Anda di halaman 1dari 17

Tradisi Lelang Bandeng dalam Peringatan Maulid Nabi Muhammad saw di Sidoarjo

Bagus Wahyu P. (A02217011), Rohmah Izzah (A02217037), Deivy Nur Setyowati


(A92217061), M. Roni Afandi (A92217083), Nurul Lailia Afida (A92217127)

Sejarah Peradaban Islam, Fakultas Adab dan Humaniora

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Abstrak

Kabupaten Sidoarjo merupakan salah satu daerah penghasil tambak bandeng dengan produksi
bandeng yang selalu meningkat setiap tahunnya sesuai dengan jumlah permintaan konsumen.
Adat kebiasaan masyarakat Sidoarjo yang menggunakan bandeng sebagai sajian yang wajib
dihidangkan disetiap hajatan kemudian menghasilkan suatu tradisi baru yang menjadi acara
rutinan Kabupaten Sidoarjo. Tradisi ini berupa tradisi lelang bandeng tradisional yang diadakan
pada salah satu hari besar Islam yaitu peringatan maulid Nabi Muhammad saw sebagai ekspresi
kegembiraan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad. Kajian ini menggunakan metode
kualitatif berdasarkan pada studi dokumen arsip dan wawancara di Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten Sidoarjo. Hasil dari kajian ini yaitu (1) Mengetahui pengertian tradisi
lelang bandeng di Sidoarjo, (2) Mengetahui sejarah dan perkembangan tradisi lelang bandeng di
Sidoarjo hingga saat ini serta dampaknya bagi masyarakat. Dari kajian ini dapat disimpulkan
bahwa tradisi lelang bandeng merupakan tradisi yang bernafaskan Islam sebagai sarana untuk
mengetuk hati agar rela mengorbankan sebagian harta guna membantu pembinaan dan
pengembangan kegiatan-kegiatan sosial keagamaan dengan mengenang dan menauladani
perjuangan pimpinan besar Nabi Muhammad saw yang kemudian mengalami perkembangan
secara fungsionalisme dan berdampak bagi masyarakat Sidoarjo.
Kata kunci: Bandeng, Lelang, Nabi, Muhammad, Sidoarjo.
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Kondisi geografis Kabupaten Sidoarjo sangat mempengaruhi potensi sumber daya


alam dan kebudayaan masyarakatnya. Sidoarjo merupakan daerah Delta yang merupakan
wilayah di sekitar aliran sungai. Daerah ini dimanfaatkan oleh penduduk untuk usaha
perikanan, khususnya perikanan air payau yang dibudidayakan dengan cara tambak1.
Kabupaten Sidoarjo merupakan salah satu daerah penghasil tambak bandeng terbesar kedua
setelah Kabupaten Gresik. Produksi bandeng di Kabupaten Sidoarjo selalu meningkat setiap
1
Imam Hariyanto, Tesis Analisis Sistem Produksi dan rantai Pasok untuk Implementasi Indikasi Geografis Bandeng
Sidoarjo (Program Magister Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jember,2015), 13

1
tahunnya dibarengi dengan jumlah permintaan konsumen. Hal tersebut dikarenakan adat
kebiasaan masyarakat sekitar yang menggunakan bandeng sebagai sajian yang wajib
dihidangkan di setiap hajatan tertentu.

Budidaya bandeng kemudian menghasilkan tradisi baru dalam kehidupan beragam


masyarakat Sidoarjo. Bandeng sebagai hidangan yang wajib menghasilkan suatu tradisi baru
yang menjadi acara rutinan Kabupaten Sidoarjo. Tradisi ini berupa tradisi lelang bandeng
tradisional yang diadakan pada salah satu hari besar Islam yaitu peringatan maulid Nabi
Muhammad saw. Tradisi lelang bandeng juga berkembang dari pertama kali tradisi ini
dilakukan hingga saat ini ditinjau dari segi fungsional.

Kajian tentang tradisi lelang bandeng tentu akan memberikan informasi baru bagi
masyarakat awam maupun kaum cendekiawan. Pemahaman tentang tradisi lelang bandeng
yang hanya sebatas kegiatan rutinan Kabupaten Sidoarjo sangat menarik dengan waktu
pelaksanaannya ketika peringatan maulid Nabi Muhammad saw sebagai kegiatan yang
bernafaskan Islam serta perkembangan dan dampaknya.

1.2. RumusanMasalah

Berdasarkan dengan judul yang dikaji dalam studi ini yakni “Tradisi Lelang
Bandeng Sebagai Peringatan Maulid Nabi Muhammad saw di Sidoarjo” maka dapat
dirumuskan masalah yang akan dikaji yakni sebagai berikut:

1. Apa pengertian dari tradisi lelang bandeng di Sidoarjo ?


2. Bagaimana sejarah dan perkembangan tradisi lelang bandeng di Sidoarjo hingga saat
ini serta dampaknya bagi masyarakat ?
1.3. Tinjauan Pustaka

Dalam suatu penelitian diperlukan dukungan dengan hasil-hasil penelitian yang telah
ada sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian tersebut. Dari penelitian Kuni Masyitoh
(2017) telah dipaparkan dengan jelas tentang tradisi lelang bandeng di kabupaten Sidoarjo.
Penelitian ini dimulai dengan latar belakang sejarah hingga proses tahapan acara tradisi
lelang bandeng di Kabupaten Sidoarjo. Penelitian ini lebih mengarah pada perkembangan
lelang bandeng dari tahun ke 1969-2007 dengan kontribusi sosial dan ekonomi bagi
masyarakat Sidoarjo.

2
Sedangkan dalam penelitian Leo Krismunanto memaparkan tentang usaha untuk
menarik kunjungan kekabupaten Sidoarjo dalam acara tradisi lelang bandeng. Dalam tahap
pelaksanaanya, tradisi lelang bandeng dilaksanakan pada peringatan maulid Nabi
Muhammad saw yang merupakan salah satu hari besar dalam Islam. Dengan demikian maka
kajian ini mencoba memperdalam tradisi lelang bandeng dalam perspektif Islam dan
perkembangannya dari pertama kali pelaksanaannya hingga sekarang secara fungsional.

1.4. Landasan Teori

Tradisi lelang bandeng adalah sebuah tradisi yang cukup lama ada dan berkembang
di masyarakat Sidoarjo. Tidak hanya sebuah tradisi, masyarakat sebagai pemeran dalam
tradiri ini juga ikut ambil andil dalam perkembangan dan perubahan baik dari segi budaya
maupun sosial. Segi budaya dan sosial yaitu tradisi lelang bandeng dan masyarakat Sidoarjo
merupakan hubungan yang memiliki keterkaitan yang perlu diulas agar menemukan
pemahaman yang baik. Sehingga kajian ini akan bermanfaat bagi masyarakat Sidoarjo baik
produsen selaku para petambak bandeng yang memberikan pasokan bandeng untuk tradisi
ini dan konsumen selaku masyarakat yang menikmati hasil dari tradisi lelang bandeng. Oleh
karena itu, terlebih dahulu melakukan analisis mobilitas sosial yaitu pergerakan dan
perkembangan masyarakat baik dari segi budaya dan sosial.

1. Budaya dan Masyarakat

Menurut Koentjaraningrat, budaya merupakan keselurahan manusia dari kelakuan


dan hasil kelakuan yang teratur oleh tata kelakuan yang harus didapatkannya dengan
belajar dan yang semunaya tersusun dalam kehidupan masyarakat. Dari sini, dapat
diketahui bahwa budaya adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya
manusia untuk memenuhi kehidupannya. Budaya diperoleh dari manusia sebagai anggota
masyarakat. Tenpa masyarakat kemungkinan kecil untuk membentuk suatu budaya.
Sebaliknya tidak ada budaya maka tidak ada manusia secara individual maupun
kelompok.untuk dapat mempertahankan kebudayaannya (Rowland B.F, 2015 : 95).

Tradisi lelang bandeng adalah sebuah budaya dimana itu merupakan hasil dari
gagasan dan ide dari masyarakat (manusia). Tradisi ini cukup lama ada dan berkembang
hingga sekarang berkat adanya masyarakat yang menjalankan roda tradisi ini dan ikut

3
mempertahankan tradisi ini. tradisi lelang bandeng memiliki hubungan sebagimana
budaya dan manusia dengan masyarakat Sidoarjo.

2. Teori Fungsionalisme

Pergerakan dan perkembangan dari tradisi lelang bandeng di Sidoarjo telah


mengakibatkan perubahan yang dinamis dan signifikan. Dilihat dari fungsi dari tradisi
lelang bandeng itu sendiri. Awalnya tradisi ini digunakan sebagai proses
membudidayakan hasil dari para petambak sebagai mata pencaharian sebagian
masyarakat Sidoarjo pada saat itu yang berupa bandeng sebagai hidangan wajib di setiap
acara. Kemudian saat ini, fungsi lelang bandeng tidak hanya itu melainkan sebagai objek
pariwisata dan sarana perekonomian masayarakat Sidoarjo. Oleh karena itu, studi ini
menggunakan analisis teori fungsionalisme sebagai landasan untuk memahami agar bisa
dibaca dan dimengerti dengan baik. Teori yang digunakan adalah teori fungsionalisme
dari Bronislaw Malinowski. Teori fungsionalisme merupakan salah satu teori yang
digunakan dalam bidang ilmu sosial, yang menekankan pada masyrakat tertentu. Inti dari
fungsionalisme Malinowski adalah segala aktivias kebudayaan sebenarnya bermaksud
memuaskan suatu rangkaian dari sejumlah kebutuhan naluri manusia yang berhubungan
dengan seluruh kehidupannya2.

1.5. Metode Penelitian

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan di Kantor Dinas Perikanan


Kabupaten Sidoarjo yang teletak di Jl. Sultan Agung No. 28, Gajah Timur, Magersari,
Sidoarjo pada tanggal 21 Oktober 2019. Kajian ini menggunakan metode kualitatif. Metode
kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Dengan demikian
pendekatan ini diarahkan pada latar belakang pada latar individu tersebut secara holistik.
Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini akan dilakukan melalui studi
dokumen dan wawancara. Secara intensif teknik studi dokumen ini digunakan untuk

2
Rudiansyah dkk, Fungsi Puak Poi pada Upacara Paosin dalam Masyarakat Tionghoa di Medan, Jurnal Kajian Seni
Vol. 01 No.1 November 2016, 34

4
memperoleh data mengenai komponen apa saja yang terkandung dalam Tradisi Lelang
Bandeng di Sidoarjo. Dalam hal ini jenis studi dokumen yang digunakan adalah
menggunakan pedoman buku, arsip, dan juga foto yang berkaitan dengan penelitian.
Teknik wawancara digunakan untuk memperoleh data utama yang berupa ucapan, pikiran
perasaan dan tindakan dari Dinas Perikanan diharapkan akan lebih mudah diperoleh.

II. PEMBAHASAN

2.1. Pengertian tradisi lelang bandeng di Sidoarjo.

Di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur terdapat sebuah kebiasaan atau suatu kegiatan
tradisional yang pada akhirnya menjadi tradisi yakni tradisi lelang bandeng ‘kawakan’. Tradisi
ini kerap diadakan setiap tahun bertepatan dengan peringatan Hari Besar Maulid Nabi
Muhammad SAW. Kegiatan ini dilakukan di Alun-Alun Sidoarjo3. Pelelangan ini berkembang
sejak tahun 1962. Pada awalnya pelelangan dilakukan secara gotong royong untuk mendapatkan
dana sosial Yayasan Bakti Muslim Sidoarjo (Yabamsi).4
Perkembangan selanjutnya pelaksanaan lelang dilakukan untuk menggali dan mencari
usaha mendapatkan dana dari pihak swasta, serta mendorong pembudidaya bandeng untuk
meningkatkan hasil produksi tambak dengan melelang bandeng yang memiliki ukuran terbesar.
Lelang bandeng di Sidoarjo adalah kegiatan melelang ikan bandeng bukan sembarang ikan
bandeng, tetapi bandeng ‘kawakan’ yang dipelihara khusus antara 5-10 tahun dan mencapai berat
7 kg sampai 10 kg per-ekor.5 Bandeng menurut Asep Rudini merujuk pada SIPUK6 dapat hidup
di air tawar, air asin maupun air payau. Selain itu, Bandeng relatif tahan terhadap berbagai jenis
penyakit. Budidaya bandeng tidak menimbulkan pencemaran lingkungan dan dapat dikelola
dengan teknologi yang relatif sederhana.

3
Bidang Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Kabupaten Sidoarjo. Sejarah Singkat Pasar Lelang Bandeng Di
Kabupaten Sidoarjo. (Sidoarjo: Bidang Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Kabupaten Sidoarjo)., dan
lihat juga Kuni Masythoh. Lelang Bandeng Tradisional Di Kabupaten Sidoarjo Tahun 1996-2007.
(Surabaya: AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 5, No. 2, Juli 2017. Jurusan Pendidikan
Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Surabaya, 2017), 262-263 dan 265.
4
Asep Rudini Setiawan. Studi Pelelangan Bandeng Di Kabupaten Pangkajene Dan Kepulauan, Provinsi Sulawesi
Selatan., 11.
5
Kuni Masythoh. Lelang Bandeng Tradisional Di Kabupaten Sidoarjo Tahun 1996-2007., 266.
6
Asep Rudini Setiawan., . Studi Pelelangan Bandeng Di Kabupaten Pangkajene Dan Kepulauan, Provinsi Sulawesi
Selatan, 6-7.

5
Tradisi ini tujuannya selain menjunjung tinggi Maulid Nabi Muhammad SAW, tetapi
juga memiliki maksud untuk mempromosikan hasil kekayaan daerah.7 Lelang Bandeng ini
merupakan salah satu kegiatan yang termasuk agenda resmi pemerintah Kabupaten Sidoarjo.
Meskipun begitu, lelang bandengdilaksaakan menggunakan system gotong royong dari berbagai
kalangan masyarakat Sidoarjo. Gotong royong dapat berupa pengerahan tenaga sukarela dalam
kegiatan yang bermanfaat untuk masyarakat dan juga pemerintah.8
Bahkan, tradisi ini juga untuk meningkatkan semangat produksi ikan bandeng para petani
tambak, agar Sidoarjo tidak kehilangan ‘ikon’-nya. Tujuan lainnya adalah hasil bersih dari
lelang, keseluruhan pendapatan digunakan untuk kegiatan-kegiatan sosial dan keagamaan.9
Lelang (auction) adalah salah satu alat pembentuk harga melalui artifisial pasar dengan
mempertemukan penjual (sellers) dan pembeli (buyers). Dalam konteks ini penjual dan pembeli
langsung bertransaksi untuk mencapai harga keseimbangan.10 Menurut KBBI, Kata ‘Lelang’
memiliki arti penjualan di hadapan orang banyak (dengan tawaran yang atas-mengatasi)
dipimpin oleh pejabat lelang.11 Jadi melelang ikan bandeng adalah menjual ikan bandeng di
depan khalayak ramai dengan menawarkan harga setinggi-tingginya sampai mentok dipandu
oleh petugas atau pejabat lelang.
Sedangkan dalam Surat Kep. Men. Keu RI. No.337/KMK.01/2000 Bab.I, Ps.1
berbunyi,12 “Secara umum lelang adalah penjualan barang yang dilakukan di muka umum
termasuk melalui media elektronik dengan cara penawaran lisan dengan harga yang semakin
meningkat atau harga yang semakin menurun dan atau dengan penawaran harga secara tertulis
yang didahului dengan usaha mengumpulkan para peminat”.

7
Bidang Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Kabupaten Sidoarjo. Sejarah Singkat Pasar Lelang Bandeng Di
Kabupaten Sidoarjo., dan lihat juga Leo Krismunanto. Usaha Untuk Menarik Kunjungan Wisata Ke
Kabupaten Sidoarjo (Studi Deskriptif Tentang Bentuk Atraksi Lelang Bandeng Di Kabupaten Sidoarjo).
(Surabaya: Skripsi. Program Studi DIII- Pariwisata Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Airlangga, 2001)
8
Kuni Masythoh. Lelang Bandeng Tradisional Di Kabupaten Sidoarjo Tahun 1996-2007., 263.
9
Bidang Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Kabupaten Sidoarjo. Sejarah Singkat Pasar Lelang Bandeng Di
Kabupaten Sidoarjo., dan lihat juga Kuni Masythoh. Lelang Bandeng Tradisional Di Kabupaten Sidoarjo
Tahun 1996-2007., 265.
10
Asep Rudini Setiawan. Studi Pelelangan Bandeng Di Kabupaten Pangkajene Dan Kepulauan, Provinsi Sulawesi
Selatan. (Bogor: Skripsi. Program Studi Manajemen Bisnis Dan Ekonomi Perikanan-Kelautan Fakultas
Perikanan Dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor, 2009), 7.
11
Tim Penyusun Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud RI. Aplikasi Android KBBI V 0.2.1
Beta (21). Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud RI.
12
. Asep Rudini Setiawan. Studi Pelelangan Bandeng Di Kabupaten Pangkajene Dan Kepulauan, Provinsi Sulawesi
Selatan., 7.

6
Dalam teori ekonomi, pelelangan (auction) adalah salah satu mekanisme pembentukan
harga (price formation) yang ditujukan untuk mendapatkan level harga yang paling efesien bagi
pembeli (buyers) maupun penjual (sellers). Salah satu teori penting dalam pelelangan ikan
berdasarkan Asep Rudini merujuk pada teori Vickrey, Klemperer dan McAfee & McMillan13
adalah teori kesamaan pendapatan RET (revenue equivalence theorem). Teori ini menjelaskan
bahwa pada dasarnya pelelangan akan menghasilkan kondisi dimana penjual dan pembeli akan
mendapat keuntungan rata-rata yang sama (equal profit in average) dari apapun jenis
pelelangannya (standard and non-standard)
Pelelangan menurut Asep Rudini merujuk pada Kurniawan,14 dilaksanakan sesuai
prinsip-prinsip good governance yang dicerminkan melalui pemberian kesempatan yang sama
kepada semua pihak, serta menyeleksi calon pemegang izin usaha yang kredibel, kapabel dan
bonafit dalam mengelola sumber dayanya. Diantaranya bebrapa syarat berikut: 1) Adil dan
Aman, karena bersifat terbuka/transparan dan lelang disaksikan/dipimpin oleh Pejabat Lelang
selaku pejabat umum yang bersifat independen. Sistem lelang mengharuskan pejabat lelang
meneliti kebenaran formal subjek dan objek lelang. 2) Cepat dan Efisien, karena pelaksanaan
lelang biasanya didahului dengan pengumuman sehingga peserta lelang dapat berkumpul pada
saat hari lelang dan dengan pembayaran secara tunai. 3) Kepastian Hukum, karena atas
pelaksanaan lelang, pejabat lelang membuat Berita Acara Lelang yang disebut Risalah Lelang.
4) Kompetitif, mewujudkan harga yang wajar karena pembentukan harga lelang pada dasarnya
menggunakan sistem penawaran yang besifat terbuka dan transparan.
Fungsi tempat pelelangan ikan menurut Asep Rudini merujuk pada Adrianto15 adalah
pelelangan sebagai penyedia harga ikan yang optimal sehingga memberikan dampak bagi
kesejahteraan nelayan/pembudidaya. Salah satu unsur penting dalam tata kelola pelelangan ikan
berdasarkan Asep Rudini merujuk pada konsepsi ideal Adrianto16 mencakup 3 hal yaitu; 1)
sebagai lembaga pembentuk harga optimal, 2) sebagai lembaga penyedia ikan dengan kualitas
baik, dan 3) sebagai lembaga pengelola perikanan.
2.2. Sejarah dan perkembangan tradisi lelang bandeng hingga saat ini serta dampak bagi
masyarakat.

13
Asep Rudini Setiawan. Studi Pelelangan Bandeng Di Kabupaten Pangkajene Dan Kepulauan, Provinsi Sulawesi
Selatan., 8.
14
Ibid,.
15
Ibid
16
Ibid,.

7
2.2.1. Sejarah tradisi lelang bandeng tradisional dalam peringatan maulid Nabi
Muhammad saw di Sidoarjo.

Ikan bandeng menjadi hidangan yang istimewa dan harus disajikan dalam upacara adat
ataupun keagamaan. Dalam perkembangannya ikan bandeng menjadi komoditas utama yang
membuat banyaknya petani tambak untuk membudidayakan bandeng. Hasil budidaya yang
melimpah menjadi dasar ide R.Samadikoen untuk membuat acara lelang bandeng kawakan
karena terbatasnya jumlah ikan bandeng yang kawak dan layak untuk diperebutkan. Keunikan ini
juga bernilai ekonomis yang tinggi dan membuat R.Samadikoen menetapkan sebuah tradisi khas
Sidoarjo yaitu tradisi lelang bandeng tradisional yang memiliki nilai agamis dan ekonomis serta
obyek wisata dalam perkembangannya. Secara turun temurun bandeng dijadikan sebagai ikon
pada perayaan maulid Nabi Muhammad SAW di Sidoarjo. Fungsi bandeng dalam perayaan
maulid nabi selanjutnya dikembangkan oleh masyarakat Sidoarjo. Bandeng berukuran normal
dimanfaatkan sebagai lauk yang diusahakan ada. Bandeng berukuran besar dipamerkan pada
masyarakat pada malam pelaksanaan lelang bandeng. Kondisi politik dan ekonomi di Indonesia
sekitar tahun 60-an turut mendasari adanya lelang bandeng di Sidoarjo17.

Tradisi lelang bandeng tradisional pertama kali diadakan oleh Pemerintah Kabupaten
Daerah Tingkat II pada hari Rabu tanggal 18 Juli 1962. Tradisi ini merupakan ide dari R.
Samadikoen yang pada saat itu menjabat sebagai Bapak Bupati KDH Tingkat II Sidoarjo. Tradisi
lelang bandeng diadakan rutin setahun sekali pada bulan maulid bertepatan dengan peringatan
lahirnya Nabi Muhammad saw. Tradisi lelang bandeng didasari dengan banyaknya latar
belakang yang menjadi alasan ditetapkannya tradisi ini secara turun temurun18.

Sebuah tradisi yang ada tidak terlepas dari latar belakang kondisi geografis lingkungan
serta budaya masyarakat setempat. Kondisi geografis Kota Sidoarjo sangat mempengaruhi
potensi sumber daya alam dan kebudayaan masyarakatnya. Sidoarjo merupakan daerah Delta
yang wilayahnya di sekitar aliran sungai. Daerah ini dimanfaatkan oleh penduduk untuk usaha
perikanan, khususnya perikanan air payau yang dibudidayakan dengan cara tambak. Salah satu

17
Kuni Masythoh. Lelang Bandeng Tradisional Di KabupatenSidoarjo Tahun 1996-2007. (Surabaya: AVATARA,
e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 5, No. 2, Juli 2017. Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu
Sosial dan Hukum Universitas Negeri Surabaya, 2017), 262
18
Pemerintah Kabupaten Derah Tingkat II Sidoarjo. 1996. Lelang Bandeng Tradisional Sidoarjo 1996. Sidoarjo :
Pemkab Sidoarjo, 10

8
hasil tambak terbesar adalah ikan bandeng19. Dalam sejarahnya, tradisi lelang bandeng dilatar
belakangi oleh kebiasaan masyarakat Sidoarjo yang menjadikan bandeng sebagai hidangan wajib
pada hari-hari tertentu karena ikan bandeng adalah komoditas utama Kota Sidoarjo. Harga ikan
bandeng mengalami kenaikan pada waktu peringatan maulid, hal itu juga yang mendasari panitia
pelaksana tradisi lelang bandeng mengadakan serangkaian acara seperti pasar bandeng murah
sebelum malam pelelangan bandeng20.

Tradisi lelang bandeng yang bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad juga
tidak terlepas dari dominasi masyarakat muslim NU di Sidoarjo. Bagi masyarakat Nahdlatul
Ulama (NU) merayakan hari besar dalam Islam adalah kegiatan wajib. Salah satunya adalah
memperingati Maulid Nabi Muhammad saw21. Kata maulid atau milad dalam bahasa Arab
berarti hari lahir. Perayaan maulid Nabi merupakan tradisi yang berkembang dimasyarakat Islam
jauh setelah Nabi Muhammad wafat. Secara substansi, peringatan ini adalah ekspresi
kegembiraan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad. Peringatan Maulid Nabi identik
dengan kegiatan kenduren dan pembacaan shalawat. Pada pelaksanaan kenduren terdapat menu
utama yang berupa nasi tumpeng dengan ikan bandeng sebagai lauk utamanya. Peringatan
maulid Nabi dengan mengadakan tradisi lelang bandeng juga merupakan ungkapan rasa syukur
kepada Sang Pencipta berkat kelimpahan nikmat yang diberikan22. Arsip Pemerintah Kabupaten
Derah Tingkat II Sidoarjo mengenai tradisi lelang bandeng, tujuan semua pasar lelang bandeng
dalam peringatan Maulid Nabi terpampang jelas pada poin pertama yaitu

Membuat suatu yang bersifat dan dapat dijadikan tradisi dan akan merupakan hal yang baru bagi masyrakat
dan Pemerintah daerah Kabupaten Sidoarjo dalam merayakan Peringatan Hari Besar Maulud Nabi
Muhammad saw, yang sekaligus membeikan hiburan dengan berbagai pertunjukan kepada masyarakat 23.

Bagi umat Islam Sidoarjo, kegiatan peringatan Maulid Nabi hendaknya dapat mengenang
dan menauladani perjuangan pimpinan besar Nabi Muhammad saw dalam mengemban amanah
kehidupan berbangsa dan bernegara yang mampu membimbing umat Islam untuk menuju hidup

19
Imam Hariyanto, Tesis Analisis Sistem Produksi dan rantai Pasok untuk Implementasi Indikasi Geografis
Bandeng Sidoarjo (Program Magister Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jember,2015), 13
20
Wawancara dengan Ibu Titin Nurani pada 21 Oktober 2019 di Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sidoarjo.
21
Kuni Masythoh. Lelang Bandeng Tradisional Di KabupatenSidoarjo Tahun 1996-2007. (Surabaya: AVATARA,
e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 5, No. 2, Juli 2017. Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu
Sosial dan Hukum Universitas Negeri Surabaya, 2017), 262
22
Wawancara dengan Ibu Titin Nurani pada 21 Oktober 2019 di Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sidoarjo.
23
Pemerintah Kabupaten Derah Tingkat II Sidoarjo. 1996. Lelang Bandeng Tradisional Sidoarjo 1996. Sidoarjo :
Pemkab Sidoarjo, 10

9
yang berbahagia dan sejahtera dunia maupun akhirat. Oleh karena itu, kegiatan lelang bandeng
merupakan sarana untuk mengetuk hati agar rela mengorbankan sebagian harta guna membantu
pembinaan dan pengembangan kegiatan-kegiatan sosial yaitu kegiatan keagamaan,
pembangunan tempat ibadah, penyantunan anak yatim piatu maupun sarana sosial lainnya yang
semuanya merupakan amalan nyata dalam memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad saw24.

2.2.2. Perkembangan tradisi lelang bandeng dilihat dari segi fungsional.

Kondisi geografis dari wilayah Sidoarjo adalah delta sehingga dapat dimanfaatkan
sebagai tambak atau pemeliharaan ikan-ikan air tawar. Berdasarkan kondisi tersebut pemerintah
Kabupaten Sidoarjo berinisiatif untuk mengadakan kegiatan yang bermanfaat, yaitu lelang
bandeng tradisional. Kegiatan ini diadakan agar masyarakat Sidoarjo dapat menyadari bahwa
kekayaan alam tambak bandeng Sidoarjo sangat melimpah. Tujuan lainnya agar petani tambak
termotivasi untuk terus meningkatkan kualitas budidaya tambaknya. Kegiatan ini juga
merupakan upaya nyata dalam memadukan antara konsep religi dan konsep ekonomi. 25 Tradisi
lelang bandeng sudah dilaksanakan sejak tahun 1962 dan samapi saat ini terus berkembang.
Perkembangan inilah yang menyebabkan perubahan nilai fungsi dari tradisi itu sendiri. Bukan
hanya sebuah tradisi peringatan maulid Nabi, melainkan juga alat penunjang perekonomian dan
pariwisata. Mulai dari kebutuhan maupun selera manusia itu sendiri maupun kebudayaan
masyarakat sekitar. Dalam hal perkembangan, peneliti membagi dalam tiga fase dengan tujuan
agar mudah dipahami dan dibaca dengan baik. Berikut pembagiannya :

1. Pemeliharaan Bandeng Kawakan


Seperti yang sudah diketahui, penghasilan utama dari Sidoarjo adalah bandeng,
namun untuk jenisnya disebut bandeng kawakan. Pemeliharaan dan perkembangbiakan beda
sekali dengan bandeng lainnya Sebab harus memperhatikan waktu penangkapan ikan,
ketersediaan makanan, kebersihan tempat pemeliharaan, dan pergantian air yang harus teliti
dan cermat apabila tidak maka perkembangbiakan dan pemeliharaan bisa dikatakan gagal
dan banyak ikan bandeng akan mati.

24
Pemerintah Kabupaten Derah Tingkat II Sidoarjo. 1996. Lelang Bandeng Tradisional Sidoarjo 1996. Sidoarjo :
Pemkab Sidoarjo, 1-2
25
Kuni Masythoh. Lelang Bandeng Tradisional Di KabupatenSidoarjo Tahun 1996-2007. (Surabaya: AVATARA,
e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 5, No. 2, Juli 2017. Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu
Sosial dan Hukum Universitas Negeri Surabaya, 2017), 261

10
Meskipun begitu, banyak sekali yang memlihara maupun memeperkembangbiakan
bandeng kawakan ini. Sehingga ikan bandeng ini menambah jumlah selera dan kebutuhan
masing-masing pembudidaya misalnya sebagai konsumsi apabila ada hajatan, pesta-pesta
perkawinan, dan lain-lain. Banyaknya peminat atau penikmat ikan bandeng membuat tujuan
daripada pemeliharan bandeng kawakan terus berkembang. Salah satunya adalah digunakan
untuk mengikuti ajang lelang bandeng dalam rangka peringatan Maulid Nabi Muhammad
saw. yang diadakan setiap tahun di Kabupaten Sidoarjo.26
2. Peresmian awal dari tradisi lelang bandeng

Peresmian awal dari tradisi lelang bandeng dimulai pada tanggal 18 Juli 1962 oleh R.
Samadikoen sebagai bapak bupati KDH II Sidoarjo. Tradisi ini bisa dikatakan tradisi yang
baru bagi masyarakat Sidoarjo dalam memperingati hari Maulid Nabi Muhammad saw.
Diadakannya peresmian tradisi lelang bandeng, maka terbentuknya fungsi-fungsi dari tradisi
tersebut, yaitu sebagai budaya masyarakat Sidoarjo, sebagai sarana hiburan kepada
masyarakat karena di dalamnya terdapat pertunjukan-pertunjukan, sebagai penggali dan
usaha untuk pencarian dana untuk sumber biaya bagi usaha-usaha pembangunan, sebagai
wadah aktivitas dalam memperbaiki hasil produksi tambak. sarana pendidkan dan bimbingan
kepada para pengusaha tambak, sebagai sarana peningkatan pendapat pembudidaya tambak27

3. Tradisi lelang bandeng masa kini

Dalam perkembangan secara kontemporer seperti saat ini, tradisi lelang bandeng telah
memiliki banyak fungsi. Fungsi yang lain selain dijelaskan pada masa peresmian awal, yaitu:

a. Sebagai objek pariwisata

Tradisi lelang bandeng sangat menarik dan unik. Karena tradisi ini bernafaskan Islam
dan memiliki aspek pembinaan sumber daya manusia dan hayati.28 Tidak hanya itu, pada saat
tradisi lelang bandeng banyak pertunjukan lokal sebagai hiburan dari segi musik, menari, dan

26
Bidang Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Kabupaten Sidoarjo.Sejarah Singkat Pasar Lelang Bandeng Di
Kabupaten Sidoarjo
27
Pemerintah Kabupaten Derah Tingkat II Sidoarjo, Lelang Bandeng Tradisional Sidoarjo 1996. (Sidoarjo :
Pemkab Sidoarjo, 1996), 10
28
Ibid, 1

11
alunan sholawat. Oleh karena itu, tradisi lelang bandeng menarik antisipasi masyarakat
dalam maupun luar Sidoarjo untuk melihat atau juga berpartispasi dalam tradisi tersebut.

b. Sebagai objek studi penelitian


Tradisi lelang bandeng cukup lama diadakan di Sidoarjo. Dimulai dari tahun 1962
hingga sekarang pasti mempunyai perjalanan yang cukup panjang. Tidak hanya itu, tradisi ini
juga bisa dibilang menarik untuk dikaji, bisa dari bidang historis, ekonomi, budaya, maupun
pariwisata.
c. Sebagai objek perekonomian

Dalam pelaksanaan tradisi lelang bandeng, banyak para petambak yang ikut dalam
acara pelelangan. Hal ini dikarenakan adanya hadiah-hadiah yang cukup besar maupun
menarik apabila memenangkan acara lelang bandeng. Meskipun begitu hadiah juga akan
dipersembahkan untuk kegiatan sosial, kegiatan pembangunan, dan kegiatan pembinaan.

2.2.3. Proses pelaksanaan tradisi lelang bandeng

1. Persiapan lelang bandeng


Sebelum persiapan pelaksanaan lelang bandeng, Dinas Kelautan dan Perikanan
terlebih dahulu mensosialisasikan kegiatan lelang bandeng kepada petani tambak, dengan
cara membina petani tambak dan melatih cara budidaya ikan dengan benar. Dinas
Kelautan dan Perikanan juga meminta kepada petani tambak agar mau membudidayakan
ikan bandeng kawak, untuk diikutkan lelang bandeng yang diadakan setiap tahun.29
Selanjutnya, berdasarkan dokumen tertulis tentang rencana kegiatan lelang
bandeng tradisional tahun 2005 bahwa persiapan lelang bandeng di Sidoarjo sudah
terorganisir dengan baik. Secara administrasi persiapan pelaksanaan lelang bandeng
diserahkan pada Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sidoarjo. Tahap persiapan
pelaksanaan lelang bandeng meliputi pembentukan Panitia, musyawarah panitia,
pengumuman kepada camat atau petani tambak, musyawarah terhadap petani tambak
terkait aturan, jaminan dan teknis penimbangan serta pelelangan, pengumuman ke publik

29
Wawancara dengan Ibu Septi tanggal 21 Oktober 2019 di Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sidoarjo.

12
tentang diadakannya lelang bandeng, persiapan pengadaan hadiah, penerimaan bandeng
kawak H-1 dari pelaksanaan penimbangan30
2. Pelaksanaan lelang bandeng
Tahap pelaksanaan lelang bandeng sesuai data yang diperoleh dari wawancara
dan jurnal, terdapat acara pendukung. Acara pelaksanaan lelang bandeng dan acara
pendukungnya yaitu:
a. Bandeng Murah

Penjualan bandeng murah merupakan salah satu acara pendukung pelaksanaan


lelang bandeng di Sidoarjo. Penjualan bandeng murah diadakan sehari sebelum perayaan
maulid nabi, penjualan diadakan di kantor Dinas Kelautan dan Perikanan.

Pada tahun ini, bandeng yang disediakan sekitar 5,5ton. Dijual dengan harga
25.000 rupiah per 2kg, dengan harga aslinya 25.000 rupiah per kg. Artinya bandeng
murah ini di subsidi pemerintah sebesar 50% dari harga di pasar. Acara bandeng murah
di publikasi pada masyarakat melalui banner di jalan-jalan. Penjualan bandeng murah
habis hanya dengan hitungan beberapa jam saja, yang dimulai sekitar jam 8-9 wib.31

b. Pembancaan Sholawat Nabi

Maulid nabi yang bertepatan pada 12 Rabi’ul awal merupakan peringatan


kelahiran Nabi Muhammad SAW yang dilakukan oleh umat muslim. Masyarakat terbiasa
merayakan maulid Nabi dengan mengadakan shalawatan. Tujuannya untuk meneladani
sifat Nabi.

Sholawatan tetap dilaksanakan sebelum malam pelelangan bandeng dilakukan.


Pada awalnya kegiatan sholawatan ini ditempatkan di Masjid Agung Sidoarjo dilanjutkan
dengan kegiatan kendurenan setelah sholawatan. Pada periode selanjutnya tempat
pelaksanaan sholawatan dilakukan di Pendopo Alun-Alun Kabupaten Sidoarjo. Peserta
shalawatan biasanya adalah kelompok pemimpin cabang, Muslimat dan Fatayat NU dan
kelompok Ibu-Ibu Dharma wanita se-Kabupaten Sidoarjo. Beberapa TPQ juga dilibatkan

30
Kuni Masythoh. Lelang Bandeng Tradisional Di KabupatenSidoarjo Tahun 1996-2007. (Surabaya: AVATARA,
e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 5, No. 2, Juli 2017. Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu
Sosial dan Hukum Universitas Negeri Surabaya, 2017), hal 263
31
Wawancara dengan Ibu Septi tanggal 21 Oktober 2019 di Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sidoarjo.

13
agar pelaksanaan kegiatan sholawatan lebih meriah. Pelaksanaan sholawatan dalam
kegiatan lelang bandeng adalah untuk menjaga fungsinya sebagai acara untuk peringatan
maulid nabi. Sehingga lelang bandeng tidak hanya sebagai hiburan semata melainkan
juga tetap bernuansa islami.32

c. Penimbangan Bandeng Kawak

Tahap penimbangan biasanya diadakan pagi hari sebelum dilaksanakannya lelang


bandeng. Ikan bandeng kawak yang akan mengikuti penimbangan didatangkan sehari
sebelum penimbangan. Tempat diadakannya penimbangan bandeng kawak di Dinas
Kelautan dan Perikanan.

Pada pelaksanaan penimbangan, biasanya disaksikan wakil bupati Sidoarjo dan


dihadiri media massa. Kriteria penilaian, bibir bandeng harus warna merah karena itu
bandeng khas Sidoarjo, kondisi bandeng, berat dan panjang bandeng. Biasanya ada
sekitar 4-6 bandeng yang mengikuti penimbangan. Setelah ditentukan 4 pemenang,
kemudian bandeng pemenang tersebut dikirab dari dinas sampai pendopo.33

d. Malam Pelelangan Bandeng

Malam pelaksanaan pelelangan hasil bandeng kawak diadakan di alun-alun


Sidoarjo. Bandeng kawak pemenang dipikul dari pendopo ke panggung utama pelelangan
bandeng yang berada di alun-alun. Sebelum dimulainya pelelangan, terlebih dahulu ada
hiburan-hiburan seperti penyanyi dangdut dan sebagainya.

Pelelangan bandeng dimulai sekitar jam 10 malam, dengan diikuti oleh


perusahaan-perusahaan yang ada di Sidoarjo. Setelah didapatkan pemenang lelang,
selanjutnya pemenang diberi piala dan piagam dari pemerintah Kabupaten Sidoarjo. Hasil
dari lelang bandeng di sumbangkan kepada masjid atau musholla yang membutuhkan,
panti asuhan dan sebagainya.34

2.2.4. Dampak lelang bandeng bagi masyrakat

32
Kuni Masythoh. Lelang Bandeng Tradisional Di KabupatenSidoarjo Tahun 1996-2007, hal 264
33
Wawancara dengan Ibu Septi tanggal 21 Oktober 2019 di Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sidoarjo.
34
Ibid.

14
Seperti yang telah dijelaskan negenai tradisi lelang bandeng yang diselenggarakan oleh
PEMDA Sidoarjo tepatnya di alun-alun Sidoarjo pada saat peringatan maulid Nabi Muhammad
ini terdapat adanya dampak yang terjadi bagi petani tambak khususnya dan bagi seluruh
masyarakat Sidoarjo. Diantara dampak dari diselenggarakannya kegiatan ini yakni :

1. Dengan diselenggarakannya kegiatan lelang bandeng ini masyarakat dan pemerintah


Sidoarjo memiliki hal baru berupa tradisi yang rutin diselenggarakan setiap tahunnya,
dengan adanya tradisi lelang bandeng yang diselenggarakan bertepatan dengan Maulid
nabi Muhammad ini masyarakat dapat mengenang dan meneladani perjuangan dari
pemimpin besar umat Islam yakni Baginda Nabi besar Muhammad saw. dalam
mengemban amanah kehidupan berbangsa dan bernegara dan beliau juga mampu
membimbing ummatnya menuju kebahagiaan di dunia maupun di akhirat, tradisi tahunan
ini sekaligus juga menjadi hiburan bagi masyarakat Sidoarjo khususnya, karena dalam
kegiatan ini kegiatan lelang bandeng juga dimeriahkan dengan beberapa macam
pertunjukan mulai dari mengundang artis dangdut maupun artis-artis penyanyi pop.
2. Selain itu dengan diselenggarakannya tradisi lelang bandeng ini dana yang terkumpul
dari hasil lelang bandeng dapat digunakan untuk membantu melaksanakan usaha-usaha
dalam bidang pembangunan. Dana hasil penjualan lelang bandeng kemudian dapat
disumbangkan untuk kegiatan bakti sosial dan menyalurkannya pada sasaran yang tepat.
3. Dampak selanjutnya yakni dengan diselenggarakannya tradisi lelang bandeng ini dapat
memotifasi masyarakat khususnya para petani tambak untuk semakin semangat
berinovasi dalam meningkatkan hasil prosuksi tambak khususnya ikan bandeng.
4. Kegiatan lelang bandeng yang dilaksanakan oleh PEMDA Sidoarjo ini juga memberikan
manfaat yakni memberikan pembelajaran serta bimbingan kepada para pengusaha
tambak untuk memelihara ikan dengan baik yang akhirnya hasil dari tambak masyarakat
sidoarjo dapat meningkatkan pendapatan para pembudidaya tambak35.

III. PENUTUP

3.1.Kesimpulan

35
Pemerintah Kabupaten Derah Tingkat II Sidoarjo. 1996. Lelang Bandeng Tradisional Sidoarjo 1996. Sidoarjo :
Pemkab Sidoarjo, 10

15
Lelang Bandeng ini merupakan salah satu kegiatan yang termasuk agenda resmi
pemerintah Kabupaten Sidoarjo. Kata ‘Lelang’ memiliki arti penjualan di hadapan orang banyak
(dengan tawaran yang atas-mengatasi) dipimpin oleh pejabat lelang.36 Jadi melelang ikan
bandeng adalah menjual ikan bandeng di depan khalayak ramai dengan menawarkan harga
setinggi-tingginya sampai mentok dipandu oleh petugas atau pejabat lelang. Tradisi ini memiliki
salah satu tujuan yaitu mempromosikan hasil kekayaan daerah yang berupa ikan bandeng.
Tradisi ini dilaksanakan bertepatan dengan maulid Nabi Muhammad saw. Adapun hal
yang melatarbelakangi tradisi lelang bandeng yang bertepatan dengan maulid Nabi. Ikan
bandeng menjadi hidangan yang istimewa dan harus disajikan dalam upacara adat ataupun
keagamaan dan menjadi komoditas utama yang membuat banyaknya petani tambak untuk
membudidayakan bandeng. Hasil budidaya yang melimpah menjadi dasar ide R.Samadikoen
untuk membuat acara lelang bandeng kawakan karena terbatasnya jumlah ikan bandeng yang
kawak dan layak untuk diperebutkan. Keunikan ini juga bernilai ekonomis yang tinggi dan
membuat R.Samadikoen menetapkan sebuah tradisi khas Sidoarjo yaitu tradisi lelang bandeng
tradisional yang memiliki latar belakang nilai agamis dari sebuah tradisi lokal sebagai adat
kebiasaan orang NU dan nilai ekonomis sebagai penunjang perekonomian daerah.
Dalam perkembangnnya, tradisi yang benafaskan Islam ini bukan hanya berfungsi
sebagai sebuah tradisi peringatan maulid Nabi, melainkan juga sebagai objek perekonomian,
objek penelitian, dan objek pariwisata. Adapun proses pelaksanaan tradisi ini dimulai dari
persiapan dengan pembentukan panitia dan acara pelaksanaan dengan berbagai kegiatan yaitu
pasar bandeng murah, pembacaan diba’ atau shalawat nabi, penimbangan bandeng kawak, dan
malam pelelangan bandeng. Dampak tradisi lelang bandeng bukan hanya dirasakan oleh
masyarakat sebagai penikmat tradisi saja, melainkan juga berdampak pada masyarakat pesisir
sebagai petambak bandeng yang memiliki semangat berinovasi dalam meningkatkan hasil
prosuksi tambak khususnya ikan bandeng. Selain itu dengan diselenggarakannya tradisi lelang
bandeng ini dana yang terkumpul dari hasil lelang bandeng dapat digunakan untuk membantu
melaksanakan usaha-usaha dalam bidang pembangunan. Dana hasil penjualan lelang bandeng
kemudian dapat disumbangkan untuk kegiatan bakti sosial dan menyalurkannya pada sasaran
yang tepat.

36
Tim Penyusun Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud RI. Aplikasi Android KBBI V 0.2.1
Beta (21). Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud RI.

16
DAFTAR PUSTAKA
Bidang Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Kabupaten Sidoarjo. Sejarah Singkat Pasar
Lelang Bandeng Di Kabupaten Sidoarjo. (Sidoarjo: Bidang Humas dan Protokol
Sekretariat Daerah Kabupaten Sidoarjo
Hariyanto, Imam.Tesis Analisis Sistem Produksi dan rantai Pasok untuk Implementasi Indikasi
Geografis Bandeng Sidoarjo.Program Magister Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Jember,2015.
Masythoh, Kuni. Lelang Bandeng Tradisional Di KabupatenSidoarjo Tahun 1996-2007.
(Surabaya: AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 5, No. 2, Juli 2017.
Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri
Surabaya, 2017.
Pemerintah Kabupaten Derah Tingkat II Sidoarjo. 1996. Lelang Bandeng Tradisional Sidoarjo
1996. Sidoarjo : Pemkab Sidoarjo.
Rudiansyah dkk, Fungsi Puak Poi pada Upacara Paosin dalam Masyarakat Tionghoa di Medan,
Jurnal Kajian Seni Vol. 01 No.1 November 2016.
Setiawan, Asep Rudini. Studi Pelelangan Bandeng Di Kabupaten Pangkajene Dan Kepulauan,
Provinsi Sulawesi Selatan. (Bogor: Skripsi. Program Studi Manajemen Bisnis Dan
Ekonomi Perikanan-Kelautan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian
Bogor, 2009.
Tim Penyusun Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud RI. Aplikasi Android
KBBI V 0.2.1 Beta (21). Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud
RI.

WAWANCARA
Wawancara dengan Ibu Septi selaku kepala bidang pengelolaan, kesehatan dan lingkungan
tanggal 21 Oktober 2019 di Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sidoarjo.
Wawancara dengan Ibu Titin Nurani selaku Kasih Pelayanan Usaha, Komunikasi logistic pada
tanggal 21 Oktober 2019 di Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sidoarjo.

17

Anda mungkin juga menyukai