Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN

UNSUR KEBUDAYAAN DI GRESIK

Disusun oleh :
Viviana Resta Shyntya Evendi
22050634039
Pendidikan Tata Rias

JURUSAN PKK
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2022
Unsur kebudayaan

 Sistem religi
Secara umum ciri utama yang dimiliki oleh masyarakat Gresik
adalah masyarakat yang kental dengan semangat Islam. Hal ini
dominan dengan pandangan serta sikap hidup sehari-hari,
terutama dalam ungkapan-ungkapan rasa batin, seperti dalam
kesenian masyarakat, nafas keislaman terasa sekali mewarnai
kebudayaan lokal, baik yang lama maupun kreasi baru. Diantara
kesenian tradisional yang masih nampak dilestarikan oleh
sebagian kecil masyarakat Gresik adalah macapat. Kesenian ini
biasa diadakan pada acara-acara tertentu, seperti upacara
tingkeban, sepasaran bayen, dan upacara perkawinan.

 Sistem pengetahuan
System online yang ada di perpustakaan daerah Gresik yang
baru baru ini diterapkan memberikan banyak kemudahan bagi
para pembaca untuk mempermudah mereka dalam mencari buku
– buku bacaan yang dibutuhkan. Dalam penulisan kali ini penulis
ingin lebih mengetahui seberapa banyak warga Gresik baik dari
kalangan anak-anak, remaja, juga kalangan dewasa yang sudah
mengetahui adanya system online tersebut, dan apakah pembaca
juga sudah memiliki kartu anggota perpustakaan atau tidak
memiliki. Dalam hal ini penulis melakukan survey terkait
pengetahuan masyarakat Gresik tentang adanya system online
tersebut dengan melakukan wawancara kepada beberapa warga
Gresik baik anakanak, remaja. Atau dewasa. Hasil akhir dari
survey yang dilakukan oleh penulis adalah masih banyak
masyarakat Gresik yag belum mengetahui terkait adanya system
online yang sudah diterapkan di perpustakaan daerah Gresik, dan
juga tidak banyak dari mereka yang telah memililiki kartu anggota.
 

 Sistem ekonomi

Diresmikannya JIIPE menjadi Kawasan Ekonomi Khusus


membawa angin segar bagi Kabupaten Gresik. Perputaran
ekonomi yang lebih tinggi dapat menjadi pengungkit
perekonomian yang sempat terpuruk akibat pandemi. Besarnya
potensi lapangan kerja baru juga dapat menjadi jawaban atas
angka pengangguran yang kian meninggi.

Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE) di Kabupaten


Gresik sebenarnya bukan kawasan yang baru. Sebelum resmi
menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), JIIPE menyandang
status sebagai kawasan industri. Tahun 2018, tahap pertama
pembangunan kawasan industri seluas 1.761 hektar telah selesai
dan menjadi kawasan industri terbesar di Jawa Timur.

JIIPE hadir dengan keunggulan konektivitas, baik domestik


maupun internasional, guna menghemat biaya logistik yang tinggi
di Indonesia. Dilengkapi dengan pelabuhan laut dalam seluas 400
Ha dan kawasan perumahan dengan luas 800 Ha, JIIPE
kemudian diresmikan sebagai KEK pada 28 Juni 2021 oleh
Presiden Joko Widodo.

Dengan demikian, JIIPE menjadi salah satu kawasan industri


yang kompetitif lantaran memiliki sejumlah fasilitas khusus bagi
pelaku usaha yang ingin berinvestasi. Berbagai kemudahan yang
ditawarkan diyakini akan mendatangkan investor, baik nasional
maupun global.
Dengan total lahan seluas 3.000 ha, pihak pengelola
memproyeksi JIIPE akan mampu menampung lebih dari 100
perusahaan besar. Dapat dibayangkan betapa derasnya
perputaran ekonomi di kawasan tersebut jika sukses mencapai
target dan sudah beroperasi penuh. Dampak berganda pun akan
dirasakan oleh wilayah sekitar, khususnya Kabupaten Gresik.

 Sistem bahasa
. ➢ Banyaknya varisai bahasa di Kabupaten Gresik
dikarenakan adanya penggunaan dua bahasa yang ada di sana,
yaitu bahasa Madura (Wilayah Kecamatan Sangkapura dan
Tambak) dan Bahasa Jawa yang digunakan di daerah lainya. Hal
ini juga disebabkan oleh keadaan geografis wilayah Kabupaten
Gresik yang dipisahkan oleh laut. Variasi bahasa juga disebabkan
karena adanya proses pembentukan kata ; epistensis, aferisis,
sinkop, metatesis, tingkat tutur dan pengaruh dari bahasa
Indonesia.
➢ Meskipun di Kecamatan Sangkapura dan Tambak pada
umumnya menggunkan bahasa Madura, tapi dalam
kesehariannya ada beberapa kosakata yang sudah terpengaruh
oleh bahasa jawa gresik, seperti munculnya berian.
➢ Tabel dialektometri menunjukkan jarak terbesar antar
kecamatan di Kabupaten Gresik mencapai 90,5 % yang
ditemukan diantara TP 40 (Kecamatan Sangkapura) dan TP 6
(Kecamatan Ujung Pangkah). Berdasarkan rumus Guiter,
presentase tersebut menunjukkan adanya penggunaan dua
bahasa di Kabupetan Gresik. Meskipun demikian pengunaan
bahasa Jawa tetap mendominasi di hampir seluruh wilayah
Kabupaten Gresik, bahkan hampir semua diantara titik
pengamatan tidak ditemukan perbedaan. Adapun penggunaan
bahasa jawa di Kabupaten Gresik pada umunya sampai pada
taraf perbedaan wicara saja, diantaranya terdapat di Kecamatan
Dukun, Kecamatan Pancen, Kecamatan Ujung Pangkah,
Kecamatan Manyar, Kecamatan Duduk Sampeyan, Kecamatan
Cerme, Kecamatan Benjeng, Kecamatan Balong Pangang dan
Kecamatan Menganti. Selain itu, juga terdapat perbedaan sub
dialek yang terdapat di Kecamatan Wriginanom dan Kecamatan
Manyar.
➢ Masyarakat Kabupetan Gresik pada umumnya
menggunakan bahasa Jawa ngoko untuk bersosialisasi dan
berinteraksi. Masyarakat Gresik memiliki kekhasan dalam
pelafalan

 System kesenian
Sebagai daerah yang didominasi budaya maritim dengan
peran sebagai pelabuhan dagang yang besar sejak masa lalu,
Kabupaten Gresik memiliki corak budaya yang sama dengan
masyarakat pesisir maritim disepanjang pantai utara Pulau Jawa
yang kemudian dikenal sebagai etnis arek. Budaya Gresik
menjadi sub etnis arek yang berkarakter pengaruh Agama Islam
dalam wujud tradisi budayanya. Pengaruh budaya Islami ini dari
segi ketokohan dibuktikan dengan adanya dua makam tokoh
yang dikenal sebagai wali songo, yaitu Malik Ibrahim dan Sunan
Giri. Dari aspek seni tradisi Gresik riuh dengan tabuhan rebana
bersyair kitab barzanji yang berbahasa arab. Guna memajukan
kebudayaan daerah, Pemerintah Kabupaten Gresik menyusun
Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD), yang disusun oleh
Tim Penyusun PPKD Kabupaten GresikdariDinas Pariwisata dan
Kebudayaan Kabupaten Gresik. Penelitian dan pengumpulan
data diawali dengan melakukan study kepustakaan melalui karya
ilmiah dan jurnal tentang kebudayaan dan kesenian tradisional
Gresik. Setelah data kepustakaan terkumpul, kemudian dilakukan
pemetaan dan analisa data untuk mengetahui peta kebudayaan
dan seni tradisional Kabupaten Gresik. Selanjutnya dipilih 9
(Sembilan) Objek Pemajuan Kebudayaan yang menjadi prioritas
pemajuan kebudayaan.Identifikasimasalah pada setiap obyek
kebudayaan dilaksanakan bersamaan saat pendataan Objek
Pemajuan Kebudayaan

 System teknologi
Dalam bidang pertanian, potensi pertanian di wilayah Gresik
maka dapat diuraikan bahwa Kecamatan Gresik, Kebomas, dan
Manyar mempunyai ketinggian yang beragam. Hal ini juga
memungkinkan timbulnya keragaman hasil pertanian. Daerah
yang secara geografis berhadapan dengan selat Madura ini
dihiasi oleh hamparan tanah pertambakan. Lahan pertanian
berada di kawasan Manyar dan Kebomas serta bagian terbesar
wilayah Kecamatan Gresik terdiri atas tanah tegalan yang hanya
cocok untuk tanaman hortikultura. Bahkan terkesan bahwa
wilayah kota sudah penuh dengan pemukiman.
Potensi perikanan di Gresik sudah cukup lama dikenal, jauh
sebelum kekuasaan kolonial Belanda. Pada sekitar abad ke-14
M, masa Kerajaan Majapahit, terdapat berita adanya Patih
Tambak yang bertugas mengurus pertambakan. Berita ini
diperoleh dari prasasti Karang Bogem berangka tahun 1387 M.
Dari prasasti ini diketahui bahwa waktu itu terdapat seorang
nelayan, warga Gresik mempunyai utang sekati dua laksa
(hanata kawulaningang saking Gresik warigaluh ahutang saketi
rong laksa).
Tambak di Gresik sudah berkembang pesat sejak zaman VOC
tahun 16021799. Pada tahun 1860 tambak di Gresik juga masih
terus berkembang terutama di dekat Ujung Pangkah. Pesatnya
pertambakan di Gresik cukup memberikan keuntungan bagi
Belanda mengingat kawasan Gresik tidak cukup menjanjikan
keuntungan dalam sektor perkebunan.
Gresik juga terkenal dengan sektor perindustrian. Beberapa
perusahaan besar berdiri kokoh di kota ini. Selain itu juga
terdapat industri rumah tangga yang memegang peranan penting
dalam kegiatan perekonomian masyarakat Gresik

 System masyarakat / organisasi social


Dari segi ekologi sosial masyarakat kota dapat digolongkan
menjadi empat kelompok, yang menurut Weber sebagai berikut:
1. Masyarakat yang memberi jasa primer seperti pertanian,
perikanan, pertambangan.
2. Masyarakat yang mempunyai fungsi distribusi seperti
perdagangan dan pemasaran.
3. Masyarakat yang menjalankan fungsi industri.
4. Masyarakat yang menjalankan fungsi pendidikan, politik dan
pertahanan, dan lainlain.

Anda mungkin juga menyukai