Anda di halaman 1dari 19

Disusun Oleh :

Kelompok 5
1.Alma Choirunnisa (02)
2.Anjar Kumala Rani (03)
3.Sesario Agung Bagaskara (31)
4.Umi Milati Chanifa (35)
XI MIPA 5
LATAR TOKOH
KRONOLOGIS
BELAKANG PEMIMPIN

PETA KONSEP
PERLAWANAN PATTIMURA
LATAR BELAKANG

Tindakan sewenang-wenang yang dilakukan VOC di Maluku kembali


dilanjutkan oleh pemerintah Kolonial Hindia Belanda setelah berkuasa kembali
pada tahun 1816 dengan berakhirnya pemerintah Inggris di Indonesia tahun
1811-1816.
Berbagai tindakan yang dilakukan oleh pemerintah Kolonial Hindia
Belanda ini menyebabkan timbulnya berbagai perlawanan rakyat Maluku :
1. Kembalinya pemerintahan kolonial Belanda di Maluku dari tangan Inggris.
2. Pemerintah kolonial Belanda memberlakukan kembali penyerahan wajib dan
kerja wajib.
LATAR BELAKANG

3. Pemerintah kolonial Belanda mengeluarkan uang kertas sebagai


pengganti uang logam yang sudah berlaku di Maluku, sehingga
menambah kegelisahan rakyat.
4. Belanda juga mulai menggerakkan tenaga dari kepulauan Maluku
untuk menjadi Serdadu (Tentara) Belanda.
5. Adanya pemecatan guru-guru sekolah akibat pengurangan sekolah
dan gereja, serta pengiriman orang-orang Maluku untuk dinas militer
ke Batavia
TOKOH PEMIMPIN

CHRISTINA
MARTHA TIAHAHU

KAPITAN PATTIMURA
TOKOH PEMIMPIN
KAPITAN PATTIMURA

Thomas Matulessy atau sering dikenal dengan Kapiten


Pattimura.
Ia dinilai memiliki kecakapan di bidang
kepemimpinan dan militer.
Pada saat Inggris berkuasa di Maluku, Pattimura
memasuki dinas militer dengan pangkat terakhir
mayor.
Pattimura meninggal karena dihukum gantung di
Benteng Victoria di kota Ambon.
TOKOH PEMIMPIN MARTHA TIAHAHU

Dia adalah srikadi dari Maluku


Seorang pejuang wanita muda yang pemberani dan
konsekuen dengan cita cita perjuangannya.
Dia tak hanya berjuang dengan angkat senjata, namun
juga mengobarkan semangat kaum perempuan
Maluku untuk turut mendampingi kaum lelaki di
medan pertempuran.
Martha meninggal karena sakit dan jenazahnya
dibuang ke laut antara Pulau Buru dan Pulau Tiga.
KRONOLOGIS
PERLAWANAN PATTIMURA
Berhasil membakar perahu Serangan pertama
perahu pos di Porto. dilakukan pada tanggal
18 Mei 1817.

Keesokan harinya menyerang


Benteng Duurstede.

Berhasil merebut Benteng


Duurstede dan menewaskan
Residen Van den Berg.
Pada tanggal 19 Mei 1817,
Belanda berusaha merebut
kembali Benteng Duurstede
dengan bantuan dari Ambon.

Pasukan yang dipimpin


Kekuatan dipusatkan di oleh Mayor Beetjes datang
Benteng Zeelandia dari Ambon

Pasukan yang dipimpin


Pattimura berusaha
menggagalkan bantua itu.
Raja Maluku mengerahkan Belanda berusaha menerobos
rakyatnya untuk menyerang kepungan rakyat dan
Benteng Zeelandia melanjutkan perjalanan ke
Saparua

Terjadi perang sengit di


Saparua

Berhasil menewaskan Mayor


Beetjes dan Benteng
Duurstede berhasil di
pertahankan
Kemenangan yang gemilang ini menambah semangat
juang rakyat Maluku, sehingga perlawanan meluas ke
daerah lain seperti Seram, Hitu dan lain-lain.
Perlawanan rakyat di Hitu, ditangani oleh Ulupaha (80
tahun). Karena pengkhianatan terhadap bangsa sendiri,
akhirnya Ulupaha terdesak dan tertangkap oleh Belanda.
Pasukan
Akhirnya Pattimura
Benteng melanjutkan
Duurstede perjuangan
Benteng dapat di rebut
Duurstede dengan siasat
oleh Belanda perang gerilya.
dihujani
meriam
Belanda
mendatangkan
bala bantuan
dari Batavia
Belanda
berupa kapal
masih
yang dilengkapi
berusaha
dengan meriam
untuk
(Juli 1817)
merebut
Benteng
Duurstede.
Pada bulan Oktober 1817, Belanda mengerahkan pasukan besar-besaran untuk
menghadapi Pattimura. Beberapa pengikut Pattimura pun tewas. Akhirnya Belanda
mengeluarkan ultimatum untuk dapat menagkap Pattimura.Pada bulan November 1817,
Belanda berhasil menangkap Pattimura, Anthonie Rhebok dan Thomas Pattiwael.
Pada tanggal 16 Desember 1817, Kapitan Pattimura dan teman-teman menjalani
hukuman gantung di depan benteng Neuw Victoria di Ambon. Sementara Kapitan Paulus
Tiahahu ditembak mati dan putrinya berusaha untuk melanjutkan perang gerilya itu. Namun
perang itu tidak bertahan lama. Akhirnya Martha Tiahahu tertangkap dan diasingkan ke Jawa.
Martha Tiahahu meninggal pada tanggal 2 Januari 1818 dan jenazahnya dibuang antara Pulau
Buru dan Pulau Tiga.

Berkakhirlah perlawanan Pattimura


Benteng Duurstede
Benteng Duurstede dibangun pertama kali oleh Portugis pada
tahun 1676, kemudian direbut, dimanfaatkan dan dibangun
kembali oleh Gubernur Ambon Mr. N. Schaghen pada tahun 1691.
Benteng Duurstede berfungsi sebagai bangunan pertahanan
serta pusat pemerintahan VOC selama menguasai wilayah Saparua.
Pada 16 Mei 1817 benteng ini diserbu oleh rakyat Saparua dibawah
pimpinan Kapitan Pattimura, seluruh penghuni benteng tewas
kecuali putra Residen yang bernama Juan Van Den Berg.
Jatuhnya benteng Duurstede ditangan rakyat Maluku
mengakibatkan kedudukan VOC di Ambon dan Batavia goncang.
Oleh karena itu, VOC memusatkan perhatiannya untuk merebut
kembali benteng
Untuk mengenang jasa Thomas Matulessy atau dikenal
juga dengan Kapitan Pattimura, maka pemerintah
mengabadikan melalui Uang Rp1000,00

Anda mungkin juga menyukai