Anda di halaman 1dari 4

SEJARAH INDONESIA

Nama Anggota Kelompok 5:


Aulia Putri Ferilca (06) [moderator]
Kekila Akmal Nifcky (17) [notulen]
Dian Retmayanti (11) [pemateri]
Moh. Al Sekhi (22) [pemateri]
Moh. Adam Fahru Rosi (23) [pemateri]

SMAN 1 SRONO
PERLAWANAN PATTIMURA
 TOKOH PATTIMURA
Pattimura menyandang nama Thomas matulessy lahir pada 08 juni 1783. Di
Haria,pulau maluku,separua Pattimura tergolong keturunan bangsawan dari
Nusaina(seram). Pattimura juga memiliki versi awal yaitu tentang asal usul pattimura
termasuk agama yang di peluknya. Versi kedua pattimura dikemukakan oleh Ahmad mansur
surya negara dalam api sejarah volume satu (2009) yang menegaskan pemeran mengenai
pattimura. Thomas Metulessy atau sering dikenal kapten Pattimura, kapten Pattimura dinilai
memiliki Kecakapan bidang kepemimpinan dan militter. Pada saat Inggris berkuasa di
Maluku Pattimura memasuki dinas militer dengan pangkat terakhir mayor. Pattimura
meninggal karena dihukum, gantung di Benteng Victoria dikota Ambon.

 LATAR BELAKANG
ini adalah beberapa latar belakang penyebab terjadinya Perlawanan Rakyat Maluku
yang kala itu dipimpin oleh Kapitan Pattimura.
1. Setelah Belanda kembali menguasai Maluku, Belanda memberlakukan kebijakan lama yang
sangat merugikan rakyat Maluku. Rakyat maluku diharuskan membuat garam dan ikan asin
tanpa dibayar.
2. Rakyat maluku juga harus mengelola kebun cengkih, kopi, dan pala tanpa mendapat upah.
3. Kebanyakan guru dan pegawai pemerintah diberhentikan begitu saja dan sekolah hanya
dibuka di kota-kota besar.
4. Jumlah pendeta dikurangi, sehingga menyebabkan kegiatan ibadah menjadi terhalang.
5. Pihak Belanda melakukan monopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku.

Sementara itu, menurut M. Sapija, latar belakang penyebab terjadinya perlawanan


rakyat Maluku ini dibagi menjadi empat bagian, yakni:

1. Penindasan dan pemerasan terhadap rakyat maluku yang dilakukan oleh para petinggi
Belanda, terutama pada masa Residen Van den Berg yang kala itu mendapat perlindungan
dari upaya monopoli VOC.
2. Ketidakpuasan rakyat Maluku terhadap peraturan-peraturan yang digagas oleh gubernur
Van Middelkoop. Peraturan tersebut antara lain adalah mewajibkan penduduk Maluku
untuk menyediakan perahu-perahu yang digunakan untuk keperluan pemerintahan Belanda.
Padahal peraturan tersebut telah dihapuskan sebelumnya pada masa kekuasaan Inggris.
3. Pemerintah Belanda tengah kekurangan uang sehingga memeras para rakyat Maluku.
4. Sifat kritis dari rakyat maluku yang membandingkan peraturan-peraturan pada
pemerintahan yang dulu dengan pemerintahan yang sekarang 

 STRATEGI PERLAWANAN
Jalannya Perang Saparua Perlawanan dimulai dengan menghancurkan kapal-kapal Belanda
di pelabuhan. Setelah itu, para pejuang Maluku menuju Benteng Duurstede di Pulau
Saparua. Dalam pertempuran yang terjadi pada 15 Mei 1817 itu, Residen Van den Berg,
yang memimpin pasukan Belanda, tewas dan Benteng Duurstede berhasil direbut pejuang
Maluku. Belanda kemudian mendatangkan 300 pasukan dari Ambon yang dipimpin oleh
Mayor Beetjes. Akan tetapi, bantuan itu kembali dilumpuhkan oleh para pejuang yang
dipimpin oleh Pattimura. Bahkan Mayor Beetjes tewas dalam pertempuran. Kemenangan ini
semakin meningkatkan semangat para pejuang dan perlawanan semakin meluas di Maluku.
Di Saparua, perang terus berlanjut hingga Agustus 1817 dan Belanda terus mendatangkan
bantuan. Salah satunya bantuan sekitar 1.500 pasukan dari Ternate dan Tidore. Dengan
adanya bantuan itu, Pattimura mulai terkepung sehingga harus mengganti strategi. Benteng
Duurstede kembali ke tangan Belanda. Pattimura menggunakan taktik Gerilya atau biasa
disebut perang sembunyi –sembunyi dan mengumpulkan perahu – perahu untuk
menyerang benteng Durstede di Saparua.

 BENTUK PERLAWANAN
1. Melakukan serangkaian pertemuan rahasia di Pulau Haruku (Pulau yang dihuni oleh
orang – orang Islam), Pulau Saparua (Pulau yang dihuni oleh orang-orang Kristen),
dan hutan kayu putih guna menseragamkan pemikiran bahwa masyarakat Maluku
tidak ingin lagi menderita di bawah keserakahan dan kekejaman Belanda.
2. Mengadakan perlawanan untuk menentang kebijakan Bangsa Belanda.
3. Melakukan perlawanan dimulai dengan menghancurkan kaapal-kapal Bangsa
Belanda di pelabuhan.
4. Melakukan penyerbuan dan perlawanan Bangsa Belanda di Benteng Duurstede serta
menguasai benteng tersebut.
5. Menghancurkan, membunuh, serta menggagalkan rencana Belanda yang berniat
menguasai kembali Benteng Duurstede dengan mendatangkan 300 prajurit dari
Ambon.
6. Melakukan upaya penyerangan terhadap Bangsa Belanda di Benteng Zeelandia
(Pulau Haruku) serta beruhan menguasainya, tetapi tetap gagal.

 PENYEBAB TERJADINYA PEPERANGAN


Sekitar abad 16-17 M, bangsa-bangsa Eropa seperti Inggris, Belanda, Spanyol dan
Portugis yang datang ke Maluku memang sudah mencoba memperebutkan kekuasaan
dagang di wilayah tersebut. Maluku sempat berada di bawah kekuasaan Inggris hingga pada
awal abad 19, kawasan Maluku kembali berada dibawah kekuasaan Belanda. Hal ini terjadi
setelah Inggris menandatangani perjanjian traktat London dengan menyerahkan wilayah
kekuasaan Indonesia kepada Belanda. Dalam buku Sejarah Indonesia Modern 1200-2004
(1981) karya M.C Ricklefs, disebutkan beberapa alasan munculnya perlawanan masyarakat
Maluku terhadap Belanda pada 1817. Salah satuya adalah tindakan sewenang-wenang dari
Residen Saparua, Van den Berg yang membawa kesengsaraan bagi rakyat Maluku karena
kerja paksa yang sebelumnya dihapus pemerintah justru Kembali diberlakukan. Belanda
juga melakukan monopoli perdagangan rempah – rempah melalui pelayaran hongi di
maluku.
Maluku melakukan perlawanan untuk menentang kebijakan belanda. Thomas
matuselly yang kemudian terkenal dengan gelarnya Pattimura dipercaya sebagai pemimpin.
Gerakan perlawanan dimulai dengan menghancurkan kapal – kapal belanda di Pelabuhan.
Terjadinya pertempuran antara para pejuang maluku melawan pasukan belanda. Dalam
perang itu pasukan belanda dipinpin oleh residen Van Dan Berg.

 DAMPAK PERLAWANAN
Salah satu dampak perjuangan yang dilakukan dalam Perang Pattimura adalah
direbutnya Benteng Duurstede oleh rakyat Maluku. Selain itu, Perang Pattimura juga telah
berhasil menyatukan dan mengobarkan semangat perjuangan rakyat Maluku terhadap
penindasan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Belanda. Walau begitu pasca Perang
Pattimura berakhir maka kedudukan Belanda di Maluku semakin kuat dan semakin bersikap
sewenang-wenang, sehingga rakyat semakin sengsara. Sementara dari peristiwa bersejarah
ini, untuk mengenang jasa Kapitan Pattimura kemudian ditetapkan sebagai Pahlawan
Nasional oleh pemerintah Republik Indonesia. Kapitan Pattimura telah bersikap gagah
berani menuntut keadilan dan berusaha membawa kembali kemakmuran ke tangan rakyat
Maluku hingga akhir hayatnya.

 AKHIR PERANG
Setelah berbulan-bulan terlibat pertempuran, Belanda berusaha menyelesaikan
menyelesaikan perang dalam waktu dekat. Bahkan Belanda akan memberikan hadiah
sebesar 1.000 gulden kepada pihak yang berhasil menangkap Pattimura. Akibat
pengkhianatan yang dilakukan seorang warga, Belanda mengetahui persembunyian
Pattimura dan berhasil menangkapnya beserta para pejuang lainnya pada November 1817.
Pattimura akhirnya dijatuhi hukuman mati pada Desember 1817 di Benteng Victoria,
Ambon. Peristiwa ini menandai berakhirnya Perang Saparua.

Anda mungkin juga menyukai