Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat, karunia, dan hidayah-Nya kami bisa menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya
adapun judul makalah ini adalah Perang Pattimura.
Selaku manusia biasa, kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak
kekurangan dan kekeliruan yang tidak disengaja. Oleh karena itu kami membutuhkan kritik
dan saran yang membangun dalam penyempurnaan pembuatan makalah selanjutnya. kami
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan masyarakat pada umumnya.

Tamilouw, 12 November 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2  Rumusan Masalah
1.3  Tujuan Permasalahan

BAB II PEMBAHASAN
2.1  Latar Belakang Terjadinya Perlawanan
2.2  Tokoh / Pemimpin Perang Pattimura
2.3  Proses Perlawanan
2.4  Akhir Perlawanan

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pentingnya pembahasan topik ini adalah untuk mengetahui bagaimana penderitaan bangsa
Indonesia ketika di jajah oleh bangsa-bangs Eropa, sehingga terjadi perlawanan-perlawanan di
berbagai daerah untuk menusir para penjajah, khususnya para penjajah Belanda.
Sampai dengan abad 18 penetrasi kekuasaan Belanda semakin besar dan meluas, bukan hanya
dalam bidang ekonomi dan politik saja namun juga meluas ke bidang-bidang lainnya seperti
kebudayaan dan agama. Penetrasi dan dominasi yang semakin besar dan meluas terhadap kehidupan
bangsa Indonesia menyebabkan terjadinya berbagai peristiwa perlawanan dan perang melawan
penindasan dan penjajahan bangsa Eropa. Tindakan sewenang-wenang dan penindasan yang
dilakukan oleh penguasa kolonial Eropa telah menimbulkan kesengsaraan dan kepedihan bangsa
Indonesia. Menghadapi tindakan penindasan itu, rakyat Indonesia memberikan perlawanan yang
sangat gigih. Perlawanan mula-mula ditujukan kepada kekuasaan Portugis dan VOC.
Perlawanan yang dilakukan bangsa Indonesia tersebut di bagi ke dalam dua periode, yaitu
perlawanan sebelum tahun 1800 dan perlawanan sesudah tahun 1800. Pembagian waktu tersebut
dilakukan untuk memudahkan pemahaman mengenai sejarah perlawanan bangsa Indonesia terhadap
Bangsa-Bangsa Barat tersebut. Perlawanan sebelum tahun 1800, yaitu : Perlawanan Rakyat Mataram,
Perlawanan Rakyat Banten, Perlawanan Rakyat Makasar, Pemberontakan Untung Surapati.
Sedangkan perlawanan sesudah tahun 1800, yaitu : Perlawanan Sultan Nuku(Tidore), Perlawanan
Patimura, Perang Diponegoro,Perang Paderi, Perang Aceh, Perang Bali, Perang Banjarmasin.
Proses penjajahan di Indonesia adalah proses perjuangan yang tidak akan cukup tergambarkan
dalam satu atau dua buku. Berbagai pristiwa yang pernah dialami maupun berbagai peninggalan yang
masih tersisa merupakan saksi yang masih banyak menyimpan rahasiah yang mungkin belum mampu
terungkap.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas amaka yang menjadi permasalah dalam penulisan makalah ini
adalah :
1. Apa yang melatar belakangi dalam prlawanan tersebut ?
2. Bagaimana strategi yang dilakukan di setiap daerah untuk melawan Belanda?
3. Siapa tokoh yang paling berperan dalam perlawanan tersebut?
4. Bagaimana proses dalam perlawanan tersebut ?
5. Bagaimana akhir dari perlawanan tersebut ?

1.3. Tujuan Pembahasan


1.2 Tujuan Pembahasan
Berdasarkan permasalahan diatas maka yang menajdi tujuan dalam penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui apa yang melatar belakangi dalam prlawanan tersebut ?
2. Dapat mengetahui strategi yang dilakukan di setiap daerah untuk melawan Belanda?
3. Mengetahui bagaimana proses dalam perlawanan tersebut ?
4. Menegetahui bagaimana akhir dari perlawanan tersebut ?
5. Sebagai salah satu tugas yang harus dipenuhi dalam mata pelajaran sejarah
 BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Latar Belakang Terjadinya Perlawanan


Tindakan sewenang-wenang yang dilakukan VOC di Maluku kembali dilanjutkan oleh
pemerintah Kolonial Hindia Belanda setelah berkuasa kembali pada tahun 1816 dengan
berakhirnya pemerintah Inggris di Indonesia tahun 1811-1816.
Berbagai tindakan yang dilakukan oleh pemerintah Kolonial Hindia Belanda di bawah ini
menyebabkan timbulnya perlawanan rakyat Maluku
o Penduduk wajib kerja paksa untuk kepentingan Belanda misalnya di perkebunan-
perkebunan dan membuat garam.
o Penyerahan wajib berupa ikan asin, dendeng dan kopi.
o Banyak guru dan pegawai pemerintah diberhentikan dan sekolah hanya dibuka di
kota-kota besar saja.
o Jumlah pendeta dikurangi sehingga kegaitan menjalankan ibadah menjadi terhalang.
o Secara khusus yang menyebabkan kemarahan rakyat adalah penolakan Residen Van
den Berg terhadap tuntutan rakyat untuk membayar harga perahu yang dipisah sesuai
dengan harga sebenarnya.
Tahun 1817 rakyat Saparua mengadakan pertemuan dan menyepakati untuk memilih
Thomas Matulessy (Kapitan Pattimura) untuk memimpin perlawanan. Keesokan harinya
mereka berhasil merebut benteng Duurstede di Saparua sehingga residen Van den Berg
tewas. Selain Pattimura tokoh lainnya adalah Paulus Tiahahu dan puterinya Christina Martha
Tiahahu. Anthoni Reoak, Phillip Lattumahina, Said Perintah dan lain-lain. Perlawanan juga
berkobar di pulau-pulau lain yaitu Hitu, Nusalaut dan Haruku penduduk berusaha merebut
benteng Zeeeland.
Untuk merebut kembali benteng Duurstede, pasukan Belanda didatangkan dari Ambon
dibawah pimpinan Mayor Beetjes namun pendaratannya digagalkan oleh penduduk dan
mayor Beetjes tewas. Pada bulan Nopember 1817 Belanda mengerahkan tentara besar-
besaran dan melakukan sergapan pada malam hari Pattimura dan kawan-kawannya
tertangkap. Mereka menjalani hukuman gantung pada bulan Desember 1817 di Ambon.
Paulus Tiahahu tertangkap dan menjalani hukuman gantung di Nusalaut. Christina Martha
Tiahahu dibuang ke pulau Jawa. Selama perjalanan ia tutup mulut dan mogok makan yang
menyebabkan sakit dan meninggal dunia dalam pelayaran pada awal Januari tahun 1818.
Latar belakang timbulnya perlawanan Pattimura, di samping adanya tekanan-tekanan
yang berat di bidang ekonomi sejak kekuasaan VOC juga dikarenakan hal sebagai berikut.
a. Sebab ekonomis, yakni adanya tindakan-tindakan pemerintah Belanda yang
memperberat kehidupan rakyat, seperti sistem penyerahan secara paksa, kewajiban
kerja blandong, penyerahan atap dan gaba-gaba, penyerahan ikan asin, dendeng dan
kopi. Selain itu, beredarnya uang kertas yang menyebabkan rakyat Maluku tidak dapat
menggunakannya untuk keperluan sehari-hari karena belum terbiasa.
b. Sebab psikologis, yaitu adanya pemecatan guru-guru sekolah akibat pengurangan
sekolah dan gereja, serta pengiriman orang-orang Maluku untuk dinas militer ke
Batavia. Hal-hal tersebut di atas merupakan tindakan penindasan pemerintah Belanda
terhadap rakyat Maluku. 

2.2  Tokoh / Pemimpin Perang


Bangsa Portugis adalah bangsa Eropa pertama yang berhasil menguasai Maluku pada
tahun 1512, kemudian disusul oleh bangsa Spanyol. Lalu disusul bangsa Inggris menguasai
Maluku pada tahun 1811. Berdasarkan Convention of London (1814), daerah Maluku
diserahkan oleh Inggris kepada Belanda. Belanda kemudian menerapkan praktek monopoli
perdagangan di Maluku, dan melakukan tindakan-tindakan lain yang sangat merugikan rakyat
Maluku. Diantaranya diadakan "pelayaran hongi" dan "ekstirpasi" yaitu aksi penebangan
pohon pala dan cengkeh yang melanggar aturan monopoli.
Akibat penderitaan yang dialami rakyat Maluku, maka timbullah reaksi dan perlawanan
rakyat Maluku pada tahun 1817 dibawah pimpinan Thomas Matulessy atau lebih dikenal
dengan nama Kapitan Pattimura, seorang bekas sersan mayor pada dinas angkatan perang
Inggris. Pattimura dibantu oleh beberapa pejuang lainnya antara lain, Anthony Rhebok,
Thomas Pattiwael dan seorang pejuang putri Christina Martha Tiahahu.       

2.3  Proses Perlawanan
Serangan pertama terhadap Belanda dilancarkan pada malam hari tanggal 18 Mei
1817.Serangan ini berhasil dengan dibakarnya perahu-perahu pos di Porto (pelabuhan).
Keesokan harinya mereka menyerang Benteng Duurstede dan berhasil merebutnya. Pada saat
itu Residen Van Den Berg beserta keluarga dan pengawalnya yang ada di benteng berhasil
dibunuh.
Untuk membalas dan merebut kembali benteng Duurstede, Belanda mendatangkan bala
bantuan dari Ambon ke Haruku pada tanggal 19 Mei 1817. Bantuan itu berkekuatan 200
orang prajurit dan dipimpin oleh seorang mayor. Mereka memusatkan kekuatan di benteng
Zeelandia.
Raja-raja di Maluku mengerahkan rakyatnya untuk menyerang benteng Zeelandia.
Belanda menerobos kepungan rakyat dan melanjutkan perjalanan ke Saparua. Terjadi
pertempuran sengit di Saparua. Banyak jatuh korban dipihak tentara Belanda. Dengan
demikian berhasillah pasukan Pattimura mempertahankan benteng Duurstede.
Kemenangan yang gemilang ini menambah semangat juang rakyat Maluku, sehingga
perlawanan meluas ke daerah lain seperti Seram, Hitu dan lain-lain. Perlawanan rakyat di
Hitu, ditangani oleh Ulupaha (80 tahun). Karena pengkhianatan terhadap bangsa sendiri,
akhirnya Ulupaha terdesak dan tertangkap oleh Belanda.
Pada bulan Juli 1817, Belanda mendatangkan bala bantuan berupa kapal perang yang
dilengkapi dengan meriam-meriam. Benteng Duurstede yang dikuasai oleh Pattimura
dihujani meriam-meriam yang ditembakkan dari laut. Akhirnya benteng Duurstede berhasil
direbut kembali oleh Belanda. Pasukan Pattimura melanjutkan perjuangan dengan siasat
perang gerilya.
Pada bulan Oktober 1817, Belanda mengerahkan pasukan besar-besaran untuk
menghadapi Pattimura. Sedikit demi sedikit pasukan Pattimura terdesak. Akhirnya pada
bulan November 1817, Belanda berhasil menangkap Pattimura, Anthonie Rhebok dan
Thomas Pattiwael.
Pada tanggal 16 Desember 1817, Kapitan Pattimura dan teman-teman menjalani
hukuman gantung di depan benteng Neuw Victoria di Ambon. Sementara Kapitan Paulus
Tiahahu ditembak mati dan putrinya Christina Martha Tiahahu diasingkan ke Pulau Jawa
pada tanggal 2 Januari 1818 dan meninggal diatas kapal perang Eversten. Christina
meninggal diusia 17 tahun. Jenazahnya diluncurkan di Laut Banda.
Atas jasa-jasanya, Pemerintah memberi gelar Pahlawan Nasional kepada Kapitan Pattimura
an Christina Martha Tiahahu.

2.4  Akhir Perlawanan
Di sebuah rumah di Siri Sori, Kapitan Pattimura berhasil ditangkap pasukan Belanda.
Bersama beberapa anggota pasukannya, dia dibawa ke Ambon. Di sana beberapa kali dia
dibujuk agar bersedia bekerjasama dengan pemerintah Belanda namun selalu ditolaknya.
Akhirnya dia diadili di Pengadilan kolonial Belanda dan hukuman gantung pun
dijatuhkan kepadanya. Walaupun begitu, Belanda masih berharap Pattimura masih mau
berobah sikap dengan bersedia bekerjasama dengan Belanda. Satu hari sebelum eksekusi
hukuman gantung dilaksanakan, Pattimura masih terus dibujuk. Tapi Pattimura menunjukkan
kesejatian perjuangannya dengan tetap menolak bujukan itu. Di depan benteng Victoria,
Ambon pada tanggal 16 Mei 1817, eksekusi pun dilakukan.
Memang benar bahwa  perlu sebuah kepastian tentang asal usul Pattimura dan untuk hal
ini perlu adanya tindakan pelurusan sejarah yang didukung dengan penelitian sumber-sumber
yang otentik dan faktual.  Penuturan sejarah heroik Kapitan Pattimura adalah penuturan
secara lisan yang di sampaikan secara turun temurun bagi anak cucu. gambaran wajah sang
Pattimura itu pun hanya hasil imajinasi pelukis sesuai karakteristik dan tipe wajah orang
Maluku atau mungkin ada yang bisa memberikan bukti foto dari Thomas Matulessy atau
Ahmad Lussy itu sendiri.
Sebagai Anak Pribumi Maluku penulis hanya ingin memaparkan  2 versi asal usul
Pattimura ini berdasarkan hasil penelusuran penulis terhadap sejarah Pattimura yang penulis
temukan dari beberapa Blog yang beberapa diantaranya bukanlah blog yang bersifat
independen melainkan bertendensi pada pencintraan suatu golongan Agama.
Pattimura adalah milik Maluku tidak hanya menjadi milik orang Hualoy (seram) atau
Orang Haria (Saparua). Perjuangan Pattimura adalah untuk membebaskan Tanah Maluku
Negeri raja-raja dari tangan penjajah dan perjuangan itu tanpa tendensi agama atau golongan. 
Sebagai Anak Pribumi Maluku penulis hanya ingin memaparkan  2 versi asal usul
Pattimura ini berdasarkan hasil penelusuran penulis terhadap sejarah Pattimura yang penulis
temukan dari beberapa Blog yang beberapa diantaranya bukanlah blog yang bersifat
independen melainkan Blog bertendensi pada pencintraan suatu golongan Agama yang
kemudian tidak bisa diterima sebagai kebenaran yang mutlak tentang sejarah Pattimura.
BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Berdasarkan peemasalahan dan pembahasan terdahulu maka kami menyimpulkan bahwa :
1. Yang melatar belakangi terjadinya perlawanan adalah adanya Tindakan sewenang-
wenang yang dilakukan VOC di Maluku.
2. Strategi yang digunakan untuk melawan belanda adalah pada tahun 1817 rakyat
Saparua mengadakan pertemuan dan menyepakati untuk memilih Thomas Matulessy
(Kapitan Pattimura) untuk memimpin perlawanan.
3. Tokoh-tokoh yang memebantu kapitan pattimura dalam perlawanan melawan VOC
dintaranya yakni : Anthony Rhebok, Thomas Pattiwael dan seorang pejuang putri
Christina Martha Tiahahu.       

3.2  Saran
Semoga dengan dibuatnya makalah ini, kita bisa mengetahui bagaimana susahnya
pejuang Indonesia zaman dahulu merebut NKRI, dari bertaruh harta maupun nyawa.
Janganlah melupakan jasa pahlawan yang telah gugur dalam membela Indonesia dan semoga
kita bisa mengambil nilai-nilai luhur dari mereka.
DAFTAR PUSTAKA

http://iskandarberkasta-sudra.blogspot.com/2011/02/kedatangan-belanda-ke-indonesia.html
Notosusanto, Nugroho:Poesponegoro Marwati Djoened. 2008. Sejarah Nasional
Indonesia Jilid IV.  Jakarta: PN Balai Pustaka.
Suyono Capt.R.P. 2003. Peperangan Kerajaan di Nusantara. Jakarta:PT Gramedia
Hanna, Williard. 1996. Ternate dan Tidore. Jakarta : PT Penebar Swadaya
http://robbyapriliya.blogspot.com/2018/05/bab-i-pendahuluan-1.html. Unduh Pukul 09.20 Wit
https://duniacarablogger.blogspot.com/2018/03/makalah-sejarah-patimura-melawan-
belanda.html. diunduh pukul 16.10 Wit.

Anda mungkin juga menyukai