Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“INDUSTRI KERAJINAN GERABAH MALO”

Dosen Pengampu :
Fatkhur Mu'in, S.Ag, MM.

Disusun Oleh :
Muhammad Syahri Avriadhon
NIM : 21010200

SEKOLAH TINGGI EKONOMI CENDEKIA


BOJONEGORO
PROGRAM STUDI MANAJEMEN- B
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya
kepada saya sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “INDUSTRI KERAJINAN
GERABAH MALO”ini tepat pada waktunya.
Makalah ini memberikan penjelasan mengenai tugas kunjungan industri dari mata kuliah
pengantar bisnis disentra kerajinan gerabah di Malo.Diharapkan dengan makalah ini dapat
memberikan informasi kepada kita semua tentang industri kerajinan gerabah yang berada di Desa
Rendeng, Kecematan Malo, Kabupaten Bojonegoro
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi lebih baiknya
makalah ini.
Akhirnya, saya sampaikan terima kasih.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita dan apa yang telah kita kerjakan
bernilai ibadah dan barokah. Aamiin
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A.     LATAR BELAKANG………………………………………………………………….
B.     PENGERTIAN GERABAH…………………………………………………………...
C. RUMUSAN MASALAH..................................................................................................
D. TUJUAN...........................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN GERABAH...........................................................................................
A.     SEJARAH GERABAH………………………………………………………………..
B.     TEKNIK PEMBUATAN GERABAH………………………………………………..
C.     FUNGSI GERABAH………………………………………………………………….
D.      PROSES PEMBUTAN GABAH……………………………………………………..

BAB III PENUTUP


A.     KESIMPULAN……………………………………………………………………….
B.     SARAN………………………………………………………………………………...
BAB l
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Desa Rendeng,merupakan salah satu desa yang terletak di sebelah selatan Kecamatan
Malo Kabupaten Bojonegoro,daerah ini merupakan sentra industri gerabah di Kabupaten
Bojonegoro yang masih eksis sampai sekarang meskipun mengalami banyak gempuran zaman
Terutama dalam kondisi pandemi Covid 19 yang memaksa pengerajin untuk memutar otak agar
tetap bertahan selama pandemi belum selesai.
Warga Desa Rendeng yang mayoritas adalah pengrajin atau produsen gerabah dimana
mereka telah memiliki kelompok usaha sehingga Desa Rendang bisa dinobatkan sebagai sentra
industri gerabah.Industri gerabah ini merupakan industri yang sudah ada sejak dulu,menurut
penuturan warga setempat keahlian mengolah tanah liat meniadi gerabah ini diajarkan oleh
leluhur mereka secara turun-temurun ke masyarakat Desa Rendeng.Ketika pertama kali masuk,
kita akan di sambut oleh bermacama-macam kerajinan gerabah yang berjajar rapi di kanan dan
kiri jalan,mulai dari yang bentuk binatang atau yang lain.Tidak hanya itu para pengrajin juga
membuat gerabah dengan berbagai ukuran mulai dari ukuran kecil hingga besar, tentu saja
dengan harga yang berbeda.
saat ini di Desa Rendeng telah memiliki program Wisata Edukasi Gerabah (WEG) yang
diprakarsai oleh karang taruna Desa Rendeng.Dengan adanya program WEG tersebut Desa
Rendang selalu ramai dikunjungi para wisatawan untuk mengetahui lebih mengetahui dan tahu
proses pembuatan gerabah atau sekadar jalan-jalan. Hal ini tentu berimbas pada warga Desa
Rendang yang mana meningkatkan pendapatan mereka.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian apa itu gerabah ?
2. Sejarah gerabah di Desa Rendeng?
3. Fungsi gerabah ?
4. Proses pembuatan gerabah ?
5. Teknik pembuatan gerabah?
6. Bagaimana mengenalkan gerabah kepada masyrakat?
7. Bagaimana pemasaran gerabah?
C. Tujuan
1. Menjelaskan tentang gerabah
2. Mengenal lebih jauh tentang tata cara pembuatan gerabah
3. Mengetahui proses pemasaran gerabah
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Gerabah
Gerabah merupakan kerajinan atau perkakas yang terbuat dari tanah liat atau lempung
yang kemudian dibentuk dan dibakar menjadi berbagai bentuk seperti piring,kendi,celengan
perkakas rumah tangga,sebagai dekorasi ruangan dan atau sebagai karya seni.Keterampilan
membuat diwarisankan secara turun temurun oleh nenek moyang.Kerajinan ini termasuk dalam
seni kerajinan kriya dikarenakan proses pembuatannya menggunakan tangan sebagai alat
dasarnya dan memiliki manfaat dalam kehidupan sehari – hari.

2. Sejarah Gerabah di Desa Rendeng


Kerajinan Gerabah Desa Rendeng sudah ada sejak lama dan dijadikan sebagai mata
pencaharian masyarakat diwilayah tersebut.Lambat laun kerajinan gerabah dijadikan sebagai
kearifan lokal di Desa Rendeng.Proses pembuatan gerabah di Desa Rendeng dahulu hanya
memproduksi perlengkapan rumah tangga saja,tetapi dengan inovasi dan semakin kreatifnya
penggerajin setempat akhirnya Desa Rendeng mengembangkan keterampilannya dengan
membuat berbagai bentuk macam celengan seperti bentuk binatang, singa, sapi, macan dan lain-
lain.
Sejak tahun 2015 Pemuda Karang Taruna Desa Rendeng membuat trobosan baru atau
dengan mengembangkan wisata edukasi gerabah yang mana para penggerajin tersebut
memperkenalkan kerajinan gerabah sekaligus memberikan penyuluhan tentang cara membuat
dan bahan - bahan apa saja yang dibutuhkan dalam membuat kerajinan gerabah dari tanah liat
tersebut.Wisata ini menyuguhkan cara pembuatan gerabah putih dari mulai tahap pencetakan
sampai tahap pelukisan.
Kebanyakan pengunjung berasal dari luar daerah yaitu dari berbagai macam sekolah
play group dan taman kanak-kanak yang penasaran akan kerajinan gerabah yang modern dengan
berbagai macam bentuk tokoh-tokoh kartun yang di sukai oleh anak-anak. Selain dari peserta
anak-anak, juga ada dari ibu-ibu rumah tangga yang belajar membuat gerabah hitam seperti
cobek, untuk alat memasak sehari-harinya. Rata-rata kunjungan para peserta wisata edukasi
gerabah ini bisa 10 kali perbulan dan bahkan lebih.Wisata edukasi ini mendapatkan dukungan
penuh dari Kepala Desa dan juga pemerintah kabupaten Bojonegoro. Dan harapan dari mereka,
kerajinan gerabah modern ini dapat tembus mancanegara. Hal itu di dukung dengan adanya
remaja Karang Taruna yang kreatif dan inovatif dalam mengembangkan kerajinan gerabah yang
ada di desanya, guna untuk lebih memperkenalkan kerajinan gerabah

3. Fungsi Gerabah
 fungsinya sebagai alat-alat rumah tangga, gerabah antara lain digunakan sebagai alat
memasak ataupun wadah-wadah seperti kendi untuk menampung air, mangkuk untuk wadah
makanan, gelas untuk wadah minuman, tungku untuk memasak, dan sebagainya.
4. Proses Pembuatan Gerabah
1. Proses Pencarian Tanah Liat
Dalam pembuatan gerabah, bahan sadar yang paling utama adalah tanah liat. Karena
tidak semua tanah dapat dijadikan bahan dasar untuk pembuatan gerabah. Hanya tanah yang
mempunyai karakteristik khusus yang dapat dipergunakan untuk pembuatan gerabah, sehingga
cara pendapatannya pun tidak mudah. Demikian pula yang dialami warga desa Rendeng
kecamatan Malo untuk mendapatkan bahan baku pembuatan gerabah.
Jarak lokasi pengambilan tersebut relatif jauh dari tempat tinggal penduduk. Untuk
menuju lokasi tersebut, warga harus menempuh jarak sekitar 6 kilometer, lebih tepatnya berada
di kawasan hutan milik Perhutani dan medan menuju lokasi tersebut terbilang cukup sulit.
Ditambah lagi tanah liat tersebut berada di kedalaman, sehingga untuk mendapatkannya warga
harus menggali tanah hingga kedalaman 5 sampai 6 meter.
2. Proses pengeringan
Tanah yang sudah didapat kemudian di jemur hingga kering lalu diredam menggunakan
wadah selama satu hari satu malam. Di tambah dengan pasir sebagai bahan campuran agar ketika
dibakar tidak pecah, saat proses perendaman bandingannya 1:1 pakai pasir huruk yang harus di
saring dulu. Kemudian di aduk sampai rata lalu di tiriskan menggunakan kain atau yang lain
untuk menggurangi kadar air. Setelah itu di giling (cara modern menggunakan alat molen)
tradisional (di injak"). Jika sudah di giling akan menjadi tanah lentur seperti malem. Adonan
tersebut dicetak sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
3. Proses Pembakaran
Pembakaran gerabah modern menggunakan oven, untuk suhu pembakaran gerabah 700-
800°c . Alat untuk mengukur suhu panas yaitu termometer. Pembakaran membutuhkan waktu
selama 12 jam, sedangkan proses pendingan membutuhkan waktu selama 12 jam.
4. Proses Pewarnaan
Proses keempat adalah proses finnishing (pengecatan) dengan menggunakan plamir, cat
warna, dan pernis jika dibutuhkan:
1. Pada proses finnishing, gerabah dicat dasar terlebih dahulu menggunakan plamir
2. Gerabah diberi cat warna ssesuai dengan warna yang diinginkan
3. Jika gerabah perlu diberi pernis seperti patung, maka gerabah diberi pernis dan
dikeringkan.

6. Teknik Pembuatan Gerabah


1. Teknik cetakan satu sisi dan cetakan dua sisi
Cetakan terbuat dari gypsum. Untuk membuat cetakan terlebih dahulu membuat bentuk
patung, mall/model. Guna cetakan untuk mencetak, cetakan satu sisi di gunakan untuk hiasan
yang menempel di dinding dan bisa juga untuk gantungan kunci. Cetakan 2 sisi di buat untuk
membuat celengan.
Cetakan dua sisi biasanya digunakan untuk anak - anak SD, pertama di kasih bedak terlebih
dahulu, kemudian ambil tanah seukuran cetakan lalu di kepal" terlebih dahulu, kemudian di
masukan ke cetakan pencet tengah menuju kesamping (minggir) pinggiran harus ada lebihan
sedikit, untuk celengan tengahnya harus ada rongga. Kemudian di jadikan satu dan ditekan. Lalu
dibuka satu - satu, kita rapikan sisi pinggirnya dan di keringkan terlebih dahulu selama 12jam.
2. Teknik Putar (Throwing)
Untuk membuat gerabah dengan teknik putar (throwing), memerlukan alat bantu berupa
subang penarik atau alat putar elektrik. Cara melakukan teknik ini adalah dengan mengambil
segumpal tanah liat plastis dan lumat. kemudian, ditaruh diatas meja putar tepat ditengah-
tengahnya. Lalu, teka tanah liat dengan kedua tangan sambil diputar. Bentuk tanah liat sesuai
dengan bentuk yang diinginkan. Teknik putar dilakukan untuk membuat gerabah berbentuk
silindris.
3. Teknik Imajinasi Manual
Tahap ini merupakan tahap membentuk tanah liat menjadi bentuk yang diinginkan.
Proses pembentukan tanah liat ini dilakukan dengan dua tangan melanjutkan proses opening dan
raising.

6. Pengenalan gerabah ke masyarakat


Gerabah Rendeng merupakan gerabah khas Kota Bojonegoro, pemerintah
mengupayakan agar gerabah ini tetap lestari dan semakin dikenal oleh masyarakat luas. Ada
beberapa cara yang dilakukan masyarakat di antaranya:
1. Menyelenggarakan acara Festival Gerabah Rendeng yang diselenggarakan pada
setiap tahun sekali;
2. pelatihan bimbingan membuat gerabah di Kecamatan Malo, agar masyarakat Malo
dapat membuat gerabah mulai dari, persiapan tanah, pembentukan, pembakaran dan
pengecatan
3. bantuan APBD berupa gapura pintu masuk yang ada pada Desa Rendeng.
Selain upaya dari pemerintah, upaya untuk melestarikan juga dibuat oleh para pelaku
gerabah Rendeng, seperti:
1. menciptakan inovasi baru dengan bentuk dan motif baru, seperti membuat motif
karakter kartun yang terbaru dari televisi dan motif terinspirasi dari lingkungan
sekitar, serta bentuk-bentuk patung lainnya
2. membentuk variasi motif dan pewarnaan yang menarikminat pembeli.
7. Pemasaran Gerabah
Pemasaran (marketing) adalah aktivitas, serangkaian institusi, dan proses menciptakan,
mengomukasikan, menyampaikan, dan mempertukarkan tawaran yang bernilai bagi pelanggan,
klien, mitra, dan masyarakat umum.
Pemasaran termasuk salah satu kegiatan dalam perekonomian dan membantu dalam
penciptaan nilai ekonomi. Dalam kondisi perekonomian saat ini, tanpa adanya pemasaran orang
sulit mencapai tujuan konsumsi yang memuaskan. Pemasaran ini harus dapat memperhitungkan
kebutuhan – kebutuhan konsumen dan mengkombinasikannya dengan data di lapangan atau
pasar. Streategi pemasaran yang efektif harus dapat memadukan semua elemen bauran
pemasaran ke dalam suatu program pemasaran yang dirancang untuk mencapai tujuan pemasaran
perusahaan dengan membuat nilai untuk konsumen.
Untuk memasarkan barang – barang hasil industri kerajinan gerabah kebanyakan
dengan menerima pesanan baik pesanan dalam kota maupun luar kota. Produk – produk yang
banyak diminati oleh pemesan adalah produk seni dengan berbagai desain dan biasanya produk –
produk tradisional dimodifikasi ke dalam bentuk yang memiliki nilai seni. Pemesan ada yang
langsung datang ke pengrajin dan ada juga yang melalui pelantara. Sentral industri gerabah di
desa Rendeng, pemesanan masih tergantung pada pengumpul. Selain pegadang pengumpul,
saluran pemasaran lain adalah dengan dipasarkan sendiri atau melalui pedagang perantara dan
pengecer di tempat – tempat wisata atau dititipkan ke toko – toko.
Adapun usaha – usaha yang seharusnya dilakukan oleh pengrajin untuk meningkatkan
jangkauan pemasaran kerajinan gerabah adalah :
a. Dengan melakukan promosi yang dilakukan oleh pemerintah bila sedang ada pameran –
pameran.
b. Melalui promosi pamflet yang menyangkut potensi gerabah.
c. Meningkatkan kualitas dan pelayanan tepat waktu kepada pemesan
d. Meningkatkan ketrampilan agar dapat menyajikan produk sesuai dengan selera konsumen.
e. Melalui katalog dan brosur yang disebarkan.
BAB lll
PENUTUP

1. Kesimpulan
Gerabah di Desa Rendeng Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro merupakan salah
satu kearifan lokal yang telah berlangsung selama sejak lama dan telah diwariskan secara turun
temurun. Kerajinan membuat gerabah merupakan sumber mata pencaharian utama masyarakat di
Desa Rendeng tersebut, sehingga mayoritas warganyaberprofesi menjadi pengrajin gerabah.
Kebanyakan dari warga Desa Rendeng masih memnggunakan cara yang tradisional dalam proses
pembuatan gerabah, dimana tetap mengandalakan teknik-teknik pijat dan putar, dan hanya ada
sedikit di antara mereka yang menggunakan teknologi bermesin.
Pemasaran gerabah di Desa Rendeng lumayan variatif selain pembelian secara langsung
yang dilakukan para wisatawan, pembelian gerabah juga melalui agen dan kemudian akan
dipasarkan ke luar daerah Bojonegoro. Seiring perkembangan jaman yang serba digital,
Pemasaran dapat melalui sistem online.

2. Saran
Semoga dengan kita berkunjung dan mempelajari dasar-dasar pembuatan gerabah ini
bisa menumbuhkan kreativitas kita dalam berkarya. Dalam hal ini kita juga dapat mempelajari
alur bisnis dari industri gerabah tersebut. Sehingga dapat kita terapkan untuk membuat karya
yang nyata dan bisa membuka lapangan pekerjaan
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyakkesalahan, maka dari
itu saya minta kritik dari dosen pengampu mata kuliah Pengantar Bisnis semester gasal ini.

Anda mungkin juga menyukai