Anda di halaman 1dari 7

SEJARAH PENDUDUKAN JEPANG

DI INDONESIA
SEJARAH MASUKNYA JEPANG KE
INDONESIA
Pada bulan Agustus 1941 Angkatan Darat dan Angkatan Laut Jepang menyusun suatu
rencana perang bersama, dimana tujuan utama mereka adalah untuk merebut dan menguasai
wilayah jajahan Belanda dan Inggris di Asia Tenggara yang kaya akan Sumber Daya
Alamnya (SDA), khusunya Hindia-Belanda dan Malaya. Jepang membutuhkan amunisi
tambahan untuk kebutuhan perang mereka, sehingga mereka mencari dan menduduki
beberapa daerah yang kaya akan sumber daya seperti bahan mentah, hasil pertanian serta
memiliki tenaga manusia yang besar untuk menopang kebutuhan industri dan perang. Salah
satu wilayah yang dimaksud ialah Indonesia.
Dalam upaya menguasai wilayah Indonesia, terlebih dahulu Jepang menaklukkan Pulau
Jawa. Hal itu karena Pulau Jawa merupakan pusat pemerintahan Hindia-Belanda di
Indonesia ditandai dengan berdirinya ibukota versi mereka yakni Batavia yang dahulu
adalah bernama Fathan Al-Mubina atau Fathammubina, Sunda Kelapa, Jayakarta, Batavia,
dan setelah Hindia-Belanda minggat dibuatlah namanya menjadi Jakarta.
Pertempuran antara kapal perang Jepang dengan kapal perang Hindia-Belanda tidak
terelakkan yang terjadi dilepas pantai Laut Jawa. Peperangan tersebut dimenangkan oleh
Jepang dan mengakibatkan kapal-kapal perang Hindia-Belanda ditenggelamkan beserta
pasukannya oleh Jepang. Namun, sebagian kapal Hindia-Belanda berhasil lolos dari Jepang
dan melarikan diri menuju Australia. Akhirnya pasukan Jepang yang dipimpin oleh Jenderal
Imamura berhasil mendarat di Jawa pada tanggal 1 Maret 1942. Pendaratan dilakukan di
tiga tempat berbeda, yaitu di daerah Banten, Eretan Wetan-Indramayu, dan di sekitar
Bojonegoro.
Selanjutnya tentara-tentara Jepang mulai menyerbu puat-pusat kekuatan Hindia-Belanda di
Jawa. Hasilnya, pada tanggal 5 Maret 1942 ibukota Batavia jatuh ketangan Jepang. Kota-
kota lain seperti Bogor juga berhasil dikuasai oleh Jepang. Pada tanggal 8 Maret 1942,
Jenderal Ter Poorten atas nama Komandan pasukan tentara Hindia-Belanda menyerah tanpa
syarat dan menandatangani Perjanjian Kalijati di Subang, Jawa Barat.
Dengan ditandatanganinya Perjanjian Kalijati tersebut maka berakhirlah kekuasaan
Belanda di Indonesia sertab menandai dimulainya pemerintahan baru dibawah kekuasaan
Jepang.
Pada saat orang-orang Jepang datang ke Indonesia, mereka disambut baik oleh
masyarakat Indonesia terutama orang-orang Jawa. Hal tersebut dikarenakan
masyarakat pada saat itu menganggap bahwa kedatangan tentara Jepang di
indonesia juga sesuai dengan isi Ramalan Jayabaya (Joyoboyo).
Jepang juga banyak mendapatkan simpati rakyat Indonesia karena Jepang telah
melakukan berbagai upaya propaganda untuk mendapatkan hati rakyat
Indonesia. Seperti mendirikan Gerakan Tiga A (3A), denga slogannya yaitu
Jepang Cahaya Asia, Jepang Pelindung Asia, dan Jepang Pemimpin Asia. Tujuan
Jepang melakukan propaganda tersebut adalah untuk membuat masyarakat
pribumi Indonesia menerima didirikannya pemerintahan militer. Untuk
mengarahkan kebijakan-kebijakan pemerintah militer agar dapat menghapuskan
pengaruh-pengaruh Barat dikalangan rakyat Jawa dan memobilisasi rakyat jawa
agar Jepang mendapatkan kemenangan ketika melakukan Perang Asia Timur
Raya.
Kedatangan bangsa Jepang dengan segala propagandanya tersebut sebenarnya
adalah mimpi buruk bagi bangsa Indonesia yang mengaharapkan terbebas dari
belenggu penjajahan, justru malah lebih menyengsarakan rakyat Indonesia .
Sistem Pemerintahan Jepang di Indonesia
Dalam sistem pemerintahan lokal ada umumnya struktur
dan peraturan yang sudah ada sebelumnya masih
dipertahankan, kecuali sistem daministrasi tingakt provinsi
dihapuskan. Akan tetapi, pada masa itu sistem Karesidenan
kembali difungsikan. Karesidena pada masa pendudukan
jepang ini disebut “Shu”/”Syuu” dan dikepalai oleh
pemimpin yang disebut denag “Shuchokun”. Di dalam kantor
Karesidenan terdapat Departemen Ekonomi, Keamanan,
dan Urusan Administrasi.
Pada akhir tahun 1943 pemerintah pendudukan Jepang
mengenalkan lembaga sosial pemerintahan yang disebut
Tonarigumi atau yang dikenal masyarakat luas adalah
“Rukun Tetangga” dan juga Azzazyokai atau “Rukun Warga”.
Tujuan dibuatnya dua lembaga sosial masyarakat tersebut
untuk melakukan kontrol atasa penduduk.
Ditahun yang sama, militer Jepang juga menggagas sebuah
lembaga lain yang bergerak dibidang perekonomian.
Lembaga ini bernama “Kumiai”. Lembaga ini disebut
sebagai sistem Koperasi gaya Jepang. Di bawah
pemerintahan Jepangsistem Koperasi ini mulai melakukan
organisasi di beberapa sektor guna kepentingan kontrol
pemerintahan Jepang terhadap perekonomian.
Dampak Kependudukan
Jepang di Indonesia

1.Bidang Ekonomi
2. Bidang Pendidikan
Sistem Kerja Paksa
Keberhasilan Jepang menguasai beberapa
wilayah Indonesia merupakan akibat dari
propaganda-propaganda yang dilakukan oleh
Jepang terhadap bangsa Indonesia tujuannya
adalah untuk menarik simpati.
Banyak masyarakat yang menderita saat
wilayahnya dikuasai Jepang. Hal ini
dikarenakan mereka dipaksa untuk membuat
parit, membuat jalan, membuat lapangan
terbang, dan masih banyak lagi. Meraka dipaksa
oleh Jepang menjadi Romusha. Romusha
artinya buruh atau pekerja, adalah sebutan bagi
orang-orang yang dipekerjakan secara paksa
oleh Jepang pada saat Jepang menduduki
Indonesia.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai