air dan iklim.

b. Faktor produksi tenaga kerja.

Berdasarkan sifatnya, faktor produksi tenaga kerja dibagi menjadi :

1) Tenaga kerja jasmani, yaitu kegiatan kerja yang lebih banyak menggunakan

kekuatan jasmani/fisik. Contohnya tukang, buruh angkut.


2) Tenaga kerja rohani, yaitu kegiatan kerja yang lebih banyak menggunakan kekuatan

otak/pikiran. Contohnya guru, mentri, direktur.

Berdasarkan kemampuan, faktor produksi tenaga kerja dibagi menjadi:

1) Tenaga kerja terdidik (Skilled Labour), yaitu tenaga kerja yang memerlukan

pendidikan khusus dan teratur. Contoh dokter, guru dan akuntan.

2) Tenaga kerja terlatih (trained labour), yaitu tenaga kerja yang memerlukan latihan-

latihan dan pengalaman. Contohnya montir, supir dan koki.

3) Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih (Unskilled and unstrained labour),

yaitu tenaga kerja yang tidak memerlukan pendidikan dan latihan. Contohnya kuli,

tukang dan pemulung.

c. Faktor produksi modal, yaitu semua hasil produksi berupa benda yang diciptakan untuk

menghasilkan barang atau jasa yang lain. Contohnya mesin, cangkul, bensin, solar,

bahan baku, bahan baku disini termasuk hasil produksi, karena dia telah mengalami

penambahan guna tempat dari tempat asal diangkut ke pabrik.

Berdasarkan sifat, modal dibagi menjadi:

1. Modal tetap, yaitu modal yang tepat digunakan lebih dari satu kali produksi.

Contohnya mesin-mesin bangunan,kendaraan.

2. Modal lancar, yaitu modal hanya dapat digunakan/habisdalam satu kali proses

produksi. Contoh bensin, solar, bahan baku seperti kapas untuk pembuatan benang.

d. Faktor produksi pengusaha/kewirausahaan. Faktor produksi pengusaha diartikan

sebagai kemampuan yang dimilki seseorang untuk mengorganisasikan/mengatur


danmengkombinasikan faktor produksi alam, tenaga kerja dan modal. Agar produksi

dapat berjalan lancar, seorang pengusaha hendaknya memilki keahlian berikut:

1) Keahlian manajeral (Manajeral Skill), yaitu keahlian dalam mengelola faktor-faktor

produksi dengan menggunakan caracara yang tepat sehingga diperoleh hasil

maksimal.

2) Keahlian teknologi (Technological Skill), yaitu keahlian khusus yang bersifat teknik

yang bisa digunakan demi keberhasilan produksi.

3) Keahlian organisasi (Organization Skill), yaitu keahlian mengatur berbagai kegiatan

yang bersifat intern maupun eksteren.

B. Proses

Proses adalah suatu cara, metode maupun teknik untuk penyelenggaraan atau

pelaksanaan dari suatu hal tertentu” (Agus Ahyari, 2002). Sedangkan produksi adalah:

“Kegiatan untuk mengetahui penambahan manfaat atau penciptaan faedah, bentuk,

waktu dan tempat atas faktor-faktor produksi yang bermanfaat bagi pemenuhan

konsumen ” (Sukanto Reksohadiprodjo, 2000). Dari uraian di atas, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa mengenai proses produksi, yang dimaksud dengan proses produksi

adalah: “Suatu cara, metode maupun teknik bagaimana penambahan manfaat atau

penciptaan faedah, bentuk, waktu dan tempat atas faktor-faktor produksi sehingga dapat

bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan konsumen. Dari pengertian di atas, dapat kita

lihat proses produksi merupakan kegiatan atau rangkaian yang saling berkaitan untuk

memberikan nilai atau menambah nilai kegunaan terhadap suatu barang. Suatu proses

produksi yang bertujuan memberi nilai suatu barang dapat dilihat pada proses produksi

yang mengolah bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Sedangkan

proses produksi yang bertujuan untuk menambah nilai atau kegunaan suatu barang atau
jasa dapat dilihat pada proses produksi yang merubah barang setengah jadi menjadi

barang jadi.

Adapun produksi disini adalah transformasi dari faktor-faktor produksi (bahan

mentah, tenaga kerja, modal, serta teknologi) menjadi hasil produksi atau produk. Agar

tujuan berproduksi yaitu memperoleh jumlah barang atau produk (termasuk jenis

produk), dengan harga dalam waktu serta kualitas yang diharapkan oleh konsumen,

maka proses produksi perlu diatur dengan baik.

C. Output

Output adalah hasil dari sebuah kegiatan dan proses ekonomi produksi. Hubungan

Input  Proses  Output

5. Apakah Usaha Tersebut layak disebut produksi dalam makna luas ?

Menurut Yusuf (2014), Produksi dalam arti luas adalah suatu kegiatan yang

dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga

lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Kegiatan menambah daya guna suatu benda

tanpa mengubah bentuknya dinamakan produksi jasa.

Berdasarkan rujukan diatas dapat disimpulkan bahwa “Usaha Pengolahan Ikan

Bandeng di Provinsi Lampung” layak disebut produksi dalam makna luas. Karena

kegiatan produksi tersebut dikerjakan untuk menambah nilai guna Ikan Bandeng dari fresh

fish menjadi barang oalahan lain yang dapat meningkatkan mutu dan menciptakan barang

baru guna meningkatkan harga barang tersebut

6. Identifikasi 6M yang ada pada usaha tersebut dan jelaskan singkat masing-masing!

Menurut Handoko (1995) 6M meliputi :

1. Man (Manusia) - Manusia merupakan unsur manajemen paling penting dalam suatu

perusahaan atau kegiatan produksi. Terdapat manusia dalam kegiatan tersebut yaitu

sebagai pengelola/pemilik kegiatan produksi.


2. Money (Uang) - Money atau uang adalah salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan.

Uang adalah alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan bisa

diukur dari segi jumlah uang yang beredar di suatu perusahaan atau industri.

3. Material (Materi) - Perusahaan umumnya tidak membuat sendiri bahan mentah yang

dibutuhkan, melainkan membeli dari pihak-pihak lain. Karena itu, manajer perusahaan

berusaha agar dapat memperoleh bahan mentah dengan harga yang  termurah, dengan

menggunakan pengangkutan yang murah dan aman.

4. Machine (Teknologi) - Mesin mempunyai peranan penting dalam proses produksi

setelah terjadinya revolusi industri dengan ditemukannya mesin uap sehingga banyak

perkerjaan manusia yang dapat digantikan ataupun dibantu oleh mesin.

5. Method (Metode) - Metode kerja amat dibutuhkan agar mekanisme kerja dapat

berjalan efektif dan efisien. Metode kerja yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan,

baik yang menyangkut proses produksi ataupun administrasi tidak dapat terjadi begitu

saja melainkan memerlukan waktu yang cukup lama.

6. Market (Pasar) - Pemasaran produk mempunyai peranan yang sangat penting karena

apabila barang yang diproduksi tidak laku di pasaran, proses produksi barang akan

berhenti. Artinya, proses kerja pun tidak akan dapat berlangsung.


DAFTAR PUSTAKA

A.Musselman, Vernon dan H. Jackson. 1992. Indtroduction to Modern Bussiness.


Diterjemahkan Kusma Wiryadisastra. Jakarta:Erlangga.

Ahyari, Agus. 2000. Manajemen Produksi Perencanaan Sistem Produksi Buku II.
Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Deli, Rizky Okta. 2017. Analisis Strategi Pemasaran Berbagai Produk Berbasis Ikan Bandeng
di Provinsi Lampung. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung.

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Lampung. 2016. Produksi Tambak Menurut Jenis
Ikan. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Lampung. Lampung.

Direktoral Perikanan Budidaya. 2015. Produksi perikanan budidaya di Indonesia.


Departemen Pertanian. Jakarta.

Harahap Sofyan, Teori Akuntansi (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), 15.

Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2015. Produksi Perikanan Indonesi. Kementerian


Kelautan dan Perikanan. Jakarta.

Saparinto, C. 2007. Membuat Aneka Olahan Bandeng. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sukanto Reksohadiprojo 2000. Dasar-Dasar Manajemen. Yogyakarta: BPFE.

T. Hani Handoko, 1995, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: BPFE.

United States Departement of Agriculture (USDA). 2009. Nutrient Database for Standard
Referenc.RI.

Yusuf. 2014. https://brainly.co.id/tugas/188168. Diakses pada tanggal 20 Mei 2018 pukul


19.25 WIB.

Anda mungkin juga menyukai