Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH SEJARAH INDONESIA

“PERANG PATIMURA”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4 :

1. ARYA DWI RAHMAT

2. M ABDUL HABIB

3. MUSYAFFA DISHANUR FAUZI

4. NOLA AMANDA

5. VINA NABILLA ZAHRA

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI BENGKULU

SMA NEGERI 2 BENGKULU SELATAN

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr Wb.

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Perang Patimura" dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Sejarah Indonesia. Selain itu, makalah
ini bertujuan menambah wawasan tentang manusia prasejarah bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Zamzuryani selaku guru Mata Pelajaran Sejarah
Indonesia. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalamualaikum Wr Wb.
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................................

BAB I   PENDAHULUAN.............................................................................................
A.       Latar Belakang ....................................................................................................
B.       Rumusan Masalah ...............................................................................................
C.       Tujuan .................................................................................................................

BAB II   ISI ...................................................................................................................
A.      Penjelasan……….……………………………………………………………...

BAB III   PENUTUP ....................................................................................................


A.     Kesimpulan ...........................................................................................................
B.     Saran .....................................................................................................................
C.     Daftar Pustaka……………………………………………………………………
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Perang Patimura terjadi karena Belanda tidak mau membayar perahu orambai yang
telah mereka pesan dari para pembuat perahu yang ada di Maluku dengan harga yang
pantas, mereka menuntut agar pemerintah bersedia membayar perahu orambai yang
dipesan oleh Pemerintah Belanda dengan harga yang pantas. Bahkan perahu orambai yang
diserahkan kepada Belanda tidak pernaah dibayar. Oleh karena itu para pembuat perahu
mengancam akan mogok jika tidak dibayar. Residen Saparua Van De Berg menolak
tuntutan rakyat itu. Menanggapi kondisi yang demikian para tokoh dan pemuda Maluku
melakukan serangkaian pertemuan rahasia. Oleh karena itu, mereka perlu mengadakan
perlawanan untuk menentang kebijakan Belanda. Thomas Matullesy yang kemudian
terkenal dengan gelarnya Patimura dipercaya sebagai pemimpin untuk melawan para
Tentara Belanda. Gerakan perlawanan dimulai dengan menghancurkan kapal-kapal
Belanda di pelabuhan. Para pejuang Maluku kemudian menuju benteng Duurstede,
ternyata di benteng itu sudah berkumpul pasukan Belanda. Dengan demikian terjadilah
pertempuran antara paraa pejuang Maluku melawan pasukan Belanda

B. Manfaat :
1. Menumbuhkan sifat cinta kepada tanah air.
2. Dapat mengambil hikmah dari perjuangan yang dilakukan oleh rakyat Maluku.
3. Menumbuhkan sifat berani untuk membela apa yang kita anggap benar.

C. Tujuan :
1. Agar kita dapat melanjutkan semangat juang para pahlawan di masa lalu.
2. Untuk menumbuhkan kesadaran tentang kekejaman yang pernah dilakukan oleh
Belanda.
3. Untuk menambah wawasan mengenai perjuangan yang dilakukan oleh rakyat Maluku
BAB II

ISI

A. PENJELASAN
Maluku dengan hasil rempah-rempahnya diibaratkan bagaikan “Mutiara dari Timur.”
Kekayaan yang diibaratkan “Mutiara dari Timur.”itu, senantiasa diburu oleh orang-orang
eropa. Namun tak hanya memburu kekayaan, orang-orang eropa juga ingin berkuasa dan
melakukan monopoli perdagangan.
Pada masa Pemerintahan Inggris dibawah Raffles keadaaan Maluku relative lebih
tenang karena Inggris bersedia membayar hasil bumi rakyat Maluku. Kegiatan kerja rodi
mulai dikurangi. Tetapi pada masa Pemerintahan KOolonial Hindia Belanda, keadaan
kembali berubah. Kegiatan monopoli di Maluku kembali diperketat. Dengan demikian,
beban rakyat semakin berat. Kalau ada penduduk yang melanggar akan di tindak tegas.
Ditambah lagi terdengar desas desus bahwa para guru akan diberhentikan untuk
penghemat, sementara itu para pemuda akan dikumpulkan untuk dijadikan tentara di luar
Maluku. Suatu ketika Belanda memesan perahu orambai kepada nelayan, setelah selesai
perahu diserahkan kepada Belanda. Tetapi Belanda tidak mau membayar dengan harga
yang pantas. Mereka menuntut agar pemerintah bersedia membayar perahu orambai yang
di pesan oleh Pemerintah Belanda dengan harga yang pantas. Bahkan perahu orambai
yang diserahkan kepada Pemerintah Belanda tidak pernah dibyar. Belanda sama sekali
tidak menghargai jasa orang-orang Maluku. Oleh karena itu, para pembuat mengancam
akan mogok jika tidak dibayar. Residen Saparua Van Den Berg menolak tuntutan rakyat
itu.
Menanggapi kondisi yang demikian para tokoh dan pemuda Maluku melakukan
serangkaian pertemuan rahasia. Diadakan pertemuan rahasia di Pulau Haruku, Pulau yang
dihuni oleh orang-orang islam. Selanjutnya pada tanggal 14 Mei 1817 di Pulau Saparua,
Pulau yang dihuni oleh orang-orang Kristen. Kembali diadakan pertemuan di
sebuahtempat yang sering disebut dengan Hutan Kayu Putih.
Oleh karena itu, mereka perlu mengadakan perlawanan untuk menentang kebijakan
Belanda. Thomas Matulessy yang kemudian terkenal dengan gelarnya Pattimura
dipercaya sebagai pemimpin. Pengalamanya bekerja di dinas Angkatan Perang INggris
diyakini dapat menguntungkan rakyat Maluku. Gerakan perlawanan dimulai dengan
menghancurkan kapal-kapal Belanda di Pelabuhan. Para pejuang Maluku kemudian
menuju Benteng Duurstede ternyata di Benteng itu sudah berkumpul pasukan Belanda,
dengan demikian terjadilah pertempuran antara pejuang Maluku melawan pasukan
Belanda. Pasukan Belanda dipimpin oleh Residen Van Den Berg pihak para pejuang
dipimpin oleh para tokoh lain seperti Christina Martha Tiahahu, Thomas Pattiwali, dan
Lucas Latumahina.
Para pejuang Maluku dengan sekuat tenaga mengepung Benteng Duurstede dan tidak
menghiraukan tembakan-tembakan meriam yang dimuntahkan oleh Serdadu Belanda dari
dalam Benteng. Dalam kurun waktu yang hamper bersamaan para pejuang Maluku satu
persatu dapat memanjat dan masuk ke dalam Benteng. Residen dapat dibunuh dan
Benteng Duurstede dapat dikuasai oleh parah pejuang Maluku.
Belanda kemudian mendatangkan bantuan dari Ambon. Datanglah 300 prajurit yang
dipimpin oleh Mayor Beetjes. Pasukan ini dikawal oleh dua kapal yakni kapal Nassau
dan Evertsen. Namun bantuan ini dapat digagalkan oleh Pasukan Patimura, bahkan
Mayor Beetjes terbunuh. Kemenangan ini semakin menggelorakan perjuangan para
pejuang di berbagai tempat seperti di Seram, Hitu, Haruku, dan Larike. Selanjutnya
Pattimura memusatkan perhatian untuk menyerang Benteng Zeelandia di Pulau Haruku.
Melihat gelagat itu maka pasukan Belanda memperkuat pertahanan Benteng dibawah
komandannya Groot. Patroli oleh karena itu, Pattimura gagal menembus Benteng
Zeelandia. Akhirnya Belanda mengerahkan semua kekuatannya termasuk bantuan dari
Batavia untuk merebut kembali Benteng Duurstede. Bulan Agustus 1817 diblokade,
Benteng Duurstede dikepung disertai tembakan meriam yang bertubi-tubi. Daerah di
Kepulauan itu jatuh kembali ke tangan Belanda. Dalam kondisi yang demikian, Pattimura
memerintahkan pasukannya untuk meloloskan diri dan meninggalkan tempat
pertahanannya. Dengan demmikian, Benteng Duurstede berhasil dikuasai Belanda
kembali. Pada bulan November beberapa pembantu Pattimura tertangkap seperti Kapitan
Paulus Tiahahu (Ayah Christina Martha Tiahahu) yang kemudian dijatuhi hukuman mati.
Mendengarkan peristiwa ini Christina Martha Tiahahu marah dan segera ke hutan untuk
bergerilya.
Belanda tidak akan puas sebelum dapat menangkap Pattimura. Bahkan Belanda
mengumumkan kepada siapa saja yang dapat menangkap Pattimura akan diberi hadiah
1.000 Gulden. Setelah enam bulan memimpin perlawanan, akhirnya Pattimura
tertangkap. Pada tanggal 16 Desember 1817 Pattimura dihukum gantung di alun-alun
kota Ambon. Christina Martha Tiahahu yang berusaha melanjutkan perang gerilya
akhirnya juga tertangkap. Ia tidak dihukum mati tetapi bersama 39 orang lainnya dibuang
ke Jawa sebagai pekerja rodi. Di dalam kapal Christina Martha Tiahahu mogok tidak mau
makan dan tidak mau buka mulut. Ia jatuh sakit dan akhirnya meninggal pada 2 Januari
1818. Jenazahnya dibuang ke laut antara Pulau Buru dan Pulau Tiga. Dengan demikian,
berakhirlah perlawanan Pattimura.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perang Pattimura terjadi dikarenakan tindakan Belanda yang semenang-menang terhadap
rakyat Maluku dan perang itu dimulai setelah Belanda menolak untuk membayar perahu
yang dipesan pada para nelayan dengan harga yang pantas.

B. Saran
Agar dihargai oleh orang lain kita harus bisa menghargai orang itu juga. Dan apabila
sedang berdagang sebaiknya kita membayar sesuai dengan apa yang kita terima.

C. Daftar Pustaka
https://ditsmp.kemdikbud.go.id/perjuangan-pattimura-dan-rakyat-maluku-mengusir-penjajah/
https://caritahu.kontan.co.id/news/inilah-sejarah-perlawanan-pattimura-dan-rakyat-maluku-terhadap-
penjajahan-belanda?page=all

Anda mungkin juga menyukai